Saya sering mendengar ketika dalam pengajian, apabila pak kyai menyebut nama Nabi Muhammad, orang-orang yg hadir pada mengatakan shollu ‘alaihi… kayak diucapkan serentak. Itu artinya apa? Dan mengapa mereka mengucapkan kalimat itu?
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Jika kita tulis dalam teks arab, kalimat itu bentuk tulisannya:
صَلُّوْا عَلَيهِ
Kata shollu adalah fi’il amr (kata perintah), yang artiny, berikanlah shalawat.
Sedangkan kata ‘alaih.. artinya kepadanya.
Gabungan dua kata itu, shollu ‘alaihi… artinya berikanlah shalawat kepadanya.
Dengan kata lain, kalimat : shollu ‘alaihi… adalah perintah kepada orang lain untuk membaca shalawat, dan bukan bacaan shalawat itu sendiri.
Mengapa mereka melakukan seperti ini?
Kita dianjurkan untuk membaca shalawat setiap kali menyebut nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam atau mendengar nama beliau disebut. Anjuran ini berdasarkan hadis, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ
“Celakalah orang yang ketika namaku disebut, dia tidak bershalawat untukku.” (HR. Ahmad 7451, Turmudzi 3545, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Demikian pula hadis, dari Husain bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْبَخِيلُ مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ، ثُمَّ لَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ
“Orang yang bakhil adalah orang yang ketika namaku disebut, dia tidak bersjalawat untukku.” (HR. Ahmad 1736 dan dishahihkan Syuaib Al-Arnauth).
Kita bisa perhatikan, perintah yang disebutkan dalam hadis di atas adalah perintah membac shalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika kita menyebut nama beliau atau mendengar nama beliau disebut. Bukan perintah untuk memerintahkan orang lain agar membaca shalawat.

Perintah Shalawat BUKAN Shalawat

Kita tahu bahwa yang dimaksud bacaan shalawat adalah kita berdoa kepada Allah agar Dia memberikan shalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, atau ditambah salam untuk beliau.
Bukan sebatas memerintahkan orang lain untuk membaca shalawat.
Kita bisa membedakan, antara memerintahkan orang lain untuk melakukan perbuatan, dengan mengamalkan perbuatan itu. Bahkan ketika ada orang yang suka memerintahkan orang lain, namun dia sendiri tidak melakukan perbuatan itu, tentu masyarakat akan mencelanya.
Ketika terdengar adzan, kemudian ada orang menyuruh orang lain untuk shalat, namun dia sendiri gak shalat, tentu masyarakat akan mencelanya.
Karena itu, kebiasaan mereka, ketika mendengar nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam disebut, lalu rame-rame mengucapkan ’ shollu ‘alaihi…’ kemudian diam, sejatinya tidak membaca shalawat. Jika itu dilakukan satu masjid, berarti mereka bareng-bareng saling memerintahkan, tanpa ada yang mengamalkan.
Seharunya yang mereka ucapkan:
Allahumma shalli wa sallim ’ala Muhammad Atau Shallallahu ‘alaihi wa sallam Atau
Shalawatullah wa salamuhu ’alahi, atau yang semisalnya.
Bukan memerintahkan orang untuk bershalawat.
Allahu a’lam.
Dijawab oleh ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers