Tiada yang dihasilkan oleh maksiat
kecuali keburukan nasib, kegelapan hidup, dan sengsara dalam keabadian
akhirat. Maksiat adalah pangkal celaka, sumber musibah, pokok dari
segala kesialan. Siapa yang berada dalam gelimang maksiat, hidupnya akan
susah, mati dalam keadaan buruk, dan dibangkitkan dalam keadaan amat
mengenaskan.
Akan tetapi, orang-orang beriman adalah
pribadi yang jauh dari maksiat. Mereka malu ketika hendak melakukan
maksiat. Mereka segera meminta ampun kepada Allah Ta’ala saat lintasan
maksiat mampir ke dalam otak.
Mengapa orang mukmin malu bermaksiat?
Pertama, mereka menyadari perannya sebagai hamba Allah Ta’ala yang amat tidak pantas berbuat durhaka kepada-Nya.
“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah?” (Qs. al-Infithar [82]: 6)
Kedua, mereka malu untuk bermaksiat karena senantiasa merasa dilihat oleh Allah Ta’ala, meski mereka tak kuasa melihat-Nya.
“Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.” (Qs. al-Fajr [89]: 14)
Ketiga, berpikir berjuta-juta kali saat
hendak bermaksiat karena ketakutan yang amat dahsyat terhadap hisab dan
azab Allah Ta’ala yang begitu mengerikan.
“Dan apabila dibacakan kepada mereka
ayat-ayat Kami yang nyata, orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan
dengan Kami berkata, ‘Datangkanlah al-Qur’an yang lain dari ini atau
gantilah dia.’ Katakanlah, ‘Tidaklah patut bagiku menggantinya dari
pihak diriku sendiri. Aku tidak mengikut kecuali apa yang diwahyukan
kepadaku. Sesungguhnya aku takut jika mendurhakai Tuhanku, (takut)
kepada siksa hari yang besar (Kiamat).’” (Qs. Yunus [10]: 15)
Keempat, kesadaran yang penuh bahwa
kenikmatan maksiat hanya semu, sesaat belaka. Sedangkan derita maksiat
berkepanjangan, di dunia hingga akhirat dan kelak abadi di dalam neraka.
Hanya orang-orang bodoh yang sering dan suka bermaksiat kepada Allah
Ta’ala.
“Maka apakah (Allah) yang menciptakan
itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa
kamu tidak mengambil pelajaran.” (Qs. an-Nahl [16]: 17)
Mari senantiasa meminta perlindungan
kepada Allah Ta’ala dari keburukan maksiat. Jika seorang hamba
mendapatkan pertolongan dari Allah Ta’ala, maka matanya sakit saat
hendak diajak bermaksiat, telinganya tuli ketika digunakan mendengar
segala yang sia-dia dan haram, tangan dan kakinya lumpuh ketika
digerakkan dalam keburukan, dan seluruh badannya menolak saat diajak
mendurhakai Allah Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.
Wallahu a’lam.Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer