Sebagian orang memandang kefakiran serta kemiskinan itu sebagai suatu kerendahan, dan sebaliknya kekayaan sebagai suatu kemuliaan. Sehingga mereka memandang remeh orang-orang yang tidak berharta. Sedangkan kepada orang-orang yang memiliki banyak kekayaan, mereka begitu menghormati dan memuliakan. Bahkan seringkali kemiskinan menjadi kambing hitam ketika terjadi kasus kriminal seperti pencurian dan perampokan. Juga dijadikan sebagai alasan untuk melakukan pelacuran. Di samping itu kaum lemah karena kemiskinannya dianggap lahan empuk bagi pemurtadan. Padahal jika kita mengkaji lebih dalam, kefakiran dan kemiskinan bukanlah aib dan kerendahan. Juga bukan penyebab mutlak terjadinya banyak kejahatan dan penyimpangan. Tetapi justru kemerosotan aqidah dan akhlaklah yang menjadi pangkal dari semua permasalahan tersebut.

Kalau kita lihat dalam sejarah, orang-orang fakir dan miskinlah yang menjadi pengikut para Rasul. Sampai para Rasul dicela karena orang-orang yang mengikutinya adalah orang-orang rendahan. Padahal mereka orang-orang yang mulia karena telah beriman dan mengikuti para Rasul. Orang-orang fakir dan miskin juga memiliki jasa yang besar, tidak kalah dengan orang-orang kuat dan kaya. Hanya saja, kebanyakan manusia tidak memperhatikannya.
Alasan mengapa tidak boleh memandang rendah orang miskin:
1. Kebanyakan penduduk surga adalah orang-orang miskin
Dari Imran bin Hushain,dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
اِطَّلَعْتُ فِي الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرا ٕ َ
“Aku melihat surga, maka aaku dapatkan penghuninya adalah orang-orang fakir.” (HR. Al-Bukhari)
Dari Usamah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
“Aku berdiri di depan pintu surga maka kebanyakan orang yang memasukinya adalah orang-orang miskin. Sedangkan orang-orang kaya masih tertahan.” (HR. Al-Bukhari)
2. Lebih dahulu masuk surga
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
قُمْتُ عَلَى بَابَ َالْجَنَّةِ فَكَانَ عَامَّةُ مَنْ دَخَلهَا الْمَسَاكِيْنَ وَأَصْحَابُ الْجَدِّ مَحْبُوْسُوْنَ
”Orang-orang fakir dari kaum muslimin masuk surga sebelum orang-orang kaya selama setengah hari, yaitu lima ratus tahun.” (HR. At-Tirmidzi)
Rasulullah shallalalhu ‘alaihi wasallam bersabda:
”Sesungguhnya kaum fakir Muhajirin mendahului orang-orang kaya (dari kaum Muhajirin) ke surga pada hari kiamat selama 40 tahun.” (HR. Muslim)
3. Orang miskin lebih dahulu mendatangi telaga
Telah diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhum bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
”Telagaku sebagaimana jarak antara Aden dan Oman, lebih dingin dari es, lebih manis dari madu, lebih harum dari minyak kasturi. Cangkir-cangkirnya seperti bintang-bintang di langit .Barangsiapa yang minum darinya satu kali, maka ia tidak akan haus selamanya. Orang yang pertama datang adalah orang-oraang fakir dari kalangan Muhajirin.”Kemudian seseorang bertanya, ‘Siapakah mereka wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab: ‘Mereka orang-orang yang kusut rambutnya, pucat wajahnya dan kotor bajunya, tidak dibukakan pintu untuk mereka, tidak menikah dengan wanita yang kaya, mereka memberikan setiap apa yaang wajib diberikan dan tidak mengambil apa yang menjadi hak mereka’.” (HR. Ahmad)
4. Orang-orang miskin terlebih dahulu melewati shirath
Telah diriwayatkan dari Abu Asma Ar-Rahabi bahwa Tsauban mantan budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan hadits kepadanya, dia berkata:
”Dahulu saya berdiri di sisi Rasulullah lalu datang seorang pendeta Yahudi lalu berkata; ‘Assalamu’alaika wahai Muhammad!’ Maka saya dorong dia dengan dorongan yang membuatnya hampir jatuh. Maka dia berkata: ‘Kenapa kamu mendorongku?’ Maka saya berkata kepadanya, ”Mengapa kamu tidak mengatakan: ‘Wahai Rasulullah?’ Orang yahudi tersebut berkata: ‘Sesungguhnya kami memanggilnya dengan nama yang diberikan keluarganya!’ Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Sesungguhnya namaku Muhammad yang keluargaku telah memberiku nama tersebut.’ Orang yahudi itu berkata: ‘Aku datang untuk bertanya kepadamu’. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadanya, ‘Apakah bermanfaat bila aku berbicara kepadamu?’ Dia berkata, ‘Aku akan mendengar dengan kedua telinga saya’. Maka Nabi shallalalhu ‘alaihi wasallam memukul-mukulkan sebatang kayu yang ada padanya lalu berkata: ‘Bertanyalah!’ Orang yahudi itu berkata: ‘Di mana manusia pada hari bumi itu digantikan dengan bumi yang lain dan langit diganti dengan langit yang lain?’ Maka Rasulullah shallallahu ‘alaaihi wasallam menjawab: ‘Mereka berada di dalam kegelapan sebelum jembatan.’ dia berkata: ‘Siapa yang pertama kali melewatinya?’ Nabi shallalalhu ‘alaihi wasallam menjawab: ‘Orang-orang fakir dari kalangan Muhajirin…’” (HR. Muslim)
5.Orang-orang muslim adalah pengikut para Rasul
Allah Ta’ala memberitakan mengenai Nabi nuh ‘alaihis salaam bahwa kaumnya menjelek-jelekannya karena yang mengikutinya adalah orang-orang yang lemah. Merka berkata:
قَالُوا أَنُؤْمِنُ لَكَ وَاتَّبَعَكَ الأرْذَلُونَ
”Merekaberkata: ‘Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikutimu adalah orang-orang yang hina.’” (QS. Asy Syu’ara: 111)
Seperti juga yang dikatakan Hiraklius kepada Abu Sufyan ketika bertanya kepadanya mengenai Nabi. “Dan aku bertanya kepadamu apakah orang-orang mulia yang mengikutinya atau orang-orang lemah, dan kamu mengatakan orang-orang lemah yang mengikutinya. Mereka sebenarnya adalah pengikut para Rasul.” (HR. Al-Bukhari)
6. Apabila bersumpah atas nama Allah maka akan terkabul
Dari Haritsah bin Wahb al Khuzai’i, dia berkata: ”Aku pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaaihi wasallam: ‘Maukah aku beritahukan kepada kalain mengenai penduduk surga? Mereka adalah setiap orang yang lemah dan dipandang rendah, andaikata ia bersumpah atas nama Allah, maka Dia akan memenuhinya. Maukah aku beritahukan mengenai penduduk neraka? Yaitu setiap orang yang keras hati, tidak sabar dan sombong’.” (Muttafaqun ‘alaih)
7. Kemiskinan bukan perkara yang perlu dikhawatirkan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
”Maka demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku khawatirkan pada kalian, tetapi yang aku khawatir pada kalian akan terbentangnya dunia pada kalian sebagaimana pernah terbentangkan pada orang-orang sebelum kalian, maka kalian akaan berlomba-lomba dalam dunia sebagaimana mereka berlomba-lomba dan dunia akan melalaikan kalian sebagaimana mereka telah terlalaikan.” (HR. Al-Bukhari)
8. Pertolongan dan rezeki Allah datang dengan sebab orang-orang miskin
Dari Sa’ad bin Abi Waqqas bahwa Nabi shallalalhu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidaklah kaliaan mendapatkan pertolongan dan rezeki kecuali dengan sebab orang-orang lemah di anatara kalian.” (HR. Al-Bukhari)
“Sesungguhnya Allah menolong ummat ini dengan sebab orang yang lemah di antara mereka dengan doa, shalat dan keikhlasan mereka.” (HR. Muslim)
Ternyata kemiskinan bukanlah sebuah kehinaan dan kekayaan bukanlah sebuah kemuliaan, maka orang fakir tak perlu merasa sedih karena kefakirannya. Dan tidak sepantasnya bagi orang yang diberi kelebihan harta oleh Allah merasa lebih mulia dan meremehkan si fakir.
Referensi :
Ahkamul Faqir wal Miskin, Muhammad bin umar bin Salim Bazmul
Riyadhush Shalihin, Imam Nawawi, Bahjatu Qulu bil Abror
Waqurrotul Uyyunil Akhbar, Syaikh Abdurrahman As-Sa’di
Dikutip dari Majalah Lentera Qolbu Edisi 2 Vol.1 Juli 2010
Penulis Abu Shuhaib dengan sedikit pengeditan dari redaksi
WanitaSalihah.Com


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers