Oleh: Ust. Abu Husein At-Thuwailibi.
ألحمد لله رب العلمين و الصلا ة و السلا م على ر سو ل الله محمد و على أله و أصحا به أجمعين أ ما بعد,
Walau beliau tidak mengenal saya, karena saya memang tidak terkenal dan tidak pantas untuk dikenal, namun saya mengenal beliau, saya aktif mengikuti kajian-kajian dan ceramah-ceramah beliau (baik langsung maupun tidak langsung), beberapa buku-buku beliau (baik tebal maupun tipis) saya punya, wal-hamdulillah. banyak ilmu dan faedah yang saya dapatkan dari beliau, walaupun beliau bukanlah sosok “malaikat” yang selalu benar dan tak mungkin salah. Karena beliau selalu mewasiati ummat untuk senantiasa menuntut Ilmu dan tidak taqlid kepada sosok tertentu, sebab sejatinya kebenaran adalah bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah sesuai pemahaman Salaful Ummah.
Jujur, saya belum pernah melihat seorang maha guru yang demikian tegas dalam menyampaikan sesuatu yang menurutnya benar. Dialah Al-Ustadz Yazid Bin Abdil Qadir Jawas.


Satu hal yang membuat diri ini takjub -atas kehendak Allah- dengan sosok beliau selain kharisma nya adalah hampir di setiap kesempatan mengisi kajian (baik itu ta'lim rutin atau dauroh) beliau selalu mewasiati para audience agar tetap MENUNTUT ILMU. Begitu agung tugas seorang mukmin sejati yakni menuntut Ilmu sampai mati, sehingga Ustadz Yazid pun hampir tak pernah lupa memberikan peringatan kepada murid-muridnya untuk senantiasa menuntut Ilmu, menuntut Ilmu dan menuntut Ilmu, Subhaanallah... Walau kadang karakter dan ciri khas beliau yang terkesan “galak” tidak jarang membuat orang-orang awam antipati atau bahkan menghindar dari dakwah beliau, sehingga konon Masjid Ahmad Bin Hanbal bogor tempat dimana beliau mengisi Kajian Rutin setiap hari ahad sempat diserang masyarakat setempat. Demikian pula beliau pernah mendapat kecaman keras dan tendensius dari seorang Habib terkenal di Jakarta. semoga Allah meneguhkan beliau dijalan dakwah ahlus sunnah wal jama'ah.
Mengapa saya sampaikan hal ini, tidak lain tujuannya adalah mengambil pelajaran dari pengalaman, bahwa ternyata esensi dan substansi dakwah yang Haq pun ternyata bisa menjadi tak bernilai dimata manusia dan bahkan menimbulkan mudhorot ketika metodologi dan fiqih dakwah tidak kita sinkronkan, na'am.
Ustadz Yazid Jawas adalah seorang Tokoh Ahli Ilmu yang sangat disegani di kalangan aktivis Salafi, beliau adalah seorang Ulama panutan di indonesia yang kerap di datangi para penuntut Ilmu.
Secara ringkas mengenai perjalanan beliau, beliau berguru dengan Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullah dan sekarang aktif mengajar dipondok pesantren Minhajus Sunnah bogor. Ciri khas beliau yang blak-blakan dan to the point dalam dakwah terkadang dianggap "kurang hikmah" atau terkesan galak oleh sebagian kalangan.
Sebuah media on line mengabarkan bahwa pada hari Kamis tanggal 10 Rabiul awal 1436 H atau tepat tanggal 1 Januari 2015 M di Masjid Nurul Iman, Kementrian Pertanian, tepatnya di Jalan Harsono RM No 3 Ragunan Jakarta Selatan, dalam Tablig Akbar pembahasan Doa dan Dzikir Senjata Orang Muslim dan Ibadah Yang Paling Di Cintai Oleh Allah,dimana disampaikan langsung oleh Ustadz Yazid Bin Abdil Abdul Qodir Jawas.
Dalam Tabligh Akbar yang direlay langsung oleh Rodja TV, sejak pukul 09-00 WIB hingga menjelang dzuhur itu, Ustadz Yazid selaku Ustadz Salafi Indonesia yang sudah sangat terkenal dengan aqidah salaf-ya, beliau menerangkan tentang banyak permasalahan dzikir dan doa.
Di sela-sela sesi tanya jawab, terdapat seorang jamaah yang bertanya melalui secarik kertas yang langsung dibaca oleh Ustadz Yazid sendiri, dimana jamaah itu bertanya tentang istigosah dan membawakan dalil salah satu dalam surat Al-Maidah tentang tawasul.
Kemudian Ustadz Yazid pun menerangkan tetang istigotsah dan beliau juga mengingatkan tentang tawasul yang dibolehkan dan yang dilarang. Kemudian pertanyaan berlanjut pada bagaimana kalau melakukan bid’ah tetapi tidak tahu? Jelas saja dengan gaya khas dan corak yang manhaji banget, beliau (Ustadz Yazid) menyerukan untuk terus belajar dan belajar.
Nah, kemudian pembahasan beliau merambah pada fenomena sekarang ini, dimana banyak sekali artis yang baru taubat atau para pendeta yang baru masuk Islam sudah berani mengisi kajian. Beliau dengan keras menegaskan untuk tidak menjadikan mereka (yakni para ahli maksiat yang baru taubat atau artis yang baru taubat atau pendeta yang baru mualaf) untuk menjadi seorang pembawa acara atau mengisi dalam sebuah kajian. Bahkan melarangnya untuk mengisi dalam kajian.
Kemudian Ustadz Yazid menegaskan bahwa tugas mereka itu adalah belajar, belajar dan belajar, bukan ceramah apalagi menjadi pembawa acara. Bahkan dengan jelas beliau melarang menjadikan mereka sebagai pembawa acara.
Karena berawal dari membawakan acara kemudian orang awam akan memanggil untuk mengisikan kajian di tempat lain, akhirnya mereka justru menyesatkan orang lain.
Ustadz Yazid juga berkali-kali mengulangi dengan tegas bahwa tugas mereka adalah belajar bukan ceramah agama, apalagi mengisi pengajian atau menjadi pembawa acara, karena sangat dikhawatirkan akan menyesatkan umat Islam, karena mereka belum paham Islam.
Demikian ulasan tentang pernyataan yang disampaikan oleh Ustadz Yazid Bin Abdul Qodir Jawas. Meskipun sebaiknya kita harus proposional dalam mensikapi saudara kita yang baru taubat atau artis yang bertaubat serta pendeta yang sudah ikrar syahadat.
Selama mereka berbicara dalam kapasitas mereka, mungkin yang terjadi justru akan memberikan motivasi kepada umat Islam, bukan mudhorot apalagi sampai menyesatkan sebagaimana yang dipersepsikan. Oleh karena itu hendaknya kita berbaik sangka terhadap saudara sesama Muslim. Sedangkan setiap individu tentu dibebani berdakwah sesuai kapasitasnya, mengambil bagian sesuai kadar masing-masing, dengan tetap menggali ilmu dan terus belajar.
Nasehat Ustadz Yazid diatas sangat berharga, mengena untuk kita semua agar terus dan terus belajar, akan tetapi sebaiknya kita bersikap objektif dan tidak terlalu kaku, bahwa mereka berbicara sesuai kapasitas mereka, bukan melebihi dari apa yang mereka tahu,
Sejumlah kalangan yang salah memahami atau bahkan membentuk opini bahwa sindirian ustadz Yazid itu mengarah kepada Ustadz Felix Siauw, seorang da'i mu'allaf yang masuk islam dari agama katholik. Ini adalah persepsi yang keliru. Nasehat Ustadz Yazid itu terunutuk kepada MEREKA YANG BARU TAUBAT atau BARU MASUK ISLAM, sedangkan Ustadz Felix Siauw itu bukan "baru" masuk islam, tetapi sudah lama masuk islam (sejak 2002) dan kurang lebih 12 tahun mempelajari islam. bahkan konon ia hendak melanjutkan pendidikan agamanya ke Madinah, Allahu A'lam. Sehingga ketika ia berbicara sesuai kapasitasnya tidaklah menjadi suatu masalah, karena Nabi bersabda "Ballighuu 'annii walau aayah" (sampaikanlah dariku walau pun hanya satu ayat).
Ustadz Felix Siauw yang baru-baru ini mengadakan pertemuan dengan Ustadz Firanda Andirja dan foto bareng, sampai-sampai foto mereka tersebar di jejaring sosial. Beliau pun sempat mendapat pembelaan singkat dari Ustadz Firanda Andirja dalam salah satu akun nya ketika di bully oleh dedengkot Jaringan Iblis Liberal (JIL) Ulil Abshor Abdalla.
Allahu A'lam.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers