Dahulu kala ummat manusia telah mengenal
diktator-diktator sadis yang memerintah dengan tangan-tangan besi. Dari
zaman ke zaman, dunia melahirkan diktator-diktator sadis yang tak
berprikemanusian, dan melenceng jauh dari tuntunan Allah -Azza wa Jalla-.
Masih segar dalam ingatan kita beberapa diktator yang pernah ada di
dunia, seperti Raja Namrud, Fir’aun, Hittler, Napoleon Bonaparte, Jengis
Khan, dan sebagainya. Mereka adalah orang-orang zholim dan
sewenang-wenang atas hamba-hamba Allah.
Jarum waktu senantiasa berjalan sampai
lahirlah kompilasi (gabungan) diktator-diktator sadis gaya baru yang
masuk dalam dunia pendidikan dan almamater melalui pintu “OSPEK” (Orietasi Pengenalan Kampus).
Jika dahulu para diktator jumlahnya sedikit, maka sekarang beda halnya.
Jumlahnya menjamur bak jamur di musim hujan, khususnya saat penerimaan MABA (Mahasiswa Baru).
Maka muncullah diktator-diktator (yaitu, para mahasiswa senior)
menampakkan taring keganasan mereka, siap menzholimi para hamba Allah
dari kalangan MABA dengan berkedok “Orientasi”. Aksi zholim seperti ini
Anda bisa lihat -khususnya- di kota Makassar, Sulsel, saat penerimaan
MABA di sebagian perguruan tinggi.
Kezholiman dan penyiksaan yang diperbuat
oleh para mahasiswa senior atas MABA sungguh telah melampaui batas;
melebihi kezholiman para diktator tersebut, dan orang-orang komunis
(PKI). Perhatikan, para diktator (baca: para senior) itu menzholimi dan
menyiksa hamba-hamba Allah; para senior memukuli mereka, mengurung,
menakut-nakuti, mengadu MABA, menampar, melukai, mengambil uang mereka
secara batil, menodai wanita, menghina kehormatan saudaranya, bahkan
memerintahkan para MABA (Junior) untuk melakukan kekafiran dan
kesyirikan, seperti bersujud di depan mumi, atau sebuah patung yang
mereka buat. Sungguh perbuatan ini telah melampaui batasan Allah. Para
senior tak lagi takut kepada Allah -Ta’ala-; seakan-akan mereka tak lagi
memiliki Tuhan yang akan menghisab dan membalas kezholiman mereka.
OSPEK , singkatan untuk: “Orientasi
Pengenalan Kampus”. Nampaknya manis, tapi hakikatnya pahit dan beracun.
Singkatan ini baiknya diubah arti dan maknanya sehingga kita katakan,
OSPEK adalah singkatan bagi “Orientasi Penyiksaan Kampus”.
Diantara bentuk pelanggaran, dan kezholiman yang terjadi dalam OSPEK, dilakoni oleh para mahasiswa senior:
Penyiksaan Hamba-hamba Allah
Para senior menyiksa para mahasiswa baru (junior) dalam OSPEK adalah perkara yang sudah menjadi rahasia umum; mulai dari kengkreng, mencambuk, memukul, menempeleng, merendam orang, merayap dalam jarak jauh, menendang, melukai, dan lainnya. Para senior telah lepas kontrol, seakan binatang buas menyeruduk, dan melakukan apa saja yang mereka inginkan; seakan manusia purba yang hidup tanpa aturan, dan bergaya anarkis. Demi Allah, mereka akan dihisab, dan disiksa oleh Allah. Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
Para senior menyiksa para mahasiswa baru (junior) dalam OSPEK adalah perkara yang sudah menjadi rahasia umum; mulai dari kengkreng, mencambuk, memukul, menempeleng, merendam orang, merayap dalam jarak jauh, menendang, melukai, dan lainnya. Para senior telah lepas kontrol, seakan binatang buas menyeruduk, dan melakukan apa saja yang mereka inginkan; seakan manusia purba yang hidup tanpa aturan, dan bergaya anarkis. Demi Allah, mereka akan dihisab, dan disiksa oleh Allah. Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُعَذِّبُ الَّذِيْنَ يُعَذِّبُوْنَ النَّاسَ فِيْ الدُّنْيَا
“Sesungguhnya Allah -Azza wa Jalla- akan
menyiksa orang-orang yang menyiksa manusia di dunia”. [HR. Muslim
(2613), dan Abu Dawud (3045)]
Bentuk penyiksaan yang sering dilakukan
oleh senior, memukul para junior, bahkan menampar wajahnya yang mulia.
Al-Imam An-Nawawiy-rahimahullah- berkata, “Adapun memukul wajah, maka
hal itu terlarang pada setiap hewan yang terhormat berupa manusia,
keledai, kuda, onta, bagal,kambing, dan lainnya. Tapi hal itu pada
manusia lebih bermasalah, karena wajah adalah pusat keindahan. Disamping
itu, wajah juga lembut, karena akan nampak padanya bekas pukulan.
Terkadang pukulan itu akan merusaknya, dan mengganggu sebagian panca
indra”. [Lihat Syarh Shohih Muslim (14/323)]
Membuat Orang Marah, dan Jengkel
Menyayangi, dan menghormati orang-orang yang lebih rendah kedudukannya (seperti, orang miskin, mahasiswa junior, anak kecil, dan lainnya) adalah perkara yang dianjurkan oleh agama kita. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
Menyayangi, dan menghormati orang-orang yang lebih rendah kedudukannya (seperti, orang miskin, mahasiswa junior, anak kecil, dan lainnya) adalah perkara yang dianjurkan oleh agama kita. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيَعْرِفْ حَقَّ كَبِيْرِنَا فَلَيْسَ مِنَّا
“Barangsiapa yang tidak menyayangi orang
kecil diantara kami, dan tidak mengenal hak orang besar (orang tua)
diantara kami, maka ia bukan termasuk golongan kami”. [HR. Abu Dawud
(4943), dan At-Tirmidziy (1920)]
Orang-orang yang tidak menyayangi, dan
tak menghormati orang-orang kecil dan rendahan, maka mereka tak
disayangi oleh Allah. Bahkan mereka telah membuat Allah murka kepadanya,
jika ia membuat orang-orang rendahan jadi marah dan jengkel. Amr bin
A’idz Al-Muzaniy -radhiyallahu ‘anhu- berkata,
أَنَّ أَبَا سُفْيَانَ أَتَى عَلَى سَلْمَانَ وَ صُهَيْبٍ وَبِلاَلٍ فِيْ نَفَرٍ فَقَالُوْا: وَاللهِ, مَا أَخَذَتْ سُيُوْفُ اللهِ مِنْ عُنُقِ عَدُوِّ اللهِ مَأْخَذَهَا قَالَ: فَقَالَ أَبُوْ بَكْرٍ: أَتَقُوْلُوْنَ هَذَا لِشَيْخِ قُرَيْشٍ وَسَيِّدِهِمْ ؟ فَأَتَى النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ, فَقَالَ: يَا أَبَا بَكْرٍ, لَعَلَّكَ أَغْضَبْتَهُمْ, لَئِنْ كُنْتَ أَغْضَبْتَهُمْ لَقَدْ أَغْضَبْتَ رَبَّكَ
“Abu Sufyan pernah datang (waktu itu
masih musyrik, -pen) kepada Salman, Shuhaib, dan Bilal bersama
rombongan. Mereka pun (Salman, dkk) berkata, “Demi Allah, pedang-pedang
Allah belum mengenai leher musuh-musuh Allah”. Amer bin A’idz berkata,
“Abu Bakar berkata, “Apakah kalian mau mengucapkan hal seperti ini
kepada Orang tua dan Pemimpin Quraisy ini (yakni, Abu Sufyan)? Lalu Abu
Bakar pun datang kepada Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- seraya
mengabarkan kejadian itu. Beliau bersabda, “Wahai Abu Bakar, barangkali
engkau telah membuat mereka marah. Jika kau telah membuat mereka marah,
maka kau telah membuat Robb-mu marah”. [HR. Muslim (2504)]
Al-Imam Abu Zakariyya’
An-Nawawiy-rahimahullah- berkata, “Dalam hadits ini terdapat keutamaan
yang jelas bagi Salman, dan kawan-kawan mereka ini. Di dalamnya juga
terdapat (anjuran) untuk menjaga hati (perasaan) orang-orang lemah,
orang yang beragama; memuliakan, dan bersikap lembut kepada mereka”.
[Lihat Al-Minhaj (16/66)]
Jadi, membuat orang-orang lemah dan
rendahan jadi marah dan tersinggung merupakan perkara yang tercela dalam
Islam. Apalagi jika orang lemah adalah orang yang sholeh dan beragama.
Memperolok-olok & Menghina Junior
Kata-kata kotor dan hina yang keluar dari mulut-mulut mahasiswa senior dalam OSPEK ketika menghina, dan memperolok-olokkan junior; sudah menjadi menjadi lumrah dan halal di sisi para senior. Padahal Allah melarang kita menghina yang lain,
Kata-kata kotor dan hina yang keluar dari mulut-mulut mahasiswa senior dalam OSPEK ketika menghina, dan memperolok-olokkan junior; sudah menjadi menjadi lumrah dan halal di sisi para senior. Padahal Allah melarang kita menghina yang lain,
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah
sekumpulan orang laki-laki merendahkan (menghina) kumpulan yang lain,
boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula
sekumpulan perempuan merendahkan (menghina) kumpulan lainnya, boleh
jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu
sendiri, dan janganlah melakukan tanabuz (memanggil dengan gelaran yang
mengandung ejekan). seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang
buruk sesudah iman, dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka
itulah orang-orang yang zhalim”. (QS. Al-Hujuraat: 11).
Ahli Tafsir Jazirah Arab, Syaikh Nashir
As-Sa’diy-rahimahullah- berkata dalam memaknai ayat ini, “Janganlah
seorang diantara kalian mencela saudaranya, dan menggelarinya dengan
gelar-gelar hina yang ia benci jika disematkan kepadanya. Inilah
tanabuz. Adapun gelar-gelar yang tak tercela, maka ia tak masuk dalam
hal ini”. [Lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman (hal.801)]
Menghina MABA dengan gelar-gelar jelek
adalah hal yang lumrah dilakukan oleh senior mereka, misalnya senior
menggelari MABA dengan “si Gundul”, “si Botak”, “Monyet”, “Anjing”,
“Babi”, dan lainnya.
Ibnu An-Nuhhas Ad-Dimasyqiy-rahimahullah-
berkata dalam Tanbih Al-Ghofilin (hal. 149), “An-Nawawiy -rahimahullah-
berkata dalam Al-Adzkar, “Para ulama’ telah menyepakati pengharaman
memberikan gelar-gelar (jelek) kepada manusia dengan sesuatu yang ia
benci, sama saja apakah gelar itu adalah sifat baginya, seperti si Mata
Rabun, si Pincang, si Juling, si Kecil; ataukah gelar itu adalah sifat
ayah, dan ibunya, atau selainnya diantara perkara yang ia benci”. [Lihat
Al-Adzkar : Kitabul Asma’ (hal. 662)]
Jika kita mau menelusuri dan mengintai
kegiatan OSPEK, maka kita akan menjumpai beragam penghinaan dan
olok-olokan, mulai dari perintah menggundul kepala, mencukur sebagian
rambut dengan model yang menggelitik, mencoreng wajah dengan arang,
perintah panjat ke tiang listrik sambil teriak, “aku maling!! Aku
gila!!!”, mengepang rambut dalam jumlah banyak, dan lainnya.
Lebih edan lagi, jika mereka menghina
orang-orang berjenggot karena mengamalkan sunnah, dan wanita berjilbab.
Sebab menghina dan mengolok-olok orang karena berpegang teguhnya kepada
sunnah adalah sebuah kekafiran !!!
Memerintahkan Kekafiran, dan Kesyirikan
Sebuah pelanggaran dan dosa yang besar dalam OSPEK, sebagian mahasiswa senior memerintahkan setiap MABA untuk bersujud dan membungkuk (ruku’) depan patung, atau mumi. Ketahuilah bahwa perkara seperti ini haram, karena sujud adalah ibadah yang tidak boleh dipersembahkan, kecuali di depan Allah. Jika seorang bersujud di depan makhluk, maka berarti ia telah mempersekutukan Allah dalam beribadah. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
Sebuah pelanggaran dan dosa yang besar dalam OSPEK, sebagian mahasiswa senior memerintahkan setiap MABA untuk bersujud dan membungkuk (ruku’) depan patung, atau mumi. Ketahuilah bahwa perkara seperti ini haram, karena sujud adalah ibadah yang tidak boleh dipersembahkan, kecuali di depan Allah. Jika seorang bersujud di depan makhluk, maka berarti ia telah mempersekutukan Allah dalam beribadah. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
مَا يَنْبَغِيْ ِلأَحَدٍ أَنْ يَسْجُدَ ِلأَحَدٍ وَلَوْ كَانَ أَحَدٌ يَنْبَغِيْ أَنْ يَسْجُدَ ِلأَحَدٍ َلأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا لِمَا عَظَّمَ اللهُ عَلَيْهَا مِنْ حَقِّهِ
“Tidak pantas bagi seorang manusia untuk
bersujud kepada seorang makhluk. Andai ada seorang yang pantas untuk
bersujud kepada yang lain, maka aku akan memerintahkan seorang istri
bersujud kepada suaminya, karena Allah menjadikan hak suami besar atas
sang istri”. [HR. Ibnu Hibban dalam Shohih-nya (4162), dan Al-Baihaqiy
dalam Al-Kubro (14481). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Arna’uth dalam
Takhrij Al-Ihsan (9/470)]
Ketika menjawab seorang penanya yang
bertanya tentang hukum ruku’ kepada selain Allah, maka para ulama’ yang
tergabung dalam Al-Lajnah Ad-Da’imah berfatwa, “Tidak boleh, bahkan hal
itu adalah kesyirikan, karena ruku’ adalah ibadah kepada Allah
-Subhanahu-, seperti halnya bersujud tidak boleh dilakukan untuk selain
Allah –Subhanahu-”.[Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Da’imah (1/337)]
Membunuh Seorang Muslim
Diantara dosa besar yang dilakoni oleh sebagian senior, membunuh sebagian juniornya. Sekitar tahun 1996 M , telah terbunuh beberapa Maba, akibat ulah senior yang memerintahkan Maba untuk berenang di sebuah sungai. Mereka dipaksa berenang, padahal tak bisa renang. Akhirnya sekawanan Maba meninggal dalam kasus OSPEK itu. Allah berfirman,
Diantara dosa besar yang dilakoni oleh sebagian senior, membunuh sebagian juniornya. Sekitar tahun 1996 M , telah terbunuh beberapa Maba, akibat ulah senior yang memerintahkan Maba untuk berenang di sebuah sungai. Mereka dipaksa berenang, padahal tak bisa renang. Akhirnya sekawanan Maba meninggal dalam kasus OSPEK itu. Allah berfirman,
“Dan barangsiapa yang membunuh seorang
mukmin dengan sengaja Maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di
dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan
azab yang besar baginya”. (QS. An-Nisaa’: 93).
Ini adalah ancaman yang berat bagi orang
yang membunuh seorang muslim. Bagaimana lagi jika membunuh lebih dari
seorang. Cukuplah hal ini menjadikan alasan bagi kita mengharamkan
perbuatan sadis mereka dalam kegiatan OSPEK !!
Inilah beberapa gelintir pelanggaran
OSPEK. Andai kita mau menghitungnya, maka terlalu banyak, seperti
menodai anak gadis orang, para senior menganggap dirinya ma’shum yang
tak pernah salah, memakan uang haram melalui pajak-pajak liar dalam
OSPEK, Mengolok-olok agama atau sunnah Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa
sallam- , dan lainnya. Ringkasnya, OSPEK atau MOS yang mengandung
kezholiman dan pelanggaran terhadap batasan syari’at merupakan perkara
haram !!
Catatan : Buletin ini ditulis menjelang musim penerimaan mahasiswa baru di kampus-kampus.
Sumber : Buletin Jum’at Al-Atsariyyah
edisi 76 Tahun II. Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas. Alamat : Pesantren
Tanwirus Sunnah, Jl. Bonto Te’ne No. 58, Kel. Borong Loe, Kec. Bonto
Marannu, Gowa-Sulsel. HP : 08124173512 (a/n Ust. Abu Fa’izah). Pimpinan
Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc.
Dewan Redaksi : Santri Ma’had Tanwirus Sunnah – Gowa. Editor/Pengasuh :
Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Layout : Abu Dzikro. Untuk
berlangganan/pemesanan hubungi : Ilham Al-Atsary (085255974201). (infaq
Rp. 200,-/exp)
Sumber : http://almakassari.com/?p=317
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer