Abu Bakr Ahmad bin
Marwan bin Muhammad ad-Dainuri seorang qodhi madzhab maliki (wafat 333
H) menyebutkan dalam kitabnya al-Mujaalasah wa Jawaahirul ‘Ilm:Dari
Kholid bin Yazid, ia berkata:
Hasan al-Bashri
berkata:“Aku datang kepada seorang pedagang kain di Mekkah untuk membeli
baju, lalu si pedagang mulai memuji-muji dagangannya dan bersumpah,
lalu akupun meninggalkannya dan aku katakan tidaklah layak beli dari
orang semacam itu, lalu akupun beli baju dari pedagang yang lain. Dua
tahun setelah itu aku haji dan aku ketemu lagi dengan orang itu, tapi
aku tidak lagi mendengarnya memuji-muji dagangannya dan bersumpah,
lalu aku tanya kepadanya: “bukankah engkau orang yang dulu pernah berjumpa denganku beberapa tahun lalu?”,
ia menjawab : “iya benar”,
aku tanya lagi: “apa yang membuatmu berubah seperti sekarang? Aku tidak lagi melihatmu memuji-muji dagangan dan bersumpah!”
iapun bercerita:
“dulu aku punya istri yang jika aku datang kepadanya dengan sedikit
rejeki, ia meremehkannya dan jika aku datang kepadanya dengan rejeki
yang banyak ia menganggapnya sedikit. Lalu Alloh mewafatkan istriku
tersebut, dan akupun menikah lagi dengan seorang wanita. Jika aku hendak
pergi ke pasar, ia memegang bajuku lalu berkata: “wahai suamiku,
bertaqwalah kepada Alloh, jangan engkau beri makan aku melainkan dengan
yang thoyib (halal), jika engkau datang kepadaku dengan sedikit rejeki,
aku akan menganggapnya banyak. Dan jika engkau tidak dapat apa-apa aku
akan membantumu memintal (kain).”
Lihat kitab:
al-Mujaalasah wa Jawaahirul ‘Ilm (5/252) karya Abu Bakr Ahmad bin Marwan
bin Muhammad ad-Dainuri al-Qodhi al-Maliki (W. 333H), Muhaqqiq Abu
Ubaidah Masyhur bin Hasan Aalu Salman, penerbit: Jum’iyyah at-Tarbiyyah
al-Islamiyyah (Bahrain – Ummul Hafsh) Daar Ibnu Hazm (Beirut – Lebanon)
Tahun terbit 1419 H.
***
Diterjemahkan dari: http://www.ajurry.com/vb/showthread.php?t=24482
***
ذكر أبو بكر أحمد بن مروان بن محمد الدينوري القاضي المالكي [ت:333هـ] في كتابه: المجالسة وجواهر العلم:
عن خالد بن يزيد قال: قال الحسن البصري: “وقفت على بزاز بمكة أشتري منه ثوباً، فجعل يمدح ويحلف، فتركته وقلت: لا ينبغي الشراء من مثله، واشتريت من غيره، ثم حججت بعد ذلك بسنتين، فوقفت عليه، فلم أسمعه يمدح ولا يحلف، فقلت له: ألست الرجل الذي وقفت عليه منذ سنوات؟ قال: نعم، قلت له: وأي شيء أخرجك إلى ما أرى؟ ما أراك تمدح ولا تحلف! فقال: كانت لي امرأة إن جئتها بقليل نزرته، وإن جئتها بكثير قللته، فنظر الله إليّ فأماتها، فتزوجت امرأة بعدها، فإذا أردت الغدو إلى السوق أخذت بمجامع ثيابي ثم قالت: “يا فلان اتق الله ولا تطعمنا إلا طيباً، إن جئتنا بقليل كثرناه، وإن لم تأتنا بشيء أعناك بمغزلنا”[1].
عن خالد بن يزيد قال: قال الحسن البصري: “وقفت على بزاز بمكة أشتري منه ثوباً، فجعل يمدح ويحلف، فتركته وقلت: لا ينبغي الشراء من مثله، واشتريت من غيره، ثم حججت بعد ذلك بسنتين، فوقفت عليه، فلم أسمعه يمدح ولا يحلف، فقلت له: ألست الرجل الذي وقفت عليه منذ سنوات؟ قال: نعم، قلت له: وأي شيء أخرجك إلى ما أرى؟ ما أراك تمدح ولا تحلف! فقال: كانت لي امرأة إن جئتها بقليل نزرته، وإن جئتها بكثير قللته، فنظر الله إليّ فأماتها، فتزوجت امرأة بعدها، فإذا أردت الغدو إلى السوق أخذت بمجامع ثيابي ثم قالت: “يا فلان اتق الله ولا تطعمنا إلا طيباً، إن جئتنا بقليل كثرناه، وإن لم تأتنا بشيء أعناك بمغزلنا”[1].
[1] – انظر: المجالسة وجواهر العلم (5/252) لأبي بكر أحمد بن
مروان بن محمد الدينوري القاضي المالكي [ ت:333هـ] المحقق: أبو عبيدة مشهور
بن حسن آل سلمان، الناشر: جمعية التربية الإسلامية (البحرين – أم الحصم )
دار ابن حزم (بيروت – لبنان) تاريخ النشر (1419هـ).
***
SEKELUMIT FAIDAH DARI KISAH INI:
Faidah penting dari kisah ini adalah bahwa seorang wanita itu sangat berpengaruh terhadap cara suami mencari rizki…
Seorang wanita yang tidak bersyukur dengan rizki yang
diberikan kepada suaminya dan selalu menuntut lebih, bisa membuat
seorang suami melakukan perbuatan yang tidak terpuji dalam melakukan
pekerjaannya sebagaimana dalam kisah di atas, ia memuji-muji dagangan
dan bersumpah demi melariskan dagangannya.
Abu Hurairah rodhiyallohu ‘anhu berkata: Aku mendengar Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْحَلِفُ مُنَفِّقَةٌ لِلسِّلْعَةِ مُمْحِقَةٌ لِلْبَرَكَةِ
“Sumpah itu (memang
biasanya) melariskan dagangan jual beli namun bisa menghilangkan
berkahnya”. (HR. Al-Bukhari no. 1945 dan Muslim no. 1606)
Dari Abu Qatadah Al-Anshari rodhiyallohu anhu, bahwa dia mendengar Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِيَّاكُمْ وَكَثْرَةَ الْحَلِفِ فِي الْبَيْعِ فَإِنَّهُ يُنَفِّقُ ثُمَّ يَمْحَقُ
“Jauhilah oleh kalian
banyak bersumpah dalam berdagang, karena dia (memang biasanya) dapat
melariskan dagangan tapi kemudian menghapuskan (keberkahannya).” (HR.
Muslim no. 1607)
Atau yang banyak
terjadi di zaman ini dimana banyak orang berlomba-lomba memperkaya diri
tanpa peduli apakah harta itu hasil korupsi, menipu, uang riba, dan lain
sebagainya demi memenuhi tuntutan istri dan anak-anaknya.
Begitulah wanita yang kufur pada suami menjadi pendorong bagi suaminya untuk berbuat dosa…
Adapun istri yang
sholihah, ia akan selalu mengingatkan suaminya untuk senantiasa mencari
rizki yang halal. Ia selalu mensyukuri pemberian suaminya walaupun
sedikit, dan rela membantu suaminya jika suaminya tidak memperoleh
apa-apa. Dia lebih menyukai hidup kekurangan daripada hidup
berkecukupan tapi dari hasil rizki yang tidak halal.
Betapa indahnya
perkataan istri pedagang tersebut yang bersyukur terhadap suaminya :
“wahai suamiku, bertaqwalah kepada Alloh, jangan engkau beri makan aku
melainkan dengan yang thoyib (halal), jika engkau datang kepadaku dengan
sedikit rejeki, aku akan menganggapnya banyak. Dan jika engkau tidak
dapat apa-apa aku akan membantumu…”
Maka takutlah engkau wahai para wanita terhadap ancaman ini !!
Maka takutlah engkau wahai para wanita terhadap ancaman ini !!
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ،
قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أُرِيتُ
النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ، يَكْفُرْنَ» قِيلَ:
أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ؟ قَالَ: ” يَكْفُرْنَ العَشِيرَ، وَيَكْفُرْنَ
الإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ
مِنْكَ شَيْئًا، قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ “
Dari Ibnu Abbas, ia
berkata: Nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda: “Neraka
diperlihatkan kepadaku, ternyata kebanyakan penghuninya adalah kaum
wanita.” Para sahabat bertanya: “Apakah karena mereka kufur terhadap
Alloh?”, Beliau menjawab: “mereka kufur terhadap suami dan mengingkari
kebaikannya, seandainya engkau berbuat baik pada salah seorang dari
mereka selama satu tahun kemudian ia melihat sesuatu (yang tidak ia
sukai) darimu, ia akan mengatakan: “Aku tidak pernah melihat satu
kebaikanpun darimu.” [HR. al-Bukhori no. 29 dalam Bab Kufron al-Asyir
Kufrun Duuna Kufrin]
Semoga Alloh
menjadikan kita sebagai istri yang sholihah yang selalu mensyukuri
kebaikan-kebaikan suami serta menjadi pendorong bagi suami untuk berbuat
kebaikan…
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer