- Tekanan bathin bahkan bukan hanya itu
saja, di dalam kelas ada dosen yang dengan santainya mengolok-olok kami
dan ayat-ayat Al-Qur’an semakin membuat hati ini semakin sakit.
- Orang tua mana yang tidak terguncang
hatinya ketika tau bahwa anaknya dituduh aliran sesat dan teroris bahkan
diancam dengan ancaman DROP OUT. Berbagai ancaman yang telah orang tua
saya lemparkan kepada saya, seperti ancaman pengusiran, bahkan mereka
sempat datang ke kostan saya dan memaksa saya untuk melepaskan niqab
saya dan saat ini jilbab, khimar, dan niqab saya sudah dibuang oleh
mereka, tetapi AlhamduliLlaah saya masih memiliki saudari-saudari
seaqidah yang masih setia untuk membantu saya dan memberikan pakaian
untuk saya sehingga saya masih bisa pergi kuliah seperti biasanya bahkan
ancaman dari pihak keluarga saya yang tetap keras ingin saya melepas
niqab bukan hanya sampai pada membuang semua pakaian takwa saya dan
menyita laptop saya, juga ancaman pembunuhan serta usaha untuk
mengeluarkan saya dari kostan kemudian saya akan dibawa pulang secara
paksa ke kota saya untuk di “Ruqyah”.
- Tetapi saya tetap hanya takut pada murka
Allah, saya tidak ingin hina dihadapan Allah. Saya tidak ingin
menyia-nyiakan hidayah yang telah Allah berikan kepada saya begitu saja
hanya karena ketundukan dan ingin menuruti hawa nafsu manusia meskipun
itu orang tua saya sendiri. Saya bukan tidak mencintai keluarga saya,
namun apa yang saya lakukan ini semata-mata untuk membahagiakan kedua
orang tua saya di kehidupan yang kekal kelak, yaitu di akhirat, dengan
tetap berjalan diatas manhaj Rasulullaah dan menjadi bagian dari para
pejuang Dien-Nya.
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Saat ini saya sudah memakai niqab sejak
awal memasuki semester 5 bersamaan dengan beberapa teman dekat saya.
Saya hanya akhwat biasa sama seperti teman-teman yang lain, saya dan
ketiga teman saya yang telah berniqab lainnya sebelumnya juga pernah
menaungi beberapa organisasi seperti BEMF dan LDF.
Ya, kami hanya akhwat biasa seperti
teman-teman mahasiswi lainnya. Kami sudah sebulan memakai niqab dengan
tujuan untuk mengikuti perintah Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 59 dan
sunnah Rasulullaah yang telah mewajibkan para muslimah untuk menutupi
aurat dan perhiasannya dengan pakaian takwa ke seluruh tubuh. Ya, tidak
ada tujuan lain selain tujuan yang ingin membuktikan cinta kami kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya dan AlhamduliLlaah Allah telah
menyegerakan niat kami untuk segera berhijrah dengan memakai pakaian
takwa yang merupakan “sebaik-baik pakaian”.
Ya, tidak ada tujuan lain selain tujuan yang ingin membuktikan cinta
kami kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya dan AlhamduliLlaah
Allah telah menyegerakan niat kami untuk segera berhijrah dengan memakai
pakaian takwa yang merupakan “sebaik-baik pakaian”.
Ternyata setelah kami mengenakan niqab dan mulai memberanikan diri untuk
berusaha istiqamah memakai niqab baik di luar rumah dan di kampus
ternyata usaha melaksanakan perintah Allah itu tidak mudah.
Sebelum memutuskan untuk menggunakan niqab pun kami sudah memikirkan
beberapa tantangan-tantangan yang akan menghadang perjalanan kami
seiring usaha kami untuk istiqamah dengan “Niqab”.
Kami mendengar
beberapa isu mengenai tanggapan masyarakat kampus mengenai keberadaan
kami yang kini telah berpenampilan berbeda dengan mahasiswi lainnya,
tapi sayangnya kami tidak mendengar isu-isu tersebut secara langsung
dari orang-orang yang tidak menyukai kami (tabbayun). Diantaranya kami
diisukan sebagai jama’ah aliran sesat, pengikut organisasi ISIS, dan
ancaman untuk di DROP OUT (DO) dari kampus serta berbagai isu dan fitnah
lainnya yang setiap hari tak hentinya selalu kami dengar
perkembangannya.
Sekitar satu minggu setelah keberadaan
kami dan niqab kami yang telah menyebar hingga ke kampus Unsri
Palembang, ternyata juga terdengar oleh telinga dosen dan para petinggi
di Dekanat serta Rektorat.
Dan tanpa sepengetahuan kami mereka telah mengadakan forum dengan BEMF,
LDF, dan dengan pejabat Dekanat dan Mahasiswa untuk membahas masalah
keberadaan kami yang telah diisukan dengan banyak fitnah.
Isu-isu mengenai ancaman DROP OUT pun sudah banyak diketahui oleh
mahasiswa lainnya di kampus, dan hal tersebut tentu membuat bathin kami
merasa tertekan. Namun, sudah sunnatuLlaah untuk memperjuangkan Dien-Nya
memang tidak semudah apa yang kita bayangkan apalagi dalam kondisi
tinggal di negara sekuler.
Bahkan bukan hanya itu saja, di dalam
kelas ada dosen yang dengan santainya mengolok-olok kami dan ayat-ayat
Al-Qur’an semakin membuat hati ini semakin sakit. Padahal dosen-dosen
yang lainnya tidak merasa terganggu dalam kegiatan belajar dan mengajar
bersama kami, karena tujuan kami tetap sama seperti mahasiswa yang
lainnya, yaitu menuntut ilmu. Kami tidak pernah membuat keributan
apalagi membuat kerusakan pun dengan teman-teman kami di kelas begitu
“welcome” dengan penampilan kami.
Sekitar dua minggu kami masih dengan niqab
kami, pada hari kamis (saya lupa tanggalnya) di FKIP terjadi aksi
“TOLAK RADIKALISASI ISIS pemecah belah NKRI” yang dipimpin langsung oleh
Gubernur Mahasiswa FKIP bersama dengan anggota LDF dan BEMF yang
berjumlah 18 orang laki-laki, aksi tersebut dilaksanakan tepatnya di
depan Mushalla FKIP. Sungguh sangat terkesan “mendadak” karena ternyata
hal tersebut juga sudah disetujui oleh pihak Dekanat, dan anehnya aksi
tersebut dilakukan hanya di FKIP, tidak dilakukan di fakultas yang
lainnya yang semakin menyudutkan keberadaan kami dengan niqab yang kami
pakai.
Saya pribadi sangat menunggu-nunggu agar
sekiranya pihak dekanat segera memanggil dan menanyakan kami tetapi
sampai saya menulis cerita ini saya dan teman-teman lainnya belum juga
mendapatkan panggilan dari dekan.
Cobaan yang
kami alami bukan hanya sampai di situ, saya pernah mendengar isu
mengenai ada salah satu orang tua di antara kami yang berniqab yang
didatangi dan telah diberitahukan mengenai perbuatan kami yang mereka
pikir telah menyimpang. Karena daerah asal saya berada di kota yang
lebih jauh dari dua teman saya yang lainnya yang tinggal di Palembang
bersama keluarga mereka, rasanya sangat tidak mungkin, jika orang tua
saya tersebut yang di datangi secara langsung karena mengingat jarak
dari Indralaya ke kota saya sekitar 5 jam perjalanan, jika memang pihak
kampus atau pihak yang memusuhi kami ingin melaporkan hal tersebut
kepada orang tua pasti orang tua teman saya yang tinggal di Palembang
itulah yang lebih dulu.
Awalnya kami berjumlah empat orang. Namun,
salah satu teman saya telah membuka niqabnya karena merasa belum
sanggup untuk diterpa badai seperti yang saya sendiri alami hingga di
saat saya menulis tulisan ini. Coba pembaca analisis dari kejadian teman
saya yang melepas niqabnya tersebut padahal sebelumnya dia juga
diisukan sebagai anggota ISIS, namun setelah ia membuka niqabnya isu
tersebut tidak lagi menerpa dirinya jadi kesimpulannya masalah ini bukan
terletak dengan tuduhan keterkaitan kami terhadap ISIS, namun yang jadi
masalah adalah NIQAB!!!
Pembaca yang beriman, saya sendiri
mengalami berbagai tekanan yang lebih besar daripada hanya sekedar
olok-olokan atau ancaman DROP OUT dari kampus, tetapi yang sangat
menyiksa bathin saya adalah ancaman dari orang tua dan keluarga saya
sendiri. Jujur, memang saya sebelumnya belum mengatakan kepada orang tua
saya untuk meminta izin memakai niqab, namun saya pribadi telah
membicarakan perihal keinginan saya untuk memakai niqab, namun belum
disetujui, tapi sebenarnya saya memang akan membicarakan mengenai saya
yang telah memakai niqab kepada orang tua saya, namun saya ingin
memastikan dan memperjuangkan dahulu bahwa saya benar-benar
diperbolehkan kuliah dengan tetap memakai niqab.
Berita yang mengatakan “terdapat empat
orang yang berniqab akan di-DROP OUT” terdengar hingga di lingkungan
keluarga saya dan tempat ayah saya mencari nafkah. Sebenarnya saya
memang akan membicarakan mengenai saya yang telah memakai Niqab kepada
orang tua saya, namun saya ingin memastikan dan memperjuangkan dahulu
bahwa saya benar benar diperbolehkan kuliah dengan tetap memakai Niqab.
Saya tidak pernah menyangka ternyata
begitu teganya pihak yang telah menghubungi keluarga saya mengatakan
bahwa saya akan di DROP OUT karena memakai niqab dan karena saya diduga
terlibat dalam anggota ISIS, padahal pembaca yang cerdas lebih mampu
membaca situasi bahwasannya ISIS itu berada di Suriah dan Irak yang
letaknya sangat jauh dari Indonesia. Ya, mereka sangat tega melihat
orang tua saya yang langsung shock setelah mendengar kabar yang sangat
mengenaskan tersebut.
Orang tua
mana yang tidak terguncang hatinya ketika tau bahwa anaknya dituduh
aliran sesat dan teroris bahkan diancam dengan ancaman DROP OUT.
Berbagai ancaman yang telah orang tua saya lemparkan kepada saya,
seperti ancaman pengusiran, bahkan mereka sempat datang ke kostan saya
dan memaksa saya untuk melepaskan niqab saya dan saat ini jilbab,
khimar, dan niqab saya sudah dibuang oleh mereka, tetapi AlhamduliLlaah
saya masih memiliki saudari-saudari seaqidah yang masih setia untuk
membantu saya dan memberikan pakaian untuk saya sehingga saya masih bisa
pergi kuliah seperti biasanya bahkan ancaman dari pihak keluarga saya
yang tetap keras ingin saya melepas niqab bukan hanya sampai pada
membuang semua pakaian takwa saya dan menyita laptop saya, juga ancaman
pembunuhan serta usaha untuk mengeluarkan saya dari kostan kemudian saya
akan dibawa pulang secara paksa ke kota saya untuk di “Ruqyah”.
Tetapi saya tetap hanya takut pada murka
Allah, saya tidak ingin hina dihadapan Allah. Saya tidak ingin
menyia-nyiakan hidayah yang telah Allah berikan kepada saya begitu saja
hanya karena ketundukan dan ingin menuruti hawa nafsu manusia meskipun
itu orang tua saya sendiri. Saya bukan tidak mencintai keluarga saya,
namun apa yang saya lakukan ini semata-mata untuk membahagiakan kedua
orang tua saya di kehidupan yang kekal kelak, yaitu di akhirat, dengan
tetap berjalan diatas manhaj Rasulullaah dan menjadi bagian dari para
pejuang Dien-Nya.
Saya bukan tidak tega melihat keluarga
saya yang terus menerus hingga saat saya menulis tulisan ini mendapatkan
cemoohan dan hinaan oleh lingkungan tempat saya tinggal, tempat ayah
saya bekerja, pun dengan sekolah tempat adik saya, nama saya sudah
tersebar dan membuat adik saya sangat merasa malu.
Saat saya menulis tulisan ini, sebelumnya
saya baru saja mendengar kabar bahwa teman saya yang sama seperti saya
memakai niqab orangtuanya di hubungi oleh seseorang yang mengatakan
bahwa dia akan di DROP OUT karena niqabnya. Tentu saja pula orang tua
teman saya yang awalnya mengizinkan dia untuk memakai niqab kemudian
berbalik arah berusaha melepaskan niqabnya. Ya, begitulah Ujian yang
tengah kami hadapi kini, berat sekali. Sangat berat, namun saya selalu
teringat akan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا
الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ
مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ
الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلا إِنَّ
نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ (٢١٤)
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk
syurga padahal belum datang kepadamu cobaan seperti yang dialami
orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa kemelaratan,
penderitaan, dan diguncang dengan berbagai cobaan, sehingga Rasul dan
orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang
pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.”
(QS. Al-Baqarah: 214)
لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا
إِلا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا
لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ
عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا
رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا
وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى
الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (٢٨٦)
“Allah tidak akan membebani seseorang
kecuali sesuai dengan kesanggupannya, ia mendapat (pahala) dari
(kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan)
yang diperbuatnya. (mereka berdo’a), “Wahai Tuhan kami, janganlah
engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Yaa
Tuhan kami, janganlah engkau bebani kami dengan beban yang berat
sebagaimana engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Yaa Tuhan
kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak kami sanggup
kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami.
Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang
kafir.” (QS. Al-Baqarah: 286)
Ya… hanyalah Al-Qur’an yang saat ini dapat
menghibur hati kami, hanyalah Allah sebagai sebaik-baik penolong dan
sebaik-baik pelindung. Yang kami harapkan adalah Allah memberikan
pertolongan dan menampakkan kekuasaan-Nya tepat pada waktunya. Karena
kami yakin kami tidaklah sesat dan menyimpang. Semoga Allah segera
menampakkan bahwa yang Haq itu adalah Haq dan yang Bathil adalah Bathil.
Karena kita semua yang mengaku beriman kepada ALLAH dan Rasul-Nya, yang
telah setia mengucapkan dua kalimat syahadat haruslah setia kepada
agama ini hingga kita di jemput hanya dalam keadaan sebagai Muslim.
أَلا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
“… ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” (QS. Al-Baqarah: 214)
Dan kami akan selalu tetap Istiqamah
dengan NIQAB kami, karena Niqab kami adalah bagian dari hidup kami, dan
Niqab kami adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar. Dan kami
yakin kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menolong kami dari arah yang
tidak disangka-sangka.
إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا
مُبِينًا (١) لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا
تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا
مُسْتَقِيمًا (٢) وَيَنْصُرَكَ اللَّهُ نَصْرًا عَزِيزًا (٣)
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ
لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ
السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا (٤)
“Sungguh, kami telah memberikan kepadamu
KEMENANGAN YANG NYATA Agar Allah memberikan ampunan kepadamu (Muhammad)
atas dosamu yang lalu dan yang akan datang, serta menyempurnakan
nikmat-Nya atas mu dan menunjukkimu ke jalan yang lurus dan agar Allah
menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak). Dia lah yang telah
menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mu’min untuk menambah
keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah lah bala
tentara langit dan bumi. Dan Allah maha mengetahui, Maha Bijaksana.”
(QS. Al-Fath: 1-4)
وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ
وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ الظَّانِّينَ
بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ دَائِرَةُ السَّوْءِ وَغَضِبَ
اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَلَعَنَهُمْ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ
مَصِيرًا (٦)
“Dan Dia mengadzab orang-orang munafiq
laki-laki dan perempuan dan juga orang-orang musyrik laki-laki dan
perempuan yang BERPRASANGKA BURUK terhadap Allah. Mereka akan medapat
giliran (adzab yang buruk) dan Allah Murka kepada mereka dan mengutuk
mereka, serta menyediakan neraka jahannam bagi mereka. Dan Neraka
Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Al-Fath: 6)
UNTUK MENEGAKKAN SATU SUNNAH HARUS MENGELUARKAN RIBUAN AIR MATA!!!
*Diceritakan oleh salah seorang mahasiswi berniqab di FKIP Unsri
Indralaya, Sumatera Selatan