Selama
ini menteri agama RI selalu jelas penolakannya kepada ajaran sesat
syiah, apalagi bapak Surya Darma Ali yang jelas-jelas ikut membendung
jangan sampai ajaran syiah yang sesat ini menyebar di Indonesia yang
Sunni, sebab jika ajaran syiah menyebar maka negera Indonesia dan umat
Islam Indonesa dalam ancaman. Namun sangat disayangkan, mentri agama
yang baru, di era pemerintahan bapak Jokowi ini, yaitu Bapak Lukman
Hakim saifuddin ternyata justru mendukung proyek syiah untuk menyebarkan
faham sesat Syiah, salah satu proyek syiah yang paling baru dan
menonjol adalah peluncuran buka “Syiah Menurut Syiah” terbitan ABI
(Ahlulbait Indonesia).
Buku ini jelas syiah imamiyah yang sesat:
Mengimani imam Ali adalah penerima wasiat imamah setelah nabi. Bahkan
dizaman nabi syiah dengan konsep imamah ali ini sudah ada Ali diangkat
menjadi khalifah di ghadir khum Imam ali ma’shum Imam ma’shum ada 12
Imam syiah lebih tinggi dari semua Nabi Abu Bakar, Umar dan Usman bukan
imam dan juga bukan sahabat nabi yang baik Hak Ali dirampas di saqifah
bani saidah, seharusnya itu hak Ali tapi dirampas dan diberikan kepada
abu bakar.
Hadits wasiat untuk berpegang teguh dengan
al-quran dan sunnah tidak benar, yang benar adalah “ikutilah al-quran
dan ahli baitku” (hadits Tsaqalain) Hadits “ikutilah sunnahku dan sunnah
khulafa’ rasyidin’ sama dengan menurunkan derajat nabi. Nabi tidak bisa
diganti kecuali oleh yang ma’shum!” Mencela
sahabat tidak shahih haditsnya Muawiyah dan pasukannya khawarij Abu
thalib beriman Syaikh Ibnu Taimiyyah dan syaikh Muhammad bin Abdul Wahab
dan para salafi adalah gerombolan madzhab horor.
Buku ini membantah buku Majelis Ulama
Indonesia pusat tentang mengenal dan mewaspadai penyimpangan syiah di
Indonesia Demikianlah sekilas gambaran isi buku “Syiah menurut Syiah”,
sangat vulgar dan kasar terhadap para sahabat Nabi -Shalalahu alaihi wa
salam-, terhadap para ulama ahli hadits, terhadap Majelis Ulama
Indonesia dan para ulama Ahlussunnah khususnya Ibnu Taimiyyah dan
Muhammad bin Abdul Wahhab dan yang dianggap pengikutnya. Namun sangat
disayangkan buku syiah tersebut mendapatkan dukungan penuh dari menteri
agama RI yang baru. Yang dengan pengantarnya saja telah memberikan kesan
bahwa buku ini baik, legal, benar, dan kuat hujjahnya. Oleh karena itu
buku ini penuh dengan syubhat (kerancuan, yang sesat terlihat benar) dan
tasykik (meragukan kebenaran) yang perlu dibongkar biar pembaca tidak
sesat. Imam ali berkata:
وإنما سميت الشبهة شبهةً لأنها تشبه الحق
“sesungguhnya syubhat disebut syubhat
karena dia mirip dengan kebenaran.” Di bagian pertama ini mari kita
lihat pengantar menteri agama: 1.
Di halaman (iv) diakui oleh menteri agama
bahwa “perbedaan kontradiktif itu membuat kita terpecah belah”. Dia
berkata: “kalau kemudian ada perbedaan-perbedaan, hendaknya dimaknai
dalam koridor memperkaya keragaman variatif dan bukan kontradiktif yang
membuat kita terpecah belah.” Namun sayang sunnah syiah yang sangat
kontradiktif ini dianggap tidak kontradiktif. Ataukah mentri agama tidak
mengetahui perbedaan sunnah dan syiah?! Ataukan pengantar ini bukan
dari menteri agama?!
Ajakan menerima ajaran syiah sebagai
keragaman variatif ini hanya menguntungkan syiah, dan merusak sunnah.
Ajakan menteri agama ini berarti mengajak untuk melupakan kewajiban
inkar munkar, melupakan ayat-ayat dakwah, dan hadits-hadits wasiat nabi
untuk menjadi firqah najiyah, untuk membela para sahabatnya dan
keluarganya. Bahkan jelas syiah bagaimana menolak sahabat sahabat abu
bakar, umar dan usman, menolak hadits-hadits Nabi -Shalallahu alaihi wa
salam- yang shahih yang menjadi landasan sunnah dan ahlussunnah.
Perbuatan seperti ini adalah dosa umat terdahulu: albaqarah 42
وَلا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْباطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (42
“dan janganlah kamu campur aduk yang hak
dengan yang batil, dan janganlah kamu sembunyikan kebenaran sementara
kamu menngtahui.” Jadi ajakan mentri berbeda dengan ajakan al-Quran,
tidak boleh mencampur haq dan batil, tidak boleh nutupi yang haq, tidak
boleh bersatu diatas sesuatu yang bukan hablullah. Allah berfirman dalam
Ali Imran 103
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعاً وَلا تَفَرَّقُوا
“berpeganglah dengan tali agama Allah
semuanya, dan jangan bercerai berai.” Mengajak bersatu dengan menerima
dan mendiamkan kebatilan syiah jelas perbuatan nista yang dilarang oleh
Allah -Subhanahu wa ta’ala-. Seharusnya menteri agama mengajak syiah
untuk kembali kepada Agama Allah buka kepada kesesatan-kesesatan yang
dibungkus dengan syubhat-syubhat, dan berakibat menghancurkan umat Islam
Indonesia dan Negara Indonesia. 2. Menteri agama berkata: Sangat boleh
jadi perbedaan-perbedaan itu telah termaktub dalam buku induk lauhil
mahfuzh sebagai sekenario ilahi untuk menjaga kehormatan manusia sebagai
ciptaan terbaik-Nya” Ucapan ini banyak mengandung keanehan, namun
intinya saja yang kami tanggapi. Menteri agama menyebut
“perbedaan-perbedaan umat islam itu untuk menjaga kehormatan manusia”
tanpa menyebutkan adanya perbedaan yang merusak manusia. Apakah
perbedaan yang bersifat kesesatan dan syirik misalnya bisa disebut untuk
menjaga kehormatan manusia? Mana konsep al-haq dan bathil? Mana konsep
Iman dan kufur? Mana konsep tauhid dan syirik, mana konsep sunnah dan
bid’ah? Sungguh ucapan ini mengingatkan kita kepada faham pluralism yang
merusak. apakah pengantar ini ditulis oleh seorang pluralis? Wallahu
a’lam
مسند أبي يعلى الموصلي (12 / 116): 6749 – حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ، حَدَّثَنَا ابْنُ إِدْرِيسَ، عَنْ أَبِي الْجَحَّافِ دَاوُدَ بْنِ أَبِي عَوْفٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو الْهَاشِمِيِّ، عَنْ زَيْنَبَ بِنْتِ عَلِيٍّ، عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ مُحَمَّدٍ، قَالَتْ: نَظَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى عَلِيٍّ فَقَالَ: «هَذَا فِي الْجَنَّةِ، وَإِنَّ مِنْ شِيعَتِهِ قَوْمًا يَعْلَمُونَ الْإِسْلَامَ، ثُمَّ يَرْفُضُونَهُ، لَهُمْ نَبَزٌ يُسَمَّوْنَ الرَّافِضَةَ مَنْ لَقِيَهُمْ فَلْيَقْتُلْهُمْ فَإِنَّهُمْ مُشْرِكُونَ» [حكم حسين سليم أسد] : إسناده صحيح
Nabi -Shalallahu alaihi wa salam- melihat
kepada Ali -Radiallahuanhu- lalu berkata: “Ini (maksudnya adalah Ali)
ada di surga, dan diantara syiahnya ada satu kaum yang mengerti islam
kemudian menolaknya, mereka memiliki tanda disebut rafidhah, barang
siapa bertemu mereka maka bunuhlah (diriwayat lain perangilah)
sesungguhnya mereka itu musyrik.”
Husain Salim Asad menghukuminya: sanadnya
shahih. Abu Ya’la, Bazzar, Thabrani meriwayatkan sabda Nabi -Shalallahu
alaihi wa salam-:
يا علي سيكون في أمتي قوم ينتحلون حب أهل البيت لهم نبز يسمون الرافضة قاتلوهم فإنهم مشركون.
“Wahai Ali akan ada dalam umatku kaum yang
madzhabnya adalah “cinta ahlul bait” mereka memiliki tanda (gelar)
mereka disebut Rafidhah, perangilah mereka karena mereka musyrik.”
(al-Haitsami berkata: Thabrani berkata: dan sanadnya hasan. Al-Sunnah
karya ibnu Abi Ashim dicetak bersama Zhilal al-Jannah, takhrij Syaikh
al-Albani, 2/476)
Abdullah bin Imam Ahmad berkata: saya
Tanya ayah saya: siapakah Rafidhah?: beliau berkata: yaitu orang-orang
yang mencela atau mencaci Abu Bakar dan Umar.” (al-Sunnah, Abdullah bin
Ahmad, 1273)
SYIAH Indonesia yang mengaku Ahlul Bait
Indonesia ternyata Rafidhah karena mencela Abu Bakar dan Umar dengan
meyakini dan mengatakan: Abu Bakar dan Umar dan para sahabat baik
muhajirin dan anshar membekukan fungsi Imamah Imam Ali dan merampasnya!
Maka Abu Bakar dan Umar bukanlah imam melainkan hanya Khalifah secara de
facto! Dan Abu Bakar dan Umar bukan sahabat Nabi yang baik, bukan
teladan yang baik” Bukankah ini mencela Abu Bakar dan Umar?! Maka
Benarlah Rasulullah -Shallahu alaihi wa salam- Baca buku “Ahlul Bait dan
Sahabat, Hak dan Kewajiban”
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer