Salah satu gangguan pada organ payudara yang sangat mengganggu adalah adanya benjolan. Setiap wanita, terutama yang sudah baligh, biasanya akan menyadari ketika ada sesuatu yang tidak wajar pada payudaranya. Namun demikian, apakah adanya benjolan selalu menandakan adanya sesuatu yang tidak beres dan perlu diwaspadai? Pada kesempatan ini, akan dikupas tentang benjolan pada payudara dan apa saja yang bisa dilakukan oleh seorang wanita ketika mendapati adanya benjolan pada payudaranya.

Apa Saja Kemungkinannya?
Adanya perubahan dalam jaringan payudara yang membuatnya terasa berbeda dengan jaringan di sekitarnya, terkadang membuat kaum wanita bertanya-tanya apa yang sedang terjadi pada payudaranya. Perubahan tersebut bisa berupa adanya satu atau lebih gumpalan di payudara yang bisa teraba sakit atau tidak. Beberapa kemungkinan ketika seorang wanita mendapati benjolan pada payudaranya, yaitu:

  • Kista
Benjolan payudara yang muncul di akhir siklus haid, umumnya kista yang tidak berbahaya. Setelah masa haid, jenis benjolan ini biasanya menghilang. Kista payudara adalah kantong berisi cairan yang cenderung membesar di akhir siklus haid, ketika tubuh menahan lebih banyak cairan. Ukuran kista ada yang kecil, dan ada yang besar sampai sebesar telur. Jika dipijat, kista bisa sedikit berubah bentuk dan sebagian besar bisa bergerak di bawah kulit. Adanya penyumbatan atau melebarnya saluran pada jaringan payudara yang mendasarinya bisa menjadi penyebab terjadinya kista. Kista biasanya muncul di usia 40 tahunan, yaitu beberapa tahun sebelum memasuki masa menopause. Karena biasanya kista akan menghilang setelah menopause, maka kemungkinan perubahan hormon pada ovariumlah yang menyebabkan perubahan ukuran pada kista.
  • Payudara Fibrosistik
Payudara fibrosistik lebih sering terjadi pada wanita usia 20-30 tahunan. Kondisi ini juga disebut perubahan fibrosistik, mastitis sistik kronis atau penyakit payudara jinak. Dalam kondisi ini, pertumbuhan atau proliferasi jaringan penghubung fibrosa dan salurannya, dikombinasi dengan pertumbuhan kista, membuat jaringan kelenjar payudara menebal. Penebalan jaringan ini biasanya lebih terasa di bagian atas, dan wilayah luar payudara. Kondisi ini juga terkait dengan adanya variasi kadar hormonal selama siklus haid dan bisa terasa sakit.
  • Fibroadenoma
Fibroadenoma adalah gumpalan payudara yang bukan kista maupun kanker (adenomakarsinoma). Tumor jinak ini paling sering berkembang pada tahun-tahun pertengahan usia produktif (usia subur/masih bisa melahirkan). Fibroadenoma terasa seperti massa padat, licin, kuat, dan elastis, dengan bentuk yang jelas. Fibroadenoma juga bisa digerak-gerakkan di bawah kulit. Fibroadenoma berkembang ketika jaringan ikut bertumbuh di dalam kelenjar atau lobule payudara.
Selain ketiga jenis benjolan payudara di atas, ada yang disebabkan oleh karena infeksi atau perdarahan akibat cedera atau disebut juga hematoma. Selain itu, ada pula benjolan yang disebabkan tumor atau jaringan berlemak yang disebut lipoma. Bisa juga karena adanya papiloma intraductal (tumor kecil yang bukan kanker/jinak yang tumbuh dalam saluran susu di payudara di dekat puting), terutama jika ini menyumbat saluran, sehingga menimbulkan kista. Semua kondisi tersebut tidak bersifat kanker, sehingga sifatnya tidak ganas.
Berbahayakah Benjolan Pada Payudara?
Kebanyakan benjolan pada payudara tidak bersifat ganas (kanker). Benjolan jinak biasanya tidak membahayakan, hanya terkadang terasa tidak nyaman saja. Namun, bagaimanapun juga semua benjolan harus dianggap serius sampai benar-benar dinyatakan itu bukan kanker. Beberapa benjolan payudara, seperti fibroadenoma yang kompleks misalnya, bisa meningkatkan risiko kanker payudara. Menurut hasil penelitian terakhir, sebagian besar payudara fibrosistik tidak meningkatkan risiko kanker payudara. Meskipun demikian, pada wanita dengan payudara berbenjol-benjol (banyak gumpalan) lebih sulit mendeteksi adanya tumor ganas/kanker. Oleh karena itu, hendaknya tetap memeriksakan diri ke dokter setiap ada perubahan atau penebalan ketika melakukan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) setiap bulannya. Meskipun kebanyakan gumpalan pada payudara tidak berbahaya. Namun karena ada juga yang berbahaya, maka penting untuk tetap memeriksakannya ke dokter.
Bagaimana Cara Melakukan Sadari?
Kebanyakan kasus kanker payudara dapat diketahui sejak dini melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Mulai usia 20 tahun, setiap wanita dianjurkan untuk memeriksa payudaranya sendiri sebulan sekali untuk mendeteksi adanya benjolan mencurigakan pada payudara. Jika belum mengalami menopause, waktu terbaik untuk melakukan pemeriksaan adalah beberapa hari setelah berakhirnya haid, karena pada waktu itu payudara sudah tidak begitu peka lagi atau membengkak. Namun bagi yang sudah menopause/tidak haid lagi, tentukan saja satu tanggal dan lakukan pemeriksaan secara teratur di tanggal tersebut setiap bulannya. Caranya adalah sebagai berikut:
  1. Berdiri dengan telanjang dada di depan cermin. Dengan kedua lengan di samping, perhatikan apa ada bagian yang menjadi cekung atau bagian yang tertarik ke dalam, atau adanya perubahan ukuran, ataupun bentuk. Pastikan bahwa puting tidak masuk ke dalam, kecuali kalau memang sejak dulu puting payudara masuk ke dalam (bawaan lahir). Letakkan kedua tangan pada pinggul, kemudian letakkan di belakang kepala. Periksa kalau ada tanda-tanda yang sama di setiap sisi.
  2. Berikutnya, masuklah ke kamar mandi, basahi, dan sabuni payudara. Letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan periksalah payudara kiri dengan tangan kanan. Anggaplah permukaan payudara seperti sebuah jam, dan letakkan tangan kanan pada posisi pukul 12, pada bagian atas payudara kurang lebih 1 cm di bawah tulang selangka (clavicula). Datarkan telapak tangan, kemudian dengan ujung-ujung jari secara bersama menekan disertai dengan penekanan oleh telapak 3 jari yaitu jari tengah, jari manis, dan telunjuk (bukan ujung jari), lakukan gerakan melingkar kecil, dan rasakan apakah teraba benjolan. Pada setiap posisi lakukan sedikit penekanan ringan, sedang dan tekanan yang dalam. Selanjutnya, gerakkan tangan menuju pukul 1, pukul 2, dan seterusnya. Ketika kembali ke posisi pukul 12, geser ujung jari ke dekat puting payudara (sekitar 1 cm) dan ulangi gerakan yang sama. Lakukan putaran di dalam lingkaran pertama, kemudian buat lingkaran yang lebih kecil lagi. Lanjutkan dengan menggunakan pola yang sama, hingga setiap bagian payudara termasuk puting sudah diperiksa.
  3. Untuk memeriksa cairan yang keluar dari puting, buatlah bentuk V dengan ibu jari dan jari telunjuk, lalu letakkan di bagian kiri dan kanan puting payudara. Tekan ke areola (bagian gelap melingkar di sekitar puting) dan perlahan-lahan tari ke atas. Kemudian ubahlah posisi V tadi, sehingga ibu jari dan telunjuk masing-masing terletak pada areola di atas dan di bawah puting susu. Tekan dan perlahan-lahan tarik ke atas. Kemudian ubahlah posisi V tadi, sehingga ibu jari dan telunjuk masing-masing terletak pada areola di atas dan di bawah puting susu. Tekan dan perlahan-lahan tarik ke atas. (Prinsipnya lakukan pemencetan puting secara berhati-hati dan perhatikan apakah ada cairan atau darah yang keluar dari puting itu).
  4. Akhiri dengan memeriksa wilayah terdekat dengan payudara, yaitu di bawah ketiak, karena disitu juga terdapat jaringan payudara dan kelenjar getah bening yang menyalurkan cairan getah bening ke dalam jaringan payudara.
  5. Ulangi seluruh prosedur dengan menggunakan tangan kiri di payudara kanan.
  6. Setelah selesai mandi, tidurlah telentang dan periksalah payudara sekali lagi. Untuk memeriksa payudara kanan, letakkan bantal kecil di bawah bahu kanan dan tempatkan tangan kanan di bawah kepala, dan lakukan penekanan dalam gerakan melingkar seperti yang telah disebutkan di atas. Untuk memeriksa payudara kiri, letakkan bantal kecil di bawah bahu kiri dan sekali lagi secara merat meraba seluruh payudara untuk mencari kalau-kalau ada benjolan.
  7. Jika payudara yang biasanya berbenjol karena perubahan fibrosistik, catatlah berapa banyak benjolan yang ada, dimana lokasinya, dan ukurannya. Setiap bulan, periksalah untuk mengetahui adanya perubahan. Jika sudah mengenali dengan baik bagaimana payudara Anda, maka jika suatu saat merasa ada benjolan baru, atau benjolan bertahan selama 2 atau 3 siklus haid, atau yang ukurannya semakin membesar, maka segeralah periksa ke dokter.
Perawatan Sendiri
Selain tindakan yang dilakukan oleh dokter terkait dengan adanya benjolan pada payudara, tindakan merawat diri sendiri ternyata juga cukup bermanfaat, seperti misalnya:
  • Gunakan BH dengan ukuran yang sesuai dengan payudara untuk mengurangi rasa tidak nyaman.
  • Hentikan kebiasaan merokok dan kurangi konsumsi kafein (seperti yang terdapat pada kopi dan teh). Meskipun belum terbukti jelas, beberapa wanita melaporkan bahwa benjolan mereka mengecil setelah mereka menghentikan kebiasaan merokok dan mengurangi konsumsi kafein.
  • Banyak mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin A, C, dan E karena berkhasiat sebagai anti oksidan. Antioksidan ini dapat dijumpai pada bahan makanan alami maupun suplemen. Vitamin A banyak terdapat pada kuning telur, hati, susu, mentega, sayuran warna hijau, tomat, kol, dan selada. Vitamin C dapat diperoleh dengan mengonsumsi buah segar berwarna kuning atau merah, seperti jambu biji, jeruk, tomat, dan anggur serta sayuran hijau seperti brokoli dan bayam. Vitamin E banyak terdapat pada kacang-kacangan, sayur dan buah.
  • Mengurangi pajanan radikal bebas (polusi udara, asap rokok, radiasi TV dan komputer, bahan-bahan kimia serta kesibukan hidup yang tinggi).
  • Olahraga secara teratur dan pertahankan berat badan yang ideal.
Biasakan Hidup Sehat
Bagi seorang wanita, apalagi yang sudah menikah dan mempunyai anak, tentu saja banyak sekali pekerjaan dan tanggung jawab yang harus diselesaikan. Kesibukan yang tinggi dan banyaknya pajanan radikal bebas dalam kehidupan sehari-hari membawa dampak yang cukup besar bagi kesehatan. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi seorang wanita untuk menyempatkan berolahraga dan mengonsumsi makanan yang bergizi. Seorang wanita juga dituntut untuk bisa memanajemen perasaan dan emosinya karena kondisi psikologis (kejiwaan) yang tenang dan bebas stres juga sangat bermanfaat bagi kesehatan. Semoga penjelasan yang telah disampaikan dapat bermanfaat, terutama bagi kaum wanita.
Penulis: dr. Avie Andriyani
Referensi:
  1. Scott C. Litin, M.D (editor), Berbagai Gangguan Pada Payudara, Buku Mayo Clinic, Family Health Book Edisi kelima, Tahun 2009, Penerbit PT Intisari Mediatama, Jakarta.
  2. Dr. Toni Smith, dr. Sue Davidson, Masalah-Masalah Payudara, Buku Dokter di Rumah Anda, Tahun 2009, Penerbit Dian Rakyat.
Artikel http://ummushofiyya.wordpress.com

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers