Al Allamah Faqihuzzaman Muhammad Shalih Al’Utsaimin memberi nasehat yang begitu istimewa kepada para orangtua. Beliau rahimahullah berkata,
ينبغي أن يلقن الأبناء الأحكام بأدلتها،  فمثلا: إذا أردت أن تقول لابنك: سم الله على الأكل، وأحمد الله إذا فرغت; فإنك إذا قلت ذلك يحصل به المقصود، لكن إذا قلت: سم الله على الأكل، وأحمد الله إذا فرغت; لأن النبي صلى الله عليه وسلم أمر بالتسمية عند الأكل، وقال: ” إن الله ليرضى عن العبد يأكل الأكلة ويحمده عليها، ويشرب الشربة ويحمده عليها . إذا فعلت ذلك استفدت فائدتين:
الأولى: أن تعود ابنك على اتباع الأدلة.
الثانية: أن تربيه على محبة الرسول عليه الصلاة والسلام، وأن الرسول صلى الله عليه وسلم هو الإمام المتبع الذي يجب الأخذ بتوجيهاته، وهذه في الحقيقة كثيرا ما يغفل عنها; فأكثر الناس يوجه ابنه إلى الأحكام فقط، لكنه لا يربط هذه التوجيهات بالمصدر الذي هو الكتاب والسنة.
Hendaknya (para orang tua) mengajarkan anak-anak mereka hukum syariat disertai dengan dalilnya.
Sebagai contoh tatkala engkau mengatakan kepada anakmu,
“Sebutlah nama Allah ketika engkau akan makan (dengan membaca basmalah) dan pujilah Allah ketika engkau selesai makan (dengan membaca hamdalah)!”
Maka tatkala itu tercapailah maksud yang ingin engkau ajarkan.
Tetapi, jika engkau mngatakan,

“Sebutlah nama Allah ketika engkau akan makan  dan pujilah Allah ketika engkau selesai makan. Karena Nabi shallallahu’alaihi wasallam memerintahkan (kita) membaca basmalah ketika makan. Beliau bersabda,
إن الله ليرضى عن العبد يأكل الأكلة ويحمده عليها، ويشرب الشربة ويحمده عليها
“Sungguh Allah meridhai seorang hamba tatkala ia makan makanan iapun memuji Allah atas (nikmat tersebut) dan tatkala ia minum minuman iapun memuji Allah atas nikmat tersebut.” (HR. Muslim No. 2095. Bab disunnahkan membaca hamdalah ketika selesai makan dan minum.)
Jika engkau menjelaskan kepada anak dengan cara seperti ini, niscaya engkau mendapatkan dua manfaat:
Pertama, engkau telah membiasakan anakmu mengikuti dalil.
Kedua,  engkau telah mendidik anakmu untuk mencintai Rasul alaihish shalatu wassalaam. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam adalah imam yang harus diikuti dan wajib diambil setiap nasehat-nasehatnya.
Inilah sejatinya pendidikan yang dilalaikan kebanyakan orang. Mereka hanya terfokus pada  hukum-hukum saja tanpa mengaitkan nasehat-nasehat tersebut dari sumbernya yaitu Al Qur’an dan Sunnah Nabi shallallahu’alaihi wasallam. (Qaulul Mufid, 2/423)
Saatnya para orangtua, praktisi pendidikan baik di madrasah, sekolah agar mengoreksi pendidikan anak didik mereka selama ini.
Dengan pengajaran disertai penyampaian dalil niscaya akan menumbuhkan benih-benih kecintaan mereka kepada Rasul shallallahu’alaihi wasallam..
Kecintaan yang tertanam dalam  jiwa mereka yang masih suci dan fitrah mereka yang masih lurus..
Kecintaan yang yang membuahkan ketaatan dan ketundukan terhadap perintah dan larangan beliau…
Begitu banyak adab-adab Islam yang harus kita ajarkan kepada anak-anak. Tentunya ini merupakan kesempatan emas menanamkan rasa cinta kepada Al Qur’an dan hadis-hadis Nabi yang mulia…
Mulai adab ketika mereka bangun tidur.
Masuk keluar kamar mandi.
Adab buang BAB dan BAK.
Cara berwudhu yang benar.
Cara shalat yang benar.
Adab  makan dan minum.
Adab memakai dan melepas  baju.
Doa keluar dan masuk rumah.
Doa naik kendaraan: mobil,  motor,  sepeda,  becak dll.
Doa ketika angin berhembus saat bermain di halaman.
Doa ketika hujan turun.
Doa mendengar halilintar.
Doa dan dzikir di saat masuk waktu sore.
Doa dan dzikir di saat masuk waktu pagi.
Doa ketika berpergian.
Doa masuk pasar, mall atau pusat perbelanjaan lain.
Doa masuk dan keluar masjid.
Doa ketika anak sakit karena terjatuh,  kepleset atau saat demam. Kepada siapa kita meminta kesembuhan?
Serta doa-doa lain yang diajarkan Rasul yang mulia ‘alaihishshalatu wassalam.
Lalu jelaskanlah alasan sederhana dengan menyebutkan hadis atau ayat Al Qur’an tentang:
Mengapa kita harus menunaikan shalat?
Mengapa anak perempuan harus memakai jilbab?
Mengapa anak laki-laki celananya tidak boleh menutupi mata kaki?
Mengapa harus hormat dan sopan tidak boleh berkata”ah” kepada ayah ibu?
Mengapa harus sayang kepada adik?
Mengapa harus hormat kepada kakak?
Mengapa harus hormat kepada guru di sekolahan?
Mengapa harus belajar agama?
Mengapa harus menghafal Al Qur’an? Apa yang akan di dapat?
Mengapa harus memuliakan teman yang datang ke rumah?
Mengapa harus memuliakan tetangga?
Mengapa anak perempuan harus main dengan sesama anak perempuan?
Mengapa anak laki-laki hanya main dengan anak laki-laki?
Mengapa kakak, adik jika sudah baligh tidur di kasur yang terpisah?
Mengapa anak-anak harus ijin jika masuk ke kamar orangtua di tiga waktu yang disebutkan Allah dalam Al Qur’an?
Mengapa harus menjaga kebersihan rumah dan pakaian dari najis? Seperti jika adik ngompol di lantai segera dipel dan dibersihkan.
Mengapa sesama saudara tidak boleh bertengkar?
Dan adab-adab Islam lainnya.
Hendaknya kita para orangtua selalu berusaha menyadarkan diri sendiri dan anak-anaknya bahwa kita diciptakan Allah di dunia ini untuk beribadah dan menyembah Allah.
Allah ciptakan Ayah,
Allah ciptakan Ibu,
Allah ciptakan kakak,
Allah ciptakan adik,
Allah ciptakan Mbah kakung,  Mbah Putri,
Allah ciptakan seluruh manusia hanya untuk satu tujuan. Yaitu agar mereka beribadah dan menyembah Allah semata tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun.
Bagaimanakah caranya?
Cara beribadah kepada Allah sesuai dengan cara yang Allah ajarkan melalui utusan Allah kepada kita yaitu Rasul yang mulia Muhammad shallallahu’alaihi wasallam. Beliaulah teladan kita dalam segala hal agar hidup kita selamat mendapatkan keridhaan, rahmat dan kasih sayang Allah. Karena tatkala Allah ridha niscaya Allah akan beri kita semua keselamatan di dunia dan selamat dari adzab pedih neraka kelak. Naudzubillah minha.
Jika orangtua tidak hafal dalilnya,  gimana dong?
Ayah Ibu,  tidak perlu malu untuk mngajak anak belajar bersama-sama. Duduk bersama, membuka buku, membaca bersama-sama, menghafal bersama-sama. Insyaallah akan menjadi majlis ilmu yang diberkahi dan rumah yang kita tinggali senantiasa dimasuki malaikat rahmat.
Semoga sedikit uraian diatas menginspirasi ayah ibu sekalian dalam mendidik anak-anak agar menjadi generasi yang Allah cintai. Aamiin. Wallahu waliyuttaufiq.
***
Sumber: Al Qaulul Mufid Ala Kitabit Tauhid, Muhammad Shalih Al’Utsaimin, Dar Ibnul Jauzi, KSA.
Penyusun: Ummu Fatimah Abdul Mu’ti
Artikel wanitasalihah.com


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers