Jika telah diketahui bahwa segala aktivitas dasarnya adalah cinta dan keinginan, maka tentu harus ada yang dicintai dan diingini untuk diri itu sendiri, dan bukan dicari dan dicintai untuk lainnya. Sebab kalau setiap yang dicinta untuk yang lain, maka akan terjadi mata rantai yang tak berujung dalam sebab dan tujuannya, dan hal tersebut adalah batil menurut kesepakatan orang-orang yang berakal.
Dan sesuatu terkadang dicintai pada satu sisinya, tetapi tidak pada sisi yang lain. Karena itu, tidak ada suatu pun yang dicintai karena dzatnya dalam segala sisinya kecuali Allah Yang Mahaesa semata, yang tidak berhak menyandang ketuhanan kecuali Diri-Nya. Dan seandainya di langit dan di bumi terdapat tuhan-tuhan lain selain Allah, niscaya terjadilah kebinasaan. Dan Ilahiyah (ketuhanan) yang diserukan para rasul kepada masing-masing umatnya untuk mentauhidkan Tuhan, yaitu: Ibadah dan penyembahan. Dan di antara konsekwensinya yaitu mengesakan Ketuhanan yang juga diakui oleh orang-orang musyrik. Dan Allah menjadikan hal ini sebagai kesaksian atas mereka, sebab mengakui keesaan Ketuhanan Allah berarti harus mengakui dan merealisasikan pengesaan Allah dalam ibadah dan penyembahan.
Ighatsatul Lahfan – Ibnul Qoyyim Al Jauziyah


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers