Siapkah Abu dan Ummu menitipkan buah hati nya untuk belajar di pesantren Al Irsyad ?
Yunilda walisantri Raden Hanif Altamis Harashta TP 2017/2018
Bismillah. In syaa Allah siap, ikhlas mencari ridho lillahi ta'ala karena Hanif Altamis yg menginginkan utk sekolah disana. Dari kelas 5 dia sdh menginginkan smp nya mondok di PIA. Padahal kami sdh memberikan pilihan utk mondok ditempat yg lbh dekat dr rmh. Tapi dia tetap berpegang teguh dg keinginannya utk tetap di PIA  tengaran.
Motivasi Hanif bersekolah di PIA. Dia sendiri yg bercita2 menjadi penghafal Quran, bersekolah di Madinah & menjadi Imam Masjidil Haram.
Kami selaku orang tua hanya bs mendoakan & memberi motivasi semoga apa yg menjadi impian nya bs terwujud agar selalu menjadi anak yang soleh.
Besar harapan kami para ustadz2 di PIA bs mendidik anak kami dg penuh kasih sayang dan kesabaran.
Aamiin.
----------

Salbiah Kurniasih walisantri Husen Abdurrahman TP 2017/2018
Bismillah...In syaa Allah...siap..sejak Tk ananda Husen ingin msk PIA krna termotivasi bisa k UIM...,kami orang tua mengAamiinkn agar menjd anak yg sholeh...Qodarullah Husen melihat bahwa ia d terima d PIA...sujud syukur ia lakukan kmdian peluk umi erat"..dg isak tangis'a ..bertahun" ia menunggu hari dimana ia akan berada d sana untk menimba ilmu syar'i.....,Tidak ada yg kami miliki d dunia ini kecuali menginginkn anak" kami menjadi sholeh dan sholeha...investasi untk kami hanya mengharap Ridho'Nya
------------
Triono Subekti Walisantri ananda Fath Nabila Putra Subekti TP 2017/2018
Bismillah,
Berat bagi saya menitipkan Ananda kepondok.....tapi......apalah daya saat ini....diri ini masih sangat faqir ilmu....semoga Allah memberikan ilmu yang bermanfaat...dan tetap diberikan keistiqomahan di jalan yang Haq...Aamiin....
Di satu sisi saya takut dan di sisi  lain saya iri....
Saya takut karena sepengetahuan saya, ananda adalah tanggung jawab saya....tanggung jawab saya untuk mendidiknya....mengajarinya.....
Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggunjawabannya dan demikian juga seorang pria adalah seorang pemimpin bagi keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari: 2278).
Dan pernah di sampaikan oleh ustadz Muhammad Nur ichwan Muslim
 dimana Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata,
أدب ابنك فإنك مسؤول عنه ما ذا أدبته وما ذا علمته وهو مسؤول عن برك وطواعيته لك
“Didiklah anakmu, karena sesungguhnya engkau akan dimintai pertanggungjawaban mengenai pendidikan dan pengajaran yang telah engkau berikan kepadanya. Dan dia juga akan ditanya mengenai kebaikan dirimu kepadanya serta ketaatannya kepada dirimu.”(Tuhfah al Maudud hal. 123).
Sungguh beruntung dan berbahagialah orang tua yang telah mendidik anak-anak mereka sehingga menjadi anak yang shalih, yang selalu membantu orang tuanya, mendo’akan orang tuanya, membahagiakan mereka dan menjaga nama baik kedua orang tua. Karena anak yang shalih akan senantiasa menjadi investasi pahala, sehingga orang tua akan mendapat aliran pahala dari anak shalih yang dimilikinya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Apabila seorang telah meninggal dunia, maka seluruh amalnya terputus kecuali tiga, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendo’akannya.” (HR. Muslim: 1631).

Demikian pula, kelak di hari kiamat, seorang hamba akan terheran-heran, mengapa bisa dia meraih derajat yang tinggi padahal dirinya merasa amalan yang dia lakukan dahulu di dunia tidaklah seberapa, namun hal itu pun akhirnya diketahui bahwa derajat tinggi yang diperolehnya tidak lain dikarenakan do’a ampunan yang dipanjatkan oleh sang anak untuk dirinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ يَا رَبِّ أَنَّى لِي هَذِهِ فَيَقُولُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ
“Sesunguhnya Allah ta’ala akan mengangkat derajat seorang hamba yang shalih di surge. Kemudian dia akan berkata, “Wahai Rabb-ku, bagaimana hal ini bisa terjadi padaku? Maka Allah menjawab, “Hal itu dikarenakan do’a yang dipanjatkan anakmu agar kesalahanmu diampuni.” (HR. Ahmad: 10618. Hasan).
Dan Allah pun memerintahkan diri ini sebagaimana dalam surat At Tahrim ayat 6
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ (٦)
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.”
Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata,
أدب ابنك فإنك مسؤول عنه ما ذا أدبته وما ذا علمته وهو مسؤول عن برك وطواعيته لك
“Didiklah anakmu, karena sesungguhnya engkau akan dimintai pertanggungjawaban mengenai pendidikan dan pengajaran yang telah engkau berikan kepadanya. Dan dia juga akan ditanya mengenai kebaikan dirimu kepadanya serta ketaatannya kepada dirimu.”(Tuhfah al Maudud hal. 123).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ما نحل والد ولده أفضل من أدب حسن
“Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik.” (HR. Al Hakim: 7679).
Ya bunayya.....ma'afkanlah Aba...yang karena kefaqiran ilmu diennya saat ini...baru bisa memberikanmu beberapa informasi tempat menimba ilmu dien yang seharusnya diri ini yang menyampaikannya, yang mengajarimu mana yang baik serta yang tidak sesuai dengan ajaran islam yang di sampaikan Rasulullah shallallahu allaihi wassalam sesuai pemahaman generasi sholeh terdahulu, generasi yang telah di jamin surga....
Ya bunayya....semoga pilihanmu ini menjadi jalan hidayahmu, semoga engkau diberikan Allah kemudahan untuk menimba ilmu dien di pesantren ini...dan engkau diberikan Allah kemudahan untuk tetap istiqomah......
Ya bunayya....seharusnya engkau masih dekat dengan aba dan ummuka...masih merasakan secara langsung kasih sayangnya....
Ya bunayya.....iri diri ini kepada para Asatidz hafidzahumullah karena para Asatidz Hafidzahumullah yang akan mengajarimu ilmu dien karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Apabila seorang telah meninggal dunia, maka seluruh amalnya terputus kecuali tiga, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendo’akannya.” (HR. Muslim: 1631).
Ya bunayya....semoga engkau menjadi anak yang shalih.... begitu pula dengan saudara saudara seimanmu di pesantren ini.....
Ma'afkan saya ya ustadz, yang harus meminta waktu antum untuk mengajari ananda.....wa Jazaakumullahu khaeran katsiran wa baarakAllahu fiikum.
In syaa Allah Saya akan berusaha agar bisa bekerja sama saling membantu dengan antum dalam mendidik Ananda.....karena biar bagaimanapun Ananda adalah tanggung jawab Saya


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers