Puji dan syukur kita panjatkan kepada
Allah Subhanahu wa ta’ala atas berbagai nikmat yg telah Allah berikan,
utamanya nikmat “ISLAM, IMAN dan SUNNAH” yang sangat mahal dan sangat
berharga dan tidak ada bandingannya/tidak ternilai. Marilah kita
renungkan firman Allah Subhanahu wa ta’ala sbb :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا بَعِيدًا (١٣٦)
“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah
beriman kepada Allah dan RasulNya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al
Qur’an) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang diturunkan
sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang
itu telah tersesat sangat jauh.” (Q.S. An Nisa : 136)
Dan juga firman-Nya :إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالإنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (١١١)
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari
orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan jannah untuk
mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau
terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam
Taurat, Injil dan al-Qur’an. (Q.S. At-Taubah: 111)
Demikianlah sebuah gambaran yg diberikan oleh Allah Subhanahu wa
ta’ala dalam ayat-Nya Yang Mulia tentang “NILAI IMAN” yg berada pada
diri seorang “MUKMIN”. Jiwa dan harta orang-orang yg beriman akan
ditukar dengan jannah (surga) di akhirat kelak. Suatu tempat/Taman
keindahan tanpa cela dengan kebahagiaan tanpa batas. Setiap jiwa orang
yg memiliki iman yg masuk jannah akan mendapat Ridha Allah. Tiada lagi
dosa dan kemurkaan terhadapnya.Firman Allah Subhanahu wa ta’ala di bawah ini menggambarkan lebih jelas lagi mengenai sangat berharganya “IMAN” yang mungkin selama ini masih samar bagi kita semua.
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْ أَحَدِهِمْ مِلْءُ الأرْضِ ذَهَبًا وَلَوِ افْتَدَى بِهِ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ (٩١)
Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan
mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima
dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus
diri dengan emas (yang sebanyak itu). Bagi mereka itulah siksa yang
pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong. (Q.S. Ali
‘Imran: 91)
Jelas sekali disebutkan dalam ayat tersebut bahwa Allah tidak akan
menerima tebusan dari orang-orang yg tidak ber-IMAN agar mereka
dibebaskan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga. Walaupun
orang-orang kafir itu menebus dengan “Emas Sepenuh Bumi” sekalipun,
sebenarnya ungkapan/perumpamaan2 tesrsebut sebagai hinaan/ejekan bagi
orang2 Kafir, dikarenakan kekayaannya yg dimilikinya tidak sebutir
pasirpun sebanding dengan”Emas Sepenuh Bumi”. Dan kekayaan yg mereka
sangka miliknya yg di-usahakannya pada hakekatnya datangmya dari Allah
Ta’ala, tetapi mereka ingkari hal tsb.Karena yang dapat menebus hal itu hanyalah IMAN. Dan hanyalah orang-orang mukmin yg memiliki iman yg bisa dibebaskan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga. Nyatalah bahwa ternyata “iman tidak dapat dibeli walaupun dengan emas sepenuh bumi”. Jangankan dengan emas sepenuh bumi, tebusan manusia pun tidak dapat mengeluarkan seseorang yg tidak memiliki iman dari siksa neraka. Firman Allah;
يُبَصَّرُونَهُمْ يَوَدُّ الْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِي مِنْ عَذَابِ يَوْمِئِذٍ بِبَنِيهِ (١١)
وَصَاحِبَتِهِ وَأَخِيهِ (١٢)
وَفَصِيلَتِهِ الَّتِي تُؤْوِيهِ (١٣)
وَمَنْ فِي الأرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ يُنْجِيهِ (١٤)
كَلا إِنَّهَا لَظَى (١٥)
Orang kafir ingin kalau sekiranya dia
dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya, dan
isterinya dan sauradaranya. Dan kaum familinya yang melindunginya (di
dunia). Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian (mengharapkan)
tebusan itu dapat menyelamatkannya. Sekali-kali tidak dapat.
Sesungguhnya naar itu adalah api yang bergejolak. (Q.S. Al-Ma’arij:
11-15)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda,لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ قَتْلِ رَجُلٍ مُسْلِمٍ
Musnahnya dunia jauh lebih ringan bagi
Allah daripada terbunuhnya jiwa seorang mukmin dengan cara yg tidak hak.
(HR. Ibnu Majah dan al-Baihaqi dan dishahihkan oleh al-Albani).
Itulah nilai iman, mahal tidak terkira, bahkan melebihi emas sepenuh
bumi, bahkan lenyapnya langit, bumi dan alam semesta jagad raya ini
sekalipun. Iman yg dengannya seseorang bisa terbebas dari pedihnya siksa
neraka dan yg dengan iman itu pulalah seseorang bisa menikmati
kebahagiaan yg kekal nan abadi di dalam surga. Dan sesungguhnya kekayaan
dan kebahagian yg HAKIKI, yaitu adalah bisa merasakan nikmatnya ISLAM
IMAN dan SUNNAH, buah dari Ilmu Dien yg HAQ dan bermanfaat. Bahkan
melebihi emas sepenuh bumi sekalipun, tidak pernah di-dalam AQ ada orang
yg mempunyai emas sepenuh bumi. Bahkan Qorun yg hartanya tidak mungkin
tertandingi sekalipun, padahal sebelumnya banyak yg kekayaannya melebihi
dari Qorun. Perumpamaan2 tsb adalah penghinaan bagi mereka orang2
Kafir, bahwa kekayaan Allah tidak hanya sebatas emas sepenuh bumi,
bahkan lebih drpd itu bahkan jika Allah menginginkan maka Alam Semesta
Jagad Raya ini sangat mudah bagi Alah untuk dijadikan emas seluruhnya.Mereka saking kuat ingin kembali ke-dunia buat/ingin menebus dosa2nya dg emas sepenuh bumi, padahal kekayaannya sewaktu di-dunia tidak ada sebutir pasirpun di-bandingkan dengan emas sepenuh bumi. Bahkan saking kuat tekadnya buat kembali ke-dunia dikarenakan melihat Dahsyatnya Adzab yg sangat pedih. Padahal mereka bermimpi bagaikan ”ONTA MELEWATI LUBANG JARUM”.QS.al.A’raf.40, it is impossible to go back into the world ”MUSTAHIL”
إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ (٤٠)
“ Sesungguhnya orang2 yg mendustakan ayat2 Kami dan menyombongkan diri
terhadapnya, tidak akan dibukakan baginya pintu langit dan tidak pula
masuk surga “sampai Onta masuk lubang jarum”.QS.al.A’araf.40.
Bahkan saking hoplesnya terakhir permintaan mereka orang2 Kafir minta
dikembalikan ke dunia sebagai binatang, apapun binatangnya sewaktu
mereka menyaksikan seluruh binatang di-adili mana yg di-dzolimi dan
mendzolimi di-antara mereka, lalu mereka dikembalikan ke-Tanah.
Sedangkan yg namanya Manusia“HIDUP KEKAL ABADI”, tidak lagi mengenal yg
namanya ”KEMATIAnN”, karena Kematian telah di-SEMBELIH, diserupakan
domba putih, lalu disembelih dan di-saksikan di-antara penduduk Surga
dan penduduk Neraka. Hadits shahih. Dan ada yg bertanya, koq bisa….Kalau
sudah ada Nash2 yg Qoth’i/Dalil2 yg shahih kita tunduk “sami’na
waatho’na”, dan juga ayat2 tsb adalah muhkam, bukan mutasyabih. Bukankah
di-AQ Allah katakan, bahwa nanti kulit, tangan dan kaki kita akan
berbicara dan menjadi saksi akan perbuatan kita sewaktu di-dunia. Lalu
apakah kita akan tanyakan lagi, koq bisa tangan, kaki dan kulit
berbicara, kan nggak ada mulutnya……, jawabannya karena Akal kita
sempit/kecil. Tetapi kalau Akal2 orang yg ber-Iman InsyaAllah besar dan
muat.Allah Ta’ala berfirman,
الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (٦۵)
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan
tangan-tangan mereka berkata kepada Kami dan kaki-kaki mereka memberi
kesaksian terhadap apa yang telah mereka usahakan. QS Yasin :65
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan
tentang ayat ini, “ Ini adalah kondisi orang-orang kafir/Musyrik dan
orang-orang munafik pada hari kiamat ketika mereka mengingkari perilaku
buruk yang mereka lakukan di dunia serta bersumpah dengan apa yang telah
mereka lakukan.
Lalu Allah menutup lisan-lisan/Mulut2 mereka, sedangkan anggota tubuh mereka berbicara tentang apa yang sudah mereka perbuat.”
Lalu Allah menutup lisan-lisan/Mulut2 mereka, sedangkan anggota tubuh mereka berbicara tentang apa yang sudah mereka perbuat.”
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu
meriwayatkan, “Suatu kali kami berada di sisi Rasulullah shalallahu
alaihi wa sallam lalu tiba-tiba beliau tertawa, kemudian bersabda,
“Tahukah kalian apa yang menyebabkan aku tertawa?” Kami menjawab, “
Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Lalu beliau bersabda,
مِنْ مُخَاطَبَةِ الْعَبْدِ رَبَّهُ يَقُولُ يَا رَبِّ أَلَمْ تُجِرْنِي مِنْ الظُّلْمِ قَالَ يَقُولُ بَلَى قَالَ فَيَقُولُ فَإِنِّي لَا أُجِيزُ عَلَى نَفْسِي إِلَّا شَاهِدًا مِنِّي قَالَ فَيَقُولُ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ شَهِيدًا وَبِالْكِرَامِ الْكَاتِبِينَ شُهُودًا
“Aku tertawa karena ada percakapan hamba
terhadap Rabbnya, hamba itu berkata, “Wahai Rabbku! Bukankah engkau akan
menjatuhkan hukuman kepadaku lantaran kedzaliman? Allah menjawab, “Ya
tentu.” Rasul melanjutkan sabdanya, lalu hamba itu berkata, “Kalau
begitu aku tidak mau diberi sangsi kecuali ada saksi dari diriku
sendiri, lalu Allah berfirman, “Cukuplah dirimu pada hari ini menjadi
saksi atas dirimu sendiri, dan para Malaikat pencatat juga menjadi
saksi.”
Lalu dikuncilah mulutnya kemudian
dikatakan kepada anggota-anggota badannya, bicaralah kamu! Lalu
anggota-anggota badan itu menceritakan tentang amal perbuatannya.
Kemudian ketika dia dibebaskan dan bisa bicara lagi, ia berkata,
“Celakalah kalian, padahal untuk kalianlah aku membela dan membantah.”
(HR Muslim)
Diantara para saksi yang dihadirkan pada
hari Kiamat, bisa jadi kesaksian yang diberikan anggota tubuh sendirilah
yang paling dramatis sekaligus menyakitkan. Semasa di dunia, anggota
tubuh sepenuhnya taat pada majikannya. Ia dikendalikan sepenuhnya, untuk
memegang, berjalan dan beraktivitas. Pada Hari itu, di luar
kesadarannya masing-masing memberi kesaksian. Anggota tubuh justru malah
membeberkan aib-aib dan kesalahan sendiri secara detil dan
terang-terangan .
Mata akan bersaksi atas apa yang dilihatnya, telinga bersaksi atas apa yang telah didengarnya, tangan berkisah tentang apa saja yang telah digenggam dan disentuhnya, kakipun menuturkan kembali riwayat seluruh perjalanannya.
Mata akan bersaksi atas apa yang dilihatnya, telinga bersaksi atas apa yang telah didengarnya, tangan berkisah tentang apa saja yang telah digenggam dan disentuhnya, kakipun menuturkan kembali riwayat seluruh perjalanannya.
Allah Ta’ala berfirman,
وَيَوْمَ يُحْشَرُ أَعْدَاءُ اللَّهِ إِلَى النَّارِ فَهُمْ يُوزَعُونَ (١٩)
حَتَّى إِذَا مَا جَاءُوهَا شَهِدَ عَلَيْهِمْ سَمْعُهُمْ وَأَبْصَارُهُمْ وَجُلُودُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (٢٠)
وَقَالُوا لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدْتُمْ
عَلَيْنَا قَالُوا أَنْطَقَنَا اللَّهُ الَّذِي أَنْطَقَ كُلَّ شَيْءٍ
وَهُوَ خَلَقَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (٢١)
وَمَا كُنْتُمْ تَسْتَتِرُونَ أَنْ يَشْهَدَ
عَلَيْكُمْ سَمْعُكُمْ وَلا أَبْصَارُكُمْ وَلا جُلُودُكُمْ وَلَكِنْ
ظَنَنْتُمْ أَنَّ اللَّهَ لا يَعْلَمُ كَثِيرًا مِمَّا تَعْمَلُونَ (٢٢)
وَذَلِكُمْ ظَنُّكُمُ الَّذِي ظَنَنْتُمْ بِرَبِّكُمْ أَرْدَاكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ مِنَ الْخَاسِرِينَ (٢٣)
“Dan (ingatlah) hari (ketika) para musuh
Allah digiring ke dalam neraka lalu mereka dikumpulkan (semuanya).
Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan
kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka
kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka, “Mengapa kamu menjadi
saksi terhadap kami?” Kulit mereka menjawab, “Allah yang menjadikan
segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula)
berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali yang pertama dan
hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. Kamu senantiasa menyembunyikan
dosa-dosamu bukan sekali-kali lantaran kamu takut terhadap persaksian
pendengaran, penglihatan, dan kulitmu terhadapmu, tetapi karena kamu
mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu
kerjakan. Dan ini adalah prasangka jelek yang kamu miliki sangka
terhadap Tuhan-mu, prasangka itu telah membinasakan kamu, maka jadilah
kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (Qs. Fushilat: 19-23).
Maka yang tersisa hanyalah sebuah protes
yang tak berarti, “Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kita sendiri?”
Dan Allah Ta’ala menjawab,
“ …agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah.” (Qs. An-Nisa: 165).
Wallahu’alam.RRZ rachmat ramdanFree Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer