Tanya:
Wajibkah menjawab salam presenter TV atau radio? Trim’s
Salam
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Berdasarkan waktu tayang, acara TV atau radio: langsung dan tidak langsung.
Dalam Fatwa Islam dinyatakan,
إذا كان
البث على الهواء مباشرة شرع رد السلام ؛ لعموم الأدلة الدالة على وجوب رد
السلام على المسلم ، لكنه وجوب كفائي ، إذا قام به البعض سقط عن الباقين.
أما إذا كان مسجلاً ، فلا يجب الرد في هذه الحالة .
Jika siarannya langsung,
disyariatkan menjawab salam, berdasarkan keumuman dalil yang menunjukkan
wajibnya menjawab salam kepada setiap muslim. Hanya saja, statusnya
wajib kifayah, jika sudah ada sebagian yang mengamalkan, yang lain
menjadi gugur. Jika yang disiarkan adalah rekaman, tidak wajib menjawab
salamnnya. (Fatwa Islam no. 128737).
Kesimpulan di atas, berdasarkan beberapa keterangan ulama berikut,
Pertama, keterangan An-Nawawi,
قال
الإمام أبو سعد المتولي وغيره : إذا نادى إنسان إنسانا من خلف ستر أو حائط
فقال : السلام عليك يا فلان ، أو كتب كتابا فيه : السلام عليك يا فلان ، أو
السلام على فلان ، أو أرسل رسولاً وقال : سلم على فلان ، فبلغه الكتاب أو
الرسول ، وجب عليه أن يرد السلام . وكذا ذكر الواحدي وغيره أيضا أنه يجب
على المكتوب إليه رد السلام إذا بلغه السلام
Imam Abu Saad al-Mutawalli dan
yang lainnya mengatakan, ‘Apabila seseorang memanggil orang lain dari
balik tabir atau tembok, kemudian dia mengucapkan ‘Assalamu alaika,
wahai fulan..’ atau ada orang yang menulis surat, dan ada kalimat salam,
‘Assalamu alaika, wahai fulan..’ atau ‘‘Assalamu ala fulan..’ atau dia
menyuruh orang untuk menyampaikan salam kepada si fulan, kemudian surat
atau utusan ini sampai ke sasaran, maka wajib bagi yang mendapatkannya
untuk menjawab salamnya.
Demikian pula yang disebutkan
oleh Al-Wahidi dan yang lainnya, bahwa wajib bagi orang yang menerima
surat untuk menjawab salamnya, apabila pengirim menyampaikan salam.
(Al-Adzkar, hlm. 247).
Kedua, keterangan Imam Ibnu Baz
Beliau ditanya tentang salam yang
disampaikan oleh penulis di artikel, majalah, di buku, atau yang
disiarkan di radio atau TV. Apakah wajib dijawab salamnya,
Jawaban Imam Ibnu Baz,
رد السلام في مثل هذا من فروض الكفاية ; لأنه يسلم على جم غفير فيكفي أن يرد بعضهم، والأفضل أن يرد كل مسلم سمعه لعموم الأدلة
Menjawab salam semacam ini
hukumnya fardhu kifayah, karena dia menyampaikan salam kepada banyak
masyarakat. Sehingga cukup sebagian yang menjawab. Namun yang lebih
afdhal, setiap muslim menjawab salam yang dia dengar, berdasarkan
keumuman dalil.
(Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 9/396)
Ketiga, keterangan Dr. Soleh Al-Fauzan,
Pertanyaan, apabila ada orang
menyampaikan salam di TV, radio, atau penulis menyampaikan salam melalui
artikelnya di majalah, apakah wajib menjawab salam dalam kondisi ini?
Jawab beliau,
يجب رد
السلام إذا سمعه الإنسان مباشرة ، أو بواسطة كتاب موجه إليه ، أو بواسطة
وسائل الإعلام الموجهة إلى المستمعين ؛ لعموم الأدلة في وجوب رد السلام
“Wajib menjawab salam apabila
seseorang mendengarkannya secara langsung, atau melalui tulisan yang
diarahkan kepadanya, atau melalui media informasi yang disampaikan
kepada para pendengar, berdasarkan keumuman dalil tentang wajibnya
menjawab salam.”
(Al-Muntaqa Fatawa Al-Fauzan, volume 63, no. 8)
Allahu a’lam
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer