Inilah yang dikatakan oleh tokoh golongan ekstrim Syi’ah Rafidhah, Abdullah bin Saba’ dimana ia datang kepada Ali bin Abi Thalib dan berkata kepadanya, “Engkau adalah Allah yang sebenarnya.”
Ali radhiyallahu ‘anhu tidak rela ada orang yang mendudukkannya leih dari kedudukannya yang sebenarnya, bahkan dengan kearifan, keadilan, ilmu dan pengetahuannya Ali radhiyallahu ‘anhu menyatakan di atas mimbar Duffah, “Sebaik-baik umat ini setelah Nabinya adalah Abu Bakar dan Umar.” [1]
Ali mengumumkan hal itu di dalam khutbahnya dan dinukil darinya secara mutawatir.

Ali radhiyallahu ‘anhu mengucapkan ini dan dia mengakui keutamaan bagi pemiliknya, mana mungkin dia rela kalau ada yang berkata kepadanya, “Engkau adalah Allah yang sebenarnya.” Oleh karena itu, Ali radhiyallahu ‘anhu menghukum mereka dengan berat. Ali memerintahkan untuk menggali parit lalu dipenuhi dengan kayu bakar dan api pun dinyalakan. Selanjutknya orang-orang itu ditangkap dan dilemparkan ke dalam api. Hal itu karena kebohongan mereka sangatlah besar -naudzubillah- bukan sesuatu yang remeh.
Menurut suatu riwayat, Abdullah bin Saba’ lolos dan tidak tertangkap. Yang jelas, Ali radhiyallahu ‘anhu membakar kelompok Saba’iyah karena mereka mengklaimnya sebagai tuhan.
Siapakah Abdullah bin Saba’?
Ia adalah Yahudi yang masuk Islam dengan mengusung dukungan kepada Ahlul Bait demi merusak agama Islam sebagaimana yang dikatakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, “Abdullah bin Saba’ melakukan seperti yang dilakukan oleh Paulus ketika dia masuk ke dalam agama Nasrani demi merusak agama Nasrani.” [2]
*) Catatan kaki:
[1] Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam al-Musnad 1/110; juga dalam Fadha’il ash-shahabah, no. 397; Ibnu Abi Ashim dalam as-sunnah, 2/570; Ibnu Majah, no. 106:dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. Asal hadits ini di Shahih al-Bukhari, no. 3671; dari Muhammad bin al-Hanafiyah, dia berkata, ‘Aku berkata kepada bapakku, ‘Siapakah orang yang terbaik setelah Rasulullah?’ Bapakku berkata, ‘Abu Bakar.’ Aku berkata, ‘lalu siapa?” Dia menjawab, ‘Umar'”
[2] Ucapan ini dicantumka oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah di Mihaj as-sunnah, 1/29 dan dia menyebutkan ulama yang meriwayatkannya, ia dihasankan oleh al-Hafizh di al-Fath, 12/270.
***
Disarikan dari Mukaddimah Syarah Aqidah Wasithiyah oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin. (Judul Asli:Syarhul ‘Aqiidah al-waasithiyyah). Penerbit Darul Haq. Jakarta 2014.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers