Silakan download tautan berikut ini.
Bismillaah.
Berikut rangkuman kajian bertema “Faedah dan Buah Keimanan”
Oleh Syaikh Prof. Dr. Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafidzahumallaah di Kabupaten Bangkinang Kampar, Provinsi Riau.
Penerjemah oleh Dr. Dasman Yahya Umar hafidzahullaah (alumni Universitas Islam Madinah, Imam besar dan pengelola Islamic centre Bangkinang Kampar)
Senin, 22 April 2013 M – 12 Jumadil Akhir 1434 H,
**
(intermezo dari Syaikh) __ Karena mukaddimahnya (dari Bupati Bangkinang Kampar) panjang, maka muhadharah (kajian) nya pun akan panjang sampai subuh. *senyum*
Setelah memuji dan menyanjung allah, beliau membaca doa: Ya Alloh, tidak ada ilmu kecuali yang Engkau ajarkan, tidak bermanfaat ilmu kecuali yang Engkau beri taufik, jadikanlah urusan kami baik. Ya Alloh, berikan keberkahan pd majelis ini, jadikan ia majelis yang mendekatkan kami pada keridhoanMu dan menjauhkan kami dari kemurkaan dan kemarahanMu, kumpulkan kami dalam segala kebaikan ,jangan serahkan diri kami pada diri kami sendiri dlm sekejap mata.
Majelis ini adalah karunia dari Alloh, bahwasanya Allohlah yang memudahkan dan menolong kita dalam melaksanakannya, nikmat-nikmat dahulu dan sekarang, yang nampak maupun tersembunyi, semoga Alloh menjadikan kita orang-orang yang bersyukur padaNya.
Pembahasan kali ini adalah tentang pengaruh iman dan buah iman. Pembicaraaan ini adalah pembicaraan yang agung, karena kita sangat butuh untuk diingatkan pada faedah keimanan, buah dari keyakinan, manfaatnya yang baik bagi hidup dunia dan akhirat, sehingga dengan mengetahuinya, ia akan merasa imannya bertambah, amalan semakin bersemangat, yang karena bertambah ilmunya tentang faedah dan buah keimanan, maka dia melangkah pasti dan lebih yakin, beramal dengan sungguh2 serta taat kepada Aloah dengan lebih kuat.
Iman ibarat pohon yang penuh berkah, bagus nampaknya, indah penampilannya, kuat terhunjam uratnya serta berdiri tegak batangnya. inilah perumpamaan seorang mukmin. Tidakkah kamu perhatikan bahwa Alloh umpamakan seorang mukmin, seperti akar yang menghujam, pohon yang terangkat kokoh ke atas, yang setiap waktu memberi buah yang bermanfaat. Pohon ini adalah pohon iman, yg dijadikan tamtsil/ perumpamaan, yakni pohon kurma, yang keistimewaannya tidak dimiliki oleh pohon selainnya. Apa saja yang diambil darinya selalu bermanfaat. Maka pohon iman apabila terhunjam dalam hatinya iman, terangkat pohonnya dalam amal, maka ia akan mengeluarkan balasan/ buah2 segar yang dia ambil baik di dunia maupun di akhirat.
Dalam firman Alloh:
Tidakkah kamu kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya.Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (Ibrahim: 24-25).

yakni uratnya kokoh merupakan pelajaran, peringatan bahwa sesungguhnya iman tidak akan tumbuh kecuali diatas dasar2 yang kuat, prinsip yang agung, yang dijelaskan dalam alquran dan sunnah, yakni iman kepada Alloh, MalaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, Hari Kiamat, Qadha dan Qadhar, baik dan buruknya.
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” [2:177]
“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.” [2:285]
Dalam firman Alloh surat Ibrahim tadi, mengingatkan kita bahwa pohon iman mempunyai cabang-cabang, yang tidak akan tumbuh iman itu kecuali dengan adanya cabang-cabang itu, maka cabang-cabang itu adalah bermacam-macam ketaatan. Oleh karenanya Islam itu dibangun atas 5 pilar, yakni syahadat (persaksian bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah), mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke Baitullah, dan berpuasa Ramadhan.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Dengan demikian, seluruh yang Alloh perintahkan adalah termasuk bagian keimanan, baik ibadah dan muamalah. Kesemuanya masuk dalam cabang-cabang pohon iman. Maka setiap perintahnya disebut iman, dan segala larangan yang kita diminta menjauhinya juga iman.
“Tidaklah seorang pezina berzina dalam keadaan Mukmin dan tidaklah peminum minuman keras ketika minumnya dalam keadaan Mukmin serta tidaklah mencuri ketika mencuri dalam keadaan Mukmin” [Muttafaq ‘alaihi] Dari sinilah, maka setiap amalan yang Alloh menyuruh untuk dilakukan dan amalan yg kita diminta menjauhi, maka ini adalah bagian dari cabang-cabang iman.
Masuk pula dalam bagian cabang iman, adalah akhlak dan adab, budi pekerti yang mulia. Islam memberi perhatian yang besar dalam adab, dan ini adalah hal yang tidak terpisahkan. Tidak akhlak dalam bentuk yang indah, dengan rupa yang paling rupawan kecuali ia ada dalam Islam.
Oleh karenanya, Nabi bersabda: Aku diutus oleh Alloh untuk menyempurnakan akhlak. Nabi juga menyebutkan sebaik-baik amalan yang mendekatkan diri seorang hamba kepada Alloh adalah takwa kepada Alloh dan baiknya akhlak, bahwasanya orang yang paling dekat denganku adalah yg paling baik akhlaknya kepada keuarganya.
Sebagaimana iman mempunyai cabang-cabang, seperti yg dijelaskan secara tekstual dalam hadits Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda,
“Iman itu tujuh puluh cabang lebih atau enam puluh cabang lebih; yang paling utama adalah ucapan “la ilaha illallah” dan yang paling rendah adalah menyingkirkan rintangan (kotoran) dari tengah jalan, sedang rasa malu itu (juga) salah satu cabang dari iman”. (HR. Muslim, I/63)

Dalam sebagian riwayat dari Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah pula, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada seseorang laki-laki yang melewati ranting berduri berada di tengah jalan. Ia mengatakan, ‘Demi Allah, aku akan menyingkirkan duri ini dari kaum muslimin sehingga mereka tidak akan terganggu dengannya.’ Maka Allah pun memasukkannya ke dalam surga.”
Diantara cabang iman adalah sifat malu. Sifat ini sangat mulia dan tinggi, ini akhlak sangat indah dan besar fadilahnya. Oleh sebab itu, Islam menyeru kita pada akhlak dan budi pekerti yang luhur karena itu adalah bagian dari cabang-cabang keimanan kita.

Iman ini, apabila hamba diberi taufik mendapatkannya dan memberi perhatian yang besar padanya, maka ia akan hasilkan manfaat dan buah imannya, baik di dunia maupun ukhrawi dengan hasil tidak terhingga.
Faedah-faedah dari Keimanan:
1. Sejauh mana seorang hamba melakukan hal-hal mendapatkan keimanannya, maka sejauh itu pula buah yanga akan didapatnya. Sebagaimana tadi diibaratkan dengan pohon kurma, maka kurma yang tidak pernah dirawat, disiangi, disiram, maka jadi pohon lemah, buahnya buruk. Sebaliknya pohon kurma yang dipupuk, dirawat, disiram, akan menjadi kurma yang kuat dan menghasilkan buah-buahan yang baik, segar serta lebat.

2. Mendapat kehidupan yang baik, bahagia, di dunia yang fana, dan insyaa Alloh mendapat pahala yang besar, yang dengannya ia akan selamat di hari kiamat.
Barangsiapa yg mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yg baik & sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dgn pahala yg lebih baik dari apa yg telah mereka kerjakan [An-Nahl:97]

Dua buah dari buah keimanan, yang dapat kita nikmati di dunia (yakni kehidupan yang baik) dan yang kedua adalah yang dijanjikan yakni pahala yang besar disisi Alloh. Yang mendapatkannya akan memperoleh kehidupan yang bahagia, tenang dan menyenangkan.
3. Beruntung karena mendapat perlindungan dari Alloh, karena sesungguhnya Alloh memberi perlindungan, kekuatan dan pertolongan dengan keimanannya. Alloh adalah wali bagi orang-orang yang beriman. Dalam ayat disebutkan bahwa wali alloh tidak perlu takut dan khawatir yaitu orang yang beriman dan bertakwa. Wilayatullah dapat dicapai dengan melakukan ketaatan serta takwa, dan barangsiapa yang sudah menjadi wali Alloh, maka siapapun yang menjadi musuhnya, maka juga jadi musuh Allaah.
“Barang siapa memusuhi wali-Ku, maka Aku mengumumkan perang terhadapnya. Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari apa-apa yang Aku wajibkan kepadanya, dan hamba-Ku itu tetap mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Bila Aku mencintainya, Aku akan menjadi pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk menggenggam, dan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta pasti Aku beri, jika ia meminta perlindungan, niscaya Aku lindungi.” (HR. Bukhari)
Ini adalah buah mendapat wilayatullah dengan beriman, beramal serta taat kepadaNya.

4. Seorang yang beriman selalu dalam kebaikan, kebaikan pada kebaikan, keberuntungan pada keberuntungan, kebahagiaan pada kebahagiaan, dan ini tidak didapat kecuali pada orang mukmin.
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu).
Kami uji kalian dgn kebaikan dan keburukan. Tidak ada rumah yang diisi dengan kebahagiaan kecuali pasti ada kesedihan yang menanti. Namun seorang mukmin selalu menang. Dia bahagia mendapat pahala dengan syukurnya, jika ujian dia bersabar, dan dia menang karena pahala kesabarannya. Oleh karena itu, seorang mukmin selalu keluar dalam keadaan menang.
5. Imannya menjadi tempat mengadu dalam segala urusan. Bila mendapat nikmat maka imannya menunjukkannya jalan bahwa semata-mata nikmat tersebut adalah karunia Alloh, hadiah dari Alloh. Oleh sebab itu ia bersyukur dan menggunakan nikmat tersebut dalam hal yang dirihoi Alloh. Sebaliknya jika mendapat musibah, ia yakin itu ujian dari Alloh, dan ia semakin lurus, karena ia yakin bahwa sesungguhnya ujian itu bukan untuk menghinanya, tapi untuk mengangkat derajatnya.
Dalam ketaatan, dia selalu meminta untuk ditambah, dan ketaatannya itu tidak membuatnya sombong, karena hal itu semata-mata karena taufik dari Alloh. Jika ia bermaksiat, sebesar apapun, tidak pernah berputus asa dari ampunan Allaah, dia yakin pintu taubat masih dibuka bagi hamba-hambaNya yang bertaubat, sehingga pada akhirnya dia tidak putus asa, dan percaya diri untuk kembali kepada Alloh
6. Menjadi hiburan bagi yang tertimpa musibah, melapangkan hati, dan membahagiakan hati. Orang yang beriman adalah orang yang suka bersabar dan mudah ridho, serta memohon pahala atas musibah yang menimpanya, bahwasanya ia yakin tidak ada musibah yang datang kecuali atas izin Alloh.
Terdapat tiga macam manusia dalam menerima musibah:
a. Orang yang sabar.
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan,”Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.” Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. [al Baqarah/2:155-157]
b. Yang ridho. Ini lebih tinggi dari sabar. Ridho berarti tidak mengeluh sedikitpun, dan ini lebih dari sabar.
c. Yang bersyukur, karena dia sadar bahwa musibah bukan untuk menghinanya, tapi untuk memberinya pahala yang melimpah.
Saya (Syaikh) pernah berkunjung ke seorang pemuda yang lumpuh total selama 17 tahun lamanya. Saya bertanya padanya, bagaimana keadaanmu? Lalu dia menjawab: Alhamdulillaah saya selalu dalam nikmat Allah. Saya mengira tIdAk mungkin kalau bukan karena keimananya sehingga dia mendapat ketinggian martabat seperti ini.

7. Sumber kemanan dan sumber hidayah dunia akhirat
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kedzaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’am: 82)

8. Bahwa iman yang sempurna, yang diaplikasikan oleh pemiliknya akan menghalanginya masuk neraka dari awalnya, tidak mendapat azab di neraka, sedang iman yang kurang bisa membawa seorang hamba kekal di dalam neraka. Nabi Muhammad shalallaahu ‘alaihi wasallam menyampaikan bahwa tidak akan masuk surga kecuali orang yang beriman.
9. Mendatangkan kebaikan tiada terhingga dan setiap kebaikan adalah buah dari keimanan.
Di akhir pertemuan, Syaikh tidak ingin berpanjang-panjang kata. Beliau memohon kepada Alloh mudah-mudahan majelis ini menjadi hujjah yang akan meringankan amal ibadah kita, bukan malah memberatkan, yang member manfaat bukan yang mendatangkan mudharat, membantu mendapat taufik dan hidayahNya sehingga kita memperoleh petunjuk dan membawa orang lain pada petunjuk, agar memperbaiki segala urusan, mengampuni orangtua, bapak ibu kita dan lain sebagainya.
Semoga Allah mengumpulkan kita di surga dengan nikmatNya. Aamiin.

*’Afwaan jika masih banyak terdapat kekurangan disana sini Semoga Bermanfaat.
http://ciptoabiyahya.wordpress.com/2013/04/23/kajian-syaikh-prof-dr-abdurrozaq-al-badr-dengan-tema-faidah-dan-buah-keimanan/#more-1513 


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers