bulan-merah
Insya Allah akan terjadi gerhana bulan total tanggal 4 April 2015 Pukul 19.00 WIB. Bagaimana hukum shalat gerhana dan tatacaranya serta khutbahnya.
Gerhana bulan itu walau berwarna merah darah namun telah ditegaskan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak ada kaitannya dengan kelahiran atau kematian seseorang. Sabda beliau:

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ

”Matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Kedua gerhana tersebut tidak terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang.” (HR. Bukhari no. 1060 dan Muslim no. 904).
Inilah berita dan tatacara shalat gerhana serta kutipan khutbah gerhana .
***

Insya Allah Gerhana Bulan Merah Darah Bakal Terlihat 8 Oktober 2014

Pada 8 Oktober 2014 mendatang, insya Allah akan terjadi gerhana bulan total. Saat gerhana ini terjadi, permukaan bulan akan berwarna merah. Fenomena ini sering disebut blood moon atau purnama merah darah.
“Di Indonesia bisa terlihat, di Jakarta juga bisa dilihat,” kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Prof Dr Thomas Djamaluddin, Kamis (2/10).
Thomas mengatakan, di wilayah timur Indonesia, seluruh rangkaian gerhana bulan total ini bisa terlihat dengan jelas. Namun di wilayah barat Indonesia, termasuk Jakarta, fase awal purnama tidak bisa terlihat namun puncak purnama dan fase akhir masih bisa terlihat di Jakarta. “Kalau di Jakarta sehabis magrib sudah terlihat,” katanya.
Fenomena blood moon ini pernah terjadi pada April 2014 lalu di Indonesia. Namun sayangnya tak semua wilayah Indonesia bisa melihat gerhana bulan tersebut. Gerhana bulan ini bisa terlihat cukup jelas di kawasan timur dan tengah Indonesia.
BMKG menyatakan warga di Papua dan sebagian besar Maluku bagian timur akan dapat melihat fase gerhana bulan sebagian. Saat itu langit di kawasan tersebut sudah mulai gelap sehingga bulan bisa terlihat.
Sementara warga di Maluku bagian Barat, Sulawesi, Nusa Tenggara, sebagian besar Kalimantan bagian Timur dan Jawa bagian timur akan mendapati bulan berada dalam fase gerhana bulan penumbra hingga berakhirnya gerhana tersebut. Sama seperti di bagian timur Indonesia, langit di kawasan ini juga mulai gelap sehingga gerhana bulan masih bisa terlihat.
Sedangkan warga di Jawa bagian barat, Kalimantan bagian barat dan Sumatera tidak dapat mengamati gerhana bulan total 15 April 2014. Ini mengingat proses gerhana sudah berakhir pada saat bulan terbit di wilayah tersebut.
Sementara menurut astronom amatir Ma’rufin Sudibyo mengatakan, ada fenomena unik lainnya pada gerhana bulan nanti yakni Planet Uranus akan terlihat.
Pemandangan yang akan tampak di langit nanti adalah Bulan yang berwarna merah dengan Uranus yang tampak dengan mata telanjang di sisinya. “Mungkin menjadi momen sepanjang sejarah Uranus bisa terlihat dengan mata tanpa alat,” katanya.
Ma’rufin mengungkapkan, fenomena gerhana yang akan terjadi nanti adalah gerhana Bulan total. “Bulan bakal tampak memerah, Uranus bakal tampak sebagai titik putih yang cukup redup. Magnitudo atau kecerlangannya hanya +5,” ucapnya.
Untuk bisa mengamati Uranus, penentuan daerah pengamatan menjadi penting. Wilayah yang lapang dan gelap adalah pilihan utama. Namun, jangan harap bisa mengamatinya di kota.(JPNN/DED) NONSTOP.COM-Added by Redaksi on 03/10/2014.
Gerhana Bulan
***
Selanjutnya, inilah hukum dan tata cara shalat gerhana.
Shalat Khusuf dan Shalat Kusuf
Khusuf adalah gerhana bulan total atau sebagian di malam hari sedangkan Kusuf adalah gerhana matahari total atau sebagian.
  • Hukum Shalat Khusuf dan Kusuf:
Hukum jedua shalat ini sunnat ma’akkadah bagi setiap muslim dan muslimah baik yang sedang mukim atau safar.
  • Mengetahui Waktu Gerhana.
Waktu gerhana matahari dan bulan memiliki waktu-waktu tertentu seperti halnya waktu terbit matahari dan bulan, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan bahwa waktu gerhana matahari terjadi pada akhir bulan sedangkan gerhana bulan terjadi pada malam-malam purnama.
  • Sebab-sebab Gerhana
Aapabila terjadi gerhana bulan ataupun matahari manusia dianjurkan untuk melakukan shalat di mesjid-mesjid atau di rumah-rumah sekalipun di mesjid itu lebih utama, sebagaimana gempa, petir, gunung berapi, memiliki sebab-sebab tertentu demikian juga gerhana matahari dan bulan juga telah Allah tetapkan penyebab keduanya. Dan hikmah dibalik itu adalah menakut-nakuti hamba-Nya agar kembali kepada Allah.
  • Waktu Shalat:
Shalat gerhana dimulai sejak terjadinya gerhana hingga gerhana tgersebut hilang.
  • Tata Cara Shalat Gerhana:
Shalat gerhana tidak dimulai dengan azan dan qomat akan tetapi dengan panggilan: Ash-Shalatu Jaami’ah sekali atau lebih. Kemudian imam bertakbir dan membaca Al-Fatihah serta surat yang panjang dengan suara keras lalu ruku’ dengan ruku’ yang lama kemudian I’tidal dengan membaca Sami’allahu liman hamidah, Rabbana walakal hamdu, tetapi tidak sujud. Kemudian membaca surat Al-Fatihah dan membaca surat yang lebih pendek dari yang pertama kemudian ruku’ dengan ruku’ yang lebih pendek dari yang pertama kemudian I’tidal, lalu turun sujud dengan sujud yang panjang dan sujud yang pertama lebih panjang dari yang kedua dan diselai dengan duduk diantara dua sujud kemudian berdiri untuk rakaat kedua lalu melakukan hal yang sama dengan rakaat pertama hanya saja lebih ringan dari yang pertama kemudian dilanjutkan dengan tahiyat dan salam.
  • Sifat Khutbah Shalat Gerhana
Disunnahkan bagi imam untuk melakukan khutbah setelah shalat gerhana untuk mengingatkan manusia akan kejadian yang besar ini agar hati-hati mereka menjadi lunak kemudian meminta mereka untuk banyak berdoa dan istighfar. Dari Aisyah ra berkata, telah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu beliau melakukan shalat dan memanjangkan berdirinya lalu ruku’ dengan ruku’ yang panjang kemudian berdiri lama tetapi lebih pendek dari yang pertama kemudian ruku’ dan sujud dengan memanjangkan keduanya, lalu berdiri untuk raka’at kedua kemudian ruku’ yang panjang tetapi lebih pendek dari ruku’ yang pertama kemudian mengangkat kepalanya untuk berdiri lama tetapi lebih pendek dari yang pertama kemudian ruku’ dan sujud.
Lalu Rasulullah saw menyelesaikan shalatnya dan matahari telah kelihatan kembali maka beliau berkhutbah memuja dan meuji Allah SWT dan bersabda, Sesungguhnya matahari dan bulan adalah salah satu tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah dan keduanya tidaklah terjadi gerhana dikarenakan hidup atau matinya seseorang maka apabila kalian melihatnya maka bertakbirlah dan berdoalah kepada Allah serta lakukanlah shalat dan bersedekahlah wahai umat Muhammad, sesungguhnya tidak ada yang lebih cemburu daripada Allah ketika melihat hamba-Nya melakukan perzinahan wahai umat Muhammad seandainya kalian mengetahui apa yang kuketahui niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa, saksikanlah bukankah telah aku sampaikan.” (HR. Muttafaq ‘alaihi)
  • Mengqadha Shalat Gerhana
Jama’ah shalat Khusuf bias diperoleh jika seseorang mendapati ruku’ yang pertama dari setiap raka’atnya dan jika gerhana telah hilang maka tidak ada qadha shalat gerhana.
Apabila gerhana telah berakhir dan mereka masih melakukan shalat maka shalat segera diselesaikan dengan ringan. Sebaliknya jika shalat telah selesai dan gerhana belum hilang maka dianjurkan memperbanyak doa dan takbir dan bersedekah hingga gerhana itu hilang.
  • Pelajaran yang Diambil dari Gerhana
Gerhana mendorong seseorang untuk ikhlas dalam mengesakan Allah serta melakukan keta’atan dan menjauhi kemaksiatan dan dosa serta takut kepada Allah dan kembali kepada-Nya.
  1. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan tidaklah Kami turunkan ayat-ayat Kami kecuali untuk menakut-nakuti (hamba).” (QS. Al-Isra': 59)
  1. Dari Abu Mas’ud al-Anshary radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ” Sesungguhnya matahari dan bulan adalah salah satu tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah untuk menakut-nakuti hamba-Nya, dan keduanya tidaklah terjadi gerhana dikarenakan hidup atau matinya seseorang maka apabila kalian melihatnya maka shalatlah dan berdoalah kepada Allah sehingga keduanya hilang.” (Muttafaq ‘alaih)
Sumber: www.islamhouse.com/…/id_03_summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajre.doc
Penyusun : Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri
Terjemah : Team Indonesia islamhouse.com
Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad & Muzaffar Sahidu. Lc


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers