Orang-orang yang berusaha meracuni ummat Islam dengan mut’ah, mereka membawa beberapa syubhat (kerancuan) untuk menjadi tameng dalam mempertahankan tindakan keji mereka, tetapi tameng itu terlalu rapuh.
Seandinya bukan karena hal ini sudah mengotori pikiran sebagian kaum muda umat Islam maka kita tidak susah payah membantahnya. Syubhat tersebut adalah:
1. Nikah mut’ah dibolehkan dalam Al-Qur’an
Mereka berdalil dengan firman Allah Ta’ala dalam surat An-Nisa:24,
فَمَا اسْتَمْتَعْتُمْ بِهِ مِنْهُنَّ فَآتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ فَرِيضَة
Mereka menafsirkan ayat diatas dengan,
Maka apabila kalian menikah mut’ah diantara (para wanita) maka berikanlah mahar mereka.
Juga karena Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam jelas pernah membolehkan nikah mut’ah, padahal beliau tidak mungkin bicara dengan hawa nasu tapi dengan wahyu, dan oleh karena ayat ini adalah satu-satunya ayat yang berhubungan dengan mut’ah maka hal ini menunjukkan akan halalnya mut’ah. (Lihat Al-Mut’ah fil Islam oleh Al-Husein Al-Amili, hal.9)


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Munajjid hafidzahullah
Pertanyaan:
Aku pernah mendengar bahwa bila saya meninggalkan shalat Ashar maka akan terhapus amalan saya seluruhnya. Kemudian aku juga mendengar bahwa yang terhapus hanyalah amalan pada hari itu saja. Manakah pendapat yang benar?
Jawaban:
Alhamdulillah,
Pertama,
Terdapat ancaman keras bagi orang yang meninggalkan shalat ‘Ashar dengan sengaja sampai keluar waktunya. Imam Bukhari (no. 553) meriwayatkan dari Buraidah bin Hushaib Al-Aslami radhiyallahu’anhu berkata, “Rasulullah shalallahu’alaihiwasallam bersabda,
مَنْ تَرَكَ صَلَاةَ الْعَصْرِ ، فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُه
‘Barangsiapa yang meninggalkan shalat ‘Ashar maka sungguh amalannya akan terhapus.’”
Imam Ahmad meriwayatkan dalam Sanadnya no. 26946 dari Abu Darda’ radhiyallahu’anhu berkata,
“Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
مَنْ تَرَكَ صَلَاةَ الْعَصْرِ مُتَعَمِّدًا ، حَتَّى تَفُوتَهُ ، فَقَدْ أُحْبِطَ عَمَلُهُ
“Barangsiapa yang meninggalkan shalat ‘Ashar dengan sengaja sampai waktunya berlalu maka sungguh amalannya terhapus.’”
Hadis ini dinilai shahih oleh Syaih Al-Albani rahimahullah dalam Shahihut Targhib wat Tarhib.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, “Kehilangan waktu shalat ‘Ashar lebih berat dari pada kehilangan shalat lainnya. Karena shalat Al wustha (shalat ‘Ashar) dikhususkan dengan perintah untuk menjaganya. Shalat ini pula yang telah diwajibkan atas umat sebelum kita. Kemudian mereka menyia-nyiakannya.” (Majmu’ Fatawa Syaikhil Islam Ibni Taimiyyah, 22/54)


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Oleh: Ustadz Armen Halim Naro rahmatullah alaih
Ketika itu, musim paceklik sedang melanda kota Madinah. Ekonomi kaum muslimin sedang sulit. Musim panas sedang berada di puncaknya. Angin musim itu juga membawa hawa panas, debu-debu berterbangan mengotori atap-atap dan halaman rumah penduduk kota Madinah, kulit terasa diiris, mata perih seperti diteteskan air cuka pada luka.
Bagi penduduk Madinah, musim panas seperti itu biasanya mereka lebih memilih istrirahat di rumah atau tinggal di kebun mereka sambil memetik kurma muda, yang kebetulan sedang ranum-ranumnya, karena pohon kurma memang berbuah pada musim panas. Tahun tersebut bertepatan dengan tahun kesembilan hijrah, satu bulan sebelum meghadapi bulan Ramadhon.
Akan tetapi bagi mereka, perkembangann kondisi politk Islam di Madinah sebagai dampak dari pengiriman surat-surat Rasulullah shallallah’alaihi wasallam kepada semua raja yang dikenal oleh bangsa Arab, menambah panas keadaan. Bahwa telah tersebar berita akan persiapan bala tentara Ramawi –sebagai negera terbesar dan terkuat tatkala itu- dengan kerajaan Ghossasinah sebagai negara boneka Romawi di wilayah Syam. Sebagai tindak lanjut dari peperangan di Mu’tah yang sangat terkenal itu, Romawi tidak puas dengan hasil yang mereka peroleh dalam peperangan tersebut, apalagi ia adalah peperangan pertama Arab melawan kerajaan Romawi.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Bismillah...
Rahimakumullahu jami'an..
.
Tunggu..
Jangan terburu-buru memvonis bahwa saya hendak menulis kisah roman picisan ataupun tulisan bercita rasa sendu, semisal pemuda yang ditolak khitbahnya di jogja. Sayang sekali tidak !
Pun tulisan ini juga tidak akan seperti sinetron kecintaan anda, "Tukang Bubur Naik Go-J*k" (Eh ?!), tentu saja tidak !
Besar harapan saya kepada الله agar tulisan ini bisa berfaidah bagi pembaca budiman sekalian.
***
Semuanya berawal dari kegundahan yang begitu mendalam di lubuk hati ini. Ya, tepat pada pertengahan desember yg lalu hati ini terjerembab di lembah kegalauan yang begitu kentara, pasalnya diri ini sangat ingin ikut rangkaian dauroh selama 3 minggu di jogja, mengingat dulunya sudah 2 kali gagal.
.
Kiranya suratan takdir berkisah lain. Apa mau dikata, proposal TA berkali-kali ditolak dosen tercinta disebabkan saya gagal memecahkan titik buntu pada salah satu metode, belum lagi tiket kereta ekonomi sudah ludes jauh-jauh hari, pun tiket eksekutif harganya sekitar 300% - 400% dari ekonomi, sedangkan saya hanya seorang mahasiswa penjaja madu, dan masalah lainnya yaitu saya kebingungan mencari tempat bermukim yang entah dimana.
Rasa-rasanya, jika menggunakan akal pikiran kita, mustahil saya bisa ikut dauroh tsb dengan keadaan serumit tersebut.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Tentu kita tidak mau, jika pahala puasa, pahala haji dan pahala ibadah kita kepada Allah dianggap sedikit sekali timbangannya atau bahkan sia-sia.
Mengapa? Karena amalan shalat kita jelek atau bahkan tidak shalat
Semua amal ibadah kita kepada Allah tergantung dengan shalat, jika shalat baik maka baik pula semua amal ibadah kita yang lainnya, jika jelek maka jelek juga amal ibadah lainnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ﺃﻭﻝ ﻣﺎ ﻳﺤﺎﺳﺐ ﺑﻪ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻓﺈﻥ ﺻﻠﺤﺖ ﺻﻠﺢ ﻟﻪ ﺳﺎﺋﺮ ﻋﻤﻠﻪ ﻭﺇﻥ ﻓﺴﺪﺕ ﻓﺴﺪ ﺳﺎﺋﺮ ﻋﻤﻠﻪ
“Perkara yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik maka seluruh amalnya pun baik. Apabila shalatnya buruk maka seluruh amalnya pun akan buruk.” (Silsilah Al-Ahadits Ash- Shahihah, no.1358)


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers