“Sangat disayangkan, bahwa julukan *syahid* sekarang menjadi murah, sebagaimana (murahnya) julukan *syeikh*, makanya kamu dapati orang yang tidak tahu beda antara “ku'” dengan “kursu'” nya saja disebut syeikh.
(ku’ = lengan, kursu’ = tulang luar pergelangan tangan)

Kita juga dapati orang yang duduk di majlis orang awam, kemudian dia berdiri, berbicara dengan fasih, jelas, dan dengan keberanian tinggi, orang-orang akan mengatakan: ini orang *alim*, ini orang hebat yang tiada duanya, bahkan dia menjadi *syeikhnya para syeikh* menurut mereka.
Demikian pula julukan *imam*, sekarang menjadi ringan disematkan, makanya jika ada orang menulis kitab ringkas yang biasa saja dan ringan sekali, orang-orang mengatakan: ini imam, padahal seorang imam itu harusnya seorang yang hebat, ulama besar, dan memiliki pengikut… Kita tidak boleh memberikan sifat untuk seseorang dengan sifat yang tidak pantas dia sandang, karena dalam tindakan itu ada nilai dustanya.”
[Sy. Utsaimin -rohimahulloh- dalam Syarah Akidah Ahlussunnah wal jama’ah, hal: 432-433].
——–
Lihatlah di sekitar Anda, dengan mudah orang memanggil orang lain dengan panggilan ustadz, kyai, wali, dst.. Semoga kita bisa lebih hati-hati dalam hal ini.
Musyaffa’ Ad Dariny,  حفظه الله تعالى


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers