Mengaku salah jauh lebih baik dan terhormat, daripada berusaha
membenarkan yang salah karena kita tidak mampu menjalankannya, atau
tidak mau meninggalkannya.
Misalnya ketika anda merasa berat memanjangkan jenggot, atau terpaksa
harus mencukurnya sampai habis karena sesuatu hal, maka jangan berusaha
mencari pembenaran untuk hal itu.
Tapi hendaklah anda mengakui kesalahan itu, agar diri anda terdorong
untuk selalu memohon ampun atas kesalahan itu, dan agar pada saatnya
nanti anda bisa meninggalkan kesalahan itu.
Syeikh Ali Thontowi –rohimahulloh– pernah mengatakan, ketika beliau memangkas jenggot dan belum bisa memanjangkan jenggotnya:
“Adapun masalah memangkas habis jenggot (yang kulakukan), maka
demi Allah aku tidak akan mengumpulkan pada diriku (dua keburukan,
yakni); perbuatan buruk dan perkataan buruk, Aku tidak akan
menyembunyikan kebenaran karena aku menyelisihinya, aku juga tidak akan
berdusta atas nama Allah dan berdusta kepada manusia.
Aku mengakui bahwa diriku salah dalam hal ini, sungguh aku telah
berusaha berkali-kali untuk meninggalkan kesalahan ini, tapi aku kalah
oleh nafsu syahwatku dan kekuatan adat (masyarakat).
Dan aku terus memohon kepada Allah agar memberikan pertolongan kepada diriku sehingga aku bisa memanjangkannya.
Dan hendaklah kalian juga meminta kepada Allah agar aku bisa
memanjangkannya, karena doa seorang mukmin kepada mukmin lainnya -jika
dilakukan tanpa sepengetahuannya-; tidak akan ditolak insyaAllah”.
[Kitab: Ma’an Nas, karya: Syaikh Ali Ath Thontowi, hal: 177-178].
Dan alhamdulillah di akhir hayatnya, beliau bisa memanjangkan
jenggotnya, lalu beliau menjelaskan hal itu dalam catatan kaki pada
halaman tersebut, beliau mengatakan: “Dan Allah telah memberikan pertolongannya kepadaku (untuk memanjangkannya), maka hanya bagi-Nya segala pujian“.
***
Penulis: Ustadz Musyaffa Ad Darini, Lc., MA
Penulis: Ustadz Musyaffa Ad Darini, Lc., MA
Artikel Muslim.or.id
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer