Hadist mengenai isbal (celana/sarung dibawah mata kaki),
lawannya musbil (orang yang memanjangkan kain dibawah mata kaki.

1. Sarung (pakaian) yang lebih bawah daripada mata kaki, maka itu adalah di neraka.
(Al-Bukhari, kitab Al-Libas, No.5787)

2. Tiga orang yang mana Allah tidak akan melihat mereka pada hari Kiamat dan tidak akan menyucikan mereka dari dosa dan mereka akan mendapatkan azab yang pedih yaitu: Al-Musbil (orang yang menjulurkan kainya dibawah mata kaki), Al-Mannan (orang yang menyebut-nyebut pemberian), dan orang yang melariskan dagangan dengan sumpah palsu.
(Al-Muslim, kitab al-Iman, No.106)

3. Ketika seorang laki-laki sholat dengan memanjangkan pakaian melebihi mata kakinya, maka Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda, pergilah berwudhu, maka orang itu pergi dan berwudhu lalu datang kembali, maka beliau bersabda, pergilah berwudhu. maka seorang laki-laki bertanya kepada beliau.
'ya Rasulullah, kenapa anda memerintahkannya untuk berwudhu lalu anda diam terhadapnya (tidak menjelaskan keadaannya)?'
Beliau lalu menjawab, 'Hal itu karena dia shalat dengan memanjangkan sarungnya melebihi mata kaki, dan sesungguhnya Allah tidak menerima sholat seseorang yang memanjangkan pakainya melebihi mata kaki.'
(Abu Dawud, kitab al-Libas, No. 4086)

5. Aku pernah lewat dihadapan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dan sarungku sedikit melorot ke bawah, maka beliau bersabda, 'hai Abdullah, angkatlah sarungmu', maka akupun mengangkatnya, kemudian beliau bersabada, 'tambah keatas lagi', lalu aku mengangkatnya lebih tinggi lagi (sampai setengah betis) dan aku senantiasa mencermatinya setelah itu.
(Al-Muslim,kitab al-Libas, No.2086)



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Assalamu'alaikum
Berikut ini adalah murottal doa-doa yang dilantunkan oleh Syaikh Ghamidi. Doa-doa ini merupakan doa-doa yang terdapat dalam kitab Hisnul Muslim, karangan Syaikh Sa’id Al-Qohthoni. Dalam file ini juga saya lampirkan ebook (chm) kitab Hisnul Muslim yang didalamnya juga terdapat catatan syaikh Al-Albani terhadap beberapa riwayat do’a yang beliau lemahkan/dhoifkan. Semoga bermanfaat, dan membantu kita menghafalnya agar setiap saat berdzikir kepada Allah ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman:
“Karena itu, ingatlah kamu kepadaKu, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu (dengan memberikan rahmat dan pengampunan). Dan bersyukurlah kepadaKu, serta jangan ingkar (pada nikmatKu)”. (Al-Baqarah, 2:152).
“Hai, orang-orang yang beriman, berdzikirlah yang banyak kepada Allah (dengan menyebut namaNya)”. (Al-Ahzaab, 33:42).
“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut (pada siksaanNya), serta tidak mengeraskan suara, di pagi dan sore hari. Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai”. (Al-A’raaf, 7:205).


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Oleh: Ust. Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Salah satu keistimewaan hari Jum'at karena di dalamnya terdapat shalat Jum'at. Shalat Jum'at harus dikerjakan secara berjama'ah dan diawali dengan khutbah. Bahkan para Malaikat, ketika imam naik mimbar, akan menutup buku catatannya guna mendengarkan khutbah.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallah 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
فَإِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ حَضَرَتْ الْمَلَائِكَةُ يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ
Maka apabila imam telah keluar (dan memulai khutbah), malaikat hadir dan ikut mendengarkan dzikir (khutbah).” (Muttafaq 'alaih; al Bukhari no. 881 dan Muslim no. 850)
Yakni, para malaikat menutup buku catatan mereka dan tidak mencatat tambahan pahala bagi orang-orang yang datang dan masuk ke masjid setelah imam naik mimbar.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more

Ilmu adalah landasan ucapan dan perbuatan
Ilmu merupakan pondasi kebangkitan
Ilmu menjadi syarat tegaknya peradaban
Ilmu menanamkan rasa takut kepada ar-Rahman

Marilah, Saudaraku..!
Kita tegakkan penghambaan kepada Allah dengan ilmu

PENERIMAAN SANTRI BARU
MA’HAD AL-‘ILMI YOGYAKARTA
ANGKATAN IX TAHUN 2012 – 2013

Terbuka Untuk Umum
Ikhwan dan Akhwat
Materi Pelajaran Rutin:                       
  • Tauhid
  • Aqidah
  • Fiqih
  • UshulFiqih
Daurah-Daurah :


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Isbal artinya menjulurkan pakaian melebihi mata kaki. Isbal terlarang dalam Islam, hukumnya minimal makruh atau bahkan haram. Banyak sekali dalil dari hadits Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam yang mendasari hal ini.
Dalil seputar masalah ini ada dua jenis:
Pertama, mengharamkan isbal jika karena sombong.
Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda:
من جر ثوبه خيلاء ، لم ينظر الله إليه يوم القيامة . فقال أبو بكر : إن أحد شقي ثوبي يسترخي ، إلا أن أتعاهد ذلك منه ؟ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إنك لن تصنع ذلك خيلاء . قال موسى : فقلت لسالم : أذكر عبد الله : من جر إزاره ؟ قال : لم أسمعه ذكر إلا ثوبه
Barangsiapa menjulurkan pakaiannya karena sombong, tidak akan dilihat oleh Allah pada hari kiamat. Abu Bakar lalu berkata: ‘Salah satu sisi pakaianku akan melorot kecuali aku ikat dengan benar’. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: ‘Engkau tidak melakukan itu karena sombong’.Musa bertanya kepada Salim, apakah Abdullah bin Umar menyebutkan lafadz ‘barangsiapa menjulurkan kainnya’? Salim menjawab, yang saya dengan hanya ‘barangsiapa menjulurkan pakaiannya’. ”. (HR. Bukhari 3665, Muslim 2085)


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
السؤال 111: ما حكم اصطحاب الأطفال إلى المسجد عند الصلاة وعند حضور الدروس؟
Pertanyaan:
Apa hukum membawa anak kecil ke masjid ketika orang tua akan mengerjakan shalat berjamaah di masjid atau saat orang tua akan menghadiri pengajian?
الجواب: توجيهي لأولياء الأمور ألا يصطحبوا الصغار إلا بعد أن يرشدوا بأن يحافظوا على الهدوء حتى تقع الإفادة في الدرس والخشوع في الصلاة،
Jawaban Syaikh Masyhur Hasan al Salman:
Saranku kepada para orang tua agar tidak membawa anak kecil kecuali setelah memberikan arahan kepadanya agar menjaga ketenangan sehingga orang yang hadir di pengajian bisa mendapat manfaat dari pengajian yang sedang berlangsung dan kekhusyuan shalat tetap terjaga.
ولا يجوز إحضار الصغير للمسجد إن كان يشوش ويزعج إلا إن كان مميزاً، أو غلب على ظن من يحضره أنه لا يشوش ويعرف  حرمة المسجد ولا يشوش على غيره لا في الصلاة ولا في طلب العلم .
Tidak boleh membawa anak kecil ke masjid jika dia menggganggu. Diperbolehkan membawa anak kecil ke masjid jika sudah tamyiz [kurang lebih 7 tahun, pent] atau ada sangkaan kuat dia telah bisa menyadari kehormatan masjid dan tidak akan mengganggu yang lain baik shalat atau pun kegiatan menuntut ilmu


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Ada yang merasa bahwa ia sudah terlalu tua, malu jika harus duduk di majelis ilmu untuk mendengar para ulama menyampaikan ilmu yang berharga dan akhirnya enggan untuk belajar. Padahal ulama di masa silam, bahkan sejak masa sahabat tidak pernah malu untuk belajar, mereka tidak pernah putus asa untuk belajar meskipun sudah berada di usia senja. Ada yang sudah berusia 26 tahun baru mengenal Islam, bahkan ada yang sudah berusia senja -80 atau 90 tahun- baru mulai belajar. Namun mereka-mereka inilah yang menjadi ulama besar karena disertai ‘uluwwul himmah (semangat yang tinggi dalam belajar). Menuntut ilmu agama adalah amalan yang amat mulia. Lihatlah keutamaan yang disebutkan oleh sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu,  “Tuntutlah ilmu (belajarlah Islam) karena mempelajarinya adalah suatu kebaikan untukmu. Mencari ilmu adalah suatu ibadah. Saling mengingatkan akan ilmu adalah tasbih. Membahas suatu ilmu adalah jihad. Mengajarkan ilmu pada orang yang tidak mengetahuinya adalah sedekah. Mencurahkan tenaga untuk belajar dari ahlinya adalah suatu qurbah (mendekatkan diri pada Allah).


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka hingga akhir zaman.
Seringkali kita mendengar seruan saudara kita untuk berjihad, untuk membela Islam melalui parlemen, atau membela Islam melalui penegakan khilafah. Mereka betul-betul semangat dalam hal ini. Namun janganlah tertipu. Tidaklah semua yang mengaku membela dan memperjuangkan Islam itu benar dan menempuh jalan yang benar. Barangkali mereka adalah orang-orang yang fajir dan bermaksiat pada Allah dengan perjuangan mereka. Barangkali jalan yang mereka tempuh itu keliru.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّهُ لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلاَّ نَفْسٌ مُسْلِمَةٌ ، وَإِنَّ اللَّهَ لَيُؤَيِّدُ هَذَا الدِّينَ بِالرَّجُلِ الْفَاجِرِ
Sesungguhnya tidak akan masuk surga orang kecuali jiwa yang muslim. Namun boleh jadi Allah akan memperjuangkan agama ini melalui orang yang fajir (bermaksiat).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits di atas adalah cuplikan dari sebuah hadits dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu, beliau mengatakan:
“Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau mengatakan pada orang yang mengaku Islam, “Dia termasuk penduduk neraka.” Ketika mengikuti peperangan, orang tersebut begitu semangat. Namun ia terkena luka parah. Kemudian ada yang berkata pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Yang engkau katakan bahwa ia termasuk penduduk neraka, ia benar-benar hari itu telah berperang lalu ia mati.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap mengatakan, “Ia penghuni neraka.” Sebagian orang pun terheran-heran dan tetap dalam keadaan seperti itu. Ternyata, ada yang menceritakan bahwa orang tersebut sebelum mati, ia memiliki luka yang cukup parah. Ketika di malam hari, ia tidak sabar menahan lukanya yang parah tersebut. Lalu ia pun membunuh dirinya sendiri. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dikabarkan tentang hal ini. Kemudian beliau pun bersabda,
اللَّهُ أَكْبَرُ ، أَشْهَدُ أَنِّى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ
Allahu akbar. Sesungguhnya aku bersaksi bahwa aku adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.” Kemudian beliau pun memerintahkan Bilal dan beliau menyeru pada manusia,
إِنَّهُ لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلاَّ نَفْسٌ مُسْلِمَةٌ ، وَإِنَّ اللَّهَ لَيُؤَيِّدُ هَذَا الدِّينَ بِالرَّجُلِ الْفَاجِرِ
Sesungguhnya seseorang tidak akan masuk surga kecuali jiwa yang muslim. Namun boleh jadi Allah akan memperjuangkan agama ini melalui orang yang fajir (bermaksiat).1
Faedah dari hadits di atas:
Pertama: Bukhari membawakan hadits ini dalam Bab “Allah akan menolong agama ini, walaupun melalui orang yang fajir (bermaksiat).
Kedua: An Nawawi membawakan hadits ini dalam Bab “Peringatan keras terhadap haramnya bunuh diri. Ingatlah bahwa seseorang yang membunuh dirinya sendiri akan disiksa di neraka dengan cara ia melakukan bunuh diri. Dan tidak akan masuk surga kecuali jiwa yang muslim.
Ketiga: Orang muslim pasti masuk surga. Namun boleh jadi dia masuk surga langsung. Dan boleh jadi ia masuk surga dengan terlebih dahulu mampir di neraka.2
Keempat: Bunuh diri termasuk dosa besar karena diancam neraka. Namun pelakunya tidaklah keluar dari Islam -selama tidak melakukan pembatal keislaman yang lain- karena ia masih disebut mukmin sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ وَلا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا , وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ عُدْوَانًا وَظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيهِ نَارًا وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamuDan barang siapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS. An Nisa’: 29-30)
Kelima: Orang yang bunuh diri akan disiksa sebagaimana cara ia melakukan bunuh diri. Hal ini disebutkan dalam hadits lainnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِشَىْءٍ عُذِّبَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Barangsiapa yang membunuh dirinya sendiri dengan suatu cara yang ada di dunia, niscaya kelak pada hari kiamat Allah akan menyiksanya dengan cara seperti itu pula.3
Contohnya adalah orang yang mati bunuh diri karena mencekik lehernya sendiri atau mati karena menusuk dirinya dengan benda tajam.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الَّذِى يَخْنُقُ نَفْسَهُ يَخْنُقُهَا فِى النَّارِ ، وَالَّذِى يَطْعُنُهَا يَطْعُنُهَا فِى النَّارِ
Barangsiapa yang membunuh dirinya sendiri dengan mencekik lehernya, maka ia akan mencekik lehernya pula di neraka. Barangsiapa yang bunuh diri dengan cara menusuk dirinya dengan benda tajam, maka di neraka dia akan menusuk dirinya pula dengan cara itu.4
Keenam: Jangan tertipu dengan orang-orang yang memperjuangkan atau membela Islam, sampai kita ketahui bahwa mereka benar-benar berpegang teguh pada sunnah (ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).5 Jadi semata-mata membela Islam dan membuat Islam semakin jaya belum tentu orang tersebut dikatakan berada di atas kebenaran sampai kita tahu bahwa ia memegang ajaran Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lihatlah orang yang bunuh diri yang disebutkan dalam hadits di atas. Dia memperjuangkan Islam dengan berjihad di jalan Allah, namun ia pun berbuat maksiat dengan bunuh diri.
Ketujuh: Memperjuangkan Islam semata-mata bukan dengan modal semangat, namun haruslah menempuh jalan yang benar sebagaimana yang ditempuh para salaf yang sholih.
Kedelapan: Penghafal al Qur’an boleh jadi ada yang fajir (berbuat maksiat). Begitu pula orang yang berjihad bisa saja orang fajir. Namun kesholihan mereka bukan berarti membenarkan kemaksiatan yang mereka lakukan.6
Demikian sedikit faedah yang bisa kami ambil dari hadits di atas sesuai keterbatasan ilmu kami. Semoga bermanfaat.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Muslim.Or.Id

Footnote:
1 HR. Bukhari no. 3062 dan Muslim no. 111, dari sahabat Abu Hurairah.
2 Faedah dari penjelasan Syaikh Sholih Alu Syaikh -hafizhohullah- ketika menjelaskan hadits Al Arba’in An Nawawiyah.
3 HR. Bukhari no. 6047 dan Muslim no. 110
4 HR. Bukhari no. 1365, dari Abu Hurairah.
5 Faedah dari Kitab Al ‘Arbain fii Madzhab As Salaf, Syaikh ‘Ali bin Yahya Al Haddadi, terbitan Ma’had Al Anshor Yogyakarta, hadits no. 12, hal. 13.
6 Faedah pada point ini dari penjelasan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam al Iqtidho’ ash Shirotil Mustaqim pada Fashl “’Adamu jawaz saa-iril ‘ibadat ‘indal qubur


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

PENYEBUTAN KATA SALAF DI KITAB - KITAB PARA ULAMA


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.
يَا أَيُّهَا الّذِينَ آمَنُواْ اتّقُواْ اللّهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مّسْلِمُونَ 
 يَآ أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْراً وَنِسَآءً وَاتَّقُوْا اللَّهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْباً
يَا أَيُّهَا الّذِينَ آمَنُواْ اتّقُواْ اللّهَ وَقُولُواْ قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماًً
أما بعد: فإن أصدق الكلام كلام الله وخير الهدي هدي محمد  وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار.

Belakangan ini - kebencian terhadap dakwah salaf dan pengikutnya ( salafi ) sedang berusaha ditebarkan oleh manusia dan kelompok - kelompok yang tidak menyenangi bangkitnya Islam diatas tashfiyyah dan tarbiyyah, Islam yang murni sebagaimana dipahami oleh salaf dari ummat ini. Diantara mereka melemparkan berbagai macam tuduhan dan diantara tuduhan yang menyedihkan adalah mengatakan bahwasanya salaf adalah dakwah baru yang dibawa oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah. Maka dibawah ini saya ( Abu Asma Andre ) berusaha mengumpulkan penyebutan kata salaf dalam makna generasi salafus shalih didalam kitab - kitab para ulama terdahulu, dan akan tampak didalamnya bahwasanya mereka :
1. Mengakui kebenaran dan keutamaan salaf.
2. Mengajak manusia untuk berpegang teguh kepada manhaj salaf.
3. Memperingatkan manusia dari penyelisihan terhadap manhaj salaf.

Saya urutkan berdasarkan hal yang dapat anda baca dibawah ini, dan cukuplah nukilan dibawah ini yang berbicara tentang kebenaran manhaj salaf, dan tidak perlu dikomentari oleh siapapun yang memiliki keinshafan dan keadilan didalam dirinya.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang diam maka dia akan selamat.” (HR. Ahmad [6481] sanadnya disahihkan Syaikh Ahmad Syakir, lihat al-Musnad [6/36] dan disahihkan pula oleh Syaikh Abdullah bin Yusuf al-Judai’ dalam ar-Risalah al-Mughniyah fi as-Sukut wa Luzum al-Buyut, hal. 21-22 Bab Najatul Insan bi ash-Shamti wa Hifzhi al-Lisan)
Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang muslim yang baik adalah yang membuat kaum muslimin yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya. Dan seorang yang benar-benar berhijrah adalah yang meninggalkan segala perkara yang dilarang Allah.” (HR. Bukhari dalam Kitab al-Iman [10])



Dari Abu Musa radhiyallahu’anhu, beliau menceritakan bahwa para Sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah! Islam manakah yang lebih utama?” Beliau menjawab, “Yaitu orang yang membuat kaum muslimin yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari dalam Kitab al-Iman [11] dan Muslim dalam Kitab al-Iman [42])

Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Yaitu orang yang membuat kaum muslimin yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” Maknanya adalah orang yang tidak menyakiti seorang muslim, baik dengan ucapan maupun perbuatannya. Disebutkannya tangan secara khusus dikarenakan sebagian besar perbuatan dilakukan dengannya.” (lihat Syarh Muslim [2/93] cet. Dar Ibnu al-Haistam)

Imam al-Khaththabi rahimahullah berkata, “Maksud hadits ini adalah bahwa kaum muslimin yang paling utama adalah orang yang selain menunaikan hak-hak Allah ta’ala dengan baik maka dia pun menunaikan hak-hak sesama kaum muslimin dengan baik pula.”
(lihat Fath al-Bari [1/69] cet. Dar al-Hadits)

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata, “Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang benar selain Dia. Tidak ada di atas muka bumi ini sesuatu yang lebih butuh untuk dipenjara dalam waktu yang lama selain lisan.” (HR. ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir [9/162], disahihkan sanadnya oleh Syaikh Abdullah bin Yusuf al-Judai’ dalam ar-Risalah al-Mughniyah, hal. 26)

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu’anhu, beliau berkata, “Wahai Rasulullah! Apakah kami akan dihukum akibat segala yang kami ucapkan?”. Beliau pun menjawab, “Ibumu telah kehilangan engkau wahai Mu’adz bin Jabal! Bukankah yang menjerumuskan umat manusia tersungkur ke dalam Jahannam di atas hidungnya tidak lain adalah karena buah kejahatan lisan mereka?!” (HR. ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir [20/127-128], disahihkan sanadnya oleh Syaikh Abdullah bin Yusuf al-Judai’ dalam ar-Risalah al-Mughniyah, hal. 27)

al-Laits bin Sa’ad rahimahullah menceritakan: Suatu ketika orang-orang melewati seorang rahib/ahli ibadah. Lantas mereka pun memanggilnya, tetapi dia tidak menjawab seruan mereka. Kemudian mereka pun mengulanginya dan memanggilnya kembali. Namun dia tetap tidak memenuhi panggilan mereka. Maka mereka pun berkata, “Mengapa kamu tidak mau berbicara dengan kami?”. Maka dia pun keluar menemui mereka dan berkata, “Aduhai orang-orang itu! Sesungguhnya lisanku adalah hewan buas. Aku khawatir jika aku melepaskannya dia akan memangsa diriku.”
 (lihat ar-Risalah al-Mughniyah fi as-Sukut wa Luzum al-Buyut, hal. 32)

al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata, “Sekarang ini bukanlah masa untuk banyak berbicara. Ini adalah masa untuk lebih banyak diam dan menetapi rumah.”
(lihat ar-Risalah al-Mughniyah fi as-Sukut wa Luzum al-Buyut, hal. 37)

al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah juga berkata, “Hendaknya kamu disibukkan dengan memperbaiki dirimu, janganlah kamu sibuk membicarakan orang lain. Barangsiapa yang senantiasa disibukkan dengan membicarakan orang lain maka sungguh dia telah terpedaya.”
(lihat ar-Risalah al-Mughniyah fi as-Sukut wa Luzum al-Buyut, hal. 38)

Sebagian orang bijak mengatakan dalam syairnya:

Kita mencela masa, padahal aib itu ada dalam diri kita
Tidaklah ada aib di masa kita kecuali kita
Kita mencerca masa, padahal dia tak berdosa
Seandainya masa bicara, niscaya dia lah yang ‘kan mencerca kita
Agama kita adalah pura-pura dan riya’ belaka
Kita kelabui orang-orang yang melihat kita
(lihat ar-Risalah al-Mughniyah fi as-Sukut wa Luzum al-Buyut, hal. 41)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan terjadi berbagai fitnah (kekacauan dan permusuhan). Pada saat itu, orang yang duduk lebih baik daripada yang berdiri. Orang yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan. Orang yang berjalan lebih baik daripada yang berlari. Barangsiapa yang menceburkan diri ke dalamnya niscaya dia akan ditelan olehnya. Dan barangsiapa yang mendapatkan tempat perlindungan hendaklah dia berlindung dengannya.”
(HR. Bukhari dalam Kitab al-Fitan [7081] dan Muslim dalam Kitab al-Fitan [2886])

al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Hadits ini berisi peringatan keras supaya menjauh dari fitnah dan anjuran untuk tidak turut campur di dalamnya, sedangkan tingkat keburukan yang dialaminya tergantung pada sejauh mana keterkaitan dirinya dengan fitnah itu.” (lihat Fath al-Bari [11/37] cet. Dar al-Hadits)
Imam ath-Thabari rahimahullah berkata, “Pendapat yang tepat adalah fitnah di sini pada asalnya bermakna ujian/cobaan. Adapun mengingkari kemungkaran adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh setiap orang yang mampu melakukannya. Barangsiapa yang membantu pihak yang benar maka dia telah bersikap benar, dan barangsiapa yang membela pihak yang salah maka dia telah keliru.”
(lihat Fath al-Bari [11/37] cet. Dar al-Hadits)

Thawus menceritakan: Tatkala terjadi fitnah terhadap ‘Utsman radhiyallahu’anhu, ada seorang lelaki arab yang berkata kepada keluarganya, “Aku telah gila, maka ikatlah diriku”. Maka mereka pun mengikatnya. Ketika fitnah itu telah reda, dia pun berkata kepada mereka, “Lepaskanlah ikatanku. Segala puji bagi Allah yang telah menyembuhkanku dari kegilaan dan telah menyelamatkan diriku dari turut campur dalam fitnah/pembunuhan ‘Utsman.” (HR. Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf [11/450] sanadnya dishahihkan oleh Syaikh Abdullah bin Yusuf al-Judai’ dalam ar-Risalah al-Mughniyah fi as-Sukut wa Luzum al-Buyut, hal. 46)
al-Hasan rahimahullah mengatakan, “Salah satu tanda bahwa Allah mulai berpaling dari seorang hamba adalah tatkala dijadikan dia tersibukkan dalam hal-hal yang tidak penting bagi dirinya.” (lihat ar-Risalah al-Mughniyah, hal. 62). Wallahul musta’an. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel Muslim.Or.Id

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Sebagian besar masyarakat sudah tahu bagaimana dampak buruk narkoba terhadap kesehatan melalui berbagai penyuluhan di berbagai media cetak. Akan tetapi tetap saja ada kasus yang muncul bahkan beberapa tokoh masyarakat pun ikut menjadi korbannya. Padahal sebagian besar pengguna narkoba tahu dampak buruk narkoba baik sebelum menggunakannya maupun setelah kecanduan. Sebagai seorang muslim, jangan sampai kita menghancurkan kehidupan kita di dunia yang hanya sebentar ini dengan narkoba. Sehingga merana di dunia dan di siksa pedih lagi di akhirat.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Di antara shalat-shalat sunnah, ada shalat sunnah yang memiliki keutamaan yang tak ternilai harganya. Dua rakaat yang memiliki keutamaan, sampai-sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkannya. Sebuah amalan ringan, namun sarat pahala, yang tidak selayaknya disepelekan seorang hamba. Amalan tersebut adalah dua rakaat shalat sunnah sebelum subuh atau disebut juga shalat sunnah fajar.
Keutamaanya
Dikisahkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata :
لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى شَيْءٍ مِنْ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مِنْهُ تَعَاهُدًا عَلَى رَكْعَتَيْ الْفَجْر
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah melakukan satu shalat sunnah pun yang lebih beliau jaga dalam melaksanakannya melebihi dua rakaat shalat sunnah subuh.” (HR Bukhari 1093 dan Muslim 1191)


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Muqoddimah
Syirik merupakan dosa yang paling besar. Dosa syirik tidak diampuni Allah jika pelakunya tidak bertaubat. Dosa syirik menjadikan pelakunya kekal di neraka selama-lamanya. Dosa syirik bisa membatalkan semua amalan yang telah dikerjakan. Bila demikian maka merupakan kewajiban kita semua untuk mewaspadai syirik dan menjaga diri agar tidak terjerumus ke dalam kubangannya. Perhatikanlah firman Allah:

وَٱجْنُبْنِى وَبَنِىَّ أَن نَّعْبُدَ ٱلْأَصْنَامَ ﴿٣٥﴾

Dan jauhkanlah aku dan anak keturunanku dari menyembah berhala. (QS. Ibrahim: 35)
Renungkanlah, jika Nabi Ibrahim ‘alaihissalam saja yang merupakan penghulu ahli tauhid takut akan kesyirikan pada dirinya dan anak keturunannya, lantas bagaimana dengan kita?! Apakah kita merasa lebih kuat tauhidnya daripada Nabi Ibrohim ‘alaihissalam?!!
Namun, aneh tapi nyata, ada sebagian orang yang merasa aman dari dosa syirik dengan alasan bahwa kesyirikan sudah tidak ada lagi pada zaman sekarang, bahkan lebih aneh lagi mereka menvonis bahwa orang yang mengingkari kesyirikan mereka dengan kesesatan dan penyimpangan[1]. Lantas, bagaimanakah duduk permasalahannya?! Apa sebenarnya yang menjadi sandaran mereka?! Dan bagaimana penjelasan para ulama tentangnya?!


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahirabbil ‘alamin. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan berbagai macam nikmatnya kepada kita. Shalawat dan salam kita mohonkan kepada Allah agar ditujukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Telah sampai kepada kami ceramah yang disampaikan oleh Habib Rizieq Shihab. Di dalam ceramahnya tersebut, Habib Rizieq mengomentari buku Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas yang berjudul “Mulia dengan Manhaj Salaf”.
Buku “Mulia dengan Manhaj Salaf” berisi tentang cara/metode beragama yang benar, yaitu bermanhaj dengan manhaj salaf. Ustadz Yazid menjelaskan tentang manhaj salaf dan yang berkaitan dengannya secara gamblang. Beruntunglah orang yang bisa mengambil manfaat.
Di dalam muqaddimah buku ini dikatakan, “Dalam buku ini, penulis akan menjelaskan dengan jelas dan gamblang tentang hujjahnya manhaj para sahabat, yang akan mengantarkan kita kepada cara beragama yang benar, menuju kepada kejayaan umat, dan yang paling penting ialah bahwa kita berpegang dengan manhaj salaf tidak lain tujuan kita ingin masuk surga.
Dalam buku ini, penulis menjelaskan prinsip-prinsip penting manhaj salaf dalam aqidah, manhaj, dakwah, akhlak dan lainnya. Tentang siapakah orang yang paling berhak disebut salafi dan bagaimana cirinya. Penulis juga menyebutkan faedah-faedah dan manfaat yang besar dari berpegang teguh dengan manhaj salaf.1


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Dalam Islam, music adalah haram. Namun manusia-manusia sekarang banyak yang melanggar keharaman itu. Belakangan para penyanyi dan pembuat nyanyian music semakin sengaja merusak moral masyarakat dengan menjajakan yang jorok-jorok.
Masyarakat perlu disadarkan bahwa music itu haram, apalagi yang bermuatan jorok, porno dan merusak moral.
Fatwa tentang Haramnya Musik


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Pertanyaan:
Wanita yang ditinggal mati suaminya dan berkewajiban menjalani masa iddah, padahal ia seorang mahasiswi (pelajar putri). Apakah boleh melanjutkan studinya?


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Pertanyaan:
Pak ustad, saya mau Tanya. Saat bangun tidur malam saya melakukan shalat isya dan tahajud. Setelah shalat, saya bru ingat bahwa tadi saat tidur saya mimpi basah, tapi itu saya ingat setelah shalat. Apakah shalat yang saya kerjakan itu batal?
Dari: Shawaiz

Jawaban:


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Pertanyaan:
Bagaimana menurut syariat mengenai kebiasaan sebagian wanita zaman sekarang, apabila salah seorang teman mereka dianugerahi anak, mereka memberikan kado berupa uang yang jumlahnya cukup besar dan terkadang memberatkan suami. Apakah ini ada dasarnya dalam syariat?


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Islam sungguh agama yang sangat indah. Agama ini memberikan karunia yang besar bagi mereka yang masuk Islam dengan hidayah dari Allah. Di antara rahmat Allah yang sangat luas adalah tawaran-Nya kepada orang-orang kafir dan musyrik, jika mereka bertobat dan masuk Islam, maka dosa mereka yang telah lalu di ampuni.
Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ لِّلَّذِينَ كَفَرُوا إِن يَنتَهُوا يُغْفَرْ لَهُم مَّاقَدْ سَلَفَ وَإِن يَعُودُوا فَقَدْ مَضَتْ سُنَّةُ اْلأَوَّلِينَ
Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu, “Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi, sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (ketetapan Allah) terhadap orang-orang dahulu.“ (Q.S. Al-Anfaal: 38).
Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَسْلَمَ الْعَبْدُ فَحَسُنَ إِسْلَامُهُ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ كُلَّ حَسَنَةٍ كَانَ أَزْلَفَهَا وَمُحِيَتْ عَنْهُ كُلُّ سَيِّئَةٍ كَانَ أَزْلَفَهَا ثُمَّ كَانَ بَعْدَ ذَلِكَ الْقِصَاصُ الْحَسَنَةُ بِعَشْرَةِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ وَالسَّيِّئَةُ بِمِثْلِهَا إِلَّا أَنْ يَتَجَاوَزَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَنْهَا
Jika seorang hamba masuk Islam, lalu Islamnya baik, Allah menulis semua kebaikan yang pernah dia lakukan, dan dihapus darinya semua keburukan yang pernah dia lakukan. Kemudian setelah itu ada qishash (balasan yang adil), yaitu satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipat sampai 700 kali lipat. Adapun satu keburukan dibalas dengan sama, kecuali Allah ‘Azza wa Jalla mengampuninya” (H.R. Nasai, no. 4998, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 247).


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Pertanyaan:
Apakah hukum mengundur-undur pelaksanaan nadzar setelah syarat yang dikaitkan dengannya telah terealisasi (apa yang dinadzarkan telah terkabul pen.), seperti orang yang mengetakan, “Aku bernadzar kepada Allah untuk berpuasa selama lima hari bila sakitku sembuh” dan ternyata dia memang sembuh. Namun dia mengundur-undur berpuasa sekian hari itu. Perlu diketahui, bahwa dalam hal ini dia tidak menentukan kapan waktunya. Apakah dia wajib berpuasa selama lima hari tersebut secara berturut-turut? Dan apakah dia wajib membayar kafarat karena mengundur-undur pelaksanaan nadzarnya tersebut sekalipun dia tidak berniat mengingkari nadzar itu?


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Mengenal Depresi Pasca Persalinan
Depresi pasca persalinan adalah suatu depresi yang ditemukan pada perempuan setelah melahirkan, yang terjadi dalam kurun waktu 4 pekan. Hal ini dapat berlangsung hingga beberapa bulan bahkan beberapa tahun bila tidak diatasi. Satu hal yang perlu diketahui, sebenarnya selain depresi pasca persalinan, terdapat jenis depresi yang lebih ringan pada ibu setelah melahirkan, yaitu maternity blues atau post partum blues atau baby blues, yaitu gejala depresi yang biasanya dialami oleh perempuan setelah melahirkan antara hari ke-7 hingga 14, yang terjadi untuk sementara waktu dan akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Pada pembahasan kali ini akan dikupas mengenai depresi pasca persalinan, karena perlu penanganan yang lebih serius dibandingkan dengan baby blues
Apa Saja Tanda dan Gejalanya?



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Al-Ustadz Luqman Jamal,Lc.
Hadits Ibnu ‘Abbâs,
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِلْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ يَا عَبَّاسُ يَا عَمَّاهْ أَلاَ أُعْطِيْكَ أَلاَ أُمْنِحُكَ أَلاَ أُحِبُّوْكَ أَلاَ أَفْعَلُ بِكَ عَشْرَ خِصَالٍ إِذَا أَنْتَ فَعَلْتَ ذَلِكَ غَفَرَ اللهُ لَكَ ذَنْبَكَ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ قَدِيْمَهُ وَحَدِيْثَهُ خَطْأَهُ وَعَمْدَهُ صَغِيْرَهُ وَكَبِيْرَهُ سِرَّهُ وَعَلاَنِيَّتَهُ عَشَرَ خِصَالٍ أَنْ تُصَلِّيَ أَرْبَعَ رَكْعَاتٍ تَقْرَأُ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وِسُوْرَةً فَإِذَا فَرَغْتَ مِنْ الْقُرْاءَةِ فِيْ أَوَّلِ رَكْعَةٍ وَأَنْتَ قَائِمٌ قُلْتَ سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ خَمْسَ عَشَرَةَ مَرَّةً ثُمَّ تَرْكَعُ فَتَقُوْلُهَا وَأَنْتَ رَاكِعٌ عَشَرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنَ الرُّكُوْعِ فَتَقُوْلُهَا عَشْرًا ثُمَّ تّهْوِيْ سَاجِدًا فَتَقُوْلُهَا وَأَنْتَ سَاجِدٌ عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنَالسُّجُوْدِ فَتَقُوْلُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَسْجُدُ فَتَقُوْلُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ فَتَقُوْلُهَا عَشْرًا فَذَلِكَ خَمْسٌ وَسَبْعُوْنَ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ تَفْعَلُ ذَلِكَ فِيْ أَرْبَعِ رَكْعَاتٍ إِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تُصَلِّيَهَا فِيْ كُلِّ يَوْمٍ مَرَّةً فَافْعَلْ فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِيْ كُلِّ جُمْعَةٍ مَرَّةً فَإِنْ لََمْ تَفْعَلْ فَفِيْ كُلِّ شَهْرٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُ فَفِيْ كُلِّ سَنَةِ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِيْ عُمْرِكَ مَرَّةً
“Dari Ibnu ‘Abbâs, bahwasanya Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada ‘Abbâs bin ‘Abdul Muththalib, ‘Wahai ‘Abbas, wahai pamanku, maukah saya berikan padamu? maukah saya anugerahkan padamu? maukah saya berikan padamu? saya akan tunjukkan suatu perbuatan yang mengandung 10 keutamaan, yang jika kamu melakukannya maka diampuni dosamu, yaitu dari awalnya hingga akhirnya, yang lama maupun yang baru, yang tidak disengaja maupun yang disengaja, yang kecil maupun yang besar, yang tersembunyi maupun yang nampak. Semuanya 10 macam.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
  • Dzikir adalah tanaman surga. Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda
    مَنْ قَالَ: سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ، غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ فِي الْجَنَّةِ
    “Barang siapa mengucapkan: سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ‘Maha Suci Allah yang Maha Agung dan segala puji hanya bagi-Nya’, maka ditanam baginya sebatang kurma dalam surga,” (At-Tirmidzi, no. 3464;  dan shahihkan Al-Albani. Lihat Shahih At-Tirmidzi.)
  • Pemberian dan karunia yang diberikan karena dzikir tidak pernah diberikan karena amal yang lain apa pun.
  • Dzikir kepada Allah Ta’la secara kontinyu akan memberikan rasa aman yang terpancar dari lisan yang mana lisan sering menjadi penyebab kesengsaraan hamba dalam kehidupan duniawi dan akhirat. Maka sesungguhnya melupakan Rabb menjadikan dirinya lupa kepada dirinya dan segala kemaslahatannya. Sebagaimana firman Allah Ta’la,
    وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُون
    “ Dan jangan lah kamu seperti orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah oranng-orang yanng fasik.”(Qs Al-Hasyr: 19)
  • Dzikir bisa tetap bersama hamba sekalipun dia berada diatas kasurnya, di pasar, sehat atau sakit, senang dan bahagia, ditempat kerjanya, keadaan  berdiri, duduk, berbaring, bepergian, atau ketika mukim. Dengan demikian, dzikir berlaku umum, dapat dilaksanakan dalam semua waktu dan kondisi, kapan pun dan bagaimana pun.
  • Dzikir adalah cahaya bagi pengamalnya ketika di dunia, dalam kuburnya, dan di akhirat akan memancar dihadapannya, membimbingnya berjalan di atas shirath. Oleh sebab itu, beliau sangat serius memohon cahaya kepada Allah, sehingga beliau meminta-Nya agar meletakkan cahaya dalam daging, tubuh dan tulang, urat dan rambut, pendengaran dan penglihatan, atas dan bawah, kanan dan kiri, belakang dan depan beliau.sehingga beliau berucap: ”… dan jadikanlah aku sebagai cahaya.”                                                                                           
    Beliau shlallallahu  alaihi wa sallam memohon kepada Rabbnya agar menjadikan cahaya pada dzat beliau yang lahir ataupun bathin, dan sudi kirannya meliputi beliau dari segala penjuru. Maka, agama Allah adalah cahaya. Kitab-Nya adalah cahaya. Rasul-Nya adalah cahaya.rumah-nya yang disediakan untuk para wali-nya adalah cahaya yang gemerlap. Allah Ta’ala adalah cahaya semua lapisan langit dan bumi. Diantara nama-nama-Nya adalah An Nur (cahaya).
  • Bahwasanya dzikir adalah pokok segala asas. Jalan umum bagi semua orang dan sangat diharapkan semua wilayah. Barangsiapa yang dibukakan pintu masuk ke dalam dzikir, maka telah dibukakan pintu masuk bertemu kepada Allah Azza wa Jalla. Hendaknya dia bersuci dan masuk sehingga bisa mendapatkan sisi-Nya segala apa yang dia inginkan . Siapa yang mendapatkan (ridha) Allah, maka dia akan meraih segalanya. Dan barang siapa terluput dari (ridha) Allah maka dia terluputkan segalanya.
  • Dzikir mampu mengumpulkan apa yang terserak dan memecah apa yang menyatu, mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Yakni, dzikir mampu mengonsentrasikan hati dan keinginan hamba yang berserakan, memupus keresahan, kegalauan, kesedihan, tekanan jiwa, dan kesatuan tentara iblis, sebab iblis terlaknat terus mengirim kepada setiap hamba pasukan demi pasukan.Dzikir juga mendekatkan akhirat dan membuatnya terpandang agung dalam hati, sebaliknya mengerdilkan dunia di mata hamba dan menjauhkannya dari hati maupun lisan.
  • Dzikir  membangunkan hati dari tidur pulasnya dan membangkitkan dari ngantuknya. Jika hati tidur, maka akan ketinggalan segala macam keuntungan, kesempatan, dan mengalami kerugian.
  • Dzikir adalah sebatanng pohon yang membuahkan berbagai pengetahuan.
  • Seorang ahli dzikir akan sangat dekat dengan Dzat yang dia berdzikir kepada-Nya. Dzat yang dia berdzikir kepada-Nya akan bersama-Nya. Kebersamaan ini berupa perlindungan, cinta, pertolongan dan taufik. Hal ini karna firman Allah Ta’ala
    إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ
     “Sesungguhnya Allah beserta ornag-orang yang bertaqwa dan orang-orang  yang berbuat kebaikan.”(Qs An-Nahl: 128)
    وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
    “Dan sesunggunya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”(Qs Al-Ankabut: 69)
    لا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا
    “Janganlah kamu berdukacita, sesungguhnya Allah beserta kita.”(Qs At-Taubah: 40).
    Seorang ahli dzikir adalah orang yang besar bagiaannya ketika mendapatkan kebersamaan tersebut, sebagaimana disebutkan dalam hadits qudsi.
    ”Aku bersama hamba-Ku jika dia berdzikir kepadaku. Dengan-Ku kedua bibirnya bergerak”   (HR Ahmad, (2/540) dan selainnya. Dishahihkan Al-Albani. Lihat Shahih Al Jami’, (no.1906))
***
muslimah.or.id
dari buku Syarah Hisnul Muslim, Pensyarah : Majdi bin Abdul Wahhab Ahmad. Referensi dari terbitan Darul Falah dan Pustaka Ar Rayyan

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Jika mengingat akan dosa-dosa, hati orang beriman pasti akan terus menyesal, merasa sedih, bahkan sesekali bisa menetaskan air mata. Taubat memang seperti itu. Orang yang dikatakan bertaubat dengan sebenarnya bila ia menyesali dosa yang telah lalu, meninggalkan maksiat saat ini juga dan bertekad tidak akan mengulanginya lagi di masa mendatang. Sedih dan terus menyesali dosa itulah jalan untuk kembali pada Allah.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more


Indahnya Qiyamul Lail, Sholat Tahajjud di Malam Hari

Qiyamul lail atau yang biasa disebut juga Sholat Tahajjud atau Sholat Malam adalah salah satu ibadah yang agung dan mulia , yang disyari’atkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai ibadah nafilah atau ibadah sunnah. Akan tetapi bila seorang hamba mengamalkannya dengan penuh kesungguhan, maka ia memiliki banyak keutamaan. Berat memang, karena memang tidak setiap muslim sanggup melakukannya.
Andaikan Anda tahu keutamaan dan keindahannya, tentu Anda akan berlomba-lomba untuk menggapainya. Benarkah ?
Ya, banyak nash dalam Alquran dan Assunnah yang menerangkan keutamaan ibadah ini. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Pertama:
Barangsiapa menunaikannya, berarti ia telah mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya: “Dan pada sebagian malam hari, sholat tahajjudlah kamu sebagai ibadah nafilah bagimu, mudah-mudahan Rabb-mu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (Al-Isro’:79)
Dr. Muhammad Sulaiman Abdullah Al-Asyqor menerangkan: At-Tahajjud adalah sholat di waktu malam sesudah bangun tidur. Adapun makna ayat “sebagai ibadah nafilah” yakni sebagai tambahan bagi ibadah-ibadah yang fardhu. Disebutkan bahwa sholat lail itu merupakan ibadah yang wajib bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan sebagai ibadah tathowwu’ (sunnah) bagi umat beliau.” ( lihat Zubdatut Tafsir, hal. 375 dan Tafsir Ibnu Katsir: 3/54-55)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Sholat yang paling utama sesudah sholat fardhu adalah qiyamul lail (sholat di tengah malam).” (Muttafaqun ‘alaih)
Kedua : Qiyamul lail itu adalah kebiasaan orang-orang shalih dan calon penghuni surga. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman surga dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat kebaikan, (yakni) mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (Adz-Dzariyat: 15-18).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sebaik-baik lelaki adalah Abdullah (yakni Abdullah bin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, -ed) seandainya ia sholat di waktu malam.” (HR Muslim No. 2478 dan 2479). Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menasihati Abdullah ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma: “Wahai Abdullah, janganlah engkau menjadi seperti fulan, ia kerjakan sholat malam, lalu ia meninggalkannya.” (HR Bukhari 3/31 dan Muslim 2/185).
Ketiga : Siapa yang menunaikan qiyamul lail itu, dia akan terpelihara dari gangguan setan, dan ia akan bangun di pagi hari dalam keadan segar dan bersih jiwanya. Sebaliknya, siapa yang meninggalkan qiyamul lail, ia akan bangun di pagi hari dalam keadan jiwanya dililit kekalutan (kejelekan) dan malas untuk beramal sholeh.
Suatu hari pernah diceritakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang orang yang tidur semalam suntuk tanpa mengingat untuk sholat, maka beliau menyatakan: “Orang tersebut telah dikencingi setan di kedua telinganya.” (Muttafaqun ‘alaih).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menceritakan: “Setan mengikat pada tengkuk setiap orang diantara kalian dengan tiga ikatan (simpul) ketika kalian akan tidur. Setiap simpulnya ditiupkanlah bisikannya (kepada orang yang tidur itu): “Bagimu malam yang panjang, tidurlah dengan nyenyak.” Maka apabila (ternyata) ia bangun dan menyebut nama Allah Ta’ala (berdoa), maka terurailah (terlepas) satu simpul. Kemudian apabila ia berwudhu, terurailah satu simpul lagi. Dan kemudian apabila ia sholat, terurailah simpul yang terakhir. Maka ia berpagi hari dalam keadaan segar dan bersih jiwanya. Jika tidak (yakni tidak bangun sholat dan ibadah di malam hari), maka ia berpagi hari dalam keadaan kotor jiwanya dan malas (beramal shalih).” (Muttafaqun ‘alaih)
Keempat : Ketahuilah, di malam hari itu ada satu waktu dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengabulkan doa orang yang berdoa, Allah akan memberi sesuatu bagi orang yang meminta kepada-Nya, dan Allah akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya bila ia memohon ampunan kepada-Nya.
Hal itu sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah dalam sabda beliau: “Di waktu malam terdapat satu saat dimana Allah akan mengabulkan doa setiap malam.” (HR Muslim No. 757). Dalam riwayat lain juga disebutkan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Rabb kalian turun setiap malam ke langit dunia tatkala lewat tengah malam, lalu Ia berfirman: “Adakah orang yang berdoa agar Aku mengabulkan doanya?” (HR Bukhari 3/25-26). Dalam riwayat lain disebutkan, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman: “Barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampuninya, siapa yang memohon (sesuatu) kepada-Ku, niscaya Aku pun akan memberinya, dan siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya.” Hal ini terus terjadi sampai terbitnya fajar. (Tafsir Ibnu Katsir 3/54)


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Download MP3 Murattal Al-Qur-an Lengkap Khaled Al-Qahtani
Surat No. Nama Surat Download MP3
1 Al-Fatihah Download
2 Al-Baqarah Download
3 Al-Imran Download
4 An-Nisa’ Download
5 Al-Ma’idah Download
6 Al-An’am Download
7 Al-A’raf Download
8 Al-Anfal Download
9 At-Taubah Download
10 Yunus Download
11 Huod Download
12 Yusuf Download
13 Ar-Ra’d Download
14 Ibrahim Download
15 Al-Hijr Download
16 An-Nahl Download
17 Al-Isra’ Download
18 Al-Kahfi Download
19 Maryam Download
20 Tha­ha Download
21 Al-Anbiya’ Download
22 Al-Hajj Download
23 Al-Mu’minun Download
24 An-Nur Download
25 Al-Furqan Download
26 Ash-Syu’ara’ Download
27 An-Naml Download
28 Al-Qashash Download
29 Al-’Ankabut Download
30 Ar­-Rum Download
31 Luqman Download
32 As­-Sajdah Download
33 Al­-Ahzab Download
34 Saba’ Download
35 Fathir Download
36 Ya­sin Download
37 Ash-Shaffat Download
38 Shad Download
39 Az-Zumar Download
40 Ghafir Download
41 Fushshilat Download
42 Asy-Syura Download
43 Az-Zukhruf Download
44 Ad-Dukhan Download
45 Al-Jatsiyah Download
46 Al-Ahqaf Download
47 Muhammad Download
48 Al-Fath Download
49 Al-Hujurat Download
50 Qaf Download
51 Adz-Dzariyat Download
52 Ath-Thur Download
53 An-Najm Download
54 Al-Qamar Download
55 Ar-Rahman Download
56 Al-Waqi’ah Download
57 Al-Hadid Download
58 Al-Mujadilah Download
59 Al-Hasyr Download
60 Al-Mumtahanah Download
61 Ash-Shaff Download
62 Al-Jumu’ah Download
63 Al-Munafiqun Download
64 At-Taghabun Download
65 Ath-Thalaq Download
66 At-Tahrim Download
67 Al-Mulk Download
68 Al-Qalam Download
69 Al-Haqqah Download
70 Al-Ma’arij Download
71 Nuh Download
72 Al-Jinn Download
73 Al-Muzzammil Download
74 Al-Muddatstsir Download
75 Al-Qiyamah Download
76 Al-Insan Download
77 Al-Mursalat Download
78 An-Naba’ Download
79 An-Nazi’at Download
80 ‘Abasa Download
81 At-Takwir Download
82 Al-Infithar Download
83 Al-Muthaffifin Download
84 Al-Insyiqaq Download
85 Al-Buruj Download
86 Ath-Thariq Download
87 Al-A’la Download
88 Al-Ghashiyah Download
89 Al-Fajr Download
90 Al-Balad Download
91 Asy-Syams Download
92 Al-Lail Download
93 Adh-Dhuha Download
94 Asy-Syarh Download
95 At-Tin Download
96 Al-’Alaq Download
97 Al-Qadr Download
98 Al-Bayyinah Download
99 Az-Zalzalah Download
100 Al-’Adiyat Download
101 Al-Qari’ah Download
102 At-Takatsur Download
103 Al-’Ashr Download
104 Al-Humazah Download
105 Al-Fil Download
106 Quraisy Download
107 Al-Ma’un Download
108 Al-Kautsar Download
109 Al-Kafirun Download
110 An-Nashr Download
111 Al-Masad Download
112 Al-Ikhlas Download
113 Al-Falaq Download
114 An-Nas Download


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Pertanyaan:
Assalamu‘alaikum
Hari Jumat pemerintah menetapkan sebagai hari libur nasional, peringatan wafatnya Al-Masih. Sebagian kaum muslimin berkeyakinan bahwa nabi isa masih hidup. Ada juga yang mengatakan sudah mati. Mana yang benar?
Matur nuwun
Dari: Arfaq


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
FATWA SYAIKH IBNU UTSAIMIN RAHIMAHULLAH 
S: Seorang pendengar dari Sudan bertanya: Jika aku sholat bersama seorang anak kecil di belakang imam, sedangkan anak kecil ini belum baligh. Maksudnya: kami bertiga bersama dengan imam, apakah sholatku sah? Apakah seorang anak kecil bisa menyempurnakan shof? Apakah berdirinya anak kecil di shof depan dalam sholat diterima secara syariat? Aku telah membaca sebuah hadits Abu Musa Al-Asy’ariy tentang masalah ini, yaitu bahwa orang-orang lelaki dewasa bershof kemudian setelahnya anak-anak, kemudian para wanita.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Pada sebuah kesempatan, Syaikh Prof.Dr. Abdul Aziz Bin Muhammad Abdul Latief *) ditanya:
Apakah orang mati dapat mendengarkan hal-hal yang terjadi disekitarnya? Ketika seseorang meninggal, apakah ia dapat merasakan apa yang ada disekitarnya, seperti keberadaan keluarganya, sebelum ia dimandikan, dikafankan lalu dikubur? Lalu apakah mayat tersebut dapat mendengarkan suara-suara disekelilingnya? Karena terdapat hadits yang menyatakan bahwa mayat dapat mendengar hentakan sandal orang yang menguburkannya.
Syaikh Dr. Abdul Aziz Bin Muhammad Abdul Latief menjawab:


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Pertanyaan:
Assalamu’alaikum
Saya lupa shalat isya dan baru ingat d kemudian harinya, apakah saya harus langsung mengantinya atau tidak perlu karena sudah lewat waktunya?
Dari: Andy

Jawaban:


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
Saya mensarikan faedah ini dari faedah-faedah yang telah disebutkan oleh  Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya, Al-Wabib Ash-Shayyib.1
  • Bahwasanya dzikir itu mengusir syetan, menghantamnya dengan telak dan membinasakannya.
  • Bahwasanya dzikir itu mengundang keridhaan Ar-Rahman Azza wa jalla.
  • Bahwasanya dzikir itu mengusir rasa sedih dan gundah dari dalam hati dan mengisi hati dengan sukaria, bahagia , dan semangat.
  • Bahwasanya dzikir itu menguatkan hati dan badan.
  • Bahwasanya dzikir itu memberikan cahaya pada wajah dan hati.
  • Bahwasanya dzikir itu mengundang rezeki.
  • Bahasanya dzikir itu menyelimuti orang yang melakukannya dengan wibawa, rasa manisnya dzikir, dan kecerahan.
  • Bahwasanya dzkir itu mewariskan rasa cinta yang merupakan ruh islam, puncak perputaran agama, dan poros kebahagian dan keselamatan.
  • Bahwasanya dzikir itu mewariskan rasa muraqabah (merasa diawasi oleh Allah) sehingga dengannya seseorang memasuki pintu ihsan. Seseorang menyembah Allah seakan-akan ia melihat-Nya. Dan bagi orang yang lalai tiada jalan menuju dzikir  hinggan sampai ke kedudukan ihsan.
  • Bahwasanya dzikir mewariskan taubat dan kembali kepada Allah Ta’ala.
  • Bahwasanya dzikir  mewariskan kedekatan kepada Allah Ta’ala.
  • Bahwasanya dzikir membukakan baginya pintu agung di antara pintu-pintu pengetahuan. Setiap kali seseorang memperbanyak kadar dzikirnya, bertambah pula pengetahuannya.
  • Bahwasanya dzikir itu mewariskan rasa takut kepada Rabbnya dan semangat mengagungkan–Nya. Hal itu karena kekuasaan dahsyat atas hatinya dan kebersamaannya selalu dengan Allah Ta’ala, yang berbeda dengan orang lalai. Bahwa penutup rasa takut itu sangat tidak kentara dalam hati.
  • Bahwasanya dzikir itu mewariskan kepadanya ingat kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’alaberfirman,
    فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ
    Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu ….” (Al-Baqarah: 152)
    Seandainya tiada keutamaan lain dalam dzikir selain satu keutamaan ini saja, tentu telah cukup utama dan mulia.
  • Bahwasanya dzikir itu mewariskan kehidupan hati. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Dzikir bagi hati, bagaikan air bagi ikan. Maka, bagaimana kondisi ikan jika meninggalkan air?”
  • Bahwasanya dzikir adalah makanan hati dan ruh.
  • Bahwasanya dzikir itu memberikan kebersihan hati dari karatnya. Tidak diragukan bahwa hati berkarat seperti berkaratnya kuningan, perak, dan selainnya. Bersihnya hati adalah dengan dzikir. Sesungguhnya dzikir itu akan menjadikan hati cemerlang hingga seperti cermin yang bersih. Jika dzikir ditinggalkan, hati menjadi berkarat, dan jika berdzkir, maka hati menjadi cemerlang. Hati menjadi berkarat karena dua hal: lalai dan dosa. Dan cemerlangnya karena dua hal: istiqfar dan dzikir. Barang siapa yang kelalaiannya  mendominasi waktu, maka akan menjadi karat yang berlapis-lapis pada hatinya. Karatnya sesuai dengan kelalaiannya. Jika hati berkarat, maka semua pengetahuan tidak akan tergambar sesuai dengan kenyataannya, sehingga melihat kebathilan dalam bentuk kebenaran. Bila karat hati berlapis-lapis, suasan menjadi lebih gelap sehingga tidak akan terlihat baginya bentuk kebenaran sebagai mana aslinya. Jika karat hati berlapis-lapis dan menghitam, lalu dilapisi pembusukan, rusaklah daya analisis dan daya pemahamannya sehinga tidak menerima lagi kebenaran dan tidak mengingkari kebathilan. Ini adalah siksaan hati yang paling dahsyat.
  • Bahwasanya dzikir itu menggugurkan, lalu melenyapkan berbagai kesalahan. Dzikir adalah kebaikan yang paling agung; dan perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.
  • Bahwasanya dzikir itu menghilangkan rasa hampa antara hamba dan Rabbnya. Sesungguhnya bagi seseorang yang lalai antara dirinya dan Rabbnya Ta’ala adanya kehampaan, dan rasa hampa itu tidak akan hilang melainkan dengan dzikir.
  • Bahwasanya apa yang dapat digunakan seorang hamba untuk berdzikir kepada Rabbnya dengan mengagungkan-Nya, atau bertahmid kepada-Nya akan mengingatkan pelakunya pada saat dalam kondisi sulit.
  • Bahwasanya seorang hamba jika mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dengan dzikir kepada-Nya ketika dalm kondisi bahagia, maka akan mengetahui ketika dalam kesulitan.
  • Bahwasanya dzikir itu akan menyelamatkan diri dari azab Allah Ta’ala.
  • Bahwasanya dzikir adalah sebab turunnya ketenangan, meluapnya rahmat, dan liputan para malaikat. Hal itu sebagaimana disampaikan nabi shallallahu alaihi wa sallam.2
  • Bahwasanya dizkir adalah sebab yang menyibukkan lisan sehingga tidak terjerumus perbuatan ghibah, mengadu domba, bekata keji, dan berkata bathil.
  • Majelis-majelis dzikir adalah majelis-majelis para malaikat,  sedangkan majelis-majelis untuk main-main dan lalai adalah majelis-majelis syetan.
  • Bahwasanya ahli dzikir akan merasa bahagia dengan dzikirnya dan para teman duduknya. Dia adalah orang yang penuh berkah dimanapun berada. Sedangkan orang yang lalai akan merasa sengsara dengan main-main dan kelalaiannya. Orang-orang yang bergaul dengannya akan sengsara karenanya.
  • Bahwasanya dzikir akan mengamankan setiap hamba dari kerugian pada hari kiamat. Dan sesungguhnya setiap hamba dalam majelis yang tidak menyebutkan nama Rabbnya Ta’la, maka akan mengalami kerugian di hari kiamat.
  • Bahwasanya menangis dalam kesepian menyebabkan naungan Allah Ta’ala bagi seorang hamba pada hari ketika semua manusia dihimpunkan di mahsyar yang agung di bawah arsy-Nya,sedangkan semua orang berada dibawah panas terik matahari yang melelehkan mereka ditempatnya. Sedangkan seorang ahli dzikir akan mendapatkan naungan dibawah arsy Ar-Rahman Azza wa Jalla.
  • Bahwasanya menyibukkan diri dengan dzikir adalah penyebab bagi turunnya karunia Allah Ta’ala bagi ahli dzikir yang merupakan pemberian terbaik yang diberikan kepada para peminta.
  • Bahwasanya dzikir adalah ibadah yang paling mudah. Dan diantara ibadah yang paling manis dan utama. Sesungguhnya gerakan lisan adalah gerakan anggota badan yang paling ringan dan paling mudah.jika salah satu anggota badan seorang manusia bergerak selama sehari semalam sama dengan gerakan lisan, pasti akan sangat berat terasa olehnya, bahkan hal itu tidak mungkin.
***
muslimah.or.id
disalin dari buku Syarah Do’a dan Dzikir HISNUL MUSLIM, Pensyarah : Majdi bin Abdul Wahhab Ahmad. Penerbit Darul Falah.

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Apa hukum menghilangkan bulu di wajah bagi wanita?
Para ulama dari empat mazhab berselisih pendapat mengenai hukum menghilangkan bulu atau rambut yang ada di wajah bagi wanita.
Pertama, menghilangkan rambut alis hukumnya haram bahkan tergolong dosa besar. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud, Nabi bersabda, “Allah melaknat wanita yang melakukan namsh dan wanita yang di-namsh”. Menghilangkan bulu alis termasuk namsh.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
read more
TANYA : Apakah benar tidak diperbolehkan seseorang dipanggil dengan panggilan “ustadz” dengan alasan bahwa gelar “ustadz” merupakan istilah ikhwanul muslimin yang kerap diucapkan untuk memanggil para da’i dan penuntut ilmu?


JAWAB :
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن اتبع هداه إلى يوم الدين
أما بعد:
Firqah “Al-Ikhwanul Muslimun” mulai didirikan pada tahun 1347 H, atau bertepatan dengan 1920 M, melalui seorang yang berasal dari Mesir yang bernama: Hasan Ahmad Abdurrahman Muhammad Al-banna As-Sa’ati, atau yang lebih populer dengan penyebutan: Hasan Al-banna. Ia mendirikannya bersama enam pemuda di daerah Isma’iliyah.
Para pengikut Al-Ikhwanul Muslimun sangat memuliakan sosok Hasan Al-Banna, bahkan diantara mereka ada yang mensifati Hasan Al-Banna dan kelompoknya sebagai kelompok yang terbebas dari berbagai kekeliruan dan penyimpangan, seperti ucapan salah seorang dari mereka mengatakan:
إن للإخوان صرحا كل ما فيه حسن لا تسلني من بناه إنه البنا حسن
“Sesungguhnya Al-Ikhwan memiliki bangunan tinggi (Jama’ah), yang semuanya didalamnya baik
Jangan engkau bertanya kepadaku siapa yang membangunnya, Sesungguhnya Ia adalah Al-Banna Hasan.”
Para pengikutnya biasa menyebutnya dengan “Ustadz hasan Al-Banna”, kadang pula disebut dengan “Syaikh Hasan Al-Banna”, dan sering pula disebut “Al-Imam Hasan Al-Banna”, dan tidak jarang diberi gelar “Al-Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna”.
Bahkan penyebutan “Imam” lebih sering disematkan kepadanya dari penyebutan “Ustadz” atau “Syaikh”, hal ini disebabkan karena Ikhwaniyun (orang yang menisbatkan dirinya kepada Al-Ikhwanul Muslimun) ketika itu meyakininya sebagai Imam yang wajib untuk dibai’at oleh seluruh kaum muslimin.
(Lihat kitab : Al-Adhwa’ As-Salafiyah, Ummu Ayyub Nurah Bintu Ahsan,hal:15)

Sebagaimana tokoh-tokoh yang lain dari Al-Ikhwanul Muslimun juga kerap disebut dengan panggilan “Ustadz”, “Syaikh”, “Imam” atau mungkin yang lainnya. Namun perlu diketahui bahwa istilah-istilah tersebut bukanlah merupakan ciri khas Al-Ikhwanul Muslimun, yang manakala jika ada seseorang dipanggil dengan sebutan “ustadz”, atau “Syaikh”, atau “Imam”, berarti dia telah mengikuti kebiasaan “Hizbiyah Al-Ikhwanul Muslimun”. Siapa yang menganggapnya demikian, tentu saja hal ini merupakan salah satu statemen yang “nyeleneh”.

Mengenal istilah Al-Imam
Biasanya istilah ini disematkan kepada seseorang yang dijadikan sebagai panutan dan yang diikuti, baik dalam kebaikan atau keburukan. Allah Ta’ala berfirman:
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu Imam-imam yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar . Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS.As-Sajadah: 24)
Demikian pula firman-Nya:
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَإِقَامَ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءَ الزَّكَاةِ وَكَانُوا لَنَا عَابِدِينَ
“Kami telah menjadikan mereka itu sebagai Imam-imam yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka, agar mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah.”
(QS. Al-Anbiya’: 73)

Diantara dalil yang menunjukkan kata “Imam” digunakan dalam keburukan seperti firman Allah:
فَقَاتِلُوا أَئِمَّةَ الْكُفْرِ
“Perangilah imam- imam kekufuran.” (QS. At-Taubah: 12)
Dan firman-Nya:
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ
“Kami jadikan mereka sebagai imam- imam yang menyeru kepada Neraka.” (QS. Al-Qashash: 41)

Didalam Islam, penyebutan Imam tidak ditujukan kecuali kepada mereka yang pantas dijadikan sebagai panutan dalam berislam yang benar, baik dalam perkara aqidah, manhaj, fikih, mu’amalah, dan aspek kehidupan lainnya, dimana dia dikenal sebagai orang yang kokoh diatas kebenaran dan memiliki ilmu yang luas.
Oleh karenanya, menggunakan istilah imam kepada seseorang tanpa melihat kondisi orang tersebut apakah ia pantas mendapatkannya, merupakan hal yang kurang tepat. Diantara yang memberi peringatan dalam masalah ini adalah Al-Allamah Muhammad bin Saleh Al-Utsaimin Rahimahullah, ketika disebutkan gelar “Imam” didepan nama Al-Muwaffaq Ibnu Qudamah, Beliau berkata:
“ini termasuk sikap memudah-mudahkan dalam sebagian perkara, sebab Al-Muwaffaq bukanlah seperti Imam Ahmad, atau Asy-Syafi’i, atau Malik, atau Abu Hanifah, namun Beliau seorang Imam dalam perkara tertentu, ada yang mendukung pendapatnya dan berpegang dengannya, sehingga dia disebut imam dari sisi ini. Adapun imamah (kepemimpinan) yang kedudukannya seperti yang dimiliki Imam Ahmad dan yang semisalnya, Beliau tidak sampai kepada tingkatan tersebut.

Pada masa-masa belakangan ini, semakin banyak penyebutan gelar “Imam” dikalangan manusia, bahkan gelar tersebut disematkan kepada yang terendah dari tingkatan para ulama. Hal ini, kalau hanya sekedar penggunaan lafazh semata, itu perkara yang ringan. Namun ternyata berpengaruh sampai kepada maknanya. Sebab seseorang, jika melihat ada yang diberi gelar imam, maka ucapan-ucapannya pun dijadikan sebagai qudwah (panutan), padahal dia orang yang tidak berhak mendapatkannya. Hal ini seperti ucapan mereka sekarang ini terhadap orang yang terbunuh dalam peperangan: bahwa dia mati syahid. Ini adalah haram, tidak diperbolehkan dipersaksikan kepada setiap orang secara individu bahwa dia mati syahid. Al-Bukhari Rahimahullah menyebutkan bab dalam permasalahan ini dengan : Bab: tidak boleh mengatakan: sifulan Syahid. Bersabda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam:
والله أعلم بمن يجاهد في سبيله والله أعلم بمن يكلم في سبيله
“Allah lebih mengetahui siapa yang berjihad dijalan-Nya, Allah lebih mengetahui siapa yang terluka dijalan-Nya.”
Demikian pula Umar bin Khaththab Radhiallahu anhu melarang dari hal tersebut.
Iya, boleh disebut: siapa yang terbunuh dijalan Allah maka dia syahid, siapa yang terbunuh karena terkena reruntuhan, atau tenggelam maka dia syahid, namun tidak boleh dipersaksikan secara individu tertentu.” (Asy-Syarhul mumti’:1/16-17)

Walhasil, penyebutan Imam kepada seseorang yang layak merupakan hal yang hukumnya boleh, asal ditempatkan pada tempatnya. Jangan hanya karena Al-Ikhwanul muslimin terbiasa menyebut pemimpinnya dengan sebutan “Imam” lalu menghukumi itu sebagai kebiasaan ikhwani, lalu siapa yang melakukannya maka dia telah terjatuh kedalam hizbiyah, atau mengikuti kebiasaan hizbiyah. Namun hendaknya tidak terlalu memperluas dalam penggunaan istilah ini, seperti perbuatan sebagian mereka yang terlalu mudah memberi pujian kepada yang sepemikiran dengannya, bahkan terkadang pujian itu dinilai sangat berlebihan. Namun dalam menyikapi orang yang berselisih dengan mereka, terlalu mudah untuk melemparkan caci maki dan celaan yang mungkin kita tidak pernah mendengar yang sejenis cacian tersebut kecuali dari anak-anak jalanan, preman dan centeng pasar, adapun penuntut ilmu??, saya tidak mengira ada yang berbuat seperti itu.

Satu contoh saja, pernah kami diperlihatkan pamflet pengumuman pengajian yang akan diisi oleh “Imam Ahlus sunnah Wal-jama’ah”!!!. Wah luar biasa, dengan dasar apa diberi gelar “Imam Ahlus sunnah”?, apakah di indonesia ini sudah ada Imam ahlus sunnah wal jama’ah yang patut dijadikan sebagai panutan dalam segala hal, atau termasuk yang disebutkan oleh Ibnu Utsaimin Rahimahullah bahwa itu termasuk bermudah-mudahan dalam penggunaannya?. Kalaulah setiap Imam shalat boleh digelari “Imam” setiap namanya disebutkan, maka alangkah banyaknya para imam Ahlussunnah di negeri kita ini, wallahul musta’an.

Mengenal istilah “Syaikh”
Demikian pula istilah syaikh, ini merupakan penggunaan yang sangat masyhur, khususnya dizaman kita sekarang ini. Biasanya gelar ini diberikan kepada seseorang yang dihormati, dan dianggap memiliki keutamaan dan kelebihan dalam pengetahuan agamanya, meskipun terkadang pada hakekatnya tidak demikian. Seperti penyebutan “Syaikh Sayyid Quthub, Syaikh Umar Tilmisani, Syaikh Sa’id Hawwa”, dan yang lainnya dari penyebutan Al-Ikhwanul Muslimun dalam menghormati tokoh-tokohnya, merupakan hal yang sangat masyhur dari mereka. Namun bukan berarti yang menggunakan istilah ini dikalangan Ahlus sunnah Wal-jama’ah, dihukumi bahwa dia mengikuti kebiasaan Al-Ikhwanul Muslimun atau telah terjatuh kedalam hizbiyah.
Dikalangan Jama’ah Tabligh pun demikian, seringkali panggilan “Syaikh” diucapkan kepada sesama mereka, namun bukan berarti siapa yang menggunakannya dikalangan ahlus sunnah, berarti telah menyerupai kebiasaan jama’ah tabligh atau telah terjatuh kedalam hizbiyah.
Dikalangan Shufiyyah, juga istilah “Syaikh” merupakan istilah yang sangat populer untuk guru-guru atau yang mereka anggap sebagai Wali. Bahkan mereka menyebut Ibnu Arabi dengan sebutan “Asy-Syaikhul Akbar”. Namun bukan berarti jika istilah ini digunakan dikalangan ahlus sunnah, kemudian divonis tasyabbuh dengan mereka atau telah terjatuh kedalam bid’ah dan hizbiyah. Sebab jika demikian, begitu banyak ulama Ahlus sunnah yang terjatuh dalam penyimpangan karena seringnya mereka menyebut istilah ini kepada orang-orang yang mereka hormati.

Mengenal istilah “Ustadz”
Lalu bagaimana dengan istilah ustadz? Nah, inilah letak permasalahannya, yang dengannya sebagian ahlus sunnah dituduh mengikuti cara-cara al-ikhwanul muslimun dalam memanggil para da’inya. Benarkan demikian?. Mari kita mengikuti pembahasan berikut ini:
-Suatu ketika, Imam Muslim bin Al-Hajjaj Rahimahullah mendatangi Imam Bukhari Rahimahullah lalu mencium diantara kedua mata Beliau, dan berkata :
دَعْنِي حَتَّى أُقَبِّلَ رِجْلَيْكَ يَا أُسْتَاذَ الأُسْتَاذِيْنَ وَسَيِّدَ المُحَدِّثِيْنَ وَطَبِيْبَ الحَدِيْثِ فِي عِلَلِهِ
“Ijinkan aku mencium kedua kakimu wahai “ustadz-nya para ustadz”, pemimpin para muhaddits, dan dokternya hadits dalam meneliti penyakit-penyakitnya.”
(Tarikh Baghdad: 13/102, taghliq at-ta’liq: 5/429, ma’rifatu uluumil hadits:114, An-Nukat Ala Ibnis shalaah: 2/717)
Perhatikan ucapan Imam Muslim “Ustadz-nya para ustadz” yang Beliau tujukan kepada Imam Bukhari, sangat nampak menunjukkan bahwa istilah “ustadz” dijaman Beliau merupakan istilah yang sangat populer, sehingga Beliau menggelari Imam Bukhari dengan sebutan “ustadz”. Makna dari ucapan Imam Muslim –Rahimahullah- adalah: “orang- orang yang disebut ustadz itu banyak, akan tetapi Engkau wahai Imam Bukhari adalah ustadz yang terbaik dalam hal ilmu dibanding ustadz- ustadz lainnya.”
Imam Muslim wafat pada tahun 261 H, bulan Rajab, hari Ahad sore, dan dimakamkan pada keesokan harinya. Bandingkan dengan awal mula didirikannya Al-Ikhwanul Muslimun ditahun 1347 H, mungkinkah Imam Muslim –Rahimahullah- atau Imam Bukhari –Rahimahullah- pernah terlibat dalam pergerakan Al-Ikhwanul Muslimun?, Orang yang berakal tentu saja akan menjawab: ada- ada saja.....
Tahukah anda dengan kitab “Ulumul hadits” karya Abu Amr Ibnus Shalaah –Rahimahullah Ta’ala, yang lebih dikenal dengan nama “Muqaddamah Ibnis Shalaah”, bagi seorang penuntut ilmu, terkhusus yang menggeluti ilmu mustalah hadits tentu kitab ini bukanlah kitab yang asing baginya. Pada halaman 144, tatkala Beliau menjelaskan tentang sahnya riwayat perawi yang sedang menulis sementara Syaikh Muhaddits sedang membacakan hadits riwayatnya, Ibnus Shalaah berkata:
“...dan Al-Ustadz Abu Ishaq Al-Isfarayini Al-Faqih Al-Ushuli....”
Ibnus Shalah meninggal pada tahun 643H, kurang lebih 800 tahun sebelum pendiri Al-Ikhwanul Muslimun lahir kedunia ini.
Kenalkah anda dengan kitab “Al-Ba’its Al-Hatsits Syarah Ikhtishar Uluumil hadits”, karya Al-Hafizh Al-Mufassir Ibnu Katsir Rahimahullah?, seorang pemula dalam menuntut ilmu hadits tentu saja mengenal kitab yang sangat masyhur ini. Ketika Al-Hafizh Ibnu Katsir membahas tentang hukum “Mursal shahabah” , Beliau mengatakan:
“...dan mazhab ini dihikayatkan pula dari Al-Ustadz Abu Ishaq Al-Isfarayini..... “
(Al-Ba’its:58).
Al-Hafizh Ibnu Katsir meninggal tahun 774, lebih 600 tahun, jauh sebelum munculnya pergerakan Al-Ikhwanul Muslimun.
As-Suyuthi, dalam muqaddimah kitabnya “Al-Itqan fii Uluumil qur’an” menyebut salah seorang gurunya yang bernama Abu Abdillah Muhyiddin Al-Kafiji dengan sebutan “Ustadz al-ustadzin”, yang artinya ustadznya para ustadz.
(Al-Itqan,As-Suyuthi:1/4)
Abdurrahman bin Abi Bakar As-Suyuthi Rahimahullah, meninggal dimalam jum’at diwaktu sahur, tanggal 19 jumadal Ula, tahun 911 H, 400 tahun lebih, jauh sebelum didirikannya Al-Ikhwanul Muslimun. Kapankah As-Suyuthi Rahimahullah terlibat dalam gerakan Al-Ikhwanul Muslimun, sehingga Beliau memanggil gurunya dengan penyebutan ustadz?

Sesungguhnya masih banyak dan masih banyak lagi penyebutan istilah ustadz yang biasa digunakan oleh para ulama terdahulu, jauh sebelum Al-Ikhwanul Muslimun terlahir ke dunia ini. dan apa yang kami sebutkan ini ibarat setetes air bila dibandingkan dengan air laut yang demikian luas. Kalaulah kami harus menyebutkan dari setiap kitab penggunaan para ulama terhadap istilah ini, mungkin kami membutuhkan dua jilid kitab untuk menyelesaikannya, bahkan mungkin lebih.....

Sebagai faedah...
Salah satu cara para ulama salaf terdahulu, jika ingin menyingkap kedustaan para perawi yang berdusta atas nama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, tatkala diantara mereka ada yang mengaku pernah bertemu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan mendengar langsung darinya, atau mengaku bertemu dengan salah seorang sahabat, atau bertemu salah seorang perawi, dan yang semisalnya, maka ketika para Ulama al-jarah wat ta’dil hendak meneliti kebenaran berita dari perawi tersebut, mereka menggunakan “perhitungan waktu dan masa hidup” untuk membandingkan apakah memungkinkan terjadi pertemuan antara kedua periwayat hadits tersebut. Jika tidak, maka dipastikan bahwa pengakuan itu hanya merupakan dusta belaka.
Berkata Sufyan Ats-Tsauri Rahimahullah:
لما استعمل الرواة الكذب استعملنا لهم التاريخ
“Tatkala para perawi menggunakan cara dusta, kami menggunakan “perhitungan waktu” untuk mereka.”
(Al-Kifayah fii Ilmir Riwayah,Al-Khathib Al-Baghdadi:119)
Dengan melihat perhitungan waktu, tersingkaplah kedustaan sebagian kaum, semoga kita semua bisa mengambil pelajaran darinya.
Wallahul Muwaffiq.


Ditulis oleh: Abu Muawiyah Askari bin Jamal
9 shafar 1433 H.

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers