Berqurban Adalah Realisasi Dari Ketaqwaan Kepada Allah

Oleh : Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi
Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh …
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله  من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله   إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله، صلى الله عليه، وعلى آله وصحبه وسلم.
أما بعد:
Ayyuhal Muslimuuna Ibadallah,

Pada pagi yang cerah ini, Allah telah melimpahkan kepada kita demikian banyak kenikmatan dan anugrah-Nya, sehingga pada hari ini kitapun merasakan salah satu bentuk kenikmatan dari Allah Subhanahu wata’ala, dengan membesarkan Asma’ullahi tabaaka wata’ala
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laailaaha Illallahu Allahu Akbar, Allahu akbar Walillahilhamdu..
,
Kita memuji Allah dan kita mengagungkan syi’ar –syiar Allah Subhanahu wata’ala.
وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ
“Barang siapa yang mengagungkan syia’ar-syi’ar Allah Subhanahu wata’aala, maka itu adalah bentuk ketaqwaan hati-hati mereka”
(QS.Al-Hajj:32)
Maasyiral muslimin wal muslimat Rahimakumullah…
Pada hari ini sebagaimana yang telah kita ketahui, pada iedul adha dimana kaum muslimin di seluruh penjuru dunia mereka merasakan nikmat Allah Subhanahu wata’ala, dengan merayakan salah satu hari raya mereka disetiap tahunnya dimana mereka berqurban, dimana mereka melihat kekuasaan dan kebesaran Allah Subhanahu wata’ala, semoga Allah Jalla, wa’ala Senantiasa memberikan kemuliaan kepada kaum muslimin dan menetapkan izzah itu kepada mereka di dunia demikian pula di akhirat.

DOWNLOAD Khutbah Shalat Idul Adha oleh Al Ustadz Abu Hamzah Yusuf Al Atsary

Khutbah ‘Iedul Adha 10 Dzulhijjah 1427H Al Ustadz Abu Hamzah Yusuf Al Atsary.mp3 (6.7MB)

DOWNLOAD Khutbah Shalat Idul Adha oleh Al Ustadz Muhammad As Sewed

007 Khutbah Iedhul Adha Al Ustadz Muhammad As Sewed.mp3 (3.7MB)
Maasyiral muslimin Rahimakumullah ……
Sesungguhnya ibadah qurban Iedul Idha yang kita rayakan pada hari ini, adalah  merupakan salah satu ibadah yang dengannya seorang hamba mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wata’ala, untuk menunjukkan apakah mereka termasuk hamba-hamba yang senantiasa ikhlas yang senantiasa tunduk kepada perintah-perintah-Nya dan kepada syari’at-syari’at-Nya. Oleh karena itu bukanlah darah-darah yang ditumpahkan, dan bukan pula daging-daging yang dibagikan yang akan sampai kepada Allah tabaaraka wata’ala, sebab Allah jalla wa’ala, tidak membutuhkan semua itu akan tetapi yang akan sampai kepada Allah jalla wa ‘ala dan demi kemaslahatan hamba-hamba itu sendiri adalah ketaqwaan mereka.
Disaat mereka menyembelih dan disaat mereka berqurban maka hendaknya seorang hamba itu meyakini bahwa itu adalah ibadah yang dengannya dia mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wata’ala, maka hendaknya dia ikhlas, dia tidak menyembelih qurban melainkan semata-mata mendapatkan ridho Allah Subhaanahu wata’ala,
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء
“ Dan tidakalah mereka diperintahkan, melainkan mereka hanya diperintahkan menyembah hanya kepada Allah dengan ikhlas yang jauh dari perbuatan syirik”
(Q.S :Al-Bayyinah 5 )
Oleh karena itu Allah Subhanahu Wata’aala berfirman :
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.”
(QS.Al-Hajj:37)
Dan ini merupakan bekal bagi setiap hamba untuk persiapan mereka menuju kepada perjalanan yang lebih panjang, perjalanan akhirah, perjalanan yang menuju kekekalan, dimana seorang hamba akan meraih keberhasilan dengan ketaqwaan kepada Allah, sebab Allah Jalla wa ‘ala, telah memerintahakan hamba-hambanya agar hendaknya mereka berbekal dengan bekal taqwa dan bekal taqwa menuju Akhirah adalah sebaik-baik bekal.
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
“berbekallah kalian,sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa.”
(QS.Al-baqarah:197)
Dan Allah Subhanahu wata’ala, telah menjanjikan bagi mereka yang bertaqwa kepada Allah, mereka akan meraih keberhasilan, kebahagiaan yang mutlak  disaat Allah Subhanahu wata’ala memasukkan mereka kedalam keridhoan-Nya, disaat Allah Jalla wa’ala, memasukkan meraka kedalam Jannah-Nya ( Surga-Nya. Pen ) dan itu merupakan akhir perjalanan yang terbaik.
Sebagaimana yang kita ketahui Maasyiral muslimin wal muslimat Rahimakumullah ……
Bahwa dunia ini adalah merupakan kehidupan sementara, dimana mereka akan kembali kepada Allah jalla wa’ala.
Rasulullah Shallollohu ‘alaihi wasallam bersabda;
كن في الدنيا كأنك غريب أو عابر سبيل
“ Jadilah kalian di dunia ini seperti orang yang terasingkan atau seperti orang yang hendak menyeberangi jalan( lalu kemudian mereka akan sampai ke tempat tujuannya).
(HR.Bukhari dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma)
Maka demikian pula kita dalam kehidupan dunia ini, dunia adalah merupakan kehidupan yang sementara, sementara kehidupan akhirah adalah kehidupan yang kekal dan demikian banyak dari kalangan manusia lalai dalam kehidupan dunianya, sehingga mereka tidak lagi memperhatikan perjalanan mereka yang masih panjang menuju kehidupan akhirah.
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (16) وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى (17
“kalian lebih mendahulukan kehidupan dunia padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal “
(Q.S. Al-A’la : 16-17 )
Allah Subhaanahu wata’ala juga berfirman :
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِنْ ذَلِكُمْ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).Katakanlah: “Inginkah Aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?”. untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.”
(QS.Ali Imran:14-15)
Perhatikan di dalam ayat Allah Subhanahu wata’ala ini, setelah Allah menyebutkan sekian banyak dari kenikmatan-kenikmatan dunia lalu kemudian Allah mengingatkan bahwa apa yang ada di sisi Allah Subhanahu wata’ala itu jauh lebih baik dan tempat kembali yang terbaik.
Lalu Allah Subhanahu wata’ala berfirman :
قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِنْ ذَلِكُمْ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِنَ الله
Katakanlah: “Inginkah Aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?”. untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah
Maasyiral muslimin Rahimakumullah ……
Bahwa balasan yang terbaik adalah apa yang ada disisi Allah Subhanahu wata’ala, sementara apa yang kita rasakan dari kenikmatan di dunia ini, itu sifatnya hanya sementara apapun yang kita rasakan di atas dunia ini itu akan hilang dan akan lenyap dalam waktu yang sementara lalu kembali kepada Allah Subhanahu wata’ala. Apabila seseorang itu mukmin, maka kenikmatan itu akan berganti dengan kenikmatan yang yang terbaik yang ada disisi Allah Subhanahu wata’ala, namun bila orang tersebut  kafir maka kenikmatan itu terputus dan tidak akan bersambung di akhirat dan berganti dengan kesengsaraan dan siksaan dari Allah Jalla wa’ala.
Oleh Karena itu, hendaknya kita senantiasa berupaya dan berusaha untuk meraih kenikmatan yang abadi kenikmatan yang lebih besar ( Surga ) yang ada di sisi Allah Subhanahu wata’ala,
وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (25)
” Berikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka mereka diberi rezqi buah-buahan dari surga, mereka berkata “inilah rezeki yang diberikan kepada  kami dahulu. “mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa. Dan mereka memperoleh pasangan-pasangan yang suci. Mereka kekal di dalamnya”
( Q.S. Al-Baqarah ; 25 )
Maasyiral muslimin wal muslimat Rahimakumullah…
Ketika kita mendengarkan sungai yang berada di dalam surga, jangan kita mengira atau menyangka bahwa sungai tersebut sama dengan sungai yang ada di dunia, sebab sesungguhnya sungai yang ada di dalam surga sungguh sangat jauh berbeda dengan sungai yang ada di dunia ini.
Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, di dalam hadits yang diriwatkan Al-Imam Bukhari dan Muslim  dari Sahabat Abu Hurairah , bahwa Nabi Shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda ; bahwa Allah Jalla wa’ala berfirman di dalam hadits qudsi
« أَعْدَدْتُ لِعِبَادِى الصَّالِحِينَ مَا لاَ عَيْنَ رَأَتْ ، وَلاَ أُذُنَ سَمِعَتْ ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ ، فَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ ( فَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِىَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ
” Aku telah persipakan bagi hambaku-hambaku yang shalih, sesuatu yang belum perna terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga, dan tidak pernah terbetik di dalam hati seorang pun”
Lalu kemudian Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam, mengatakan, “bacalah bila kalian ingin ;
فَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِىَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ
“tidak satupun jiwa mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yang menyejukkan pandangan mereka.”
(QS.As-Sajadah:17)
Abdullah Ibnu Abbas Radhiyallohu ‘anhuma, mengatakan ;
« ليس في الجنة شيء يشبه ما في الدنيا إلا الأسماء »
“tidak ada satupun dalam surga yang menyerupai apa yang ada didunia melainkan namanya saja.”
Oleh karena itu, ketika kita mendengarkan nama sungai yang ada di dalam surga, maka sesungguhnya sungai itu adalah sungai yang sangat indah, sungai yang sangat mengangungkan dan mengasyikkan bagi ahlinya.
Olehnya itu Allah subhanahu wata’ala berfirman ;
مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ
” perumpamaaan taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa; di sana ada sungai-sungai yang airnya tidak berubah, dan sungai-sungai air susu yang tida berubah rasanya, dan sungai-sungai khamar ( yang tidak memabukkan) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai madu yang murni. Mereka di dalamnya memperoleh semua buah-buahan, dan ampunan dari rab mereka”
( Q.S Muhammad :15  )
Demikianlah apa yang disebutkan oleh Allah subhanahu wata’ala, demikian indahnya tentang surga yang dipersipapkan bagi orang-orang yang senantiasa bertaqwa kepada Allah subhanahu wata’ala,
Ini hanya kita dengarkan Ma’asyiral muslimin wal muslimat Rahimakumullah…,
Apalagi bila seseorang telah memasukinya, maka dia akan merasakan kenikmatan yang luar biasa, tidak ada kelelahan tidak ada rasa capek dan tidak ada kotoran di dalam surga, namun mereka akan mendapatkan kenikmatan dari Allah Subhanahu wata’ala.
كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
” Setiap mereka mendapatkan rezqi, setiap mereka mendapatkan buah-buahan di dalam surga, lalu mereka mengatakan bahwa ” Inilah yang pernah di berikan kepada kami dahulu”, 1
( Q.S. Al-Baqarah ; 25 )
وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا
” Mereka Diberikan serupa,” yakni ketika seseorang memakan buah-buahan yang ada didalam surga, mereka merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kemudian setelah mereka menginginkan kembali, dan mereka melihat bahwa buah ini sama dengan apa yang pernah mereka makan sebelumnya mereka makan. Namun ketika mereka makan, rasanya berbeda, rasanya nikmat, berbeda dengan apa yang pernah mereka makan sebelumnya.
Ma’asyiral muslimin Rahimakumullah…,
Demikian indahnya, demikian lezatnya apa yang dirasakan oleh penghuni surga ketika mereka sudah berada di dalam surga tersebut.
Demikianpula apa yang difirmankan oleh Allah Subhanahu wata’ala ;
وَأَصْحَابُ الْيَمِينِ مَا أَصْحَابُ الْيَمِينِ (27) فِي سِدْرٍ مَخْضُودٍ (28) وَطَلْحٍ مَنْضُودٍ (29) وَظِلٍّ مَمْدُودٍ (30
“dan golongan kanan , alangkah mulianya golongan kanan itu, mereka berada diantara pohon bidara yang tidak berduri, dan buah pisang yang bersusun-susun buanhya”
(Q.S. Al-Waqi’ah : 27-30 )
Di dalam Hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Sahabat Abu Hurairah Radiyallohu ‘anhu, Rasulallah Shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda;
« إِنَّ فِى الْجَنَّةِ لَشَجَرَةً يَسِيرُ الرَّاكِبُ فِى ظِلِّهَا مِائَةَ عَامٍ لاَ يَقْطَعُهَا »
“sesungguhnya didalam surga ada sebuah pohon yang seseorang berjalan dibawah naungannya dalam jarak perjalanan seratus tahun ,naungan itu tidak terputus.”
Demikian besarnya dan demikian indahnya, demikian nikmatnya apa yang dirasakan oleh penghuni surga tersebut.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman;
وَفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ (32) لَا مَقْطُوعَةٍ وَلَا مَمْنُوعَةٍ (33
” Dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti berbuah dan tidak terlarang untuk mengambilanya.
( Q.S. Al-Waqi’ah : 32-33 )
Di dalam ayat yang lain Allah berfirman ;
وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ
” Mereka akan mendapatkan semua dari buah-buahan “
Kemudian Allah Subhanahu wata’aala, berfirman
وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
” Dan mereka memperoleh pasangan-pasangan yang suci ( bidadari-bidadari surga )dan mereka kekal di dalamnya”
( Q.S. Al-Baqarah ; 25 )
Dan Rasulullah , mengambarakan tentang kesucian bidadari surga itu,
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukahri dari Hadits Abu Hurairah Radiyallohu ‘anhu  bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam bersabda:
« أَوَّلُ زُمْرَةٍ تَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ ، وَالَّذِينَ عَلَى آثَارِهِمْ كَأَحْسَنِ كَوْكَبٍ دُرِّىٍّ فِى السَّمَاءِ إِضَاءَةً ، قُلُوبُهُمْ عَلَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ ، لاَ تَبَاغُضَ بَيْنَهُمْ وَلاَ تَحَاسُدَ ، لِكُلِّ امْرِئٍ زَوْجَتَانِ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ ، يُرَى مُخُّ سُوقِهِنَّ مِنْ وَرَاءِ الْعَظْمِ وَاللَّحْمِ »
” Kelompok yang pertama yang masuk ke dalam surga seperti bulan purnama yang terang benderang, kelompok yang kedua yang masuk ke dalam surga adalah seperti bintang yang terang yang paling indah yang ada di langit, lalu mereka mengeluarkan cahaya yang terang dari tubuh-tubuh mereka. Dimana hati-hati mereka ibarat satu hati tidak saling membeci dan tidak saling memdengki diantara mereka, dan bagi setiap orang mereka akan mendapatkan dua bidadari, dengan keindahan mereka para bidadari tersebut, sum-sum yang ada di betis mereka terlihat dari balit daging dan tulang mereka.”
Dalam hadits yang lain yang diriwatkan Bukhari dari Anas bin Malik Radiyallohu ‘anhu, Rasulullah bersabda ;
وَلَوْ أَنَّ امْرَأَةً مِنْ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ اطَّلَعَتْ إِلَى الأَرْضِ ، لأَضَاءَتْ مَا بَيْنَهُمَا ، وَلَمَلأَتْ مَا بَيْنَهُمَا رِيحًا ، وَلَنَصِيفُهَا – يَعْنِى الْخِمَارَ – خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا »
” Kalaulah sekiranya seorang wanita dari penduduk surga menengok ke bumi- yakni memperlihatkan tubuhnya ke bumi-, maka akan terang seluruh langit dan bumi ini, dan akan tercium baunya yang harum memenuhi langit dan bumi. Dan kerudung yang ada di kepala bidadari tersebut lebih baik daripada bumi dan segala isinya.”
Inilah yang dipersiapkan bagi mereka.
Demikian pula para ahlul jannah dari kalangan wanita dunia, ketika mereka masuk ke dalam surga, maka mereka akan dimuliakan oleh Allah Subahanahu Wata’ala  dan akan dipercantik dan akan diberi keindahan oleh Allah Jalla Wa’tala apabila suami istri itu bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wata’ala, mereka akan dikumpulkan oleh Allah bersama dengan anak-anak mereka.
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ
” Dan orang-orang yang beriman lalu keimanan itu diikuti oleh keturunan mereka, maka kami akan mengumpulkan mereka ke dalam jannah dan kami tidak akan mengurangi sedikitpun dari apa yang telah  mereka amalkan di dunia ini.”
(QS.At-Thur:21)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan dalam hadits yang shahih :
المرأة لآخر أزواجها
” Seorang wanita akan dikumpulkan bersama dengan suami terakhirnya di dunia.”
(HR.Abu Ali Al-Harrani dari Abu Darda’ radhiallahu anhu,ihat Ash-Shahihah,Al-Albani:1281)
Mereka akan dikumpulkan semua ke dalam jannah dan mereka akan merasakan kemuliaan. Seorang wanita akan diberikan kecantikan dan keindahan yang luar biasa. Allah Subhananu Wata’ala berfirman :
إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً  فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا  عُرُبًا أَتْرَابًا
“Kami menciptakan mereka dalam bentuk yang baru (yang muda),lalu kami jadikan mereka perawan,yang sangat genit kepada suaminya,dalam usia yang sama.”
(QS.Al-waqi’ah:35-37)
Mereka juga termasuk kedalam keumuman firman Allah Subhanahu wata’ala;
أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ
Istri-istri yang disucikan ………….
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh At-tirmidzi dalam Kitabnya As Syama’il Muhammadiah; ada seorang wanita datang kepada Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam,  lalu di mengatakan kepada Rasulullah, do’akan aku agar aku masuk kedalam surga,. Namun Rasulullah mengatakan bahwa “seorang nenek atau wanita yang sudah tua tidak akan masuk kedalam surga, sehingga wanita ini berpaling dan menangis karena sedih disebabkan karena seorang nenek tidak akan masuk kedalam surga. Kemudian Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam, mengatakan kepada salah seorang sahabatnya untuk menyampaikan kepada nenek itu, bahwa sesungguhnya bila ia masuk kedalam surga dia tidak akan seperti keadaannya di dunia ini seperti nenek, namun Allah akan mengembalikan dia sebagai wanita yang muda dan cantik jelita dan wanita yang disucikan.
Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Subhanahu wata’ala;
إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً (35) فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا (36
“Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari itu) secara langsung, lalu kami jadikan mereka menjadikan mereka perawan-perawan yang penuh cinta kepada suaminya, dan sebaya umurnya”
( Q.S. Al-Waqi’ah : 35-37 )
Demikianlah Allah Subhanahu wata’ala, sebutkan dari sebagian sifat dan kenikmatan Ahlul Jannah, dan demikian pula dari ayat-ayat Allah yang lain menjelaskan tentang sifat kenikmatan yang akan diperoleh para Ahlul Jannah.
Olehnya itu Ma’asyiral muslimin Rahimakumullah, carilah jalan-jalan menuju surga-Nya, demikian banyak jalan-jalan menuju surga Allah Subhanahu wata’ala,
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“orang-orang yang bersungguh-sunnguh berjalan diatas jalan kami, maka kami akan berikan mereka petunjuk kepada jalan-jalan tersebut,sesungguhnya Allah senantiasa bersama dengan orang-orang yang berbuat baik”
(QS.Al-Ankabut: 69)
Semoga Allah Azza wajalla senantiasa menjadikan kita sebagai Ahlul Jannah dan semoga Allah, menjadikan ibadah qurban ini,  sebagai salah satu bentuk ketaatan kita kepada Allah, semoga Allah senantiasa menerima ibadah shalat kita, puasa kita demikian pula qurban kita,
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
“Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku,  hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri “.
(QS.Al-AN’am:162-163)
Wa aakhiruda’wana anil hamdulillahirobbil ‘alamin ….
Transkrip dari Rekaman Khutbah Iedul Adha 10 Dzul HIjjah 1430 H./27 November 2009
Di Lapangan Pelataran Masjid Zaadul Ma’aad Pon-Pes Ibnul Qoyyim Balikpapan
Oleh : Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi
Sumber :
http://www.salafybpp.com/
http://www.darussalaf.or.id/stories.php?id=1690

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers