Siapa yang tidak menginginkan kebahagiaan dunia dan akhirat, kita semua tentu menginginkannya. Hanya yang perlu untuk kita pertanyakan bagaimana cara untuk meraih keduanya. Sementara, kita yakini bersama bahwa Islam adalah agama yang ajarannya universal (menyeluruh). Islam satu-satunya agama yang mendapatkan legitimasi (pengakuan) dari Sang Pemiliknya Jalla Sya'nuhu.

Islam adalah agama yang rahmatan lil alamiin. Tidak didapatkan satu ajaranpun dalam Islam yang merugikan para pemeluknya, tidak ditemukan satu prinsippun dalam Islam yang mencelakakan para penganutnya. Tetapi pada kenyataannya banyak kalangan yang hanya menitikberatkan perhatiannya pada dunia dan bagaimana cara untuk mendapatkannya.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Awal zina adalah rasa khawatir, ujungnya adalah penyesalan ....

Ketika kami membuka tafsir tentang ayat berikut,
وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آَخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا (68) يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا (69) إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (70) وَمَنْ تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَابًا (71)
Dan orang-orang yang tidak menyembah Rabb yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya Dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan Dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka Sesungguhnya Dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.” (QS. Al Furqon: 68-71); lalu kami menemukan perkataan Luqman kepada anaknya yang disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya,


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more

Manusia tidak dapat lepas dari kesalahan, sedangkan kewajiban setiap Muslim adalah saling mengingatkan di dalam menetapi kebenaran dan kesabaran. Harun Yahya –saddadahullahu- adalah diantara cendekiawan dan saintis muslim yang juga terperosok ke dalam kesalahan yang cukup fatal di dalam masalah aqidah. Kesalahan-kesalahan beliau ini tersebar di mayoritas buku-bukunya yang membicarakan tentang Islam. Kami tidak menutup mata dari mashlahat yang beliau berikan bagi ummat di dalam membela Islam dan membantah faham-faham materialistis saintifis. Namun, biar bagaimanapun beliau adalah manusia yang kadang salah kadang benar, sehingga kita wajib menolak kesalahan-kesalahannya dan wajib menerangkannya kepada ummat agar ummat tidak terperosok ke dalam kesalahan yang sama. Semoga Allah menunjuki diri kami, diri beliau dan seluruh ummat Islam.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more

Akibat Meremehkan Sunnah dan Sikap Salaf Terhadapnya

‏Dari Salamah bin al-Akwa’ radhiyallahu ‘anhu berkata:
عن سلمة بن الأكوع رضي الله عنه أنَّ رجلاً أكل عند رسول الله صلى الله عليه وسلم بشماله، فقال: «كل بيمينك»، قال: لا أستطيع. قال: «لا استطعت؟ ما منعه إلاَّ الكبر» قال: ما رفعها إلى فيه([25])
“Ada seorang laki-laki yang makan di samping Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan tangan kirinya. Maka Rasulullah bersabda, “Makanlah dengan tangan kananmu!” Dia menjawab: ’ Aku tak bisa.’ Beliau bersabda: ” Semoga kamu tak bisa”  Tidak ada yang menghalanginya makan dengan tangan kanan kecuali karena sombong. Perawi berkata: Dia (orang itu) tidak bisa mengangkat tangannya ke mulutnya.” (HR. Muslim no. 2021)
Hadits di atas adalah salah satu contoh hukuman dan balasan yang disegerakan bagi orang-orang yang enggan mengamalkan Sunnah Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam karena kesombongan dan sikap meremehkan.
Hukuman di Dunia Bagi Yang Tidak Mengagungkan Sunnah Nabi
Ada beberapa kisah yang menunjukkan dipercepatnya hukuman di dunia bagi orang-orang yang tidak mengagungkan Sunnah Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, di antaranya:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata:
أنَّ رسول الله صلى الله عليه وسلم نهى أن يُشرب من فِيّ السقاء
Bahwasanya Rasulullahshalallahu ‘alaihi wa sallam melarang minum dari mulut teko (kendi).” (HR. al-Bukhari).
Di dalam riwayat Imam Ahmad rahimahullah dan Imam al-Hakim ditambahkan:
قال أيوب: فأُنبِئت أنَّ رجلاً شرب من فِيّ السقاء فخرجت حيَّة
Ayyub rahimahullah berkata: Aku diberi kabar bahwa ada seorang laki-laki yang minum dari mulut teko, lalu keluarlah ular (dari mulut teko tersebut).” (HR. Ahmad dalam Musnadnya, dan al-Hakim dalam al-Mustadrak dan beliau mengatakan bahwa hadits ini shahih sesuai syarat al-Bukhari dan Muslim hanya saja keduanya (al-Bukhari dan Muslim) tidak mencantumkannya dalam kitab mereka)
Faidah:
Kebanyakan ulama menyatakan bahwa larangan minum dari mulut (bibir) teko menunjukkan makruh, dikarenakan Nabishalallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukannya sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Imam as-Suyuthi dalam Syarh Sunan Ibnu Majah dan yang lainnya. Sedangkan sebagian ulama mengatakan bahwa larang tersebut menunjukkan keharaman, sebagaimana yang dinyatakan oleh Ibnu Hazm dan yang lainnya.
Mereka menyebutkan beberapa alasan di balik larangan tersebut, di antaranya adalah apa yang disebutkan oleh Ibnu Hajar rahimahullah di dalam Fathul Bari, yaitu:


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Alhamdulillah, tidak lama lagi kita akan menyambut bulan Ramadhan yang mulia. Nah, berkaitan dengan hal ini terdapat sebuah doa yang diamalkan banyak orang, untuk menyambut bulan Rajab dan Sya’ban serta Ramadhan. Doa tersebut berbunyi:
اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان
(Allahumma baarik lana fii Rajaba wa Sya’baana Wa Ballighna Ramadhana)
Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban. Dan izinkanlah kami menemui bulan Ramadhan
Demikianlah doanya. Namun ketahuilah doa ini di dasari oleh hadits yang dhaif (lemah). Dengan kata lain, doa ini tidak diajarkan oleh Rasullah Shallallah‘alaihi Wasallam. Berikut penjelasannya:
Teks Hadits
Hadits ini terdapat dalam Musnad Imam Ahmad (1/256) dengan teks berikut:
حدثنا عبد الله ، حدثنا عبيد الله بن عمر ، عن زائدة بن أبي الرقاد ، عن زياد النميري ، عن أنس بن مالك قال : كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا دخل رجب قال : اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبارك لنا في رمضان وكان يقول : ليلة الجمعة غراء ويومها أزهر
“Abdullah menuturkan kepada kami: ‘Ubaidullah bin Umar menuturkan kepada kami: Dari Za’idah bin Abi Ruqad: Dari Ziyad An Numairi Dari Anas Bin Malik, beliau berkata: ‘Jika bulan Rajab tiba Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berdoa: Allahumma baarik lana fii Rajaba wa Sya’baana Wa Ballighna Ramadhana, dan beliau juga bersabda: Pada hari Jum’at, siangnya ada kemuliaan dan malamnya ada keagungan
Takhrij Hadits


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Syaikh Sholeh Al Fauzan ditanya, "Sebagian pemuda muslim punya kecenderungan untuk serius mempelajari ilmu pengetahuan umum. Seperti ilmu kedokteran atau aktif dalam penelitian-penelitian modern lainnya. Katanya mereka bertekad untuk mengurangi ketergantungan kaum muslimin kepada orang kafir dan musyrik. Bagaimana pendapat Anda tentang fenomena tersebut?"
Jawaban Syaikh hafizhohullah,
Itu hal yang bagus dilakukan dan dia akan mendapatkan pahala. Hanya saja dia tidak boleh meninggalkan aktivitas belajar ilmu agama yang ia butuhkan. Jadi, pertama-tama dia harus mempelajari masalah-masalah agama yang sifatnya dharuri (yaitu ilmu agama yang setiap muslim wajib untuk memahaminya, seperti akidah, hukum bersuci, shalat, zakat, puasa sehingga ia tidak sampai meninggalkan kewajiban dan meninggalkan yang haram , pen). Setiap muslim tidak boleh meninggalkan ilmu seperti itu. Jika seseorang serius mempelajari ilmu kedokteran dan semacamnya dari ilmu dunia sementara ia tidak mengetahui ilmu agama yang wajib dipelajari, maka tentu saja tidak boleh. (Al-Muntaqa, 1: 332)
Penjelasan Syaikh menunjukkan bahwa bekal utama yang harus dimililiki adalah mempelajari ilmu agama terutama ilmu yang wajib dipelajari. Setelah itu, jika ia ingin menguasai ilmu teknik, kedokteran, farmasi, ekonomi, maka tidaklah masalah. Apalagi ia meniatkan ilmu tersebut untuk kemajuan Islam dan untuk manfaat bagi orang banyak, moga dengan niatan baiknya ia akan mendapatkan pahala. Belajar ilmu dunia sambil menuntut ilmu agama sangat mungkin sebagaimana disebutkan dalam tulisan di sini.
Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata,
مَنْ لَا يُحِبُّ الْعِلْمَ لَا خَيْرَ فِيهِ
“Siapa yang tidak mencintai ilmu (agama), tidak ada kebaikan untuknya.”

Panggang-Gunung Kidul, 23 Sya'ban 1432 H (25/07/2011)
www.rumaysho.com

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Pertanyaan:
Apakah ada dalil, baik dalam Alquran maupun dalam hadis untuk shalat awwabin?
Wassalam
Dari: Mardona

Jawaban:
Shalat awwabin adalah istilah untuk shalat dhuha yang dikerjakan di saat matahari sudah panas (di akhir waktu dhuha) atau shalat dhuha secara umum. Namun ada anggapan dari sebagian orang yang menamakan shalat sunah yang dilaksanakan antara maghrib dan isya’ dengan istilah shalat awwabin. Benarkah penggunaan istilah ini?
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada yang bisa menjaga shalat dhuha kecuali orang awwab (sering bertaubat). Dan dia (dhuha) adalah shalat awwabin (shalatnya orang yang suka bertaubat).” (Silsilah As-Shahihah, no. 703).
Syaikh Al-Albani mengatakan, “Dalam hadis ini terdapat bantahan bagi orang yang menamakan shalat enam rakaat setelah maghrib dengan “Shalat Awwabin”, karena penamaan ini tidak ada asalnya.” (Shahih Targhib wa Tarhib, 1:423).
Terdapat beberapa hadis yang menganjurkan shalat sunah antara magrib dan isya, diantaranya hadis yang diriwayatkan An-Nasa’i, dari Hudzaifah radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan, “Saya mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan saya shalat magrib bersama beliau. Kemudian beliau shalat (sunah) sampai isya. Al-Mundziri dalam At-Targhib wa Tarhib menyatakan, sanad hadis ini jayid.
Setelah membawakan berbagai dalil tentang anjuran shalat sunah antara magrib dan isya, As-Syaukani mengatakan:


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Masih melanjutkan beberapa kerancuan yang disuarakan oleh orang Liberal, terutama yang kami sanggah adalah kerancuan yang disampaikan Bu Musdah Mulia. Beliau adalah salah seorang tokoh JIL dan Ketua Lembaga Kajian Agama dan Jender (LKAJ). Beliau memiliki beberapa pendapat yang aneh dan nyleneh mengenai jilbab yang perlu dijelaskan pada umat mengenai kekeliruannya.
Ketiga: Bu Musdah juga mengemukakan kesimpulan dari Forum Pengkajian Islam UIN Sharif Hidayatullah tahun 1998: “Hukum Islam tidak menunjukkan batas aurat yang wajib ditutup, tetapi menyerahkan hal itu kepada masing-masing orang sesuai situasi, kondisi dan kebutuhan.”
Sanggahan:
Ini juga pendapat beliau yang sama dengan sebelumnya. Kalau demikian adanya, maka berarti terserah kita menentukan manakah pakaian muslimah. Kalau di Arab pakai abaya dan hitam-hitam disertai cadar. Kalau di Indonesia, cukup kebaya. Kalau di Barat, tidak mengapa memakai pakaian renang. Apalagi di musim panas, cukup pakai celana pendek (yang terlihat paha) dan baju “u can see”. Karena semua dikembalikan pada individu masing-masing dan dilihat kondisi dan kebutuhan, tidak ada standar baku. Beda halnya jika yang jadi patokan adalah firman Allah dan sabda Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, maka jelas patokannya.
Keempat: Beliau kembali berkata, “Jika teks-teks tentang jilbab tersebut dibaca dalam konteks sekarang, terlihat bahwa perempuan tidak perlu lagi memakai jilbab hanya sekadar agar mereka dikenali, atau mereka dibedakan dari perempuan yang berstatus budak, atau agar mereka tidak diganggu laki-laki jahat. Di masa sekarang, tidak ada lagi perbudakan, dan busana bukan ukuran untuk menetapkan identitas seseorang,” tandasnya nyleneh.
Bu Musdah juga mengatakan, “Jika perlindungan itu tidak dibutuhkan lagi karena sistem keamanan yang sudah sedemikian maju dan terjamin, tentu perempuan dapat memilih secara cerdas dan bebas apakah ia masih mau mengenakan jilbab atau tidak.”
Sanggahan:
Yang beliau singgung di sini adalah surat Al Ahzab berikut:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59)
Mari kita simak kalam ulama salaf mengenai tafsiran ayat di atas.
As Sudi rahimahullah mengatakan, “Dahulu orang-orang fasik di Madinah biasa keluar di waktu malam ketika malam begitu gelap di jalan-jalan Madinah. Mereka ingin menghadang para wanita. Dahulu orang-orang miskin dari penduduk Madinah mengalami kesusahan. Jika malam tiba para wanita (yang susah tadi) keluar ke jalan-jalan untuk memenuhi hajat mereka. Para orang fasik sangat ingin menggoda para wanita tadi. Ketika mereka melihat para wanita yang mengenakan jilbab, mereka katakan, “Ini adalah wanita merdeka. Jangan sampai menggagunya.” Namun ketika mereka melihat para wanita yang tidak berjilbab, mereka katakan, “Ini adalah budak wanita. Mari kita menghadangnya.”
Mujahid rahimahullah berkata, “Hendaklah para wanita mengenakan jilbab supaya diketahui manakah yang termasuk wanita merdeka. Jika ada wanita yang berjilbab, orang-orang yang fasik ketika bertemu dengannya tidak akan menyakitinya.”[1]
Penjelasan para ulama di atas menerangkan firman Allah mengenai manfaat jilbab,

ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ
“Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal.” (QS. Al Ahzab: 59)
Asy Syaukani rahimahullah menerangkan, “Ayat (yang artinya), ” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal”, bukanlah yang dimaksud supaya salah satu di antara mereka dikenal, yaitu siapa wanita itu. Namun yang dimaksudkan adalah supaya mereka dikenal, manakah yang sudah merdeka, manakah yang masih budak. Karena jika mereka mengenakan jilbab, itu berarti mereka mengenakan pakaian orang merdeka.”[2]
Inilah yang membedakan manakah budak dan wanita merdeka dahulu. Hal ini menunjukkan bahwa wanita yang tidak berjilbab berarti masih menginginkan status dirinya sebagai budak. Bahkan Ibnu Katsir mengatakan bahwa jilbab bertujuan bukan hanya untuk membedakan dengan budak, bahkan dengan wanita jahiliyah.[3] Sehingga orang yang tidak berjilbab malah kembali ke zaman jahiliyah. Yang dimaksud zaman jahiliyah adalah masa sebelum diutusnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Disebut jahiliyah karena berada dalam zaman penuh kebodohan dan kesesatan sebagaimana disebutkan dalam kamus Al Mu’jam Al Wasith.
Coba bandingkan, manakah yang lebih paham Qur’an, As Sudi dan Mujahid yang terkenal dengan keahliannya dalam ilmu tafsir dan juga Asy Syaukani yang tidak perlu lagi diragukan ilmunya, ataukah professor kemarin sore yang biasa memplintir ayat? Tentu saja yang kita ikuti adalah yang lebih salaf dari Bu Musdah Mulia. Seorang sahabat yang mulia, ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,
مَنْ كَانَ مِنْكُمْ مُسْتَنًّا فَلْيَسْتَنَّ بِمَنْ قَدْ مَاتَ فَإِنَّ الْحَيَّ لَا تُؤْمَنُ عَلَيْهِ الْفِتْنَةُ
Siapa saja di antara kalian yang ingin mengikuti petunjuk, maka ambillah petunjuk dari orang-orang yang sudah mati. Karena orang yang masih hidup tidaklah aman dari fitnah.[4] Benarlah kata Ibnu Mas’ud, lebih terfitnah lagi atau lebih rusak jika yang diambil perkataan adalah orang JIL yang muara logikanya tidak jelas dan tanpa pernah mau merujuk pada dalil atau perkataan ulama, maunya mengandalkan logikanya saja. Biar kita selamat, ambillah perkataan salaf daripada mengambil perkataan JIL yang logikanya asal-asalan.
Jikalau mau dikatakan bahwa wanita muslimah tidak butuh identitas jilbab lagi untuk saat ini. Maka jawabnya, justru sangat butuh. Karena dengan jilbab seorang wanita lebih mudah dikenal, ia muslim ataukah bukan. Bahkan lebih mudah dikenal ia wanita baik-baik ataukah wanita nakal melalui jilbabnya.
Jika Bu Musdah Mulia menganggap bahwa jilbab hanya bertujuan agar tidak diganggu laki-laki dan sekarang keamanan wanita sudah terjamin. Jawabnya, sudah terjamin dari mana? Justru kalau kita buat persentase, yang tidak berjilbab itu yang lebih banyak jadi korban perkosaan. Maka benarlah firman Allah,
ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.” (QS. Al Ahzab: 59). Kita bandingkan perkataan Bu Musdah dengan seorang ulama. Syaikh As Sa’di rahimahullah berkata, “Ayat di atas menunjukkan, orang yang tidak mengenakan jilbab akan lebih mudah digoda. Karena jika seorang wanita tidak berjilbab, maka orang-orang akan mengira bahwa ia bukanlah wanita ‘afifaat (wanita yang benar-benar menjaga diri atau kehormatannya). Akhirnya orang yang punya penyakit dalam hatinya muncul hal yang bukan-bukan, lantas mereka pun menyakitinya dan menganggapnya rendah seperti anggapan mereka itu budak. Akhirnya orang-orang yang ingin berlaku jelek merendahkannya.”[5] Apa yang disebutkan oleh Syaikh As Sa’di memang benar dan sesuai realita di lapangan.
So … apa dengan alasan Bu Musdah seperti itu, jilbab mesti dilepas karena wanita sekarang tidak butuh identitas semacam itu? Silakan kita memilih, perkataan Bu Profesor ini lebih diikuti ataukah firman Allah, sabda Rasul dan perkataan ulama yang jelas lebih tinggi ilmunya dan pemahaman agamanya dibanding Ibu Profesor.
Kelima: “Perempuan beriman tentu secara sadar akan memilih busana sederhana dan tidak berlebih-lebihan sehingga menimbulkan perhatian publik, dan yang pasti juga tidak untuk pamer (riya)”, ujar Bu Musdah Mulia.
Sanggahan:
Bagaimana bisa berjilbab disebut riya’? Aneh
Sebagaimana laki-laki jika ia diwajibkan shalat jama’ah di masjid, apa kita katakan ia riya’ jika pergi ke masjid? Jika seseorang ingin pergi shalat ‘ied ke lapangan, apa juga disebut riya’?
Jadi dengan alasan Bu Musdah, laki-laki tidak usah pergi ke masjid untuk berjama’ah. Begitu pula kita tidak perlu shalat ‘ied di tanah lapang karena khawatir riya’.
Justru kita katakan bahwa untuk amalan wajib yang harus ditampakkan, maka wajib ditampakkan.
Kata Al-Izz bin ‘Abdus Salam, amalan yang disyariatkan untuk ditampakkan seperti adzan, iqomat, ucapan takbir ketika shalat, membaca Qur’an secara jahr dalam shalat jahriyah (Maghrib, Isya’ dan Shubuh, pen), ketika berkhutbah, amar ma’ruf nahi mungkar, mendirikan shalat jum’at dan shalat secara berjamaah, merayakan hari-hari ‘ied, jihad, mengunjungi orang-orang yang sakit, dan mengantar jenazah, maka amalan semacam ini tidak mungkin disembunyikan. Jika pelaku amalan-amalan tersebut takut berbuat riya, maka hendaknya ia berusaha keras untuk menghilangkannya hingga dia bisa ikhlas dalam beramal. Sehingga dengan demikian dia akan mendapatkan pahala amalannya dan juga pahala karena kesungguhannya menghilangkan riya’ tadi, karena amalan-amalan ini maslahatnya juga untuk orang lain.
Jika demikian, maka jilbab itu wajib ditampakkan dan itu bukanlah riya’. Bahkan kata Fudhail bin ‘Iyadh,
تَرْكُ الْعَمَلِ لِأَجْلِ النَّاسِ رِيَاءٌ وَالْعَمَلُ لِأَجْلِ النَّاسِ شِرْكٌ
Meninggalkan amalan karena manusia termasuk riya’. Melakukan amalan karena manusia termasuk syirik.[6]
Keenam: Bu Musdah Mulia juga berkata, “Memakai jilbab bukanlah suatu kewajiban bagi perempuan Islam. Itu hanyalah ketentuan Al Qur’an bagi para istri dan anak-anak perempuan Nabi.”
Sanggahan:
Bagaimana dikatakan jilbab hanya untuk anak dan istri nabi, sedangkan dalam ayat sudah dijelaskan pula secara terang bagi wanita beriman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin …” (QS. Al Ahzab: 59). Ayat hijab ini secara jelas menunjukkan perintah tersebut ditujukan pula untuk orang-orang beriman, namun terkhususkan pada istri dan anak Nabi.[7]
Taruhlah jika perintah tersebut hanya untuk istri Nabi dan anak-anaknya. Kita dapat berikan jawaban bahwa jika untuk istri dan anak beliau saja diperintahkan untuk berjilbab padahal ada Nabi di sini mereka yang jelas mereka lebih terjaga dari gangguan, maka tentu wanita lainnya lebih pantas untuk menutup dirinya dengan jilbab. Lebih dari itu, jilbab adalah sebagai tanda kemulian istri dan anak Nabi[8]. Jadi, barangsiapa ingin mulia, berjilbablah dengan segera.
Ketujuh: Beliau menyatakan pula, “Asbab nuzul ayat-ayat tentang perintah jilbab disimpulkan Musdah, bahwa jilbab lebih bernuansa ketentuan budaya ketimbang ajaran agama. Sebab, jika jilbab memang diterapkan untuk perlindungan atau meningkatkan prestige kaum perempuan beriman, maka dengan demikian dapatlah dianggap bahwa jilbab merupakan sesuatu yang lebih bernuansa budaya daripada bersifat religi.”
Sanggahan:
Tidak sedikit komentar kaum penentang jilbab mengatakan, kalau jilbab adalah hasil adopsi budaya bangsa Arab. Sehingga menurut mereka, bangsa yang di luar Arab, tidak memiliki kewajiban untuk mengikuti budaya Arab.
Jika katakan jilbab adalah budaya Arab, maka kita mesti lihat sejarah Arab sebelum Islam itu datang. Kalau kita lihat penjelasan ulama, ternyata menunjukkan bahwa jilbab itu datang ketika Islam itu ada. Karena sebelumnya di zaman jahiliyah, wanita itu telanjang dada. Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, “Perempuan pada zaman jahiliyah biasa melewati laki-laki dengan keadaan telanjang dada, tanpa ada kain sedikit pun. Kadang-kadang mereka memperlihatkan leher, rambut dan telinganya. Kemudian Allah akhirnya memerintahkan wanita beriman untuk menutupi diri dari hal-hal semacam tadi.”[9]
Jelas sudah, kalau jilbab yang dianjurkan Islam beda jauh dengan budaya Arab. Lalu ada alasan lainkah yang mengatakan jilbab itu sebuah budaya Arab? Jika merujuk pada jilbab yang menutup aurat, jelas Islam lah yang menggagasnya.
Ayat-ayat dan hadits yang telah kami jelaskan di awal sudah menunjukkan bahwa jilbab adalah bukan budaya arab, namun ajaran Islam yang langsung diperintahkan oleh Allah. Ajaran Islam bersifat universal untuk orang Arab dan non Arab sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”(QS. Al Anbiya’: 107). Ibnu Jarir Ath Thobari berkata bahwa tidaklah Nabi Muhammad itu diutus melainkan sebagai rahmat bagi seluruh makhluk Allah yang beliau diutus kepadanya.[10]
Demikian beberapa penjelasan sebagai sanggahan pada beberapa syubhat atau kerancuan yang biasa disampaikan orang-orang Liberal atau JIL. Moga Allah terus menguatkan iman kita dengan akidah dan pemahaman agama yang benar, serta menghindarkan kita dari pemahaman orang-orang yang tak tahu arah.
Wallahu waliyyut taufiq.

@ Ummul Hamam, Riyadh, KSA, 20 Rajab 1433 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Muslim.Or.Id


[1] Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 11: 243
[2] Fathul Qodir, 6: 79.
[3] Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 11: 242.
[4] Majmu’ Al Fatawa, 3: 126.
[5] Taisir Al Karimir Rahman, hal. 671
[6] Majmu’ Al Fatawa, 23: 174.
[7] Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 11: 242
[8] Idem.
[9] Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10: 218.
[10] Tafsir Ath Thobari, 16: 439.

Masih melanjutkan beberapa kerancuan yang disuarakan oleh orang Liberal, terutama yang kami sanggah adalah kerancuan yang disampaikan Bu Musdah Mulia. Beliau adalah salah seorang tokoh JIL dan Ketua Lembaga Kajian Agama dan Jender (LKAJ). Beliau memiliki beberapa pendapat yang aneh dan nyleneh mengenai jilbab yang perlu dijelaskan pada umat mengenai kekeliruannya.
Ketiga: Bu Musdah juga mengemukakan kesimpulan dari Forum Pengkajian Islam UIN Sharif Hidayatullah tahun 1998: “Hukum Islam tidak menunjukkan batas aurat yang wajib ditutup, tetapi menyerahkan hal itu kepada masing-masing orang sesuai situasi, kondisi dan kebutuhan.”
Sanggahan:
Ini juga pendapat beliau yang sama dengan sebelumnya. Kalau demikian adanya, maka berarti terserah kita menentukan manakah pakaian muslimah. Kalau di Arab pakai abaya dan hitam-hitam disertai cadar. Kalau di Indonesia, cukup kebaya. Kalau di Barat, tidak mengapa memakai pakaian renang. Apalagi di musim panas, cukup pakai celana pendek (yang terlihat paha) dan baju “u can see”. Karena semua dikembalikan pada individu masing-masing dan dilihat kondisi dan kebutuhan, tidak ada standar baku. Beda halnya jika yang jadi patokan adalah firman Allah dan sabda Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, maka jelas patokannya.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
“Tidaklah aku berada di pagi hari sementara tidak ada orang di depan pintu rumahku, kecuali aku sadar itu adalah bagian musibah yang aku mohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala pahala darinya.”

Garis Nasab Sahabat Hakim bin Hizam

Hakim bin Hizam bin Khuwalid bin Asad bin Abdil Uzza bin Qushai bin Kilab Abu Khalid al-Qurasyi al-Asadi. Ibu Hakim bernama Fahitah binti Zuhair bin al-Harits bin Asad bin Abdil Uzza. Berputra 7 orang: Hisyam, Khalid, Hizam, Abdullah, Yahya, Ummu Sumayyah, Umm ‘Amr, dan Ummu Hasyim.
Hubungannya dengan Ummul Mukminin Khadijah sangatlah dekat. Wanita mulia ini merupakan bibi Hakim bin Hizam. Sementara dengan Rasulullah Muhammad bin Abdillah, Sahabat Hizam bertemu dengan garis nasab beliau pada kakek bernama Qushai.
Sejarah mencatat, bahwa Hakim kecil dilahirkan di Ka’bah, tiga belas tahun sebelum Gajah berniat menyerbu kota Mekah. Pasalnya, ketika sang ibu berkunjung masuk ke dalam Ka’bah, secara mendadak, ibunya merasakan sakit pada perutnya dan hendak melahirkan. Akhirnya, Hakim kecil dilahirkan di dalamnya.

Membantu Kaum muslimin yang Berada Dalam Kesulitan

Kecintaannya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah terjalin sejak lama. Bahkan ia pernah mengatakan, “Muhammad adalah orang yang paling aku cintai di masa Jahiliyah.” Tak heran, ketika suku Quraisy melancarkan embargo ekonomi dan pemutusan hubungan secara total terhadap Bani Hasyim dan Bani Muththalib untuk menggencet kaum muslimin di Mekah selama 3 tahun, hati Hakim bin Hizam tidak menerimanya.
Guna meringankan beban mereka, ketika kafilah dagang dari Syam datang, ia beli seluruh barang dagangan yang ada untuk kepentingan umat Islam. Onta-onta pengangkut barang-barang ia arahkan menuju lembah tempat penampungan kaum muslimin sehingga berjalan sendiri memasuki lembah itu. Ia lakukan untuk menghormati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bibinya, Khadijah binti Khulawid.
Dia pula yang membeli Zaid bin Haritsah untuk diberikan kepada Khadijah radhiallahuanha. Selanjutnya, Ummul Mukminin Khadijah menghibahkan Zaid kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ia memiliki perhatian besar terhadap kaum muslimin, meski demikian, Hakim bin Hizam baru memluk Islam pada tahun penaklukkan kota Mekah.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
[Definisi Wahabi?]
“Di kampung ane parah. Ada penceramah [baca: kyai] kondang diundang ke kampung buat ceramah.
Ceramahnya emosional. Sampai di akhir ia berdoa: ‘ALLAAHUMMAL’AN WAHHABIYYIIN’ [Ya Allah, laknatlah orang2 Wahabi]. Masalahnya, ia adalah kyai terkenal, tapi kok melaknat begitu!?”
Di atas adalah seonggok cerita dari seorang teman sekelas di kampus, yang ia bukan seorang Wahaby [juga saya dan Anda], tentu saja muslim [juga saya dan Anda].
Pertanyaan ini selalu ada:
–> Apakah Wahaby itu?
–> Siapakah Wahaby itu?
Ada beberapa kisi-kisi:


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Petaka demi petaka melanda, hati manusia pun luluh karenanya, aqidah dikorbankan, agama dilupakan, syariat hilang sedikit demi sedikit. Maka malapetaka apakah yang lebih dahsyat dibandingkan dengan malapetaka yang menimpa iman? Dialah kesyirikan. Bagaimana tidak, sedang Allah telah berfirman,
 
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka; tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolongpun". (QS.Al-Maa’idah :72).
 
Adapun malapetaka ini, kebanyakan orang hanya mengetahuinya secara global saja. Adapun kesyirikan secara terperinci, kebanyakan mereka tidak mengetahuinya. Orang-orang hanya mengetahui bahwa syirik itu, ketika seseorang menduakan Allah dalam penciptaan; atau ketika seseorang menyembah patung-patung. Adapun menyembah orang sholeh, dan lainnya, dalam arti berdo’a, meminta pertolongan kepada orang sholeh atau wali-wali, memohon syafa’at, kesembuhan, jodoh, rejeki, dan lainnya kepada mereka, maka ini tidak dianggap syirik !! Ini tentunya keliru !! Syirik bukan terbatas pada penyembahan berhala. Tapi penyembahan segala sesuatu dari selain Allah, baik itu arca, nabi, malaikat, orang sholeh, pohon, kuburan, dan lainnya. Makhluk-makhluk yang disembah ini biasa kita istilahkan dengan "berhala".


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Di tengah berkecamuknya ghazwl fikri ini, pembekalan umat dengan ilmu agama (syar’i) merupakan salah satu amalan mulia yang dapat mengokohkan pertahanan mereka dari deraan dua sayap kekuatan ‘syubhat dan syahwat’ tersebut. Bentuk pembekalan pun berbacam-macam, yang masing-masingnya akan tepat bila diletakkan pada tempatnya dan sesuai dengan porsinya. Buletin islam ilmiah merupakan salah satu sarana yang tepat untuk pembekalan umat. Pembahasannya yang singkat namun padat sangat bermakna bagi para pembacanya, terkhusus bila buletin islam tersebut berpijak di atas Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dengan pemahaman salaful ummah.
Diantara sekian buletin islam yang berupaya berpijak di atas Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dengan pemahaman salaful ummah tersebut adalah Buletin Islam “AL ILMU” yang dikelola para ustadz dan santri ma’had As Salafy Jember-Jawa Timur. Buletin islam yang bermotto “Berilmu Sebelum Berkata dan Beramal” ini terbit setiap jum’at (insya Allah). Tak hanya jama’ah shalat jum’at yang mendapatkan siraman ilmunya, instansi-instansi pemerintahan pun turut mendapatkannya.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more

Jilbab adalah masalah fundamental yang bukanlah masalah furu’iyyah sebagaimana dikira segelintir orang. Sampai-sampai para ulama berkata bahwa siapa yang menentang wajibnya jilbab, maka ia kafir dan murtad. Sedangkan orang yang tidak mau mengenakan jilbab karena mengikuti segelintir orang tanpa mengingkari wajibnya, maka ia adalah orang yang berdosa, namun tidak kafir.
Dalil yang Menunjukkan Wajibnya Jilbab
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka“. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59). Ayat ini menunjukkan wajibnya jilbab bagi seluruh wanita muslimah.
Ayat lain yang menunjukkan wajibnya jilbab,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (30) وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آَبَائِهِنَّ أَوْ آَبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (31)
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.  Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An Nur: 30-31).


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more

Pembaca Buletin At Tauhid yang semoga dirahmati oleh Allah. Terdapat sebuah hadits dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tatkala Allah menciptakan para makhluk, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang kitab itu terletak di sisi-Nya di atas ‘Arsy, “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku.” (HR. Bukhari no. 6855 dan Muslim no. 2751)
Di dalam Fathul Bari, hadits di atas menjelaskan bahwa rahmat Allah ta’ala lebih dahulu ada dan lebih luas daripada murka-Nya. Hal itu disebabkan rahmat Allah ta’ala adalah sifat yang sudah melekat pada diri-Nya (sifat dzatiyyah) dan diberikan kepada makhluk-Nya tanpa sebab apapun. Dengan kata lain, walaupun tidak pernah ada jasa dan pengorbanan dari makhluk-Nya, pada asalnya Allah ta’ala tetap sayang kepada makhluk-Nya. Dia menciptakannya, memberi rizki kepadanya dari sejak dalam kandungan, ketika penyusuan, sampai dewasa, walaupun belum ada amal darinya untuk Allah ta’ala. Sementara murka-Nya timbul dengan sebab pelanggaran dari makhluk-Nya. Maka dari itu, rahmat Allah ta’ala sudah tentu mendahului murka-Nya.
Luasnya Rahmat Allah
Dari hadits di atas juga menunjukkan betapa luasnya rahmat Allah yang diberikan kepada makhluk-Nya. Berikut kami sampaikan beberapa riwayat yang berkaitan dengan luasnya rahmat Allah ta’ala.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,“Allah menjadikan rahmat (kasih sayang) itu seratus bagian, lalu Dia menahan di sisi-Nya 99 bagian dan Dia menurunkan satu bagiannya ke bumi. Dari satu bagian inilah seluruh makhluk berkasih sayang sesamanya, sampai-sampai seekor kuda mengangkat kakinya karena takut menginjak anaknya.” (HR. Bukhari no. 5541 dan Muslim no. 2752)


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
PENIPUAN TERHADAP UMAT ISLAM INDONESIA
Penipuan besar-besaran telah dilakukan oleh Nur Hasan Ubaidah (pendiri sekte Isalam Jama’ah) kepada umat Islam di Indonesia. Nur Hasan Ubaidah tiba-tiba datang di Indonesia dengan mengaku-ngaku membawa sanad mangkul hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menyatakan bahwa orang yang Islamnya tidak bersanad (tidak mangkul) maka islamnya diragukan.
Ternyata… Nur Hasan Ubaidah ini mengaku-ngaku telah mengambil sanad dari kota Mekah negerinya kaum Wahabi. Jadi rupanya Nur Hasan Ubaidah ini mengambil sanad dari kaum wahabi !!???. Akan tetapi anehnya tidak seorangpun ulama di Kerajaan Arab Saudi yang berpemikiran ngawur seperti Nur Hasan Ubaidah ini.
Hingga sekarang Islam Jama’ah masih berusaha mengirim murid-muridnya ke Ma’had al-Harom di Mekah untuk berusaha menyambung sanad (karena konon isnad yang dibawa oleh Nur Hasan Ubaidah telah hilang atau kurang lengkap). Lagi-lagi Islam Jama’ah menguber-nguber sanad dari kaum Wahabi.
Berkembanglah pemikiran sesat sekte Islam Jama’ah ini di tanah air yang dibangun di atas kedustaaan besar-besaran dan penipuan besar-besaran terhadap kaum muslimin di Indonesia, bahwasanya siapa saja yang Islamnya tidak bersanad maka diragukan keabsahannya.
Anehnya… yang mau menerima doktrin Nur Hasan Ubaidah ini hanyalah sebagian masyarakat muslim Indonesia. Kalau seandainya doktrin dan propaganda Nur Hasan Ubaidah ini dilontarkan di Negara-negara Arab maka tentunya Nur Hasan Ubaidah ini akan dianggap sebagai badut pemain sirkus yang pintar melawak !!!!
MIRIP TAPI TAK SAMA !!
Habib Munzir Al-Musaawa…. dengan mudahnya mencela para ulama wahabi (seperti syaikh Bin Baaz, Ibnu Al-’Utsaimiin, dan Syaikh Al-Albani) dengan berhujjah : ULAMA WAHABI TIDAK BERSANAD !!!!
Sehingga murid-murid sang habib dan para pengagumnya menyerukan sebagaimana seruan sang Habib…: “Para ulama wahabi tidak bersanad !!!”, sehingga ilmu mereka diragukan…!!!, ilmu hadits mereka dangkal..!!!, Fatwa mereka batil dan tertolak…!!!
Dan tuduhan-tuduhan dan olok-olokan yang lainnya yang keluar dari mulut sang Habib beserta para pengagumnya.
Kalau dipikir-pikir pemikiran Habib Munzir agak mirip dengan doktrin Nur Hasan ‘Ubaidah pendiri sekte Islam Jama’ah, akan tetapi setelah direnungkan ternyata tidak sama.
Berikut saya sebutkan dua kesimpulan dari perkataan-perkataan Sang Habib tentang ulama yang tidak bersanad.
PERTAMA : Habib Munzir menuduh ulama wahabi tidak punya sanad. Bahkan dengan berani Habib Munzir menantang dan berkata :
“Saudaraku, maaf, tunjukkan satu saja seorang ulama wahabi yg punya sanad kepada Muhadditsin?, atau sanad guru yg muttashil kepada Rasulullah saw, kami ahlussunnah waljamaah berbicara hadits kami mempunyai sanad kepada kutubussittah dan muhadditsin, kami bukan menukil dan menggunting gunting ucapan ulama lalu berfatwa semaunya.
tiada ilmu tanpa sanad, maka fatwa tanpa sanad adalah batil.
Bahkan Habib Munzir menuduh bahwasanya tidak ada satu orang wahabipun yang hafal 10 hadits beserta sanadnya.
“…Wahabi dan kelompoknya yg mereka itu tak hafal 10 hadits pun berikut sanad dan hukum matannya. hafal hadits berikut sanad dan matannya adalah hafal haditsnya, dan nama nama periwayatnya sampai ke Rasul saw berikut riwayat hidup mereka, guru mereka, akhlak mereka, kedudukan mereka yg ditetapkan para Muhadditsin, dan lainnya.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Ketika mendengar kata "sunnah" maka yang terlintas dalam benak kebanyakan kaum muslimin adalah perkara-perkara yang tidak wajib, sekedar sunnah (anjuran), tidak apa-apa ditinggalkan. Bahkan di antara mereka sampai ada yang mengatakan kepada orang yang mengerjakan sunnah, "Lho, kan sekedar sunnah, tidak berdosa kalau ditinggalkan, mengapa repot-repot mengerjakannya!!!" atau ucapan yang mirip dengan itu. Dengan ucapannya itu, mereka mengartikan sunnah sebagai perkara yang makruh yaitu lebih baik ditinggalkan dengan bukti keheranan mereka terhadap orang yang melaksanakan sunnah. Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun.

Ini adalah musibah yang menimpa ummat Islam. Tidakkah mereka mendengar sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam : "Barangsiapa yang membenci sunnahku, maka ia bukan golonganku." (Muttafaqun 'alaih dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu). Padahal kita mengetahui bahwa segala sesuatu yang disandarkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam [yang teriwayatkan dalam hadits yang shahih] baik ucapan, perbuatan, ketetapan ataupun sifat beliau adalah sunnah (jalan dan petunjuk) beliau yang mencakup perkara-perkara yang wajib dan yang sunnah (yaitu anjuran yang selayaknya bagi ummatnya berlomba-lomba melaksanakannya).


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Prolog
Kejadian alam akhirat merupakan rentetan dari sekian peristiwa besar. Dimulai dari ditiupnya sangkakala pertama untuk membinasakan seluruh makhluk, dan diakhiri antara lain dengan disembelihnya kematian di suatu tempat antara surga dan neraka.
Imam al-Qurthuby menjelaskan, setelah para manusia dibangkitkan dari alam kubur, sebelum penghitungan amalan, dalam keadaan rasa dahaga yang luar biasa, mereka digiring ke arah telaga yang dimiliki oleh para nabi 1. Namun ternyata sesampainya di sana tidak semua orang diberi karunia untuk minum air telaga tersebut. Siapakah gerangan mereka yang beruntung mereguk segarnya air telaga para nabi, dan siapa pulakah yang bernasib malang terkungkung dalam kehausan luar biasa akibat terusir dari telaga-telaga tersebut? Bagaimana pulakah sifat telaga Nabi kita Muhammad shallallahu’alaihiwasallam yang dikatakan sebagai telaga terbesar di antara telaga-telaga para nabi lainnya?

Telaga di akhirat itu ada


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Segala puji hanya bagi Allah subhanahu wa ta’ala, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah shalallahu ‘alai wasallam, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya.
Amma Ba’du:
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ ، فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا)

Diriwayatkan oleh Imam Al-Tutmudzi di dalam sunannya dari Abdullah bin Muhsin Al-Khutami bahwa Nabi Muhammand shalallahu ‘alai wasallam bersabda: "Barangsiapa yang pada waktu paginya merasakan ketentraman hati, sehat pada jasmaninya, dia memilki makanan untuk hari itu maka sungguh seakan dunia telah dikumpulkan untuk dirinya”. [Al-Turmudzi: 4/547 no: 2346].


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Operasi dini waktu kecil
(Keritik kepada hadisnya ) 






فَبَيْنَمَا الْحَبِيْبُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ * ذَاتَ يَوْمٍ نَاءٍ عَنِ اْلاَوْطَانِ * اِذْ اَقْبَلَتْ عَلَيْهِ ثَلاَثَةُ ‏نَفَرٍ* كَأَنَّ وُجُوْهَهُمُ الشَّمْسُ وَاْلقَمَرُ* فَانْطَلَقَ الصِّبْيَانُ هَرَبًا* وَوَقَفَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ ‏وَسَلَّمَ مُتَعَجِّبَا* فَأَضْجَعُوْهُ عَلَى اْلاَرْضِ إِضْجَاعاً خَفِيْفًا* ا وَشَقُّوا صَدْرَهُ شَقًّا لَطِيْفًا* ‏ثُمَّ اَخْرَجُوا قَلْبَ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ *وَشَرَحُوْهُ بِسِكِّيْنِ اْلاِحْسَانِ* وَنَزَعُوا مِنْهُ حَظَّ الشَّيْطَانِ* ‏وَمَلَؤُوهُ بِالْحِلْمِ وَاْلعِلْمِ وَاْليَقِيْنِ وَالرِّضْوَانِ*وَأَعَادُوْهُ اِلَى مَكَانِهِ فَقَامَ الْحَبِيْبُ سَوِيًّا كَمَا ‏كَانَ‏
Ketika Rasul yang tercinta  jauh dari perumahan, tiga orang menghadap beliau, wajah mereka  seolah matahari dan bulan. Anak – anak kecil lari  dan Nabi   berhenti dengan penuh keheranan.  lalu  mereka membaringkan beliau dengan perlahan – lahan.  Mereka membelah dadanya  dengan halus, lalu  mereka  mengeluarkan hati anak Adnan ( Muhammad SAW ) .  Dan mereka mengoprasinya  dengan  pisau kebaikan, lalu bagian setannya  di ambil  dan di penuhi dengan sikap sabar, penuh pengampunan, ilmu, yakin dan rida, lalu di kembalikan ke tempat asalnya.  lalu  rasul tercinta  berdiri tegak  sebagaimana semula.  
Admin dalam www.nabimuhammad.info menulis sbb:
Ketika Muhammad SAW masih tinggal di keluarga Bani Sa’ad, di rumah ibu susunya Halimah as Sa’diyah, waktu itu Muhammad masih kecil. Usianya sekitar tiga tahun. Muhammad sedang menggembalakan ternaknya bersama saudara saudara sepersusuannya ketika itu dua malaikat datang menemui Muhammad. Keduanya membelah perut Muhammad dan mengeluarkan segumpal darah berwarna hitam dari hati Muhammad. Benda ini mereka buang dan hati Muhammad mereka basuh hingga bersih, lalu mereka kembalikan ke tempat semula.Kisah ini bisa di rujuk pada kitab kitab Sirah. Muslim telah meriwayatkannya dalam Shahih nya. Dari Anas bin Malik pada Kitab (bab) al Iman bagian al Isra u bi Rasulillah SAW, hadist no 261. Juga oleh Ahmad dalam al Musnad, III:121. Syaikhul Islam Ahmad bin Abdurrahim, yang terkenal dengan Waliyullah ad Dihlawi (w.1176 H) mengatakan dalam Kitabnya yang istimewa, Hujjatullahil Balighah, II: 205. “Malaikat menampakkan diri. Mereka membedah hati-(perutnya), lalu mengisinya dengan keimanan dan hikmah. Hal ini terjadi diantara alam perumpamaan dan kenyataan. Oleh karena itu pembedahan itu tidak menimbulkan bahaya dan bekas pembedahan terebut masih terdapat pada beliau. Seperti itulah yang terjadi dalam setiap peristiwa yang menggabungkan antara alam mitsal (perumpamaan) dan alam syahadah (kenyataan)”[1]



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Pertanyaan:
Assalamu’alaikum
Saya pernah membaca tentang khasiat Surat Al Waqi’ah yang dapat mendatangkan rezeki. Apakah benar QS. Al Waqi’ah tersebut dapat mendatangkan rezeki/kebaikan? Apakah ada hadis yang shahih mengenai hal ini? Dan apakah boleh saya membaca Alquran setelah itu berdoa memohon kebaikan/rezeki Allah Subhanahu wa Ta’ala? Terus terang saya takut bid’ah namun saya membutuhkan rezeki untuk kepentingan keluarga dan pribadi saya. Mohon penjelasannya Ustadz.
Terima kasih, wassalamu’alaikum
Dari: Andri WP

Jawaban:


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Kita semua telah tahu bahwa berIslam itu dimulai dari menuntut ilmu tentang Islam itu sendiri. Tidak langsung mengamalkan suatu amalan yang amalan itu mungkin belum jelas apakah ada dasarnya dari Al-Qur'an atau As-Sunnah. Dan juga tidak langsung berdakwah dengan ilmu yang pas-pasan. Lalu jika kita mau belajar Islam, sebenarnya apa yang harus kita prioritaskan untuk kita pelajari lebih dahulu?
Mari kita pikirkan sejenak! Agama ini datang dari Pencipta kita, dan disampaikan oleh RasulNya. Tujuan agama ini adalah menegakkan ibadah kepada Pencipta kita tersebut dengan cara-cara yang telah disampaikan oleh Rasulnya. Jadi sebelum kita belajar Islam lebih dalam, maka seharusnyalah kita mengetahui siapa Pencipta kita itu, dan bagaimana cara berinteraksi denganNya. Juga mengetahui siapa RasulNya dan bagaimana kita bersikap terhadap beliau.
Dua hal tersebut tercakup dalam ilmu yang disebut 'aqidah. Aqidah berasal dari kata 'aqd yang berarti pengikatan. Jika ada orang yang berkata, " Saya ber'aqidah begini". Maksudnya adalah, ia mengikat hati terhadap sesuatu tersebut. Singkat kata, 'aqidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenarannya kepada sesuatu. Secara terinci, aqidah adalah rukun iman, yaitu iman kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para RasulNya dan kepada hari akhir serta kepada qadar yang baik dan yang buruk. Jadi, ilmu Islam yang harus kita prioritaskan untuk kita pelajari lebih dahulu adalah 'aqidah.
Mungkin kita masih bertanya-tanya, mengapa demikian?
Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman, yang artinya: " Barang siapa yang mengerjakan amal baik, baik lelaki maupun wanita dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS: An-Nahl : 97).
Pada ayat di atas, Alloh Subhanahu wa Ta'ala menerangkan bahwa Ia akan memberi pahala kepada laki-laki dan perempuan yang beramal baik dan dalam keadaan beriman. Jadi, Alloh Subhanahu wa Ta'ala mensyaratkan keimanan bagi seseorang yang beramal baik agar orang itu diberi pahala. Jika orang itu beramal baik yang banyak sekali, namun ia tidak mempunyai keimanan, maka Alloh Subhanahu wa Ta'ala tidak akan memberi pahala kepadanya. Maka keimanan tersebut merupakan syarat mutlak bagi seseorang jika ia ingin selamat dunia akherat.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Pertanyaan:
Assalamu’alaikum Ustadz
Ustadz, orang fasiq itu apa? Tolong kasih tahu beberapa  indeks dalilnya ustadz. Contoh: QS. 4: 25.
Dari: Prastya Susanto

Jawaban:
Wa’alaikumussalam

Makna Fasik Secara Bahasa



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Diturunkannya kitab-kitab kepada umat manusia adalah salah satu bukti bimbingan dan kasih sayang  Allah kepada hamba-hamba-Nya. Allah sebagai Rabb alam semesta dan Dzat Yang Maha Penyayang tidak mungkin membiarkan umat manusia kebingungan dalam hidupnya. Oleh sebab itu Allah menurunkan kitab-kitab dan mengutus para rasul untuk membimbing mereka.
[1] Salah Satu Rukun Iman
Iman kepada kitabullah adalah salah satu rukun Iman. Suatu ketika, malaikat Jibril datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam bentuk seorang lelaki yang bajunya sangat putih dan rambutnya sangat hitam. Lelaki itu bertanya kepada Nabi tentang Islam. Diantara pertanyaan yang diajukannya adalah tentang iman. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, “Yaitu kamu beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir, dan kamu beriman kepada takdir baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim dari ‘Umar bin Khaththab radhiyallahu’anhu)
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Wahai orang-orang yang beriman, berimanlah kepada Allah dan rasul-Nya, dan juga kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa yang mengingkari/kufur kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir maka sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang amat jauh.” (QS. an-Nisaa’: 136)



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Jilbab, apa sih manfaatnya? Banyak wanita yang menanya-nanyakan hal ini karena ia belum mendapat hidayah untuk mengenakannya. Berikut ada sebuah ayat dalam Kitabullah yang disebut dengan “Ayat Hijab”. Ayat ini sangat bagus sekali untuk direnungkan. Moga kita bisa mendapatkan pelajaran dari ayat tersebut dari para ulama tafsir. Semoga dengan ini Allah membuka hati para wanita yang memang belum mengenakannya dengan sempurna.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59)
Apa Itu Jilbab?
Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan bahwa jilbab adalah pakaian atas (rida’)[1] yang menutupi khimar. Demikian yang dikatakan oleh Ibnu Mas’ud, ‘Ubaidah, Al Hasan Al Bashri, Sa’id bin Jubair, Ibrahim An Nakho’i, dan ‘Atho’ Al Khurosaani. Untuk saat ini, jilbab itu semisal izar (pakaian bawah). Al Jauhari berkata bahwa jilbab adalah “mulhafah” (kain penutup).[2]
Asy Syaukani rahimahullah berkata bahwa jilbab adalah pakaian yang ukurannya lebih besar dari khimar.[3] Ada ulama yang katakan bahwa jilbab adalah pakaian yang menutupi seluruh badan wanita. Dalam hadits shahih dari ‘Ummu ‘Athiyah, ia berkata, “Wahai Rasulullah, salah seorang di antara kami tidak memiliki jilbab.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda,
لِتُلْبِسْهَا أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا
Hendaklah saudaranya mengenakan jilbab untuknya.[4] Al Wahidi mengatakan bahwa pakar tafsir mengatakan, “Yaitu hendaklah ia menutupi wajah dan kepalanya kecuali satu mata saja.”[5]
Ibnul Jauzi rahimahullah dalam Zaadul Masiir memberi keterangan mengenai jilbab. Beliau nukil perkataan Ibnu Qutaibah, di mana ia memberikan penjelasan, “Hendaklah wanita itu mengenakan rida’nya (pakaian atasnya).” Ulama lainnya berkata, “Hendaklah para wanita menutup kepala dan wajah mereka, supaya orang-orang tahu bahwa ia adalah wanita merdeka (bukan budak).”[6]
Syaikh As Sa’di rahimahullah menerangkan bahwa jilbab adalah mulhafah (kain penutup atas), khimar, rida’ (kain penutup badan atas) atau selainnya yang dikenakan di atas pakaian. Hendaklah jilbab tersebut menutupi diri wanita itu, menutupi wajah dan dadanya.[7]
Kesimpulan mengenai maksud jilbab dan khimar, silakan lihat gambar www.muslimah.or.id [8] berikut ini.
khimar
jilbab_2
Mengenakan Jilbab, Ciri-Ciri Wanita Merdeka
Dalam ayat yang kita kaji saat ini, Allah Ta’ala memerintahkan kepada Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam agar memerintahkan para wanita mukminat—khususnya para istri dan anak perempuan Nabi karena kemuliaan mereka—yaitu supaya mereka mengulurkan jilbabnya. Tujuannya adalah untuk membedakan antara para wanita jahiliyah dan para budak wanita.[9]
As Sudi rahimahullah mengatakan, “Dahulu orang-orang fasik di Madinah biasa keluar di waktu malam ketika malam begitu gelap di jalan-jalan Madinah. Mereka ingin menghadang para wanita. Dahulu orang-orang miskin dari penduduk Madinah mengalami kesusahan. Jika malam tiba para wanita (yang susah tadi) keluar ke jalan-jalan untuk memenuhi hajat mereka. Para orang fasik sangat ingin menggoda para wanita tadi. Ketika mereka melihat para wanita yang mengenakan jilbab, mereka katakan, “Ini adalah wanita merdeka. Jangan sampai menggagunya.” Namun ketika mereka melihat para wanita yang tidak berjilbab, mereka katakan, “Ini adalah budak wanita. Mari kita menghadangnya.”
Mujahid rahimahullah berkata, “Hendaklah para wanita mengenakan jilbab supaya diketahui manakah yang termasuk wanita merdeka. Jika ada wanita yang berjilbab, orang-orang yang fasik ketika bertemu dengannya tidak akan menyakitinya.”[10]
Penjelasan para ulama di atas menerangkan firman Allah mengenai manfaat jilbab,
ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal.” (QS. Al Ahzab: 59)
Asy Syaukani rahimahullah menerangkan, “Ayat (yang artinya), ” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal”, bukanlah yang dimaksud supaya salah satu di antara mereka dikenal, yaitu siapa wanita itu. Namun yang dimaksudkan adalah supaya mereka dikenal, manakah yang sudah merdeka, manakah yang masih budak. Karena jika mereka mengenakan jilbab, itu berarti mereka mengenakan pakaian orang merdeka.”[11]
Inilah yang membedakan manakah budak dan wanita merdeka dahulu. Hal ini menunjukkan bahwa wanita yang tidak berjilbab berarti masih menginginkan status dirinya sebagai budak. Hanya Allah yang beri taufik.
Mengenakan Jilbab Lebih Menjaga Diri
Mengenai ayat,
ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.” (QS. Al Ahzab: 59)
Syaikh As Sa’di rahimahullah berkata, “Ayat di atas menunjukkan, orang yang tidak mengenakan jilbab akan lebih mudah digoda. Karena jika seorang wanita tidak berjilbab, maka orang-orang akan mengira bahwa ia bukanlah wanita ‘afifaat (wanita yang benar-benar menjaga diri atau kehormatannya). Akhirnya orang yang punya penyakit dalam hatinya muncul hal yang bukan-bukan, lantas mereka pun menyakitinya dan menganggapnya rendah seperti anggapan mereka itu budak. Akhirnya orang-orang yang ingin berlaku jelek merendahkannya.”[12]
Allah Maha Pengampun
Di akhir ayat, Allah Ta’ala katakan,
وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا
Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59). Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Allah Maha Pengampun dan Penyayang terhadap apa yang telah lalu di masa-masa jahiliyah, di mana ketika itu mereka (para wanita) tidak memiliki ilmu akan hal ini.”[13]
Artinya, bagi wanita yang belum mengenakan jilbab, Allah masih membuka pintu taubat selama nyawa masih dikandung badan, selama malaikat maut belum datang di hadapannya.
Jangan Lupa untuk Dakwahi Keluarga
Dakwahi keluarga untuk berjilbab dan menutup aurat, itu yang seharusnya jadi skala prioritas. Lihatlah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saja diperintahkan untuk memulainya dari istri dan anak-anak perempuannya sebelum wanita mukminat lainnya sebagaimana perintah di awal ayat.
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin
Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At Tahrim: 6)
Ya Allah, bukakanlah hati keluarga dan kerabat kami yang belum berjilbab untuk segera berjilbab dengan sempurna.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.


Riyadh, KSU, on 29th Dzulhijjah 1431 H (04/12/2010)
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Muslim.Or.Id


[1] Rida’ dan Izar adalah pakaian seperti ketika berihrom. Rida’ untuk bagian atas, ihrom untuk bagian bawahnya.
[2] Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, Muassasah Qurthubah, 11/242.
[3] Fathul Qodir, Asy Syaukani, Mawqi’ At Tafasir, 6/79.
[4] HR. Muslim no. 890.
[5] Fathul Qodir, 6/79.
[6] Zaadul Masiir, Ibnul Jauzi, Mawqi’ At Tafasir, 5/150.
[7] Taisir Al Karimir Rahman, ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, Muassasah Ar Risalah, hal. 671.
[8] Dicopy dari http://muslimah.or.id/nasihat-untuk-muslimah/jilbabku-penutup-auratku.html
[9] Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 11/242.
[10] Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 11/243.
[11] Fathul Qodir, 6/79.
[12] Taisir Al Karimir Rahman, hal. 671.
[13] Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 11/243.

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
  • Sebelum diproklamasikannya kemerdekaan RI, dibentuklah BPUPKI. Dalam sidang-sidang BPUPKI yang menentukan dasar negara, anggota-anggota BPUPKI terbelah menjadi dua: pihak Islam yang mengusulkan agar negara ini menjadi negara Islam, dan pihak nasionalis yang ingin pemisahan urusan kenegaraan dengan urusan keagamaan. Kedua usul ini sama kuat. Namun, akhirnya terjadilah kompromi antara kedua pihak yang menghasilkan isi “Piagam Jakarta”.
  • Dengan isi “Piagam Jakarta” itu, keinginan kedua belah pihak dapat terjembatani. Jadi, sebenarnya isi “Piagam Jakarta” itu sendiri adalah sikap mundur selangkah dari kelompok Islam di BPUPKI.
JAKARTA– Islam sebagai ajaran yang dikenalkan secara utuh menghasilkan perubahan total dalam kehidupan masyarakat, mulai dari perubahan ideologis, perubahan pola pikir, perubahan gaya hidup, hingga kepada penerapan syariat sebagai aspek hukum dalam Islam.
Menurut Ustadz Daud Rasyid, bicara penerapan syariat dalam perspektif sejarah, tidak satupun negeri yang Islam masuk di dalamnya tidak menerapkan syariat. Termasuk konteks sejarah nusantara, dimana yang menjadi hukum positif di kerajaan-kerajaan itu ialah hukum syariat. Leteratur yang dipakai dalam memutuskan hukuman di pengadilan adalah literature fiqih dengan madzhab Syafi’i. Fakta sejarah itu terdapat dalam karya monumental “Rihlah Ibnu Bathuthah”.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more

Pertanyaan:
Saya remaja berusia 16 tahun, dan saya ingin bertanya. Apakah warna darah haid merah muda dan kekuningn itu normal? Karena baru kali ini saya mengalaminya dan bulan kemarin haid pada tanggal 15 dan sekarang saya haid dengan selisih tepat 1 bulan! Tapi bulan sekarang saya haid dengan warna darah merah muda, sedikit, dan tidak sakit perut seperti biasanya. Dan sekedar informsi saya selalu menjaga diri saya.
Makasih sebelumnya atas jawaban yang diberikan.
Dari: Annisak


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Amalan yang kontinu walau sedikit, itu lebih baik untuk terus dijaga atau dirutinkan. Itulah amalan yang dicintai oleh Allah dibanding dengan amalan yang langsung dilakukan sekaligus banyak, namun hanya sesaat. Shalat dhuha dan shalat malam adalah di antara amalan yang sebaiknya terus kita jaga. Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan, “Barang siapa yang memiliki kebiasaan pada amalan tertentu yang disyari’atkan seperti shalat Dhuha, shalat malam, atau selainnya, hendaklah ia terus menjaganya dalam setiap keadaan. Janganlah ia meninggalkan kebiasaan yang disyari’atkan tersebut karena ia berada di tengah-tengah orang banyak. Karena Allah yang mengetahui keadaan hatinya bahwa ia melakukannya karena Allah secara tersembunyi tadi dan Allah tahu bagaimana ia berusaha ingin selamat dari riya’ dan ingin menjauhi segala hal yang dapat merusak keikhlasannya. Oleh karenanya Al Fudhail bin ‘Iyadh mengatakan,


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Pertanyaan:
Ada syubhat yang belum saya dapatkan penjelasannya, “Seorang banci boleh jadi imam jika seluruh ma’mumnya perempuan.”
Pertanyaannya: Bolehkah seorang banci menjadi imam shalat berjamaah? Kemudian jika jawaban boleh, kondisi bagaimanakah yang membolehkannya? Jazakumullahu khairan
Dari: Ummu Aisyah

Jawaban:
Banci yang diakui dalam syariat adalah orang yang memiliki dua alat kelamin sekaligus.
Nah orang semacam ini memang boleh jadi imam shalat dengan syarat semua makmumnya adalah wanita.
Dijawab oleh Ustadz Ammi nur Bait (Dewan Pembina Konsultasi Syariah)
Artikel www.KonsultasiSyariah.com


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Pertanyaan:
Berapa jumlah anak-anak Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan juga nama-nama ibu mereka?
Syaikh Abdullah Al Faqih menjawab:
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه وبعد
Jumlah anak-anak Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ada tujuh, tiga laki-laki dan empat perempuan. Berikut ini rinciannya:
  1. Al Qasim, beliau adalah anak yang namanya dijadikan kun-yah oleh Nabi, sehingga Nabi juga dipanggil dengan nama Abul Qasim Shallallahu’alaihi Wasallam. Ibunya adalah Khadijah binti Khuwailid Al Qurasyiah Radhiallahu’anha.
  2. Abdullah, beliau dijuluki juga dengan Ath Thahir dan Ath Thayyib. Ibunya juga Khadijah Radhiallahu’anha.
  3. Ibrahim, beliau adalah anak bungsu Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Ibunya adalah Mariyah Al Qibthiyyah Radhiallahu’anha. Ketiga anak-anak lelaki beliau ini semuanya wafat ketika masih kecil, semoga Allah meridhai mereka semua.
  4. Zainab Radhiallahu’anha
  5. Ruqayyah Radhiallahu’anha
  6. Ummu Kultsum Radhiallahu’anha
  7. Fathimah Radhiallahu’anha, beliau adalah anak yang paling dicintai Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Semua anak-anak perempuan beliau ini lahir dari rahim Khadijah Radhiallahu’anha. 
Sehingga semua anak-anak Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dari rahim Khadijah Radhiallahu’anha kecuali Ibrahim Radhiallahu’anhu, karena ia dari rahim Mariyah Al Qibthiyyah.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Ibnu Jarir Ath Thobari (Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Kholid Ath Thobari) adalah ulama besar yang bisa jadi teladan dalam semangat untuk kita. Beliau adalah pemilik kitab tafsir yang berjilid-jilid. Sampai disebutkan totalnya berjumlah 3000 lembaran ketika beliau menulisnya, itu pun dikatakan sebagai ringkasan. Beliau juga memiliki kitab tarikh (sejarah) yang begitu masyhur. Beliau adalah imam dalam berbagai bidang ilmu seperti tafsir, hadits, fikih, dan tarikh. Kisah beliau berikut menunjukkan bagaimana beliau memiliki semangat yang tinggi dalam menulis, mengkaji Islam dan membuat karya besar. Semangat beliau ini sulit kita temukan pada zaman-zaman kita ini.
Al Khotib Al Baghdadi dalam kitab tarikhnya berkata, “Aku pernah mendengar ‘Ali bin ‘Ubaidillah bin ‘Abdul Ghoffar Al Lughowi (lebih terkenal dengan sebutan As Samsamani), ia menceritakan bahwa Muhammad bin Jarir Ath Thobari pernah menetap selama 40 tahun dan menulis setiap harinya 40 halaman.
Dan telah sampai kisah kepadaku dari Abu Hamid Ahmad bin Abi Thohir Al Faqih Al Isfaroini, ia bekata, “Seandainya seseorang bersafar ke China lantas ia menemukan kitab tafsir karya Ibnu Jarir, maka ia akan temukan tidak begitu banyak (dari kenyataan, pen).” Atau beliau mengucapkan perkataan semakna dengan itu.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Alhamdulillah, (saking) ni’mate marga mung nyembah Allah sawiji, lan mung Rasulullah sing dianut pituduhe lan pernatane ngibadah.
Alhamdulillah, nikmatnya menjadikan Allah sebagai satu-satunya yang disembah, dan menjadikan Rasulullah sebagai satu-satunya yang diikuti petunjuk dan tata cara ibadahnya
Alhamdulillah, rasa ni’mate bali ruju’ nyang Islam ing ndalem pemahamane, keyakinane, lan temindake Nabi lan sahabate, tanpa nambahi lan ngurangi.
Alhamdulillah, nikmatnya kembali ruju’ ke Islam dalam pemahaman, keyakinan dan praktek Nabi dan Sahabatnya, tanpa menambah dan menguranginya
Alhamdulillah, ni’mate nyopot bid’ah aqidah khawarij: nganggep kafir nyang kaum Muslimin sakliyane Islam Jamaah.
Alhamdulillah, nikmatnya melepas bid’ah aqidah khawarij : menganggap kafir Kaum Muslimin selain Islam Jamaah
Kula sedaya  saka Forum Ruju’ ilal Haq, makili kabeh mantan Islam Jamaah ngucapaken nyuwun ngapunten lahir lan bathin marga dosa-dosa kula sedaya sing sakwene iki nganggep Kaum Muslimin sing dudu Islam Jamaah kuwi wong kafir…
Kami Forum Ruju’ Ilal Haq, atas nama seluruh Mantan Islam Jamaah, mengucapkan Maaf Lahir Bathin atas dosa-dosa kami yang selama ini menganggap Kaum Muslimin selain Islam Jamaah adalah Orang Kafir…
Iku kabeh marga kula sedaya wektu iku pancen durung ngerti aqidah sing haq-bener.
Itu semua karena kami waktu itu memang belum mengerti akidah yang haq.
Iku kabeh marga kula sedaya  wektu iku kejiret dening kegoblokan kula sedaya nganti ora ngerti endi dalan sing bener.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Saya baru baca rubrik SuaraPublika pagi ini (Jumat, 8 Juni 2012) di HU Republika berjudul : Buku “5 Kota Paling Berpengaruh di Dunia” Menyesatkan. Kesal sekali rasanya, di tengah umat Islam sedang menghadapi tuduhan intoleran. Berikut saya kutipkan surat dari Bp. Syahruddin di Pancoran Mas Depok.
“Beberapa waktu lalu, saya diberi tahu seorang teman soal buku baru yang diterbitkan Gramedia. Buku tersebut berjudul 5 Kota Paling Berpengaruh di Dunia yang ditulis oleh Douglas Wilson. Dia mengatakan bahwa dalam buku tersebut Nabi Muhammad saw dituduh sebagai perampok dan perompak.
Ternyata, apa yang dikatakan teman itu benar adanya. Buku tersebut menjelaskan tentang lima kota yang berpengaruh di dunia, yakni Yerusalem (Israel), Athena (Yunani), Roma (Italia), London (Inggris), dan New York (Amerika Serikat). Yerusalem disebutkan murni milik Israel.
Saat membahas Kota Yerusalem di halaman 24, saya sangat kaget dengan kalimat yang tidak pantas ditulis, ‘Selanjutnya ia (Muhammad) memperistri beberapa wanita lain. Menjadi seorang perampok dan perompak, memerintahkan penyerangan terhadap karavan-karavan Mekah.
Dua tahun kemudian, Muhammad memerintahkan serangkaian pembuhuhan demi meraih kendali atas Madinah, dan di tahun 630 M ia menaklukkan Mekah.’
Begitu pula pada halaman 25 alinea kedua dan ketiga. Di sana ia menafsirkan bahwa agama yang dibawa Nabi Muhammad selalu ditegakkan dengan pedang. Hendaknya materinya bisa dibaca kembali apakah buku tersebut sesuai dengan fakta atau tidak.”
Jika benar seperti yang dituliskan di atas, Gramedia harus menarik buku itu dari pasar dan meminta maaf kepada umat Islam. Yang pasti, terbitnya sebuah buku sudah melewati seleksi editor yang sangat ketat (apalagi Gramedia terkenal “jual mahal”) sehingga Gramedia harus bertanggung jawab terhadap terbitnya buku ini.
Jika ada himbauan bagi para khotib agar khotbah Jumat ini membahas soal tuduhan intoleransi, ada baiknya khotib juga menyampaikan kasus penghinaan Nabi Muhammad dan ajaran Islam ini ke jamaah dan memberikan tekanan kepada Gramedia untuk menarik buku serta meminta maaf.
Mohon bantuan untuk menyebarkannya, terima kasih.
Wassalam
Budi H.
DARI: Budi Handri 
Jumat, 8 Juni 2012 8:41


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Apa hukum memakai spiral untuk mencegah kehamilan bagi perempuan?apakah memakainya itu diharamkan?dan apakah hal itu menentang hukum Alloh dalam anjuran untuk memperbanyak keturunan?kemudian  apa nasehatmu terhadap para suami yang membolehkan memakai alat spiral ini?....

Jawab :
Memakai spiral dan pil untuk mencegah kehamilan tidak di perbolehkan,yang dianjurkan adalah meminta keturunan. Seharusnya suami istri selalu meminta agar di beri keturunan, selalu memperbanyak anak dan ummat, seperti sabda nabi Sholalloohu alaihi wasallam “nikahilah perempuan yang banyak anak(subur),sesungguhnya aku di hari kiamat nanti berlomba mana yang paling banyak umatnya”. Akan tetapi  diperbolehkan  apabila dikerenakan sakit yang membuat bahaya atas kehamilan dan suami istripun  telah sepakat untuk memakainya atau mungkin dikarenakan  anaknya sangat membutuhkan asi,karena  hamil menyebabkan habisnya air susu ibu. Dalam hal seperti ini dia sangat di anjurkan untuk menyusui anaknya dan tidak mengapa dia memakai pil atau spiral untuk kemaslahatan yang syar’I atau sebab-sebab  lain untuk menolak bahaya bagi ibu yang sedang hamil.
Apabila memakainya tanpa ada alasan sakit atau tidak ada kemaslahatan baginya, maka hal itu tidak di perbolehkan,wajib untuk segera meninggalkannya.seharusnya dia selalu husnudzon(berbaik sangka) terhadap Alloh ‘azza wajalla dan meyakini rizki itu datangnya dari Allo. Seandainya dia memiliki 20 atau 30 bahkan lebih,yang demikian itu akan baik baginya.memperbanyak ummat,memperbanyak hamba hamba Alloh yang sholih-semoga Alloh memperbaiki keturunan mereka-keturunan yang baik akan membawa kebaikan bagi mereka dan bagi kaum muslimin. Mereka harus berbaik sangka terhadap Alloh ta’ala dan berdoa agar di beri keturunan yang baik dan segera meninggalkan pil dan  spiral kecuali hanya untuk kemaslahatan yang syari atau karena sakit yang akan membahayakan kehamilan.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Pertanyaan:
Sekarang ini, banyak kita dengar bahwa dalam penerimaan pegawai; baik swasta maupun negeri, terjadi sogok-menyogok uang dengan tujuan agar si pelamar dapat diterima bekerja di tempat yang bersangkutan. Apakah gaji yang diterima oleh si pelamar yang telah menyogok itu dapat dikatakan “HALAL”? Bagaimana hukumnya? Apa yang harus dilakukan jikalau si pelamar telah terlanjur bekerja di tempat tersebut?
Mohon penjelasannya Pak.
Terima kasih.
Wassalam.

Dari: Linendra
Jawaban:


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Adapun seorang hamba yang kafir, jika ajal sedang menjemputnya menuju alam akhirat, maka turun kepadanya malaikat-malaikat dari langit yang hitam wajahnya. Mereka membawa kain yang kasar.
Lantas para malaikat itu duduk mengelilinginya sejauh mata memandang. Kemudian datanglah Malaikat Maut; dia duduk di dekat kepala orang itu dan dia berkata, “Wahai jiwa yang buruk, keluarlah engkau menuju kemurkaan Allah dan kemarahan-Nya!”
Kemudian ruh orang itu bercerai-berai dalam jasadnya, lalu dicabut oleh Malaikat Maut seperti mencabut tusukan daging yang terbuat dari besi, yang dicabut dari bulu domba yang basah. Kemudian ruhnya diambil. Setelah diambil oleh Malaikat Maut, para malaikat lainnya tidak membiarkan ruh itu berada di tangan Malaikat Maut walau sekejap mata pun, hingga mereka meletakkannya di kain yang kasar itu. Lalu keluarlah bau yang lebih busuk daripada bangkai yang ada di muka bumi.
Lantas para malaikat itu membawanya naik ke atas. Setiap mereka melewati sekumpulan malaikat, mereka ditanya, “Siapakah ruh yang busuk ini?” Maka para malaikat pembawa ruh itu menjawab, “Ruh Fulan bin Fulan,” dengan nama panggilan terjeleknya semasa dahulu di dunia.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Dari Ubadah bin ash-Shamit, beliau berkata:
Kami pernah berada dalam sebuah majelis bersama Rasulullah. Beliau bersabda, “(Maukah) kalian memberikan bai’at kepadaku untuk tidak mempersekutukan Allah dengan apa pun, tidak berbuat zina, tidak mencuri dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan haknya. Barang siapa menunaikannya di antara kalian ia mendapatkan pahala dari Allah. Adapun yang melanggarnya lalu ia dihukum, (hukuman itu) adalah kaffarah untuknya. Barang siapa yang melanggarnya lalu Allah menutupinya, urusannya kembali kepada Allah. Jika Allah menghendaki maka Allah akan mengampuninya, dan jika Allah berkehendak maka Allah akan mengazabnya.”
Derajat Hadits



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Telah diulas bahwa zakat hewan ternak dikeluarkan dengan hewan ternak pula. Zakat hasil pertanian dikeluarkan 10% atau 5% dari hasil panen. Begitu pula dengan zakat emas dan perak dikeluarkan 2,5% dari keduanya. Apakah kita harus mengeluarkan zakat sesuai dengan yang sudah ditentukan ini? Ataukah zakat boleh saja dikeluarkan dengan sesuatu yang senilai (qimah), misalnya uang?

Qimah adalah sesuatu yang senilai dengan kewajiban zakat, bisa jadi disetarakan dengan uang, makanan atau pakaian.
Untuk pembahasan bolehkah zakat fithri ditunaikan dengan qimah, maka kita harus meninjau dari sisi zakat harta (emas, perak, mata uang, barang dagangan, hasil pertanian, hewan ternak, harta karun) dan zakat fithri.
Tinjauan pertama: Zakat harta


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Suatu ketika, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bercerita tentang ruh orang mukmin yang akan meninggal dunia dan ruh orang kafir yang akan meninggal dunia.

Jika seorang mukmin akan meninggal, malaikat-malaikat turun dari langit kepadanya dengan membawa kain kafan dari surga serta membawa wewangian dari surga. Lantas para malaikat itu duduk di sekeliling orang mukmin yang akan meninggal tadi.

Para malaikat duduk mengelilingi sang mukmin sepanjang mata memandang (saking banyaknya malaikat itu). Menyusul kemudian, datanglah Malaikat Maut duduk di dekat kepala sanga mukmin. Malaikat Maut berkata, “Wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaan-Nya.”

Dengan demikian, keluarlah jiwa sang mukmin dari jasadnya bagaikan keluarnya tetesan air dari bibir tempat air.

Kemudian Malaikat Maut mengambilnya. Jika Malaikat Maut telah mengambil ruhnya maka para malaikat lainnya tidak membiarkan ruh itu berada di tangan Malaikat Maut sekejap mata pun hingga mereka mengambilnya.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more

“Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” (al-Baqarah: 179)
Penjelasan Mufradat Ayat
Sebagian ahlul ilmi berpendapat, kata الْقِصَاص berasal dari kata قَصَّ الْأَثَرَ , artinya mengikuti jejak (nya). Jadi, seolah-olah pelaku pembunuhan mengikuti atau menempuh jejak suatu pembunuhan. Hal ini sebagaimana yang tersebut dalam firman Allah:
“Musa berkata, ‘Itulah (tempat) yang kita cari; lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula’.” (al-Kahfi: 64)
Sebagian ada yang berpendapat bahwa kata ini berasal dari الْقَصُّ artinya memotong atau memisahkan. Ini seperti yang terdapat pada kalimat قَصَصْتُ مَا بَيْنَهُمْ artinya “Saya meng-qishash sesuatu di antara keduanya,” yakni saya memotong atau memisahkannya. (Lihat Fathul Qadir, 1/227, al-Qurthubi, 2/245)
Al-Alusi dalam kitab tafsirnya, Ruhul Ma’ani (2/113), mengatakan, “Bentuk kata الْقِصَاص adalah isim ma’rifah yang menggunakan الْ menunjukkan jenis, bermakna tentang hakikat hukum ini yang meliputi hukuman balasan berupa pukulan, pencederaan, pembunuhan dan lainnya.”



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers