Beberapa hari ini, atas himbauan guru, saya dulu ketika masih Sekolah di PONPES/Pondok Pesantren Al-Masthuriyah, Tipar-Cisaat, Sukabumi-Jawa Barat yang saat itu saya Sekolah sampai kelas 2 MTS disana saya disuruh membaca sebuah buku berjudul “Membongkar Kedok Liberal Tokoh-Tokoh NU” karya KH Muhammad Najih Maimoen. Buku yang sangat Bagus sekali, Subhanalloh…
Melihat judulnya saja, saya atau mungkin orang lain khususnya para nahdliyyin, akan terkejut dan bertanya-tanya:
▬►Benarkah “madzhab liberalisme” telah menjangkiti tokoh-tokoh NU?
Jika benar,
▬►lalu siapa saja mereka?
Yang terpenting lagi,
▬►kira-kira apa dampaknya bagi umat Islam, terutama warga NU?
Buku dengan judul “Membuka Kedok Tokoh-Tokoh Liberal dalam Tubuh NU” karya KH. Muh. Najih Maimoen ini hadir di saat fenomena para calon kandindat Ketua Umum PBNU pada Muktamar NU ke-32 di Makassar Sulawesi Selatan itu terdiri dari tokoh-tokoh NU kontroversial yang terlibat dan membela aliran-aliran sesat. Dalam hal ini, setidaknya ada beberapa tokoh yang terlibat dan membela aliran-aliran sesat yang maju ke pemilihan Ketua Umum PBNU yaitu:


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Lihatlah semangat para sahabat dalam meraih surga dan bersemangat melakukan kebaikan.
Hadits berikut ini dibawakan oleh Imam Nawawi dalam kitabnya Riyadhus Sholihin pada Bab "Bersegera dalam Kebaikan dan Motivasi untuk Melakukannya Tanpa Menunda-nunda", pada hadits no. 89.
Dari Jabir bin 'Abdillah, ia berkata,
قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - يَوْمَ أُحُدٍ أَرَأَيْتَ إِنْ قُتِلْتُ فَأَيْنَ أَنَا قَالَ « فِى الْجَنَّةِ » فَأَلْقَى تَمَرَاتٍ فِى يَدِهِ ، ثُمَّ قَاتَلَ حَتَّى قُتِلَ
"Ada seseorang yang berkata pada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pada perang Uhud, "Bagaimana jika aku terbunuh, di manakah aku?" Beliau bersabda, "Engkau di surga." Ia pun melempar kurma yang ada di tangannya, lantas ia berperang hingga akhirnya terbunuh. (HR. Bukhari no. 4046 dan Muslim no. 1899).
Beberapa faedah dari hadits di atas:
1- Hadits di atas mengajarkan untuk bersegera dalam kebaikan dan tidak terlalu sibuk dengan hal-hal yang sia-sia dan melalaikan dari mengingat Allah.
2- Dianjurkan bertanya bagi yang tidak tahu.
3- Para sahabat begitu cinta pada surga dan mereka semangat untuk memasukinya.
4- Sahabat begitu zuhud terhadap dunia dan lebih suka untuk mati syahid di jalan Allah.
5- Siapa saja yang mati syahid di jalan Allah, maka ia termasuk penduduk surga selama ia selamat dari berbagai utang.
Semoga faedah di atas bermanfaat. Hanya Allah yang memberi taufik.

Referensi:
Bahjatun Nazhirin Syarh Riyadhus Sholihin, Syaikh Abu Usamah Salim bin 'Ied Al Hilali, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan pertama, tahun 1430 H, 1: 151-152.
---
Akhukum fillah,


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Para pemeluk Agama Sesat Syi’ah –Allohuyahdikum ila al islam- tidak henti-hentinya mereka melakukan makar dan mengincar mangsanya di negeri kita. Melalui berbagai cara, mereka berusaha mendekatkan diri mereka kepada kaum muslimin untuk dengan misi penyebaran agama Sesat Syi’ah di Indonesia.
Inilah gerakan Syi’ah di Indonesia, begitu terorgaisir dengan rapi. Adapun reaksi Ahlussunnah masih bersifat tidak konsisten. Jika ada keributan mereka bergerak, jika tidak ada, mereka hanya diam dan pasif, padahal Syi’ah semakin lama semakin berkembang.
syi'ah5
KADER SYI’AH INDONESIA
Secara umum kader-kader Syi’ah merupakan alumnus Hauzah Ilmiyah di Qom Iran dan Suriah. Jumlah mereka mencapai ratusan orang dan tersebar di berbagai kota dan desa. Mereka aktif mengajak masyarakat untuk masuk kedalam kelompok Syi’ah, baik di rumah, sekolah, masjid, forum, ikatan, maupun lainnya.
Para pemeluk agama Syi’ah ini kemudian membuat ikatan yang disebut dengan IJABI (Ikatan Jamaah Alhul Bait Indonesia) dengan tokoh pelopornya Ahmad Baraqbah, Jalaludin Rahmat, Dimitri Mahayana, dan Zahir bin Yahya. Dan melalui ormas Ahlul Bait Indonesia (ABI) yang dideklarasikan tahun 2011 oleh ketuanya Hasan Dalil Alaydrus.
Maksud kami menampilkan postingan kali ini dengan tujuan (hanya dengan mengharap keridhioan Alloh semata) agar kaum muslimin di Indonesia khususnya dapat lebih berhati-hati dan waspada terhadap makar jahat dan propaganda sesat Syi’ah.
YAYASAN-YAYASAN AGAMA SYI’AH DI INDONESIA
Berikut ini kami bawakan daftar nama dan alamat yayasan Syi’ah di Indonesia (Semoga Allah memberi hidayah Sunnah kepada orang-orang Syi’ah).
Maka berhati-hatilah wahai kaum muslimin terhadap yayasan-yayasan Agama Syi’ah yang akan mengancam aqidah kita dan keturunan kita…
Maksud kami menampilkan daftar yayasan Agama Syi’ah disini dengan tujuan (dengan hanya mengharap keridhioan Alloh semata) agar kaum muslimin dapat berhati-hati terhadap makar dan propaganda sesat Syi’ah.
Untuk memayungi gerakan agama sesat ini secara hukum, orang Syi’ah kemudian membuat sejumlah yayasan. Ahmad Baraqbah, salah seorang tokoh Syi’ah, pada tahun 1995 M, mengatakan dalam majalah Umlumul Qur’an bahwa umlah yayasan Syi’ah di Indonesia mencapai lebih dari 40 buah tersebar di berbagai wilayah: Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Jember, Bangil, Pontianak Kalimantan Barat, Samarinda Kalimantan Timur, Banjarmasin Kalimantan Selatan, dll. (sumber: Majalah Ulumul Qur’an, Edisi 4/1995M)


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Assalamualaikumwarrahmatullahiwabarakatuh….
Saya mau tanya nih apakah saat shalat fardhu terus berkata kotor di dalam hati itu shalatnya batal??????dan bagaimana cara melalaikan kata kata kotor saat shalat?????mohon di jawab…
Dari: Fulan, Via Milis PM Fatwa
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Dari A’isyah radhiyallahu ‘anha, beliau menceritakan, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat dengan memakai baju bergaris. Di tengah shalat, beliau melihat corak garis itu. Setelah salam, beliau bersabda,
اذْهَبُوا بِخَمِيصَتِي هَذِهِ إِلَى أَبِي جَهْمٍ وَأْتُونِي بِأَنْبِجَانِيَّةِ أَبِي جَهْمٍ، فَإِنَّهَا أَلْهَتْنِي آنِفًا عَنْ صَلاَتِي
“Berikan bajuku ini ke Abu Jahm, dan bawakan aku baju Ambijaniyah. Karena barusan, baju ini telah mengganggu kekhusyuanku ketika shalat.” (HR. Bukhari 373 & Muslim 556).
Dari Uqbah bin al-Harits radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
Saya pernah menjadi makmum di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada saat shalat asar. Ketika beliau salam, beliau langsung berdiri dan masuk ke rumah salah satu istrinya. Kemudian beliau keluar, dan terlihat di wajah para sahabat suasana keheranan karena beliau buru-buru.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Segala Puji bagi Alloh Rabb Semesta Alam, Shalawat serta Salam semoga tercurah kepada Rasululloh Muhammad bin Abdillah ShallAllohu ‘alaihi wa sallam, Keluarga, Shahabatnya, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in dan pengikut setia yang mengikut Millah/Ajarannya dengan baik.
Kontrasepsi dan KB (keluarga berencana, tapi sejatinya membatasi jumlah anak) itu jelas bertentangan dengan ajaran Islam.
Seyogyanya bagi kaum muslimin untuk memperbanyak keturunan sebanyak mungkin, karena hal itu adalah perkara yang diarahkan oleh Nabi ShallAllohu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya.
تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأَنْبِيَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ  .
رَوَاهُ أَحْمَدُ ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ ، وَلَهُ شَاهِدٌ عِنْدَ أَبِي دَاوُد ، وَالنَّسَائِيُّ ، وَابْنِ حِبَّانَ أَيْضًا مِنْ حَدِيثِ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ ) سبل السلام (4/ 429)
“Nikahilah wanita yang penyayang dan banyak anak karena aku akan berlomba dalam banyak jumlahnya umat”. [Hadits Shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud 1/320, Nasa'i 2/71, Ibnu Hibban no. 1229, Hakim 2/162, Baihaqi 781, Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah 3/61-62]


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more


Dalam hadis Ghadir khum, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yanga aku menjadi kekasihnya, maka Ali adalah kekasihnya.”
Pernyataan ini selanjutnya dijadikan dasar oleh syiah bahwa Ali telah diangkat sebagai Khalifah di Khum. Namun para penduduk madinah tidak amanah, dan mengkhianati pesan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di Khum. Sehingga yang ditunjuk sebagai khalifah sepeninggal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan Ali tapi Abu Bakr.
Ada beberapa catatan untuk menyatakan bahwa kesimpulan syiah tentang hadis ghadir khum adalah kesimpulan yang ngawur,
Pertama, Catatan Sisi Geografis
Bagi syiah, masalah kepemimpinan merupakan masalah paling penting. Sampai mereka berani mengkafirkan Abu Bakr, Umar, Utsman, dan beberapa sahabat lainnya, sebabnya kembali pada masalah kepemimpinan.
Karena ini masalah sangat penting, seharusnya Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam akan menyampaikannya kepada seluruh umat manusia, sebelum beliau meninggal. Bagi Syiah, di Ghadir Khum, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menyampaikan khutbah tentang Ali, dengan maksud kekhalifahan, yang berarti Rasulullah menginginkan agar Ali menjadi khalifah sepeninggal beliau.
Sanggahan Untuk Syiah
Jika kepemimpinan Ali adalah satu hal yang sangat penting sekali, bukankah seharusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan pesan ini kepada seluruh jamaah haji ketika di arafah? Karena ketika di Arafah, semua jamaah haji dari berbagai negeri berkumpul. Tidak hanya penduduk madinah, tapi seluruh penjuru jazirah arab. Sehingga apabila penduduk Madinah berkhianat, dan mereka lebih memilih Abu Bakr sebagai khalifah, maka umat muslim yang lainnya dari luar Madinah bisa menjadi saksi akan hal itu.
Sementara jarak lembah Khum dengan Mekah sekitar 250 km. Dan jarak antara Mekah dan Madinah adalah 400 km. Artinya, beliau telah melakukan separuh perjalanan, lebih dekat dengan kota Madinah. Sehingga bisa dipastikan, jamaah haji dari Mekah, atau pelosok daerah lainnya, tidak mengetahui kejadian di ghadir khum.
Sebagaian tokoh Syiah menyanggah, bahwa ketika itu (di hari Arafah) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam takut menyampaikan masalah khilafah ini kepada seluruh jamaah haji. Beliau takut sabdanya ditolak, dan beliau takut pada jamaah haji yang jumlahnya ribuan, sehingga tidak beliau sampaikan, dan hanya menyampaikannya kepada penduduk Madinah.
Anda yang mendengar, tentu akan berkomentar, Pantaskah seorang Nabi takut pada para sahabat?
Kedua, Catatan Sisi Moral
Mereka yang mendengar khutbah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika di Khum adalah masyarakat Madinah. Sehingga pesan ini didengar oleh Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali sendiri, dan para sahabat senior lainnya.
Menurut syiah, ada dua kemungkinan mengapa Ali bin Abi Thalib tidak diangkat sebagai khalifah pertama oleh para penduduk Madinah, (1) Para sahabat tidak paham dengan pesan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam khutbah tersebut. (2) Para sahabat berkhianat terhadap pesan tersebut, sehingga mereka tidak mengangkat Ali sebagai khalifah pertama.
Dan dua kemungkinan ini jelas tidak bisa diterima.
Apakah mungkin semua sahabat yang tinggal bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di Madinah tidak memahami maksud pesan beliau di Khum? Para sahabat tidak paham, sementara syiah paham? Berarti para sahabat yang berada di sekitar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang bodoh, sampai pesan yang demikian penting mereka tidak pahami.
Kata syiah, mereka paham, tapi mereka berkhianat. Allahu akbar…
Berarti manusia yang berada di sekitar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah para pengkhianat. Yang itu berarti Allah membiarkan nabi-Nya bersama para pengkhianat.??
Para sahabat adalah para pengkhianat, dan syiah manusia paling amanah??!!
Ketiga, Catatan Latar Belakang Khutbah Ghadir Khum
Berikutnya kita perlu mengetahui latar belakang mengapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Barang siapa yanga aku menjadi kekasihnya, maka Ali adalah kekasihnya.” Karena salah satu cara untuk memahami maksud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah memahami sababul wurud hadis. Dengan demikian, kita bisa memahami hadis lebih komprehensif.
Ada dua analisis yang dijelaskan para ulama menganai latar belakang khutbah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di Ghadir Khum.
Analisis pertama, disimpulkan dari dua hadis berikut,
Hadis pertama, Dari Imran bin Hushoin radhiyallahu ‘anhu, beliau bercerita,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirim pasukan. Dan beliau meminta Ali untuk mengambil harta rampasan perangnya. Beliaupun menemui pasukan perang itu, dan mengambil seorang tawana (budak) wanita, kemudian beliau menyetubuhinya. Para sahabatpun mengingkari sikap Ali bin Abi Thalib. Dan ada 4 sahabat yang berjanji, ’Jika kita telah sampai Madinah, akan kita sampaikan apa yang dilakukan Ali.’ Kebiasaan kaum muslimin, sepulang mereka dari safar, mereka mulai dengan menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, memberi salam beliau, kemudian baru kembali ke rumahnya masing-masing.
Ketika pasukan perang ini sampai di Madinah, mereka memberi salam kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan salah satu dari 4 sahabat tadi melaporkan,
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَمْ تَرَ إِلَى عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ صَنَعَ كَذَا وَكَذَا
Wahai Rasulullah, tahukan anda bahwa Ali telah melakukan tindakan demikian dan demikian”
Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpaling dan tidak mengindahkan laporan mereka. Orang kedua gantian melaporkan yang sama, dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mempedulikannya. Orang ketiga juga demikian, dan terakhir orang keempat. Semuanya diacuhkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memandangi mereka dan nampak ada suasana marah di wajah beliau,
مَا تُرِيدُونَ مِنْ عَلِيٍّ؟ مَا تُرِيدُونَ مِنْ عَلِيٍّ؟ مَا تُرِيدُونَ مِنْ عَلِيٍّ؟ إِنَّ عَلِيًّا مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ، وَهُوَ وَلِيُّ كُلِّ مُؤْمِنٍ مِنْ بَعْدِي
”Apa yang kalian inginkan terhadap Ali? Apa yang kalian inginkan terhadap Ali? Apa yang kalian inginkan terhadap Ali? Sesungguhnya Ali bagian dariku dan aku bagian darinya. Dia menjadi kekasih setiap mukmin sepeninggalku.” (HR. Turmudzi 3712 dan dishahihkan al-Albani).
Hadis kedua, kasus sama dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu agar mendatangi Khalid, untuk mengambil seperlima. Dan aku menjadi benci dengan Ali, karena dia telah mandi junub (karena menyetubuhi tawanan/budak). Akupun menyampaikannya kepada Khalid, ’Lihat apa yang dilakukan Ali.’
Sesampainya kami kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, akupun ceritakan kejadian itu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian beliau bersabda,
«يَا بُرَيْدَةُ أَتُبْغِضُ عَلِيًّا؟» فَقُلْتُ: نَعَمْ، قَالَ: «لاَ تُبْغِضْهُ فَإِنَّ لَهُ فِي الخُمُسِ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ»
”Hai Buraidah, apakah kamu membenci Ali.” Aku jawab: ‘Ya.’ Beliau bersabda, “Janganlah kamu membencinya, karena dia berhak mendapatkan seperlima yang lebih banyak dari pada seorang budak itu.” (HR. Bukhari 4350).

Cerita Selengkapnya

Sebelum berangkat haji, dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masih berada di Madinah, beliau telah mengirim Khalid bin walid ke Yaman untuk suatu pertempuran. Setelah Khalid bin Walid menang dalam tugas jihadnya, dia mengirim berita kepada Nabi, “Sesungguhnya kami menang dan mendapatkan harta rampasan. Maka kirimkanlah orang kepada kami untuk mengambil seperlima dari harta rampasan perang ini.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Ali bin Abi Thalib ke Yaman untuk mengambil seperlima ghanimah itu dan memerintahkannya agar segera kembali untuk bisa bersama beliau ke mekah melaksanakan haji.
Dalam aturan jihad, ghanimah tersebut, dibagi menjadi lima: 4/5nya untuk para pejuang, sedangkan 1/5nya untuk dibawa Ali. Harta ghanimah yang dibawa Ali itupun akan dibagi menjadi lim lagi: 1/5 untuk Allah dan Rasul, 1/5 untuk kerabat Rasul, 1/5 untuk anak-anak yatim, 1/5 untuk kaum miskin dan 1/5 untuk Ibnu Sabil.
Ali mengambil bagian yang menjadi hak kerabat Nabi, karena dia pemimpin kerabat beliau. Wujudnya adalah hewan seperti kuda, bighal, onta, sapi, kambing dan juga tawanan (budak) wanita, anak-anak, atau laki-laki dewasa. Ali mengambil seorang tawanan wanita lalu menggaulinya.
Sebagian sahabat, termasuk Buraidah, menjadi marah dengan sikap Ali. Bagaimana bisa Ali melakukan hal tersebut? Dia mengambil seorang tawanan wanita dari bagian kerabat Rasulullah. Harusnya di Madinah dia mengambil tawanan itu, bukan di sini.
Berita tentang Ali ini sangat memungkinkan tersebar di seluruh penjuru Madinah. Sehingga untuk mengembalikan nama baik Ali bin Abi Thalib, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenarkan sikap beliau, dan menyatakan, ”Dia menjadi kekasih setiap mukmin sepeninggalku” (Syubuhat Syi’iyah, hlm. 49 – 50)
Analisis kedua, disimpulkan dari riwayat al-Baihaqi dari hadis Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, bahwa setelah Ali pulang dari Yaman, beliau langsung menuju Mekah. Sementara Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertolak dari Madinah menuju Mekah untuk berhaji. Ali membawa beberapa onta zakat dan pakaian.
Di perjalanan, Ali menunjuk salah satu sahabat untuk menggantikan posisi beliau dan Ali menyuruh rombongan untuk mendahului beliau. Beliau melarang semua sahabat menaiki onta-onta tersebut dan melarang memakai pakain yang dibawa rombongan.
Setelah Ali menyusul, ternyata beberapa onta telah dinaiki dan beberapa kain telah dipakai para sahabat. Alipun memarahi mereka dengan keras, sehingga membuat beberapa sahabat merasa tidak nyaman dengan sikap Ali. Diantaranya Abu Said al-Khudri. Setelah mereka ketemu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Merekapun menyampaikan sikap Ali ini. Namun, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membenarkan sikap Ali, dan bersabda kepada mereka,
فإني علمت أن عليا قد أحسن فلا تبغضوا عليا
“Saya tahu sikap Ali, dia benar dalam bersikap, karena itu, janganlah kalian marah kepada Ali.”
Al-Hafidz Ibnu Katsir menilai riwayat Baihaqi ini sanadnya shahih. Kemudian beliau menjelaskan,
أنه عليه السلام خطب بمكان بين مكة والمدينة مرجعه من حجة الوداع قريب من الجحفة يقال له غدير خم فبين فيها فضل علي بن أبي طالب وبراءة عرضه مما كان تكلم فيه بعض من كان معه بأرض اليمن بسبب ما كان صدر منه اليهم من المعدلة التي ظنها بعضهم جورا وتضييقا وبخلا والصواب كان معه في ذلك
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah di lembah antara Mekah dan Madinah, sepulang dari haji Wada’, dekat dengan daerah juhfah, namanya Ghadir Khum. Di sana, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan keutamaan Ali bin Abi Thalib dan beliau membersihakn nama Ali, dari setiap komentar beberapa sahabat yang bersama beliau dari Yaman, karena kebijakan Ali terhadap mereka, yang mereka anggap sebagai tindakan kedzaliman dan sikap bakhil. Padahal yang benar adalah sikap Ali.
Kemudian Ibnu Katsir kembali menegaskan,
ولهذا لما تفرغ عليه السلام من بيان المناسك ورجع الى المدينة بين ذلك في أثناء الطريق فخطب خطبة عظيمة في اليوم الثامن عشر من ذي الحجة عامئذ وكان يوم الأحد بغدير خم تحت شجرة هناك فبين فيها أشياء وذكر من فضل علي وأمانته وعدله وقربه اليه ما أزاح به ما كان في نفوس كثير من الناس منه
Karena itu, setelah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai manasik, dan kembali ke Madinah, di tengah jalan pada tanggal 18 Dzulhijjah di tahun yang sama, bertepatan dengan hari Ahad di Ghadir Khum, di bawah pepohon, beliau menyampaikan khutbah yang sangat menyentuh. Beliau jelaskan beberapa hal, dan menyebutkan keutamaan Ali, bagaimana amanahnya Ali, keadilannya, dan kedekatannya dengan beliau. Yang ini akan menghilangkan ketidak-nyamanan di hati banyak sahabat terhadap Ali radhiyallahu ‘anhum. (al-Bidayah wa an-Nihayah, 5/208).
Berdasarkan keterangan ini, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa tujuan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan khutbah di ghadir Khum, bukan dalam rangka menobatkan Ali sebagai khalifah sepeninggal beliau. Jelas ini kesimpulan yang salah. Tapi dalam rangka membersihkan nama baik Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.
Allahu a’lam
Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Pengasuh KonsultasiSyariah.com)


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Ustadz ana boleh minta teks do’a Ziarah k.Maqam sama do’a untuk mendo’akan org yg udh wafat ?
Syukron.
Wassalammu’alaikum..
Dikirim dari iPhone saya
Dari: Fachry Zayn Qalby
Jawaban:
Wa alaikumus salam warahmatullahi wabarakatuh
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Tujuan utama ziarah kubur ada dua,
Pertama, tujuan yang manfaatnya kembali kepada orang yang berziarah. Bentuknya mengingatkan orang yang berziarah akan kematian dan kehidupan dunia yang fana. Bekal utama mereka adalah iman dan amal soleh.
Tujuan ini yang sering ditekankan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam hadis dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنِّي كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمِ الْآخِرَةَ
”Dulu aku melarang kalian untuk ziarah kubur. Sekarang lakukanlah ziarah kubur, karena ziarah kubur mengingatkan kalian akan akhirat.” (HR. Ahmad 1236 dan dishahihkan oleh Syuaib al-Arnauth).
Dalam riwayat lain, beliau bersabda,
فَزُورُوَا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكّركُمُ الـمَوتَ
Lakukanlah ziarah kubur, karena ziarah kubur akan mengingatkan kalian tentang kematian.” (HR. Ibn Hibban 3169 dan sanadnya dinilai shahih oleh Syuaib al-Arnauth).


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Pertanyaan:
Saya mendengar, mushaf di zaman ustman tdk ada harakatnya. Apa benar demikian? Lalu siapa yg memberi harakat al-Quran?
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Umumnya kaum muslimin di zaman sahabat, paham bahasa fushah (bahasa arab fasih). Sehingga mushaf yang diterbitkan di zaman khalifah Utsman radhiyallahu ‘anhu, ditulis tanpa harakat dan bahkan belum ada titik-titik huruf. Bagi orang yang tidak memahami bahasa arab yang asli, huruf ba’, ta, dan tsa’ bentuknya sama. Namun bagi para sahabat, dan mereka yang memahami karakter asli bahasa arab, bisa membedakan huruf-huruf itu.
Dengan demikian, apa yang disampaikan penanya adalah benar adanya. Di zaman Khalifah Utsman radhiyallahu ‘anhu, tulisan mushaf al-Quran belum diberi harakat. Lalu siapa yang memberi harakat pertama kali?
Berikut keterangan Dr. Abdullah bin Muhammad al-Muthlaq dalam artikel beliau yang berjudul al-Quran al-Karim bi Khatti Braille li al-Makfufin. Artikel ini diterbitkan dalam Jurnal al-Buhuts al-Islamiyah, volume 66, hlm. 337.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more

HADIRILAH KAJIAN
Bersama Ustadz Arif syarifudin Lc ( Lulusan Universitas Islam Madinah)
Ahad, 3 November 2013
Masjid Nurul Iman
Jalan Ahmad Yani no 33 sebelah barat toko 33 Brebes
pukul 06.00 - 07.30 WIB
tema :SIAPAKAH AHLUS SUNNAH WALJAMA'AH

dan Masjid Pondok Pesantren Imam Syafii Brebes
jalan Tembusan Islamic Center-Sigempol Km. 3, Limbangan Wetan, Brebes
pukul 09.00-11.00 WIB
tema: POLEMIK PADA BULAN MUHARRAM
CP: 0818 2871 86 (Ustadz Hifni Nashif)
085286845241 ( ustadz Lukman Fauzi,Lc)
MOHON DI SEBARKAN !


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Nabi Yunus bin Mata ’alaihis shalatu was salam, salah satu diantara utusan Allah dari kalangan bani Israil. Sebagaimana nabi-nabi yang lainnya, beliau diutus untuk mendakwahi sekelompok masyarakat, agar mereka beribadah hanya kepada Allah dan meninggalkan semua bentuk ibadah kepada selain Allah.
Berapa jumlah kaumnya? Seratus ribu lebih. Subhanallah, mendakwahi orang sedemikian banyak, tentu tidak mudah.
وَأَرْسَلْنَاهُ إِلَى مِائَةِ أَلْفٍ أَوْ يَزِيدُونَ
“Kami utus Yunus kepada seratus ribu orang atau lebih.” (QS. as-Shaffat: 147).
Setelah menempuh banyak upaya dalam berdakwah, ternyata Usaha Nabi Yunus tidak membuahkan hasil. Kaumnya mengingkari dan menentang beliau. Hingga Nabi Yunus-pun merasa jengkel dan marah terhadap sikap mereka. Beliau tinggalkan mereka, hijrah ke daerah lain dalam keadaan marah, sebelum ada perintah dari Allah ta’ala untuk hijrah.
وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا
”dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah” (QS. Al-Anbiya: 87).
Dalam perjalanannya, Yunus menaiki perahu. Namun karena kelebihan penumpang, membuat perahu itu terancam tenggelam. Merekapun membuat kesepakatan, salah satu harus keluar dari kapal. Penentuan siapa yang keluar, dilakukan dengan undian,
وَإِنَّ يُونُسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ . إِذْ أَبَقَ إِلَى الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ. فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ الْمُدْحَضِينَ
”Sesungguhnya Yunus termasuk para rasul Allah. (ingatlah) ketika dia lari, ke kapal yang penuh muatan,  Kemudian dia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. (QS. As-Shaffat: 139 – 141) .
Selanjutnya, anda tentu sudah tahu lanjutan ceritanya. Ya, beliau ditelan ikan. Sebagian ahli sejarah mengatakan, beliau ditelan ikan persis setelah beliau jatuh ke laut. Sehingga peristiwa itu dilihat oleh para penumpang kapal. Beliau ditelan dan dibawa masuk ke dasar laut. Hingga beliau berada dalam kegelapan bertumpuk. Allah kisahkan,
فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ
”Dia memanggil Tuhannya dalam tumpukan kegelapan..” (QS. Al-Anbiya: 87)
Berapa lama beliau ditelan ikan?
Pendapat yang paling masyhur, beliau berada di perut ikat selama 3 hari.
Anda bisa bayangkan, berapa persen peluang beliau bisa bertahan hidup? Masih adakah harapan beliau kembali ke darat dalam kondisi selamat?
Tapi Allah tidak menyia-nyiakan amal hamba-Nya. Nabi Yunus ’alaihis shalatu was salam adalah hamba Allah yang sangat rajin mensucikan nama-Nya, rajin bertasbih, dan selalu berusaha memurnikan semua ibadah hanya kepada-Nya. Dan karena inilah, Allah selamatkan Yunus. Allah selamatkan Yunus, karena beliau rajin bertasbih. Bertasbih pada saat kondisi lapang, bukan hanya ketika sedang kesusahan. Andaikan bukan karena beliau rajin bertasbih, Yunus akan tetap berada di perut ikan sampai kiamat.
فَالْتَقَمَهُ الْحُوتُ وَهُوَ مُلِيمٌ . فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ . لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
”Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam Keadaan tercela. Kalau sekiranya dulu dia bukan termasuk orang-orang yang banyak bertasbih, Niscaya dia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.” (QS. As-Shaffat: 142 – 144).
Kapan Nabi Yunus rajin bertasbih? Apakah ketika beliau di dalam perut ikan?
Beliau rajin bertasbih sejak dulu. Dulu ketika beliau dalam kondisi normal, sedang tidak dalam kondisi kesulitan. Karena kebiasaan baik di waktu lapang, beliau mendapat pertolongan di waktu susah. Ini bagian dari janji Allah ta’ala kepada hamba-Nya. Ingat Allah di saat lapang, Allah akan mengingat kita di saat kita membutuhkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan prinsip ini kepada Ibnu Abbas,
تَعَرَّفْ إِلَيْهِ فِي الرَّخَاءِ، يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ
”Kenali Rabmu ketika lapang, dia akan mengingatmu ketika susah.” (HR. Ahmad 2803 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Karena itu, anda perlu ingat, amal soleh yang kita lakukan di waktu lapang, akan menjadi penolong kita ketika sempit. Ibnul Qoyim menjelaskan,
فالأعمال تشفع لصاحبها عند الله وتذكر به إذا وقع في الشدائد قال تعالى عن ذي النون فلولا أنه كان من المسبحين للبث فى بطنه إلى يوم يبعثون
Amal soleh bisa memberikan pertolongan kepada pelakunya di sisi Allah dan menjadi sebab dia diperhatikan ketika dalam kondisi kesusahan. Allah ta’ala berfirman tentang Dzun Nun (Nabi Yunus), (yang artinya)’ Kalau sekiranya dulu dia bukan termasuk orang-orang yang banyak bertasbih,  Niscaya dia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.’ (Madarij as-Salikin, 1/329).
Sudah saatnya kita tidak membiarkan setiap kesempatan yang kita miliki berlalu sia-sia. Hanya dengan modal gerakan lisan, kita bisa mendulang banyak pahala. Jadilah orang yang rajin bertasbih, kapanpun dan dimanapun.
Allahu a’lam
Oleh: Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Assalamualaikum,
Saya mau tanya tentang sunnah rosulluah bagi kaum wanita sedangkan Nabi Muhammad adalah laki-laki. Demikian dan atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum, wr, wbr.
Dari: Abdul Mahmud
Jawaban:
Wa alaikumus salam
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Dalam hadis dari A’isyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا النِّسَاءُ شَقَائِقُ الرِّجَالِ
”Sesungguhnya wanita adalah bagian dari laki-laki.” (HR. Ahmad 26195, Abu Daud 236, Turmudzi 113, dan dihasankan Syuaib al-Arnauth. Syaikh al-Albani juga menilai hadis ini sebagai hadis shahih).
Ibnul Atsir (w. 606 H) menjelaskan tentang hadis ini,


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Istiqomah adalah terus komitmen pada kebenaran dan terus beribadah. Orang yang bisa istiqomah, sungguh sangat menakjubkan. Bahkan itu lebih menakjubkan daripada seseorang yang terus menerus beribadah lalu menjauh dari dunia.
Disebutkan dalam kitab Hilyatul Auliya' beberapa perkataan ulama berikut.
وحدثنا ابن المبارك عن بكار بن عبدالله قال سمعت وهب بن منبه يقول مر رجل عابد على رجل عابد فقال مالك قال عجبت من فلان انه كان قد بلغ من عبادته ومالت به الدنيا فقال بعجل  لا تعجب ممن تميل به الدنيا ولكن اعجب ممن استقام
Ibnul Mubarok menceritakan dari Bakkar bin 'Abdillah, ia berkata bahwa ia mendengar Wahb bin Munabbih berkata, ada seorang ahli lewat di hadapan ahli ibadah yang lain. Ia pun berkata, "Apa yang terjadi padamu?" Dijawablah, "Aku begitu takjub pada si fulan, ia sungguh-sungguh rajin ibadah sampai-sampai ia meninggalkan dunianya." Wahb bin Munabbih segera berkata, "Tidak perlu takjub pada orang yang meninggalkan dunia seperti itu. Sungguh aku lebih takjub pada orang yang bisa istiqomah." (Hilyatul Auliya', 4: 51).


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Ahlus Sunnah adalah umat Islam yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta mengikuti Al Kitab dan As Sunnah dengan pemahaman generasi pertama mereka. Mereka berjalan di atas Ash Shirath Al Mustaqim (jalan yang lurus) yang digariskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan telah dijalani oleh para shahabat dan para pengikut mereka (tabi’in).
 
Mereka adalah satu jamaah, tidak berbilang dan berjalan di satu jalan tidak bercabang. Siapa yang berjalan di atas jalan tersebut maka dia termasuk jamaah Ahlus Sunnah sedangkan yang menyimpang darinya maka dia termasuk firqah-firqah bid’ah yang sesat.
 
Jalan Ahlus Sunnah adaah jalan tengah yang adil, mereka berjalan berdasarkan ilmu sedangkan firqah-firqah bid’ah berjalan dengan sikap ekstrim kanan dan kiri. Mereka berada di di antara sikap ifrath dan tafrith.
 
Ifrath adalah melampaui batas dalam beribadah dan beramal tanpa ilmu. Sedangkan tafrith adalah sebaliknya, yaitu melalaikan dan meremehkan ibadah bahkan menentang ilmu Al Haq yang telah diketahui.
 
Syaithan menggoda anak Adam dengan dua jalan ini, yaitu ifrath dan tafrith. Pertama, dia mengajak manusia kepada kekufuran dan pengingkaran terhadap Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam (tafrith). Kalau hal ini tidak berhasil maka dia akan mendorong mereka untuk beramal dan beribadah dengan melampaui batas (ifrath) sehingga terjerumus kedalam berbagai macam bid’ah sehingga menyimpang dari jalan yang lurus dan akhirnya amembawa mereka kepada kesesatan dan kekufuran. (Lihat Makaidus Syaithan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah)
 
GAMBARAN MEREKA YANG TERSESAT DALAM SIKAP TAFRITH ADALAH SEPERTI YAHUDI, SEDANGKAN YANG TERSESAT DALAM SIKAP IFRATH ADALAH SEPERTI NASHARA.
 
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata : “Yahudi tidak melaksanakan Al Haq sedangkan Nashrani berlebih-lebihan padanya. Adapun Yahudi dicap dengan kemurkaan (Al Maghdhub Alaihim) sedangkan Nashrani dengan kesesatan (Adh Dhaallin).”
 
Secara ringkas kekafiran Yahudi adalah karena mereka tidak beramal dengan ilmunya. Mereka mengetahui Al Haq tetapi tidak menyertainya dengan amal, baik dengan ucapan maupun perbuatan. Sedangkan kekafiran Nashrani adalah dari sisi amal mereka tanpa ilmu. Mereka berusaha mengamalkan berbagai macam ibadah tanpa syari’at dari Allah. Dan mereka berbicara tentang Allah apa-apa yang tidak mereka ketahui.” (Iqtidha Shiratil Mustaqim oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah 1/67)
 
Demikianlah Yahudi dan Nashrani, dua contoh kesesatan dan dua model kekufuran.
 
Yahudi terjerumus dalam sikap tafrith sehingga membunuh para Nabi dan mencela Isa bin Maryam ‘alaihis salam hanya karena nafsu dan kedengkian mereka. Mereka tahu dan mengenal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti mengenal anak mereka sendiri. Mereka mengenal namanya, sifat-sifatnya, dan lain-lain tentangnya, tapi mereka mengingkari dan menentang beliau.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Indonesia tengah menjadi target misionaris Syi’ah besar-besaran. Hingga kini banyak pengikutnya berada di berbagai wilayah Indonesia, terutama di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.
Jumlah penganut Syiah di Indonesia Ketua Dewan Syura Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Jalaluddin Rakhmat, pernah mengatakan kisaran jumlah penganut Syiah di Indonesia , “Perkiraan tertinggi, 5 juta orang. Tapi, menurut saya, sekitar 2,5 jiwa,” kata Kang Jalal, sapaan Jalaluddin Rakhmat. Pemeluk Syiah, kata Kang Jalal melanjutkan, sebagian besar ada di Bandung, Makassar, dan Jakarta. Selain itu, ada juga kelompok Syiah di Tegal, Jepara, Pekalongan, dan Semarang; Garut; Bondowoso, Pasuruan, dan Madura.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Judul: Hilyatul Auliya' (Sejarah & Biografi Ulama Salaf) Jilid 1 | Judul Asal ('Arab): Hilyatul Auliya' wa Thabaqatul Asyfiya’ | Tahqiq: 'Abdullah al-Minsyawi, Muhammad Ahmad 'Isa, & Muhammad 'Abdullah al-Hindi | Penulis: Al-Hafiz Abu Nu'aim al-Ashfahani rahimahullah (Wafat: 430H) | Penerbit: Pustaka Azzam | Berat: 1.2kg | Muka Surat: 865m/s. [Hak cipta Atsar Enterprise, www.atsar.ilmusunnah.com]

'Abdullah B. Mas'oud radhiyallahu 'anhu berkata: "Sesiapa hendak mencari contoh tauladan, hendaklah dia mengambil tauladan daripada orang-orang yang telah mati (para sahabat Nabi). Kerana orang yang hidup masih tidak terjamin aman dari ancaman fitnah."
 


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Para ulama selalu menasehatkan kepada kita, "Amalkanlah Ilmu!" Ilmu bukan hanya sekedar tambah wacana, untuk berbangga diri, atau supaya disebut pintar debat. Siapa yang tidak mengamalkan ilmu, maka sia-sialah ilmunya bagai pohon yang tidak berbuah.

Malik bin Dinar berkata,
من طلب العلم للعمل وفقه الله ومن طلب العلم لغير العمل يزداد بالعلم فخرا
"Barangsiapa yang mencari ilmu (agama) untuk diamalkan, maka Allah akan terus memberi taufik padanya. Sedangkan barangsiapa yang mencari ilmu, bukan untuk diamalkan, maka ilmu itu hanya sebagai kebanggaan (kesombongan)" (Hilyatul Auliya', 2: 378).


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Siapakah munafik? Munafik itu yang mengaku Islam, namun prakteknya dan hatinya berbeda dengan pengakuan. Dari sini, kita bisa tarik pelajaran bahwa orang yang mengaku Islam KTP, bisa dicap munafik sebagaimana akan kita lihat dari perkataan Hudzaifah dalam tulisan ini.
Seorang sahabat yang bernama Hudzaifah ibnul Yaman pernah ditanya,
من المنافق قال الذي يصف الإسلام ولا يعمل به
Pernah ditanya pada Hudzaifah, siapakah munafik? Ia lantas menjawab, "Orang yang mengaku Islam, namun tidak mengamalkan ajaran Islam." (Hilyatul Auliya', 1: 282).


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Apakah hukumnya memejamkan mata saat sholat? Karena saat memejamkan mata rasanya lebih khusyuk?
Dari: Danya
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Terdapat sebuah hadis dari sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ فِي الصَّلاةِ فَلا يَغْمِضْ عَيْنَيْهِ
”Apabila kalian melakukan shalat makan janganlah memejamkan kedua mata kalian.”
Hadis ini diriwayatkan oleh at-Thabrani (w. 360 H) dalam Mu’jam as-Shagir no. 24. dari jalur Mus’ab bin Said, dari Musa bin A’yun, dari Laits bin Abi Salim.
Hadis ini dinilai dhaif oleh para ulama pakar hadis, karena dua alasan,
1. Laits bin Abi Salim dinilai dhaif karena mukhtalat (hafalannya kacau), dan dia perawi mudallis (suka menutupi)
2. Mus’ab bin Said, dinilai sangat lemah oleh para ulama. Ibnu Adi mengatakan tentang perawi ini,
يحدث عن الثقات بالمناكير ويصحف عليهم ، والضعف على حديثه بيِّن
”Beliau membawakan hadis-hadis munkar atas nama perawi terpercaya dan menyalahi ucapan mereka. Status dhaif hadisnya sangat jelas.”
(al-Fatawa al-Haditsiyah, al-Huwaini, 1/45 – 46).
Kesimpulannya, hadis di atas adalah hadis dhaif dan Imam ad-Dzahabi (w. 748 H) menilainya munkar. Karena itu, hadis ini tidak bisa dijadikan dalil.

Memejamkan Mata Ketika Shalat Hukumnya Makruh

Hanya saja para ulama menegaskan, memejamkan mata ketika shalat hukumnya makruh. Kecuali ketika hal ini dibutuhkan, karena pemandangan di sekitarnya sangat mengganggu konsentrasi shalatnya.
Mengenai alasan dihukumi makruh, ada beberapa keterangan dari para ulama, diantaranya,
a. Memejamkan mata ketika shalat, bukan termasuk sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ibnul Qoyim (w. 751 H) mengatakan,
ولم يكن من هديه صلى الله عليه و سلم تغميض عينيه في الصلاة
”Bukan termasuk sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, memejamkan mata ketika shalat.” (Zadul Ma’ad, 1/283)
b. Memejamkan mata ketika shalat, termasuk kebiasaan shalat orang yahudi. Dalam ar-Raudhul Murbi’ – kitab fikih madzhab hambali – pada penjelasan hal-hal yang makruh ketika shalat, dinyatakan,
ويكره أيضا تغميض عينيه لأنه فعل اليهود
”Makruh memejamkan mata ketika shalat, karena ini termasuk perbuatan orang yahudi.” (ar-Raudhul Murbi’, 1/95).
c. Karena memejamkan mata bisa menyebabkan orang tertidur, sebagaimana keterangan dalam Manar as-Sabil (1/66).
Untuk itu, sebagian ulama membolehkan memejamkan mata ketika ada kebutuhan. Misalnya, dengan memejamkan mata, dia menjadi tidak terganggu dengan pemandangan di sekitarnya. Ibnul Qoyim mengatakan,
والصواب أن يقال : إن كان تفتيح العينين لا يخل بالخشوع فهو أفضل ، وإن كان يحول بينه وبين الخشوع لما في قبلته من الزخرفة والتزويق أو غيره مما يشوش عليه قلبه ، فهنالك لا يكره التغميض قطعًا ، والقول باستحبابه في هذا الحال أقربُ إلى أصول الشرع ومقاصده من القول بالكراهة
Kesimpulan yang benar, jika membuka mata (ketika shalat) tidak mengganggu kekhusyuan, maka ini yang lebih afdhal. Tetapi jika membuka mata bisa mengganggu kekhusyuan, karena di arah kiblat ada gambar ornamen hiasan, atau pemandangan lainnya yang mengganggu konsentrasi hatinya, maka dalam kondisi ini tidak makruh memejamkan mata. Dan pendapat yang menyatakan dianjurkan memejamkan mata karena banyak gangguan sekitar, ini lebih mendekati prinsip ajaran syariat dari pada pendapat yang memakruhkannya. (Zadul Ma’ad, 1/283).
Allahu a’lam
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Alhamdulillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Allah yang telah menciptakan manusia, sangat paham betul dengan karakter dan sifat hamba-Nya ini. Di antara karakter yang Allah sebutkan dalam Alquran:
يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا
“Allah hendak memberikan keringanan bagi kalian, dan manusia itu diciptakan dalam kondisi lemah.” (QS. An-Nisa: 28).
Ayat ini Allah letakkan sebagai pesan pungkasan setelah Allah menjelaskan tentang beberapa aturan nikah dari ayat 19 – 28 di surat An-Nisa. Oleh karena itu, para ahli tafsir menegaskan, yang dimaksud lemah dalam ayat tersebut adalah lemah dalam urusan syahwat, lemah dalam urusan wanita. Laki-laki begitu mudah hilang akal dan sangat mudah tergoda dengan wanita. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 2:267)


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Mengapa di dalam surat Al Iklas tidak ada satu kata pun yg menyinggung tentang iklas..?
Dari: Ifull via Tanya Ustadz for Android
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Penamaan surat dalam al-Quran ada dua cara,
Pertama, penamaan surat berdasar salah satu kata dalam surat tersebut.
Ini yang banyak kita jumpai dalam al-Quran. Seperti surat al-Baqarah, karena ada kata tersebut di beberapa ayat: 67, 68, dan 69 di surat tersebut. Dinamakan surat Ali Imran, karena di ayat 33 & 35 terdapat kata tersebut. Demikian pula surat-surat lainnya, seperti an-Nisa,.. al-Lahab, al-Falaq, an-Nas, dll. Semua kata itu ada dalam surat tersebut.
Kedua, penamaan surat berdasarkan maknanya
Tidak banyak surat yang penamaannya berdasarkan maknanya. Hanya ada beberapa saja. Diantara yang terkenal adalah surat al-Ikhlas dan surat al-Fatihah.
Jika kita perhatikan, dari ayat pertama hingga ayat keempat dalam surat al-Ikhlas, tidak ada satupun yang menyinggung kata al-Ikhlas. Demikian pula dalam surat al-Fatihah. Dari ayat pertama hingga ayat ketujuh, tak ada kata al-Fatihah. Tapi mengapa dinamakan surat al-Ikhlas? Dan mengapa pula dinamakan surat al-Fatihah?
Jawabannya kembali kepada maknanya.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer


Software untuk mendengarkan Radio Sunnah Online Streaming dari komputer pc desktop anda, dan bisa merekam, tidak perlu lagi membuka web jika ingin mendengarkan, anda bebas memilih radio sunnah yang ada di playlist dan anda juga bisa menambahkan daftar radio online yang belum ada, cocok bagi karyawan kantor atau rumahan yang punya jaringan internet.

Sumber: http://galerisunnah.blogspot.com


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Pertanyaan:
Assalamu’alaikum wr wb,
mohon penjelasannya bagaimana jika seorang perempuan yang sudah berusia matang lebih memilih untuk hidup melajang, dengan alasan belum merasa siap menikah dan khawatir berlebihan tidak mampu menjadi pasangan yang baik dan mampu bersikap ikhlas bagi pasangannya kelak, apakah hukumnya secara syariat Islam jika seorang muslimah bersikap demikian, saya mohon penjelasannya, jazakallah khairan
wassalamu’alaikum wr wb
Dari: Akhwat berinisial E.
Jawaban:
Wa ‘alaikumus salam
Alhamdulillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Allah berfirman,
وَالْقَوَاعِدُ مِنَ النِّسَاءِ اللَّاتِي لَا يَرْجُونَ نِكَاحًا فَلَيْسَ عَلَيْهِنَّ جُنَاحٌ أَنْ يَضَعْنَ ثِيَابَهُنَّ غَيْرَ مُتَبَرِّجَاتٍ بِزِينَةٍ وَأَنْ يَسْتَعْفِفْنَ خَيْرٌ لَهُنَّ
Dan para wanita tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin menikah, tidaklah berdosa menanggalkan pakaian luar mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan aurat, dan menjaga kehormatan adalah lebih baik bagi mereka (QS. An-Nur: 60)
Kemudian, dalam sebuah hadis, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan daftar orang yang mati syahid, di luar medan jihad. Diantaranya,
وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهَادَةٌ
”Wanita yang mati dalam keadaan jum’in, termasuk mati syahid.” (HR. Ibnu Majah 2803, dan dishahihkan al-Albani).
Diantara makna ’mati dalam keadaan jum’in’ mati dalam keadaan masih gadis. Sebagaimana keterangan al-Hafidz Ibnu Hajar (w. 852 H) dalam Fathul Bari (6/43).
Ibnu Hazm (w. 456 H) dalam kitabnya al-Muhalla menegaskan bahwa menikah hukumnya wajib bagi para pemuda. Akan tetapi beliau mengecualikan kewajiban itu bagi wanita. beliau menegaskan bahwa wanita tidak wajib menikah. Dua dalil di atas, menjadi alasan beliau untuk mendukung pendapatnya. Setelah membahas hukum nikah bagi pemuda, Beliau menegaskan,


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Assalamualaikum,
Saya dari Malaysia. Banyak tersebar di Facebook berkenaan mengambil secubit garam sebelum makan merupakan sunnah Nabi Sollallahu’alaihiwassalam?
Sent from my iPhone
Dari: Superjenglot
Jawaban:
Wa’alaikum salam,
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Terdapat sebuah hadis dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, dinyatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi nasehat beliau,
وإذا أكلت فابدأ بالملح واختم بالملح؛ فإن في الملح شفاء من سبعين داء، أولها الجذام والجنون والبرص
”Jika kamu makan, mulailah dengan mencicipi garam dan akhiri dengan makan garam. Karena dalam garam terdapat obat bagi 70 penyakit, yang pertama lepra, gila, dan kusta…”
Dan ada hadis lain yang semisal, yang paling dikenal adalah hadis Ali bin Abi Thalib di atas.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Assalam mu’alaikum ustad
Saya menikah dgn seorang mualaf, tapi ternyata setelah menikah saya baru tahu kalau suami saya itu belum sempurna mualafnya (belum
dikhitan), saya sudah menasehatin dan sabar memberinya waktu u/melengkapi syarat mualafnya, sudah hampir 7 th menikah dan dia belum
juga menyempurnakan mualafnya, pertanyaan saya,
  1. Bagaimana hukum pernikahan saya? Dan bagaimana status anak hasil pernikahan itu?
  2. Apakah saya boleh menggugat cerai k/sekian lama memberi waktu suami belum juga menyempurnakan syarat mualafnya?
Terima kasih
Dari: Putri
Jawaban:
Wa ‘alaikumus salam
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Pertama, ulama berbeda pendapat tentang hukum khitan bagi laki-laki.
Hanafiyah, Malikiyah dan sebagian Syafiiyah mengatakan, khitan statusnya sunah muakkadah (sunah yang ditekankan).
Sementara umumnya Syafiiyah dan Hambali menyatakan bahwa khitan bagi lelaki hukumnya wajib.
Bagi hanafiyah, mereka menyebut khitan sebagai sunah, namun mereka memaksa lelaki untuk berkhitan. Artinya, bagi lelaki khitan tidak boleh ditinggalkan, kecuali jika ada udzur yang menyebabkan dirinya boleh tidak dikhitan.
Dalam Syarh Fathul Qadir – kitab fikih Madzhab Hanafi – dinyatakan,
الختانان: موضع القطع من الذكر والفرج، وهو سنة للرجل… غير أنه لو تركه يجبر عليه إلا من خشية الهلاك
Khitan adalah bagian yang dipotong pada kemaluan lelaki dan wanita. Statsusnya sunah bagi lelaki… hanya saja, jika ada lelaki yang tidak mau khitan, dia dipaksa untuk khitan. Kecuali jika dikhawatirkan mati jika dikhitan (maka tidak dipaksa). (Syarh Fathul Qadir, 1/63).


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Saudaraku yang semoga selalu mendapat rahmat dan kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala ….
Kata orang, masa remaja adalah masa penuh gejolak. Masa di mana tidak ingin diatur, diawasi, maupun dibimbing. Inginnya bebas lepas semaunya sendiri, kecuali bagi mereka yang mendapat rahmat dari Allah Yang Maha Rahman.
Banyak hal yang dia ingin ketahui, hingga kadang melewati batas rambu-rambu syariat. Apalagi di zaman sekarang ini, yang semuanya serba mudah untuk bisa dia raih melalui sarana teknologi yang terus berkembang. Bila tidak dibekali ilmu dan iman, tidak mustahil dia akan tergelincir ke lembah kemaksiatan atau bahkan semakin jauh dalam melanggar aturan-aturan Allah ‘Azza wa Jalla.
Barangkali tidak sedikit dari kita yang pernah membaca berita di media massa -atau bahkan melihat sendiri di lingkungan sekitar kita- ada  remaja yang tega mencederai temannya atau bahkan dirinya sendiri, akibat kasih tak sampai. Awal petaka ini bisa jadi karena diumbarnya mata dalam memandang yang tidak semestinya, yang tidak halal baginya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah dalam syairnya:


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more



Contoh hasil paste in word
Aplikasi Mushaf Madinah khusus komputer yang disusun oleh Pihak Percetakan Al-Qur’an milik Raja Fahd di Madinah,  Dzahran, Arab Saudi, untuk kepentingan Kompleks Percetakan Alquran di Madinah milik Raja Fahd . Aplikasi ini akan dibagikan gratis di semua bagian dunia untuk menyebarkan Al-Quranul Karim.

Link Download



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more


KERUDUNG PUNUK UNTA

Rosulullaah Shalallahi'alaihiwasalam bersabda, “Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim)


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more


KERUDUNG PUNUK UNTA

Rosulullaah Shalallahi'alaihiwasalam bersabda, “Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim)

“Kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta”, maknanya adalah mereka membuat kepala mereka menjadi nampak besar dengan menggunakan kain kerudung atau selempang dan lainnya yang digulung di atas kepala sehingga mirip dengan punuk-punuk unta. Maksud dari hadits “kepala mereka seperti punuk onta”, adalah wanita yang menguncir atau menggulung rambutnya sehingga tampak sebuah benjolan di bagian belakang kepala dan tampak dari balik hijabnya .

Ancaman yang sangat keras bagi setiap wanita yang keluar rumah menonjolkan rambut yang tersembunyi di balik hijabnnya dengan ancaman tidak dapat mencium bau wangi surga, padahal bau wangi surga bisa dicium dari jarak yang sangat jauh. Itu dalam perkara menonjolkan rambut saja keras ancamannya. Jika kita lihat sekarang, cara berjilbab kebanyakan kaum muslimah masih membentuk lengan, pinggang, kaki, leher, dll. Seperti hanya melilitkan kain ditubuhnya, tidak menutupi. Berpakaian tetapi telanjang.

Ketahuilah saudariku, industri fashion yang mengklaim diri mereka sebagai trendsetter pakaian muslimah itu tidak peduli apakah engkau masuk surga atau neraka karena produk mereka. Mereka hanya peduli bagaimana engkau mengeluarkan uang untuk mereka.

Setiap manusia butuh proses. Mari berproses menjadi lebih baik. Bukan berproses justru semakin menjauhi syari'at Allah dan Rosulnya.

“Dan tidakkah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” [QS. Al-Ahzab: 36 ]

“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu ..” [Q.S. Al Hujaraat : 15


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Bismillah …
Allahumma yassir wa a’in
Dalam rubrik tanya jawab di www.konsultasisyariah.com, ada satu pertanyaan yang menarik. Meskipun ketertarikan itu sifatnya relatif, setidaknya, kita bisa menjadikannya sebagai bahan kajian untuk catatan akhir pekan. Barangkali, Anda juga pernah mengalami permasalahan yang sama.
Teks pertanyaanya, “Assalamu’alaikum Ustadz. Saya mau bertanya,,,kalau mau tanya ketika ada pengajian, saya malu ustadz, makanya saya tanya di forum-forum dunia maya. Pertanyaan : Kenapa do’a saya tidak langsung dikabulkan oleh Allah, sementara saya juga sudah semaksimal mungkin bertakwa kepada-Nya? Do’a saya yaitu minta agar mendapatkan harta kekayaan melimpah.”
Saya yakin, setiap orang menginginkan kehidupan bahagia. Hanya saja, standardnya berbeda-beda. Namun, umumnya, kekayaan biasanya menjadi standard baku utama menurut umumnya masyarakat. Karena itu, banyak orang yang mencantumkan kekayaan dalam doa-doa mereka.
Ada beberapa hal yang bisa kita jadikan catatan penting terkait kasus yang disampaikan penanya.
Pertama, banyak orang yang mempertanyakan, “Bukankah Allah telah berjanji bahwa Dia akan mengabulkan setiap doa yang dipanjatkan hamba-Nya? Mengapa masih banyak orang yang berdoa kepada-Nya, dan tak kunjung dikabulkan?”


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Assalamualaikum wr,wb
Ustadz mohon pencerahannya, saya laki laki (single) umur 28 tahun, saya memiliki teman seorang wanita yg sudah berkeluarga, singkat cerita teman saya ini memiliki masalah dengan suaminya, yg suka selingkuh dan pemabuk berat, kelakuan suaminya ini baru diketahui setelah setahun pernikahan mereka.
Teman saya ini cukup akrab dengan saya karena kita satu kantor, mskipun bgtu, biasanya dia menghubungi saya hanya untuk menanyakan masalah kerjaan saja, tidak ada basa basi lain, lama kelamaan ntah kenapa dia jadi curhat tentang masalah keluarganya yang sudah lama ia pendam sendiri, dan akhirnya dia mengungkapkan bahwa dia sudah tidak mampu mencintai suaminya seperti dulu, karena menurutnya suaminya sudah tidak bisa diajak berkomunikasi secara serius, setiap di ajak bicara suaminya hanya diam dan pergi, tanpa memberikan tanggapan, kemudian pulang seperti tidak ada masalah apa apa.
Teman saya ini benar benar sudah kehabisan kesabaran menghadapi suaminya dan tidak tahu harus berbuat apa, mendengar itu sbagai teman yang dimintai pendapat, saya pun berusaha memberikan solusi yg terbaik untuk keutuhan rumah tangga mereka, dengan menganjurkan untuk mengkomunikasikan masalah tersebut kepada orang tua, saya takut nanti dikira mencampuri urusan rumah tangga orang, karena waktu itu saya memang tidak ada perasaan apa apa, hanya sebatas teman, dan memang tidak ada riwayat seblumnya (bukan mantan pacar).
Namun setelah sekian lama diam diam ternyata teman saya ini menaruh hati kepada saya, sehingga dia intens berkomunikasi dengan saya, dia sering ngasih perhatian kepada saya, menanyakan kabar, mengingatkan makan, sholat dll, bahkan dia memanggil saya dengan sebutan mesra meskipun semua itu hanya lewat sms, awalnya saya menolak panggilan itu, namun akhirnya saya biarkan juga.
Ssekian lama waktu berselang akhirnya ada perasaan iba dan sayang juga di hati saya, sehiggga kita pun lebih sering berkomunikasi seperti layaknya orang yang berpacaran, meskipun topik obrolannya cuma menanyakan kegiatan sehari hari, namun semakin kesini saya sadar bahwa posisi saya ini tidak benar, kemudian saya bilang kpd teman saya untuk menghentikan hubungan ini, sebelum kita terjerumus kedalam zina yang lebih parah, teman saya bilang “oke, kalo begitu bagaimana kalo kita menjalani hubungan ini lebih serius?
Sampai disini saya bingung ustadz, saya harus jawab apa, sepertinya teman saya ini benar benar sudah mantap dengan pilihannya, terus
terang saya tidak mampu membohongi diri bahwa ada rasa sayang kepada teman saya ini, tapi disisi lain saya juga merasa bersalah karena menerima cintanya dalam posisi dia sekarang yang masih bersuami.
Mohon pendapatnya ustadz.
  1. Dari sisi agama islam apakah saya masuk dalam kategori penganggu rumah tangga orang?
  2. Bagaimana kalo dia benar2 menceraikan suaminya dan mau menikah dengan saya? Apakah saya ikut berdosa?
  3. Menurut islam apakah diperbolehkan apabila terjadi pernikahan diantara kami? Tentu saja setelah si wanita menyelesaikan urusannya.
Mohon pencerahanynya ustad, terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers