Dibayar berapa sih mereka ini? Rajin banget. Bahkan sampe ada yg rela mati demi tuan Kristennya karena kebodohannya sendiri. Udah tau itu bom, malah dipeluk pulak.
Jumlah polisi sampai 145 ribu orang lebih yang akan dikerahkan.
Tak ketinggalan, Banser NU/ GP Ansor pun dikabarakan masih akan bertandang untuk ikut mengamankan natalan.
Pada tahun 2001 lalu anggota Banser Mojokerto Riyanto tewas saat mengamankan Gereja Eben Haezer (Mojokerto Jawa Timur).
Siapapun yang mengaku dirinya Muslim, seharusnya menyadari keislamannya dan menjaga keimanannya.
Sesungguhnya ikut menjaga tempat-tempat perayaan hari raya Natal berarti ikut meramaikan dan memeriahkan tempat perayaan kekufuran. Dan itu menunjukkan keridhaannya kepada acara tersebut. Padahal, Allah Ta’ala jelas tidak ridha kepada kekufuran:

وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ
Dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya (QS Az-Zumar/ 39: 7).

Seharusnya seorang muslim meninggalkan tempat tersebut dan tidak ikut mendengarkan atau memeriahkannya.
بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آَيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih. (Yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur’an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahanam.” (QS. Al Nisa': 138-140)
Di negeri yang mayoritas penduduknya muslim ini ada pemandangan yang ironis dan janggal di antaranya seperti ini.
Berlebihan! Ratusan Ribu Polisi & Penjinak Bom Disiapkan untuk Amankan Natal 2014.
Dikabarkan, anjing pun diikutkan untuk gabung dalam pengamanan natalan 2014 dan tahun baru 2015 selama 10 hari.

Entah berapa anjing yang dikerhkan untuk perayaan kaum kafir ahli kitab menurut istilah Islam itu, tidak dijelaskan. Namun jumlah polisi sampai 145 ribu orang lebih yang akan dikerahkan. Tidak disebutkan pula jumlah tentara dan juga satpol PP yang diikutkan pula untuk apa yang mereka sebut mengamankan gereja, natalan, dan tahun baru.
“Polisi juga dibantu oleh keamanan pihak gereja untuk pengamanan internal gedung gereja nantinya,” jelas Kapolres Bogor Kota AKBP Irsan, Jumat (12/12/2014).
Pengamanan dilakukan dalam kurun waktu 10 hari dimulai pada malam natal, 24 Desember hingga H+1 pergantian tahun Baru. Selain itu, pengamanan mengedepankan kegiatan pencegahan terjadinya tindak kejahatan atau mengganggu ketertiban. Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) serta anjing pelacak juga akan diterjunkan untuk menyisir seluruh sudut gereja untuk menghindari adanya teror bom saat perayaan Natal, lansir okezone.com.
Tak ketinggalan, Banser NU/ GP Ansor pun dikabarakan masih akan bertandang untuk ikut mengamankan natalan.
Nasib tragis pernah dialami orang NU yang tergabung dalam Banser/ GP Ansor yang sejak lama kelompok ini telah menyediakan diri mereka (dengan cara mengajukan surat “permohonan” kepada pihak gereja menurut berita yang pernah dilansir media) untuk menjaga perayaan kaum kafir kitabi menurut istilah Islam itu. Pada tahun 2001 lalu anggota Banser Mojokerto Riyanto tewas saat mengamankan Gereja Eben Haezer (Mojokerto Jawa Timur). Lelaki 25 tahun itu, mendekap kantung plastik yang (ternyata) berisi bom, demi menyelamatkan ratusan jamaah kristiani yang menggelar doa malam Natal. Tewaslah dia.
Ketua Umum Gerakan Pemuda (Ketum GP) Ansor, Nusron Wahid mengatakan bahwa lembaganya akan tetap membantu menjaga keamanan menjelang dan pada saat perayaan Natal bagi umat Kristiani, kata Nusron, pada Jum’at, (19/12/2014) seperti dilansir Tempo.

Dengan setianya pihak Banser NU terhadap orang kafir seperti itu, maka sorotan pun mengalir pula. Diantaranya dapat dibaca Nahimunkar.com@nahimunkarcom · Dec 19
Dosa-dosa Besar NU, Banser, dan PKB http://www.nahimunkar.com/?p=39526 .
Juga nasihat berkaitan dengn kasus ini sebagai berikut.
***
Nasihat Kepada Setiap Muslim yang Ikut Mengamankan Perayaan Natal
Oleh: Ust. Purnomo

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Perusakan akidah yang dilancarkan musuh Islam sudah sedemikian hebat. Istilah-istilah baru pun dimunculkan untuk membuat rancu pemahaman kaum muslimin terhadap agamanya. Sehingga hak dan batil menjadi samar. Pemahaman Islam menjadi kacau dengan munculnya penafsiran-penafsiran modern terhadap dalil-dalil dan istilah syar’i. Dalilpun sering dipakai bukan pada tempatnya.
Di antara pemahaman Islam yang menjadi target utama serangan mereka adalah wala’ dan bara’. Sehingga umat Islam salah dalam menempatkan kecintaan dan kebenciannya. Kawan dianggap lawan dan harus diperangi. Sebaliknya musuh dianggap teman yang harus dilindungi, dibela, dan dicintai.
Pada rublik Corner’s Quote (Sabtu, 18/12/2010) voa-islam.com menyoroti tentang sepak terjang Banser Anshor dalam membela non Muslim dan sekte non Islam. Tapi di sisi lain catatan konflik Banser dengan sesama muslim menjadikannya sangat ironi.
Banser dan Pengamanan Natal
Pada tahun ini, Kepolisian Resor (Polres) Pelabuhan Tanjung Perak akan melibatkan Banser untuk mengamankan perayaan Natal dan Tahun Baru 2011 di kawasan Tanjung Perak. (Sumber; Okezone.com/17 Desember 2010)
Sedangkan di wilayah Kediri, rencananya Banser akan dilibatkan oleh Polres Kediri Kota dalam pengamanan pelaksanaan Natal dan Tahun Baru 2011, khususnya akan di siagakan di tempat peribadatan umat kristiani. Bahkan menurut Kapolres Kediri Kota AKBP Mulya Hasudungan Ritonga, jumlahnya cukup fantastic yaitu sekitar ada sekitar 80 anggota. (Sumber: beritaJatim.com/14 Desember 2010)
Pada tahun lalu, Banser pun telah ikut serta dalam pelaksanaan pengamanan dan penjagaan keamanan Natal dan tahun baru, khususnya di sekitar wilayah Gereja. Jumlah personil Banser -menurut Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas), H Tatang Hidayat, 14 Desember 2009, lalu-, yang diturunkan 500.000 anggota di seluruh Indonesia.
Menyoroti Keterlibatan Umat Muslim Dalam Pengamanan Perayaan Natal
Menurut penjelasan Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Yuda Gustawan, Jumat (17/12/2010) dilibatkannya Banser dalam pengamanan Natal dan tahun baru 2011 untuk menjalin kerjasama dan kerukunan umat beragama.
Hal ini serupa dengan yang diungkapkan Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas), H Tatang Hidayat pada tahun lalu, “Kita siap membantu aparat kepolisian dalam mengamankan Natal dan Tahun Baru, karena ini sudah menjadi tradisi Ansor menjaga kerukunan umat beragama,” katanya, 14 Desember 2009.
Tujuan yang terlihat mulia dengan ikut serta mengamanakan perayaan hari raya orang kafir dianggap sebagai akhlak mulia dan toleransi yang diperintahkan Islam. Bahkan tidak sedikit yang menggolongkannya sebagai bentuk tolong-menolong yang diperintahkan Al-Qur’an.
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Maidah: 2)
Padahal ikut mengamankan perayaan Natal, bagi umat dan ormas Islam, seolah memberikan pembenaran dan dukungan kepada perayaan tersebut. Sementara bagi umat Kristiani, perayaan Natal adalah hari raya untuk memperingati, merenungkan dan bersyukur atas kelahiran Yesus ke dunia sebagai tuhan dan juruselamat penebus dosa. Itu merupakan perayaan kekufuran dan kezaliman terbesar terhadap Allah. Karenanya tolong-menolong di dalamnya adalah haram.
“Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak”. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.” (QS. Maryam: 66-92)

Benar, Allah tak pernah mengangkat seorang anak untuk-Nya. Karena hal itu menunjukkan ada kekurangan dalam diri-Nya dan masih butuh pada selain-Nya. Padahal Allah Maha Kaya dan Terpuji.
Ahlak Mulia yang disalahartikan
Sesungguhnya toleransi dan akhlak mulia maknanya bukan ikut-ikutan dan dukung-mendukung terhadap pemeluk agama lain dalam kebatilan mereka, bekerjasama dan berserikat dalam kebatilan tersebut. Khususnya jika kebatilan tersebut adalah menyekutukan Allah. Dalam masalah ini, wajib berbara’ (berlepas diri) darinya dan tidak memberi wala’ (loyalitas) kepada pelakunya. Hal itu termasuk perintah Allah dan Sunnah para nabi-Nya.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim.” (QS. Al Maidah: 51)
Ibnu Abi Hatim telah meriwayatkan dari Muhammad bin Sirin, dia berkata: Abdullah bin ‘Utbah berkata, “Hendaknya salah seorang mereka berhati-hati agar tidak menjadi Yahudi dan Nashrani tanpa disadarinya.” Ibnu Sirin meyakini bahwa Abdullah bin ‘Utbah menghendaki dari makna ayat di atas.
Perayaan Natal Berkaitan Dengan Masalah Akidah
Sesungguhnya perayaan-perayaan hari raya seperti Natal ini mengandung nilai kekufuran. Yaitu menyandangkan sifat tuhan kepada Al-Masih Isa bin Maryam, reinkarnasi, memberhalakan Isa, menganggapnya sebagai anak Allah, ia mati disalib, dan keyakinan lainnya. Dan keyakinan tersebut telah membuat murka Allah Ta’ala.
Sesungguhnya ikut serta dalam perayaan batil tersebut, menfasilitasi atau mengamankankannya menunjukkan kecocokan dan keridhaan terhadap perayaan itu dan pengakuan akan kebenaran keyakinan mereka. Walaupun orang yang ikut-ikutan merayakan hari raya tersebut meyakini berbeda aqidah dengan mereka, tapi ia berada di atas bahaya besar akibat kejahilannya dalam sikapnya tersebut. Karena keridlaan terhadap kekufuran adalah kekufuran juga.
Sesungguhnya ikut serta dalam perayaan Natal, menfasilitasi atau mengamankankannya menunjukkan kecocokan dan keridhaan terhadap perayaan itu dan pengakuan akan kebenaran keyakinan mereka.
Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh dalam al-Mathlab al Hamid fi Bayan Maqaasid al-Tauhid menulis, “Ingkar wajib bersamaan dengan kemampuan. Sedangkan membenci semata adalah selemah-lemah iman. Sedangkan ridla dengan kemungkaran dan mengikuti kemungkaran tersebut merupakan kehancuran yang tidak ada harapan keberuntungan bersamanya.”
Sesungguhnya ikut menjaga tempat-tempat perayaan hari raya Natal berarti ikut meramaikan dan memeriahkan tempat perayaan kekufuran. Dan itu menunjukkan keridlaannya kepada acara tersebut. Padahal, seharusnya seorang muslim meninggalkan tempat tersebut dan tidak ikut mendengarkan atau memeriahkannya.
بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آَيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih. (Yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur’an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahanam.” (QS. Al Nisa': 138-140)
Dalam tiga ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang duduk-duduk di majelis yang di dalamnya terdapat penghinaan dan pengingkaran terhadap ayat-ayat Allah. Dan di antara bentuk kekufuran yang paling besar adalah ucapan orang Nashrani bahwa Allah punya anak, dia mati, Dia satu dari tiga (trinitas), Maha suci dan Mahatinggi Allah dari apa yang mereka tuduhkan kepada-Nya.
Kemudian Allah mengabarkan bahwa orang yang mendengarkan celotehan dari keyakinan-keyakinan batil ini, dia seperti mereka dan dihukumi sebagai munafik dan kelak akan dihimpun pada hari kiamat bersama mereka, kita berlindung kepada Allah dari kehinaan ini.
Sesungguhnya ikut menjaga tempat-tempat perayaan hari raya Natal berarti ikut meramaikan dan memeriahkan tempat perayaan kekufuran. Dan itu menunjukkan keridlaannya kepada acara tersebut.
Padahal, seharusnya seorang muslim meninggalkan tempat tersebut dan tidak ikut mendengarkan atau memeriahkannya.
Harusnya Berlepas Diri Dari Kekufuran
Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang yang menolong pelaku kebatilan dalam melakukan aksinya. Dan kebatilan terbesar adalah kufur kepada Allah dan menuduh Allah punya anak, Dia mati lalu hidup kembali. Keyakinan-keyakinan ini adalah perkara yang sangat buruk dan jahat yang membuat kulit dan bulu setiap mukmin bergidik, bahkan benda-benda matipun tak terima dengan tuduhan tersebut.
“Dan mereka berkata: ‘Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak’. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar. Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba.” (QS. Maryam: 88-93)
Langit dan bumi kaget dengan ucapan tersebut, bagaimana mungkin seorang muslim yang mentauhidkan Allah bisa ikut serta, mendukung, dan bergembira dengan perayaan-perayaan hari raya tersebut yang jelas-jelas menghina Allah dengan terang-terangan. Keyakinan ini membatalkan peribadatan kepada Allah, karena inilah Allah Ta’ala menyifati Ibadurrahman (Hamba-hamab Allah yang Mahapengasih) bersih dari semua itu:
وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ
“Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu. . .” (QS. Al Furqaan: 72)
Makna al Zuur, adalah hari raya dan hari besar kaum musyrikin sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas, Abul ‘Aliyah, Ibnu sirin, dan ulama lainnya dari kalangan sahabat dan tabi’in.
Karena seorang muslim berada di atas kebenaran, yang lebih pas ia menyeru mereka kepada kebenaran yang diyakininya. Jika tidak mampu berdakwah maka janganlah mendukung kebatilan mereka. Tapi ia pergi menjauhinya sebagai bentuk keingkarannya. Dan itu terkategori selemah-lemahnya iman.
Dilarang Ikut Berbahagia dan Memeriahkan Acara Batil
Allah melarang menampakkan kebahagiaan pada saat hari besar mereka, walau tidak ikut serta orang kafir dalam merayakannya. Dasarnya adalah hadits Anas radliyallah ‘anhu, berkata: “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tiba di Madinah, mereka memiliki dua hari hari untuk bermain-main (bersenang-senang) pada masa jahiliyah. Lalu beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah telah memberikan ganti untuk kalian yang lebih baik dari keduanya, yaitu hari raya Idul Fitri dan hari raya korban.” (Dishahihkan oleh al Albani dalam Shahih al Jaami’, no. 4460)
Dalam hadits ‘Uqbah bin ‘Aamir radliyallah ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Hari ‘Arafah dan hari-hari Tasyriq adalah hari raya kita umat Islam, hari-hari itu adalah hari untuk makan dan minum (bersenang-senang),” (dishahihkan oleh Al Albani).
Sesungguhnya hari raya merupakan syi’ar zahir bagi setiap ajaran atau agama tertentu. Natal dan tahun baru, merupakan syi’ar agama Nasrani (Kristen). Karenanya dilarang ikut serta mendukung dan menfasilitasi perayaan hari raya Natal orang kafir Nasrani. Apa lagi di dalamnya dikumandangkan kekufuran penghinaan terhadap Allah Ta’ala. Sesungguhnya dosa ini sangat berat.
Sesungguhnya hari raya merupakan syi’ar zahir bagi setiap ajaran atau agama tertentu. Natal dan tahun baru, merupakan syi’ar agama Nasrani (Kristen). Karenanya dilarang ikut serta mendukung dan menfasilitasi perayaan hari raya Natal orang kafir Nasrani.

Namun hal ini tentu sangat berbeda bagi orang yang ikut mengamankan dan melancarkan jalannya acara Natalan. Di sana dia bersuka cita, bahkan boleh jadi makan dan minum di tempat tersebut dengan jamuan dari pihak Gereja. Semua ini bertentangan dengan tuntunan akidah Islam. Wal’iyaz Billah.. [PurWD/voa-islam.com]
***
Berlebihan! Polri Siapkan Ratusan Ribu Personil & Penjinak Bom Untuk Amankan Natal 2014
banser

JAKARTA (Panjimas.com) – Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyatakan akan menyiagakan ratusan ribu aparat dan petugas kepolisian di seluruh penjuru Indonesia selama perayaan Natal tahun 2014 dan petayaan Tahun Baru 2015.
Pada pengamanan Natal tahun ini dan juga Tahun Baru 2015 mendatang, Polri tepatnya akan mengerahkan aparat kepolisian sebanyak 145.756 personil. Operasi pengamanan tersebut dijalankan terhitung mulai tanggal 24 Desember 2014 pada pukul 00.00 hingga tanggal 2 Januari 2015.
Sementara itu, Kepolisian Resort (Polres) Pekalongan Jawa Tengah (Jateng) akan mengerahkan tim penjinak bom untuk mengamankan perayaan Natal 2014. Kapolres Pekalongan AKBP Indra Krismayadi mengatakan, tim itu akan melakukan sterilisasi di sejumlah gereja sebelum pelaksanaan perayaan Natal.
“Sekitar 17 gereja akan kami jaga ketat, dan sebelumnya akan di sterilkan untuk mengetahui apakah kondisinya sudah aman atau belum,” kata Indra di Pekalongan pada Minggu (21/12/2014) seperti dilansir Antara.
Para polisi yang ditugaskan akan berjaga di GKJ Pepantan Karangdadap, Gereja Santo Yohanes Karangsari, GKJ Emanuel, Kulu Karanganyar, Gereja Pantekosta Wiradesa, Gereja Santo Michael Wiradesa, GKJ Kesimpar Petungkriyono, GKJ Cab Katembelan Petungkriyono dan Gereja Kerasulan Baru Srag.
Lalu gereja Pantekosta Gsi Sragi, Gereja Pantekosta Bulaksari Sragi, Rumah Ibadah Santa Monica Sragi, Gereja Purbo Talun, Gereja Bethel Indonesia Talun, GPDI Ebenheiser Kajen, Gereja Pantekosta Kedungwuni, GBI Kedungwuni, Ex SD Nas Kedungwuni dan GPU Kajen juga akan dijaga polisi.
Tak cukup sampai disitu, Indra menyatakan bahwa aparat kepolisian akan menjaga gereja selama 24 jam dan siaga mengantisipasi kemungkinan terjadinya gangguan keamanan di lingkungan pemukiman. “Ancaman itu berupa pencurian sepeda motor, teror bom. Oleh karena itu, kami lakukan antisipasi dengan penjagaan diperketat di setiap geraja,” ujarnya. [GA] Ahad, 28 Shafar 1436H / December 21, 2014
***
Dec 23, 2012
(liputan6)
Banser NU Bantu Amankan Perayaan Natal
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa haram terhadap ucapan ‘selamat Natal’ bagi kaum muslim. Namun fatwa itu tak mempengaruhi sikap Barisan Ansor Serbaguna. Sebanyak 1.000 Barisan Ansor Serbaguna (Banser) diturunkan untuk bersiaga menjaga keamanan selama misa Natal umat kristiani. Mereka membantu polisi yang bertugas berjaga di 108 gereja se-Kota Malang. Seluruh Banser di tanah air dikerahkan selama umat kristiani menggelar misa natal.
Kerjasama pengamanan ini berlangsung setiap tahun, secara rutin. “Sikap toleran ini kami teladani dari Nabi Muhammad SAW, Kami menjaga orang kristiani, bukan perayaan Natal,” kata Asisten perencanaan pendidikan dan latihan Badan Koordinasi Nasional Banser, Abdul Mujib Syadzili. Kelompok Ansor dari Dewan Perwakilan Wilayah DKI Jakarta pun berkomitmen untuk menjaga malam natal digereja wilayah Jakarta dan sekitarnya. Pernyataan ini dikeluarkan Abdul Azis, Sekretaris Ansor DKI Jakarta.
Pada 2001 lalu anggota Banser Mojokerto Riyanto tewas saat mengamankan Gereja Eben Haezer. Lelaki 25 tahun itu, mendekap kantung plastik yang berisi bom, demi menyelamatkan ratusan jamaah kristiani yang menggelar doa malam Natal.
~ Dibayar berapa sih mereka ini ? Rajin banget. Bahkan sampe ada yg rela mati demi tuan Kristennya karena kebodohannya sendiri. Udah tau itu bom, malah dipeluk pulak. /topix.com


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers