Penjelasan Syaikh Abdullah al Ubailan mengenai ijtima’ tahunan Jama’ah Tabligh.
السؤال
يحدث الآن تجمع جماهيري بمئات الالوف في بنجلادش او تجمع سنوي في نفس الوقت بحجة التعاون على البر والتقوى فما حكم ذلك في الشرع؟
Pertanyaan, “Saat ini terjadi perkumpulan massal yang dihadiri oleh ratusan ribu manusia di Bangladesh atau perkumpulan tahunan pada waktu yang bersamaan dengan alasan tolong menolong dalam kebaikan dan takwa. Apa hukum perkumpulan semisal ini dalam syariat?

المفتي : الشيخ عبدالله العبيلان
الجواب
الحمدلله والصلاة على رسول الله واله وصحبه وبعد
يجب أن يعلم ان الأعمال الصالحة الواجبة أو المستحبة يجب أن تكون مما أمر الله به في القران أو السنة الصحيحة فهذا من خصائص الله ليس لأحد من الخلق التدخل فيه قال تعالى { أَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَالأَمْرُ تَبَارَكَ اللّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ }الأعراف
Jawaban Syaikh Abdullah al Ubailan setelah tahmid dan salawat, “Wajid kita yakini bahwa yang namanya amal shalih baik hukumnya wajib ataupun sunnah (anjuran) haruslah merupakan hal yang Allah perintahkan dalam al Qur’an atau hadits yang shahih. Inilah hak khusus Allah. Tidak ada satupun yang berhak campur tangan dalam masalah ini. Allah berfirman yang artinya, “Ingatlah, hanya milik Allah hak mencipta dan memerintah. Maha suci Allah tuhan semesta alam” (QS al A’raf).
وقال تعالى {أَمْ لَهُمْ شُرَكَاء شَرَعُوا لَهُم مِّنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَن بِهِ اللَّهُ وَلَوْلَا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ }الشورى21
Allah berfirman yang artinya, “Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?” (QS asy Syura:21).
وقال تعالى {مَا جَعَلَ اللّهُ مِن بَحِيرَةٍ وَلاَ سَآئِبَةٍ وَلاَ وَصِيلَةٍ وَلاَ حَامٍ وَلَـكِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ يَفْتَرُونَ عَلَى اللّهِ الْكَذِبَ وَأَكْثَرُهُمْ لاَ يَعْقِلُونَ }المائدة103
Allah berfirman yang artinya, “Allah sekali-kali tidak pernah mensyari’atkan adanya bahiirah, saaibah, washiilah dan haam. akan tetapi orang-orang kafir membuat-buat kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti” (QS al Maidah:103).
Catatan:
Bahiirah: ialah unta betina yang telah beranak lima kali dan anak kelima itu jantan, lalu unta betina itu dibelah telinganya, dilepaskan, tidak boleh ditunggangi lagi dan tidak boleh diambil air susunya.
Saaibah: ialah unta betina yang dibiarkan pergi kemana saja lantaran sesuatu nazar. Seperti, jika seorang Arab Jahiliyah akan melakukan sesuatu atau perjalanan yang berat, Maka ia biasa bernazar akan menjadikan untanya saaibah bila maksud atau perjalanannya berhasil dengan selamat.
Washiilah: seekor domba betina melahirkan anak kembar yang terdiri dari jantan dan betina, Maka yang jantan ini disebut washiilah, tidak disembelih dan diserahkan kepada berhala.
Haam: unta jantan yang tidak boleh diganggu gugat lagi, karena telah dapat membuntingkan unta betina sepuluh kali. perlakuan terhadap bahiirah, saaibah, washiilah dan haam ini adalah kepercayaan Arab jahiliyah.
وقال تعالى {ثُمَّ قَفَّيْنَا عَلَى آثَارِهِم بِرُسُلِنَا وَقَفَّيْنَا بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَآتَيْنَاهُ الْإِنجِيلَ وَجَعَلْنَا فِي قُلُوبِ الَّذِينَ اتَّبَعُوهُ رَأْفَةً وَرَحْمَةً وَرَهْبَانِيَّةً ابْتَدَعُوهَا مَا كَتَبْنَاهَا عَلَيْهِمْ إِلَّا ابْتِغَاء رِضْوَانِ اللَّهِ فَمَا رَعَوْهَا حَقَّ رِعَايَتِهَا فَآتَيْنَا الَّذِينَ آمَنُوا مِنْهُمْ أَجْرَهُمْ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ }الحديد27
Allah berfirman yang artinya, “Kemudian Kami iringi di belakang mereka dengan Rasul-rasul Kami dan Kami iringi (pula) dengan Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati orang- orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka Kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang fasik” (QS al Hadid:27).
Catatan:
Yang dimaksud dengan Rahbaniyah ialah tidak beristeri atau tidak bersuami dan mengurung diri dalam biara.
فالايات السابقة تدل على أن التشريع من خصائص الله تعالى وأن من تقرب الى الله بما لم يشرعه فهو مبتدع ومشاق لله ورسوله
Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa hak untuk menentukan aturan agama adalahtermasuk hak khusus Allah. Siapa saja yang mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan yang tidak Allah syariatkan maka dia adalah pelaku bid’ah dan seorang yang menentang Allah dan rasul-Nya.
قال تعالى {ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ شَآقُّواْ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَمَن يُشَاقِقِ اللّهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّ اللّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ }الأنفال13
Allah berfirman yang artinya, “(Ketentuan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya; dan Barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat keras siksaan-Nya” (QS al Anfal:13).
وقال تعالى {وَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءتْ مَصِيراً }النساء115
Allah berfirman yang artinya, “Dan Barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali” (QS an Nisa:115).
والمشاقة هي المخالفة لأمر الله ورسوله ومضاهاة الشريعة بايجاب او استحباب مالم يشرعه الله ورسوله ,
Yang dimaksud denga menentang dalam ayat di atas adalah menyelisihi perintah Allah dan rasul-Nya dan menyaingi syariat dengan mewajibkan ataupun menganjurkan hal-hal yang tidak pernah diajarkan oleh Allah dan rasul-Nya
فإذا علم ذلك فإن هذا التجمع السنوي الذي تفعله جماعة التبليغ هو من المشاقة لله ورسوله
Sehingga bisa disimpulkan bahwa perkumpulan tahunan yang dilakukan oleh JTadalah salah satu bentuk menentang Allah dan rasul-Nya.
وذلك أنه لا يوجد في الإسلام تجمع على هذا النحو شرعه الله إلا عبادة الحج فحينئذ يتبين معنى مضاهاة الشريعة .
Bisa disimpulkan demikian karena dalam Islam tidaklah dijumpai acara perkumpulan semisal ini yang Allah syariatkan melainkan dalam ibadah haji. Dengan demikian jelaslah bahwa perkumpulan semisal ini adalah perkumpulan yang menyaingi perkumpulan yang ada dalam syariat.
ويتبين أن هذا العمل هو من اتباع النصارى كما سبق في اية الحديد
Jelaslah bahwa perbuatan semisal ini adalah salah satu bentuk mengikuti perilaku Nasrani sebagaimana dalam firman Allah dalam surat al Hadid.
وعليه فإن شد الرحل اليه أو الاعتكاف للعبادة عند هذا التجمع هو من كبائر الذنوب
Berdasarkan uraian di atas maka mengadakan perjalanan atau iktikaf dengan niatan ibadah di acara perkumpulan ini termasuk dosa besar.
كيف والجماعة لا تدعوا إلى ما دعا إليه الأنبياء من التوحيد الخالص والإتباع للسنة
Ditambah lagi, JT itu tidak mendakwahkan tauhid yang murni dan mengikuti sunnah Nabi padahal itulah materi dakwah para nabi.
قال تعالى {قُلْ هَـذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَاْ وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللّهِ وَمَا أَنَاْ مِنَ الْمُشْرِكِينَ }يوسف108
Allah berfirman yang artinya, “Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik” (QS Yusuf:108).
وقال عليه السلام صحيح مسلم ج3/ص1343
من عَمِلَ عَمَلًا ليس عليه أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ” متفق عليه
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barang siapa yang melakukan amal ibadah yang tidak ada dalam agama kami maka amalan itu tertolak” (HR Muslim).
فيجب التحذير من الذهاب الى هذه التجمعات البدعية
Sehingga kita semua berkewajiban untuk mengingatkan orang lain agar tidak pergi mendatangi perkumpulan bid’ah tersebut
قال تعالى {وَلَوْ أَنَّا كَتَبْنَا عَلَيْهِمْ أَنِ اقْتُلُواْ أَنفُسَكُمْ أَوِ اخْرُجُواْ مِن دِيَارِكُم مَّا فَعَلُوهُ إِلاَّ قَلِيلٌ مِّنْهُمْ وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُواْ مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْراً لَّهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتاً }النساء66
Allah berfirman yang artinya, “Dan Sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka: “Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampungmu”, niscaya mereka tidak akan melakukannya kecuali sebagian kecil dari mereka. dan Sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka)” (QS an Nisa:66).
وقال عليه السلام ” فمن رغب عن سنتي فليس مني” متفق عليه
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang membenci ajaranku maka dia bukanlah umatku” (HR Bukhari dan Muslim).
قال هذا عليه السلام في اقوام زادوا في عبادة مشروعة فكيف بمن احدث مالم يشرعه الله ورسوله . والله المستعان
Hadits di atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tujukan untuk orang yang over dosis dalam melaksanakan amal ibadah yang disyariatkan maka bagaimana dengan orang yang mengada-ada amalan ibadah yang tidak pernah diajarkan oleh Allah dan rasul-Nya”.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers