Beberapa hari ini, atas himbauan guru, saya dulu ketika masih Sekolah di PONPES/Pondok Pesantren Al-Masthuriyah, Tipar-Cisaat, Sukabumi-Jawa Barat yang saat itu saya Sekolah sampai kelas 2 MTS disana saya disuruh membaca sebuah buku berjudul “Membongkar Kedok Liberal Tokoh-Tokoh NU” karya KH Muhammad Najih Maimoen. Buku yang sangat Bagus sekali, Subhanalloh…
Melihat judulnya saja, saya atau mungkin orang lain khususnya para nahdliyyin, akan terkejut dan bertanya-tanya:
▬►Benarkah “madzhab liberalisme” telah menjangkiti tokoh-tokoh NU?
Jika benar,
▬►lalu siapa saja mereka?
Yang terpenting lagi,
▬►kira-kira apa dampaknya bagi umat Islam, terutama warga NU?
Buku dengan judul “Membuka Kedok Tokoh-Tokoh Liberal dalam Tubuh NU” karya KH. Muh. Najih Maimoen ini hadir di saat fenomena para calon kandindat Ketua Umum PBNU pada Muktamar NU ke-32 di Makassar Sulawesi Selatan itu terdiri dari tokoh-tokoh NU kontroversial yang terlibat dan membela aliran-aliran sesat. Dalam hal ini, setidaknya ada beberapa tokoh yang terlibat dan membela aliran-aliran sesat yang maju ke pemilihan Ketua Umum PBNU yaitu:

1. Sholahuddin Wahid yang pernah membela Ahmadiyah, dengan mengatakan, “Negara tidak boleh merujuk fatwa Majlis Ulama Indonesia (MUI). Negara itu rujukannya UUD 1945 dan undang-undang.”
2. Ulil Abshar Abdalla, Mantan petinggi Jaringan Islam Liberal (JIL).
3. Said Aqil Siradj (Syi’ah) yang pernah menghina Nabi Muhammad SAW dan merendahkan para Shahabatnya, menyamakan akidah Islam dengan Kristen.
4. Masdar Farid Mas’udi (JIL) yang pernah merubah waktu pelaksanaan haji.
5. Ahmad Bagja yang pernah mendukung aliran sesat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dengan mengirim surat protes kepada MUI tentang fatwa sesat aliran tersebut.
Menanggapi perkembangan merebaknya calon Ketua Umum PBNU, sejumlah tokoh dan masyarakat menolak paham Liberalisme, karena itu mereka akan membendung terpilihnya kandidat Ketua Umum PBNU yang pro-Liberal dalam Muktamar Makassar.
Penolakan paham Liberal juga diawali oleh para kyai muda NU Jawa
Timur dengan mengadakan dialog terbuka antara salah satu calon kandidat ketua umum PBNU, Ulil Abshar Abdalla dari Jaringan Islam Liberal (JIL) dan Forum Kyai Muda (FKM) NU Jawa Timur di Pondok Pesantren Bumi Shalawat Tulungagung Sidoarjo Jawa Timur. Forum tersebut meminta penjelasan Ulil tentang tulisannya “Menyegarkan Kembali Pemahaman Islam” yang konyol.
Forum tersebut juga mengadakan dialog terbuka dengan calon kandidat lainnya, Said Aqil Siradj. Para kyai itu meminta klarifikasi atas keterlibatannya menjadi agen Syi’ah di Indonesia dan sekaligus meminta penjelasan beberapa makalah Said Aqil yang kontroversial.
Para tokoh kandindat Ketua Umum PBNU adalah bagian kecil dari tokoh-tokoh NU yang terlibat dan mendukung keberadaan aliran sesat. Tokoh-tokoh NU yang terlibat dengan Jaringan Islam Liberal (JIL), Syi’ah serta aliran-aliran sesat lainnya masih banyak, baik struktural maupun non-struktural. Mereka adalah didikan Gus Dur dalam pemikiran-pemikiran kufur, menyimpang dan berseberangan dari aturan Syari’at Islam.
Dalam bagian akhir buku ini, penulis menyoroti NU pasca Muktamar Makassar dalam sebuah catatan “Catatan Muktamar Makassar”. Beliau menilai, terpilihnya Rais Aam dan ketua Umum PBNU itu penuh dengan muatan politik dan cacat hukum. Menurutnya, terpilihnya Rais Aam dan ketua umum PBNU terindikasi adanya intervensi pemerintah dan melanggar tata tertib yang termaktub di bab VII tentang pemilihan Rais Aam dan ketua umum PBNU.
Semoga kehadiran buku ini bisa menjadi tambahan informasi tentang NU yang sudah melenceng jauh dari Qonun Asasi yang dicetuskan oleh KH. Hasyim Asy’ari, memahami keberadaan tokoh-tokoh Islam yang sudah menjadi agen orentalis barat untuk menghancurkan akidah dan keimanan umat Islam, sehingga kita mampu bagaimana seharusnya kita paham kemudian bersikap.
Buku ini pula dilengkapi Pembahasan Gerakan Syi’ah di Indonesia  dan Malah ada Kronologis Tuntutan Umat Islam Membubarkan Silatnas Syi’ah (2-4 April 2010 M), Transkip Ceramah Pakar Syi’ah Ustadz H. Farid Ahmad Okbah, Lc, MA
Semoga Buku tersebut yakni Berjudul “ Membuka Kedok Tokoh-Tokoh Liberal Dalam Tubuh NU “ menjadi Buku bermanfaat yang bermanfaat terkhusus Warga Nahdhiyin/NU yang ingin mencari Kebenaran. Karena disampul Buku belakang tersebut ada kata-kata yang sangat Indah Yakni: Kebaikan itu ada dalam mengikuti para Salaf, Sedangkan keburukan itu terdapat pada hal-hal yang mengada-ada.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers