Makruhnya Memanjangkan Kuku
Dari Abu Hurairah  dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
الْفِطْرَةُ خَمْسٌ أَوْ خَمْسٌ مِنْ الْفِطْرَةِ الْخِتَانُ وَالِاسْتِحْدَادُ وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ وَنَتْفُ الْإِبِطِ وَقَصُّ الشَّارِبِ
“Fithrah itu ada lima, atau ada lima fithrah yaitu: Khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, dan mencukur kumis.” (HR. Al-Bukhari no. 1889 dan Muslim no. 257)
Anas -radhiallahu anhu- berkata:
وُقِّتَ لَنَا فِي قَصِّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيمِ الْأَظْفَارِ وَنَتْفِ الْإِبِطِ وَحَلْقِ الْعَانَةِ أَنْ لَا نَتْرُكَ أَكْثَرَ مِنْ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
“Waktu yang diberikan kepada kami (oleh Nabi, pent.) untuk mencukur kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, dan memotong bulu kemaluan adalah tidak lebih dari empat puluh malam (agar tidak panjang).” (HR. Muslim no. 258)

Penjelasan ringkas:

Di antara sunnah fitrah yang disyariatkan dalam Islam adalah:
1.    Khitan dan ini berlaku bagi lelaki dan wanita, walaupun para ulama berbeda pendapat mengenai hukumnya, apakah wajib ataukah sunnah.
2.    Mencukur rambut yang tumbuh di sekitar qubul.
3.    Memotong kuku. Dari sini dipetik makruhnya memanjangkan kuku.
4.    Mencabut rambut yang tumbuh di ketiak.
5.    Mencukur kumis, sebagaimana yang telah disebutkan pada artikel sebelumnya.
Dan dalam melakukan kelima sunnah fitrah ini, Nabi -alaihishshalatu wassalam- memberikan waktu kepada para sahabat agar mereka mengerjakannya setiap 40 malam sekali. Hal ini agar rambut yang tumbuh tidak terlalu panjang dan agar tidak menyusahkan kalau harus dicukur setiap hari. Wallahu a’lam.


Pertanyaan: Apa hukum memanjangkan kuku?
Jawaban: Tidak boleh seseorang memanjangkan kuku-kunya, karena ini menyelisihi sunnah fitrah yang dianjurkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam (diantaranya memotong kuku). Maka yang wajib adalah merapikan (memotong) kuku, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, dan memotong kumis, dan tidak membiarkan (keempatnya tumbuh) lebih dari empat puluh malam. Sebagaimana diriwayatkan Muslim dalam Shahihnya, dari Anas radhiyallahu ‘anhu berkata: “(Nabi) memberi ketentuan waktu kepada kita dalam memotong kumis, merapikan kuku, dan mencukur bulu kemaluan, yaitu tidak membiarkannya melebihi empat puluh malam.”[1] Maka wajib atas para wanita (yaitu penanya) bertaubat kepada Allah dan meninggalkan kebiasaan buruk ini, yang menyelisihi apa yang diperintahkan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Dan Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: “Dan apa-apa yang datang dari Rasul maka ambillah, dan apa-apa yang dilarangnya maka tinggalkanlah.”[2] Dan Allah juga berfirman: “Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” [3] Wa billahi taufiq, wa shalallahu ‘ala nabiyyina wa aalihi wa shohbihi wa sallam.
___________________________
Sumber: Fatawa Lajnah Daaimah Lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’, Saudi Arabia.
Diterjemahkan oleh Abu Unais, teks asli lihat di alifta.com.
Catatan kaki:
[1] HR. Muslim (258), Tirmidzi (2759), Nasa’i (14), Abu Dawud (4200), Ibnu Majah (295), dan Ahmad (3/122).
[2] QS. Al-Hasyr: 7.
[3] QS. An-Nuur: 63.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers