Mabuk cinta adalah suatu jalan yang berbahaya, licin, tidak akan ada yang bisa menyelamatkan diri dari bahayanya kecuali Allah. Sudah banyak kurban yang berjatuhan dengan dampak negatif yang tak terhitung.
Orang yang terjangkiti virus mabuk cinta adalah orang yang paling sengsara, paling hina, paling disibukkan dan paling jauh dari Allah.
Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,”Sesungguhnya virus mabuk cinta hanya mewariskan kebodohan, merusak agama dan akhlak serta lalai terhadap urusan-urusan agama dan dunia yang jumlahnya berkali-kali lipat daripada jumlah sisi baiknya.”
Beliau rahimahullah juga berkata,
“Orang-orang yang kasmaran dengan gambar-gambar (porno) adalah orang yang paling berat siksaannya dan paing sedikit pahalanya. Hal ini dikarenakan orang yang kasmaran oleh gambar wanita dan hatinya selalu terpaut dan diperbudak dengan gambar tersebut, maka dalam dirinya terkumpul berbagai macam keburukan dan kerusakan yang tidak ada seorang pun mampu menghitungnya kecuali Allah. Walaupun pelakunya bisa selamat dari perbuata keji (seperti zina). Hatinya yang terus-menerus terpaut dengan gambar wanita tersebut dianggap lebih berbahaya daripada seseorang yang melakukan sebuah dosa kemudian bertaubat dan noda- noda dosanya bersih dari hatinya. Mereka tak ubahnya seperti orang-orang mabuk dan orang gila.” (Al Ubudiyyah, hal. 97)

Diantara Perkataan Para Pujangga
Diantara mereka berkata,
“Penyakit gila memiliki cabang dan al isyq (mabuk cinta) adalah cabangnya.” (Raudhatul Muhibbin, hal. 197)
Berapa banyak orang yang terjangkiti virus mabuk cinta rela menghabiskan harta, kehormatan dirinya, menyia-nyiakan keluarga dan urusan agama dan duniyanya…” (Raudhatul Muhibbin, hal. 197)
“Mabuk cinta adalah penyakit ganas yang bisa merenggut jiwa dan tidak ada ketenangan di dalamnya. Mabuk cinta adalah samudera, siapa saja yang mengarunginya pasti akan tenggelam karena tidak bertepi dan tidak ada cara untuk meyelamatkan dirinya.” (Raudhatul Muhibbin, hal. 197-198)
Virus Isyq bisa melalaikan seseorang dari hal yang bermanfaat. Dan sekaratnya bisa meghilangkan nikmnya rasa kantuk.” (Raudhatul Muhibbin, hal. 198)
Abu Tammam berkata,
“Rasa cinta adalah siksaan. Akan terasa menyakitkan apabila terjadi perpisahan.
” (Raudhatul Muhibbin, hal. 198)
Mabuk cinta bisa menyebabkan seorang raja dan penguasa menjadi seorang budak.” (Raudhatul Muhibbin, hal. 199)
Al Kharaiti berkata, “Abu Ja’far Al Abdi pernah membacakan (beberapa bait syair) padaku,
“Seandainya Allah menyelamatkanku dari rasa cinta,
Niscaya aku tidak akan kembali kepadanya,
Dan aku tidak akan menggubris perkataan yang mencelaku,
Siapakah lagi yang akan menyelamatkanku dari rasa cinta setelah aku terkena jerat-jeratnya…”
(Raudhatul Muhibbin, hal. 201)
***
Disalin dengan pengeditan seperlunya dari buku “Cinta Buta” (terjemahan), Syaikh Muhammad Bin Ibrahim Al Hamd. Penerbit Darus Sunnah, Jakarta Timur.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers