Assalamu'alaikum Pembaca Blog. Ana Berasal dari Brebes,Desa Pasarbatang,Jawa Tengah . Nama Junedi, Alamat Jalan.Prof.Mohammad Yamin NO 78 RT 02 RW 04 Keluarahan Pasarbatang kode pos 52211 Nomor Handphone 085642864837 ,Sekarang mengabdikan diri di Pesantren Al Irsyad Tengaran.
Asal Usul Nama Brebes
Nama
“Brebes” Pernah ditulis dengan ejaan “Barbas, Barbos, atau Berbes”,
yang pada akhirnya menjadi Brebes. Ada beberapa pandapat mengenai asal
muasal nama Brebes, di antaranya ialah:
1. Mengingat banyaknya air yang merembes, muncullah kemudian nama Brebes.
2. Masuknya
agama Islam pada awal mulanya ke Brebes, yang sekalipun di
halang-halangi namun ternyata masih bisa juga merembes, yang dalam
bahasa daerah disebut “Brebes”.
3. Asal muasal nama Brebes dari kata “Bara” dan ”Basah” berarti banyak mengandung air.
Ketiganya
cocok dengan keadaan daerah Brebes yang kecuali, merupakan dataran
luas, juga mengandung banyak air. Karena perkataan “Bara” diucapkan
“Bere”, sedangkan “Basah” diucapkan “Besah”, pada akhirnya lahirlah
perkataan”Berebesah” seiring dengan perkembangan zaman, lambat laun
ejaan di Indonesia pun berubah dan itu juga berpengaruh pada ejaan nama “Berebesah” yang untuk mudahnya kemudian telah diubah menjadi “Brebes”.
Adapula
terdapat cerita yang berkaitan dengan kata yang akhirnya menjadi kata
“Brebes” yaitu diantaranya Salem dan Bantarkawung terdapat gunung Baribis, dari gunung Baribis tersebut mengalir sungai
“Baribis” pada zaman dahulu dianggap sebagai sungai yang bertuah
(angker/keramat/tabet, Jawa) dan konon sungai tersebut banyak buayanya.
Untuk meyakinkanhal ini,
maka terungkaplah sebuah perang tentang antara Arya Bangah dan Ciung
wanara. Akibat menyeberangi sungai Baribis tersebut Arya Bangah
menderita kekalahan.
Karena sungai Baribis menjadi larangan dari kaum tua, maka sungai Baribis dikenal sebagai larangan atau sungai pepali atau pemali, yang berarti pepalang atau larangan.
Menurut
tutur beberapa orang tua di daerah Brebes Selatan, sungai Pemali itu
semula bernama Baribis yang bermata air dari gunung Baribis. Dari kata
Baribis itu menjadi “Brebes”.
Dalam
bahasa Jawa perkataan “Brebes” atau mrembes berarti “tansah metu
banyune”, artinya selalu keluar airnya. Dari sumber yang ditemukan, pada
tahun 1640/1641, nama Brebes itu sudah mulai tercantum didalam
penulisan/laporan/daftar kajian yang dibuat oleh VOC.
Darimana
dan bagaimanapun juga asal muasal atau apapun juga makna Brebes itu,
kiranya bukanlah masalah bagi penduduk Brebes masa kini. Yang penting
adalah mengambil hikmah dari dalamnya suatu kenyataan wilayah kabupaten
Brebes dianalisa dari segi lahan/tanah, curah hujan serta iklimnya
mempunyai masa depan yang cerah apabila dikelola dengan baik dan
bijaksana. Segala faktor penghambatnya Insya Allah akan dapat diatasi oleh generasi penerusnya.......AMIN.
Sumber: Anak Peduli Bangsa dan Sejarah
Setelah
mendalami sejarah masa lalu serta merasakan kembali kemasa lalu tentang
cerita Kota Brebes, mengenai cerita tidak hanya Kota Brebes saja yang
diceritakan disini melainkan cerita tiap-tiap Desa yang ada diBrebes
Tercinta Ini. Dari sebagian cerita yang terdapat di beberapa daerah
mungkin ada beberapa versi dan kadang tidak terlalu mirip dengan keadaan
aslinya ini disebabkan asal cerita atau dari narasumber karena hanya
melalui cerita turun –menurun tanpa publikasi yang jelas, tiap orang
pasti beda cerita, entah bertambah ataupun berkurang tetapi intinya
adalah satu, ingin melestarikan cerita identitas daerahnya. Dan
ditujukan untuk generasi penerus.
Asal Usul Desa Pasarbatang
Pada
zaman dahulu kala didaerah Brebes termasuk daerah jajahan Belanada.
Suatu hari seorang pemimpin penduduk dari daerah Sawojajar berusaha
untuk menyulut semangat rakyat untuk melawan penjajah tersebut, kemudian
rakyat tersebut pun berbondong-bondong menuju markas para penjajah
tersebut, sesampainya didaerah Pemali dekat Pendopo Brebes rombongan
rakyat Sawojajar tersebut bertemu dengan rombongan rakyat lain dari
daerah yang sekarang bernama Kauman yang dipimpin oleh seorang tokoh
agama atau Kyai. Tak lama kemudian mereka sampai tempat tujuan dan
peperangan pun pecah, para rombongan berperang gagah tangguh, dengan
alat seadanya meskipun dengan alat bambu runcing dan parang tajam yang
sederhana mereka dapat melumpuhkan sebagian pasukan. Mereka menebas
kepala Belanda tanpa ampun dan menusuk seruncing bambu agar menancap di
tubuh para panjajah hingga mati perlahan.
Setelah
hampir sebagian besar para penjajah hampir kalah, Belanda pun meminta
bantuan kepada para pasukan terdekat dibeberapa daerah untuk bergabung
dan membawa senapan mesin, disini lah para pahlawan kita kewalahan
mundur mencari perlindungan dan banyak para rakyat yang tewas karena
senjata penjajah tersebut. Dan para pejuang yang masih hidup itu belari
kearah utara yang kebetulan sebagian daerah tersebut bekas hutan yang di
jadikan tanah lapak yang luas dan masih sedikit orang yang menetap di
sana, sebagian bersembunyi sebagian lagi menjaga daerah depan, belakang
dan samping.
Tetapi
bagaimanapun tenaga para pejuang tiada berdaya karena kekurangan stok
makanan dan kurangnya istirahat. Akhirnya pun sebagian dari yang tersisa
tertangkap dan di bunuh dengan sadisnya, kekalahan para pejuang pun
tidak terelakan lagi, banyak mayat manusia yang bergeletakkan disana
sini.
Pada
akhirnya daerah yang penuh mayat manusia tersebut banyak sekali
tergeletak seperti Pasar Mayat, lambat laun daerah tersebut di penuhi
penduduk dan mereka menyebut daerah tersebut dengan “PASARBATANG”,
“Pasar” yang berarti tempat ramai, sedangkan “Batang” berarti Bangkai/
Mayat.
Versi
cerita lain mengatakan bahwa nama Pasarbatang diambil dari nama
penduduk daerah batang yang banyak berdagang kemudian menjadi pasar
didaerah tersebut yang sekarang dinamakan Pasarbatang.
Sumber: Anak Peduli Bangsa dan Sejarah
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer