Marilah kita hadapi wacana ini dengan kuat dan optimisme yang tinggi. Tidak perlu stres, pesimis, apalagi sampai bunuh diri. Tidak perlu juga menggalang demonstrasi, aksi jahit mulut apalagi mau bakar diri.
Sebagai mukmin sejati kita harus yakin bahwa Allah telah menentukan rezeki bagi kita semua. Allah tidak akan mematikan kita sebelum rezeki yang ditentukan kepada kita telah sempurna. Firman-Nya:

وَمَا مِن دَآبَّةٍۢ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberikan rezekinya” (QS. Hud [11]: 6)
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
لَا تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ، فَإِنَّهُ لَمْ يَكُنْ عَبْدٌ لِيَمُوْتَ حَتَّى يَبْلُغَ آخِرُ رِزْقٍ هُوَ لَهُ، فَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ: أَخْذِ الْحَلَالِ وَ تَرْكِ الْحَرَامِ
Janganlah merasa rezeki kalian lambat, karena sesungguhnya tidak ada seorang hamba pun yang mati sehingga telah datang padanya rezeki terakhir yang ditentukan baginya. Karenanya, bertakwalah kalian kepada Allah dan carilah cara yang baik dalam mencari rezeki, ambil yang halal dan tinggalkan yang haram.”
Imam Ibnu Katsir dalam Al Bidayah wa Nihayah pernah membawakan sebuah kisah yang menakjubkan. Abdul Aziz al-Harrani berkata, “Suatu saat aku pernah membawa sebuah kantong berisi gandum, tiba-tiba ada seekor lebah yang mengambil sebutir gandum lalu pergi ke suatu tempat kemudian kembali lagi dan mengambil gandum lagi lalu pergi dan seterusnya. Akhirnya, saya mengikutinya ternyata lebah tersebut memberikan gandum tadi ke mulut seekor burung buta yang ada di atas pohon”.
Subhanallah, kalau hewan-hewan tersebut saja mendapatkan rezeki lewat binatang lainnya, lantas kenapa kita ragu akan rezeki kita?!!
Namun, hal itu bukan berarti kita hanya berpangku tangan tanpa bergerak mencari rezeki. Tidak, sama sekali tidak, bahkan Islam menganjurkan kepada umatnya untuk bekerja dan Islam mencela pengangguran.
Oleh karena itu, para nabi dan ulama juga bekerja. Di antara mereka ada yang menjadi pedagang, petani, tukang kayu, penggembala, dan lain-lain. Kemudian Islam juga menghendaki pemeluknya pintar dan tidak boros dalam pembelanjaan harta. Serta qonaah dan syukur dengan pemberian Allah.
Mari kokohkan iman dan tawakkal, memperbanyak ibadah dan istighfar, sembari ihtiar dan doa agar Allah melancarkan rezeki untuk kita.
Penulis: Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As Sidawy
Artikel Muslim.Or.Id


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers