Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda :

يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ

Artinya: “Setiap manusia akan dibangkitkan seperti ketika ia mati.” (Hadits Riwayat Imaam Muslim no: 2878)
SEKADU– M. Nasir (64 tahun), imam masjid Nurul Hidayah di Dusun Sepantak, desa sungai Ayak, Kecamatan Belintang Hilir, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat, meninggal dunia saat memimpin shalat Idul Adha 1435 H, Ahad (5/10/ 2014)
Dia wafat saat tahiyat akhir shalat Idul Adha di masjid. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun.
Ratusan warga setempat pun datang berbondong-bondong menyaksikan kejadian tersebut. Menurut Ace Sudirman, salah seorang warga menuturkan, kejadian itu terjadi pada pukul 07.15 WIB.
“Terhenti sebentar salat Ied nya. Setelah itu, jenazah Imam itu dibawa oleh pihak keluarga ke rumah duka dan khotbah dilanjutkan oleh Imam lainnya. Setelah selesai salat, jemaah dan warga lainnya pergi melayat ke rumah duka,” kata Sudirman, dikutip dari VIVAnews.
Sudirman mengatakan, pas kejadian di masjid sudah penuh jemaah. “Pemakaman Imam masjid sudah dilakukan, seusai salat dzuhur tadi,” jelasnya.

Kapolres Sekadau, Ajun Komisaris Besar Polisi Agus Triamaja, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan membenarkan kejadian tersebut. “Imam masjid itu bernama M. Nasir, usianya 46 tahun. Sehari-harinya, dia sebagai petani. Meninggal dunia pada saat menjadi imam sholat Ied Idul Adha di masjid Nurul Hidayah,” kata Kapolres. (azm/arrahmah.com) A. Z. MuttaqinSenin, 12 Zulhijjah 1435 H / 6 Oktober 2014 07:50
***
“Setiap manusia akan dibangkitkan seperti ketika ia mati.”
Dalam Hadits Riwayat Imaam Muslim no: 2878 dari Shohabat Jaabir bin ‘Abdillah رضي الله عنه, bahwa beliau mendengar Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda :

يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ

Artinya: “Setiap manusia akan dibangkitkan seperti ketika ia mati.”
Atas dasar Hadits tersebut, maka kita sebagai seorang Muslim harus merencanakan agar mati kita hendaknya dalam keadaan yang baik (beramal shoolih disisi Allooh سبحانه وتعالى). Harus disadari dan diantisipasi. Jangan sampai kita tidak siap, dan jangan sampai kita mengatakan bahwa kita masih punya umur panjang karena kematian dapat datang setiap saat.
Bayangkan bila seseorang itu mati dalam keadaan berma’shiyat kepada Allooh سبحانه وتعالى, maka ia akan dibangkitkan dalam keadaan seperti itu pula. Kalau seseorang itu mati sedang ia dalam keadaan melawan Allooh سبحانه وتعالى, serta memusuhi kaum mu’minin, maka orang tersebut akan Allooh سبحانه وتعالى bangkitkan dalam keadaan seperti itu pula. Na’uudzu billaahi min dzaalik.
Sebaliknya bila seseorang mati dalam keadaan yang shoolih, misalnya ia mati dalam keadaan sujud, beribadah, bermunajat kepada Allooh سبحانه وتعالى, maka alangkah berbahagianya orang tersebut, karena ia akan menghadap Allooh سبحانه وتعالى dalam keadaan shoolih.
Keadaan seperti itu jangan sampai tidak kita rencanakan. Setiap diri kita hendaknya bisa mengendalikan diri, bagaimana caranya agar kita selalu dalam perkara yang baik, sehingga bila Allooh سبحانه وتعالى mencabut nyawa kita, maka kita sedang dalam keadaan berbuat kebaikan. Keadaan seperti itu penuh dengan kontrol, sebab kalau tidak, maka kita akan mati dalam Su’ul Khotimah.Jangan sampai hendaknya ada orang yang mengatakan : “Ah tenang saja, kita kan masih ada waktu ke depan”, karena sungguh tidak seorang pun tahu kapan datang kematian bagi dirinya.
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم mengajarkan kepada kita bahwa sholat yang kita lakukan itu adalah hendaknya bagaikan sholat kita yang terakhir. Hal ini adalah sebagaimana dalam sabda beliau صلى الله عليه وسلم melalui Abu Ayyuub رضي الله عنه yang diberitakan dalam Hadits Riwayat Imaam Ibnu Maajah no: 4171, di-Hasankan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany dalam Shohiih Ibnu Maajah no: 3363, dimana beliau رضي الله عنه berkata bahwa ada seorang laki-laki datang menemui Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم lalu orang itu berkata,“Wahai Rosuul, ajarilah aku dan ringkaslah.”
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم menjawab,

إِذَا قُمْتَ فِي صَلاَتِكَ فَصَلِّ صَلاَةَ مُوَدِّعٍ ، وَلاَ تَكَلَّمْ بِكَلاَمٍ تَعْتَذِرُ مِنْهُ ، وَأَجْمِعِ الْيَأْسَ عَمَّا فِي أَيْدِي النَّاسِ

Artinya: “Jika kamu sholat, maka sholatlah seperti sholat perpisahan, dan janganlah kamu berbicara dengan suatu perkataan dimana kamu akan menyesal karenanya. Dan putuskanlah harapanmu dari apa yang ada di tangan manusia.”
Artinya, sholat yang kita lakukan adalah sholat yang penuh dengan kontrol, penuh dengan kesadaran bahwa bila Allooh سبحانه وتعالى tidak memberikan kesempatan untuk sholat berikutnya, baik sholat di waktu Shubuh ataupun sholat Tahajud di malam hari, maka sholat yang kita lakukan disaat itu adalah sholat kita yang terbaik.
Untuk membuat keadaan seperti tersebut tidaklah mudah. Karena bila kita tidak menyadari dan senantiasa mengupayakan agar kita kelak menghadap Allooh سبحانه وتعالى dalam keadaan yang baik, maka kita akan cenderung menjadi lalai dalam menjalani kehidupan kita di dunia ini dan sesungguhnya kita akan termasuk orang-orang yang merugi bila dicabut nyawanya dalam keadaan demikian.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers