Bismillahirrahmanirrahim.
Saudaraku yang aku cintai dan aku sayangi karena Allah Subhanahu wata'ala. Puji dan syukur
kepada Allah selalu kita ucapkan dan kita haturkan hanya
kepada-Nya. Nikmat begitu banyak yang kita terima, sampai Allah ‘D
katakan:
وَإِنْ تَعُدُّوا
نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا
“Sekiranya kalian menyebut dan menghitung nikmat-nikmat Allah Subhanahu wata'ala kalian tidak
mampu untuk menghitungnya”. (QS. An Nahl: 18)
Maka, sepantasnya seorang beriman untuk bisa mensyukuri
nikmat-nikmat tersebut. Bentuk syukur kita kepada Allah Subhanahu wata'ala adalah diantaranya seorang mukmin, seorang muslim dituntut untuk
berlaku jujur. Allah Subhanahu
wata'ala sebutkan dalam Al Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kalian kepada Allah Subhanahu wata'ala dan jadilah
kalian termasuk orang-orang yang jujur”. (QS. at-Taubah: 119)
Secara khusus Rasulillah Shalallahu alaihi Wassallam telah menyebutkan dalam sebuah hadits:
عليكمْ بالصِّدقِ ؛ فإنَّ
الصِّدقَ يهدي إلى البِرِّ ، وإن البِرَّ يهدي إلى الجنَّةِ ، ولا يزالُ الرَّجلُ
يصدُقُ ويتحرَّى الصِّدقَ حتَّى يكتَبَ عندَ اللَّهِ صِدِّيقًا . وإِيَّاكم والكذِبَ ، فإن الكذِبَ يهدي إلى
الفُجورِ ، وإن الفجورَ يهدي إلى النَّارِ ، ولا يزالُ الرَّجلُ يكذِبُ ويتحرَّى
الكذِبَ حتَّى يُكتبَ عندَ اللَّهِ كذَّابًا
“Nabi Shalallahu alaihi
Wassallam menjelaskan: jujurlah kalian karena
kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan itu membawa kepada surga
Allah Subhanahu wata'ala. Dan
senantiasa seorang berusaha untuk berlaku jujur dan berusaha berbuat jujur
sehingga Allah Subhanahu wata'ala
akan mencatatnya termasuk orang-orang yang jujur. Kemudian, hindarilah
kebohongan dan jauhkanlah kebohongan, kedustaan. Sesungguhnya kebohongan itu
akan membawa kepada kejahatan-kejahatan. Dan kejahatan itu akan membawa orang
ke api neraka. Dan senantiasa seorang untuk berbuat kebohongan berduta,
berdusta, berdusta sehingga Allah Subhanahu
wata'ala akan mencatatnya termasuk orang-orang yang berdusta”.
Dusta, sungguh sangat mengerikan akibatnya. Namun sebaliknya
kejujuran sungguh sangat nikmat ujungnya yaitu surga Allah Subhanahu wata'ala. Telah banyak manfaat
yang bisa diambil dan bisa dirauk ketika seorang berlaku jujur diantaranya
sebagaimana telah diqishohkan dalam hadits Rasulillah H yaitu tiga orang
sahabat yang tidak sempat ikut berperang di perang tabuk (Ka’ab bin Malik,
Hilal dan Muroroh).
Apa yang menyelamatkan Ka’ab bin Malik I setelah dia
mengungkapkan tidak ada alasan dihadapan Nabi Shalallahu alaihi Wassallam untuk tidak ikut berperang, melainkan
hanya bermalas-malasan saja? Yang menjadikannya diselamatkan oleh Allah Subhanahu wata'ala adalah jujur,
kejujurannya, dia mengakui kesalahannya dihadapan Rasulillah Shalallahu alaihi Wassallam maka Allah Subhanahu wata'ala pun telah
mengabadikan namanya dalam Al Qur’an. Karena apa? Karena kejujurannya.
Kemudian kita juga melihat suatu qishshoh atau kita mendengar suatu
qishshoh di zaman Al-Hajjaj Ibnu Tsaqofi kita mengetahui bagaimana kejahatannya
Hajjaj. Bagaimana kebengisannya dia mencari seseorang yang mana orang
tersebut ingin dihukum oleh Hajjaj. Mau ditangkap namun sekian kali dan sekian
waktu dan sekian lama dia tidak menemukan orang ini. Datanglah salah seorang
dari pembantunya mengatakan, “Wahai Hajjaj jikalau kamu menghendaki untuk
menangkap si fulan kamu panggil bapaknya. Kamu tanya bapaknya. Karena apa?
Karena diketahui bapaknya adalah orang yang jujur dan disini adalah saat
pembuktian bagaimana kejujuran sang ayah.”
Akhirnya, dipanggillah sang Bapak oleh Hajjaj Ibnu Yusuf
Ats-Tsaqofi. “Mana anakmu fulan? Aku mencarinya, aku membutuhkannya.”
Orang-orang di sekelilingnya sungguh tidaklah mengira bahwasanya si bapak ini
akan berkata jujur yang mana Hajjaj mengatakan aku sudah sekian lama untuk
mencarinya namun aku tidak menemukan, maka sang bapak mengatakan, “Wahai Hajjaj
jikalau engkau ingin mendapatkan anakku engkau datangi rumah si ini, pada waktu
begini”.
Maka benar, ternyata apa yang dikatakan oleh sang bapak, persis,
didapatkanlah sang anak dan ditangkap oleh Hajjaj Ibnu Yusuf. Orang-orang
disaat itu sudah hawatir dan takut kalau sekiranya si fulan sudah ditangkap,
habislah dia. Namun apa? Yang namanya kejujuran Allah Subhanahu wata'ala tidak pernah akan
sia-siakan Dia.
Sahabat Nabi Shalallahu
alaihi Wassallam yang mulia diterima taubatnya oleh Allah Subhanahu wata'ala karena apa? Karena
kejujurannya. Kemudian begitu dihadapkan sang anak ini dihadapan Hajjaj.
Apa kata Hajjaj ibnu Yusuf? “Wahai fulan, aku lepaskan engkau dan engkau
selamat dan engkau bebas dariku. Karena apa? Kejujuran orang tuamu yang telah memberitakan
kepadaku tempatmu sehingga aku bisa menangkap dirimu.”
Subhanallah, maka orang islam kaum muslimin hendaklah berlaku jujur
dalam ucapannya, dalam perbuatannya. Sebab apa? Sebelum diakhirat kita sudah
menuai hasil dan manfaat dari kejujuran tersebut. Dan ingat Nabi Shalallahu alaihi Wassallam telah
menyebutkan:
يُطْبَعُ الْمُؤْمِنُ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ إِلاَّالْكَذِب
“Allah Subhanahu wata'ala
mentabiatkan orang beriman itu berbuat apa saja kecuali dusta, kecuali bohong,
Allah Subhanahu wata'ala
tidak mentabiatkan orang beriman itu berbohong”. (HR. Bukhari)
Akhlak, jujur, ini sudah habis atau hampir habis terkikis dari hati
kaum muslimin, oleh karena itu tugas kita dan kewajiban kita sebagai seorang
mukmin untuk mempertahankan akhlak yang mulia ini yaitu jujur dengan perbuatan
kita dalam ucapan kita, keseharian kita terhadap Allah Subhanahu wata'ala kemudian terhadap
Nabi-Nya H, kemudian terhadap istri kita, terhadap anak kita, terhadap sesama
kita bahkan terhadap orang kafir pun kita tetap untuk berlaku jujur.
Saudaraku yang berbahagia dan dirahmati Allah Subhanahu wata'ala, akhlak islam mesti
dijunjung tinggi, perangai kejujuran mesti diletakkan kapan pun dan dimana pun,
kedustaan dan kebohongan tidak diizinkan oleh agama melainkan hanya tiga tempat
saja:
Pertama, Dalam peperangan.
Kedua, Ucapan suami terhadap istrinya
Ketiga, Ketika mendamaikan
Mudah-mudahan apa yang kita sampaikan ini bermanfaat sehingga kita
dikaruniai oleh Allah Subhanahu
wata'ala kejujuran dan dijauhkan dari kedustaan dan bohong karena itu
merupakan akhlak yang buruk dan sifat dari sifat orang-orang munafiqin, wal
iyyadzubillah
Referensi Transkrip:
[1] Tak Sanggup Menghitung Nikmat Allah.
[2] Berlakulah Jujur!.
[3] Sulitnya Mencari Orang yang Jujur.
[4] Dusta Pangkal Petaka.
[1] Tak Sanggup Menghitung Nikmat Allah.
[2] Berlakulah Jujur!.
[3] Sulitnya Mencari Orang yang Jujur.
[4] Dusta Pangkal Petaka.
Durasi: 00:11:12
Pencatat: Khoir Bilah on 04 June 2016
Editor: Abu Ahmar
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer