1)الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجَا(1)

  1. Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya;
Pejajaran yang bisa diambil dari ayat ini:
1.الحمد pujian yang mengandung keagungan dan kecintaan, berbeda dengan المدح pujian yang tidak disertai  dengan ada cinta dan keagungan. Seperti orang memuji seorang raja bisa jadi memuji karena ada sesuatu yang diingiinkan, bukan atas dasar cinta atau keagungan.
2. Alloh memuji diriNya sendiri, artinya juga adalah hendaknya orang memuji Alloh karena Dia maha sempurna, sempurna zatnya, sempurna sifatnya, sempurna perbuatannya, sesempurna dalam hukumnya, sempurna dalam ciptaannya,sempurna dalam  segala aspek
3. tidak ada satupun hukum Alloh yang mendholimi hambanya.
4.lafadz ال pada  kata الحمد dalam kaidah nahwu adalah lil istidrok, artinya seluruh pujian untuknya,
5.adapun lafadz للهli yang artinya lil ikhtishos ( kekhususan ) dan istihqoq (punya hak) sehingga artinya adalah segala pujian khusus milik Alloh.
6.
4. Alloh menyebut Nabi Muhammad dengan sebutan hambaNya, karena beliau adalah orang yang paling menghambakan diri kepadaNya, orang yang paling taat kepadaNya.
5. Alloh menyebut Nabi Muhammad dengan sebutan hambaNya dalam tiga hal :
a. ketika penurunan ayat, seperti ayat ini
b. ketika pembelaan terhadap beliua, ketika orang orang tidak percaya dengan beliau. Alloh berfirman :

وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِّنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ) (البقرة:23)
23. dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
c. ketiak isro : Nabi diperjalankan disuatu malam, Alloh berfirman :

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ) (الاسراء:1)
1. Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
6. diantara sifat al qur’an adalah tidak bengkok, artinya semua isi kabar dari al qur’an tidak ada kedustaan, semua perintah dan larangannya baik, tidak ada unsur kedzoliman.
7. adanya al qur’an adalah nikmat yang sangat besar, makanya Alloh memuji dirNya sendiri, dan secara otomatis memerintahkan hambaNya untuk memuji kepada Alloh akan nikmat yang besar ini , yaitu dengan diturunkannya al qur’an.
8. diutusnya Nabi Muhammad juga sebuah nikmat yang besar, dimana beliau membawa alqur’an ini sebagai petunjuk dan pedoman hidup, maka bersyukurlah dan pujilah Alloh akan nikmat diutusnya beliau.
9.lafadz subhanalloh itu terlebih dahulu daripada lafadz alhamdulillah, bukankah kita melihat dalam surat al isro, sebelum surat al kahfi ini, Alloh memakai lafadz subhanalloh (Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam)
Tasbih lebih dahulu daripada tahmid, hal itu  kerena beberapa hal:
  1. Tasbih, menunjukan Alloh maha sempurna tentang zatnya, adapun tahmid menunjukan Alloh maha sempurna zatnya dan untuk yang lain.
  1. Tasbih gambaran nabi diutus atau dinaikan ke langit, adapun tahmid gambaran nabi mendapat wahyu, tentunynya lebih utama yang kedua, karena wahyu nikmat untuk nabi dan nikmat untuk umatnya.
Dari artikel ustadz saeful bahri di http://bhrfull.wordpress.com/2010/12/06/tafsir-surat-al-kahfi-ayat-1/

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers