• Syiah sedang gerah, seolah mereka mengharapkan angin semilir dari Din Syamsuddin. Media berbau Syiah menyuarakan agar Din Syamsuddin mengganjal peredaran buku Penyimpangan Syiah yang kini marak di masyarakat dan dibedah di mana-mana.
  • Bila sampai Din Syamsuddin berani menyetop buku tentang Penyimpangan Syiah yang kini sedang marak beredar, maka entah apa reaksi Umat Islam Indonesia yang sedang sangat khawatir akan bahaya syiah yang sudah meresahkan Umat ini.
Dahulu Ketua Umum MUI Kyai Hasan Basri pernah berkata, MUI itu yang ulama adalah majelisnya.
Perkataan itu menjawab wartawan di zaman Menteri Agama Munawir Sjadzali (1983-1993) karena di MUI mulai muncul wajah-wajah yang orang umum mengenalnya bukan ulama. Bahkan Dawam Rahardjo yang kemudian terdengar menyuarakan agar menteri agama diganti dengan yang bukan dari kalangan Islam, pernah terdengar dia bersemangat untuk masuk ke MUI, walau ternyata gagal.
Kini MUI dipimpin oleh ketua umum baru, Din Syamsuddin, sejak Selasa malam (18/2 2014) menggantikan Kyai Haji Sahal Mahfudz yang meninggal bulan lalu (24/01/2014).

Perlu diingat, di antara sepak terjang Din Syamsuddin adalah seperti berikut ini :
Ada tokoh yang duduk di MUI (Majelis Ulama Indonesia), duduk di Muhammadiyah, dia alumni Amerika, telah berani mengumumkan bahwa akan dia terapkan pendidikan pluralisme (menyamakan semua agama, semua masuk surga, hanya beda teknis, pen) di sekolah-sekolah, di media massa dan lembaga kemasyarakatan. (Republika, Sabtu 29/6 2002, halaman 14).
Orang yang walau duduk di MUI tetapi selaku ketua umum Muhammadiyah ketika dimintai tandatangan utusan MUI dalam hal usulan ormas-ormas Islam untuk meminta kepada presiden agar aliran sesat menyesatkan dan merusak Islam yakni Ahmadiyah dibubarkan, ternyata dia menolak. Tidak mau bertanda tangan.
Pantas, begitu Din Syamsuddin diangkat jadi ketua umum MUI langsung aliran sesat syiah menggebu-gebu memujinya diibaratkan kembalinya Buya Hamka memimpin MUI. Astghfirullah. Media berbau syiah yang memuji Din Syamsuddin disejajarkan atau bahkan pengganti Buya Hamka itu sangat menipu umat. Karena berbalikan 180 derajat. Buya Hamka dikenal teguh istiqomah dalam membela Islam. Hingga Buya Hamka rela mundur dari MUI, dan tak sudi mencabut fatwa MUI tentang haramnya mengucapkan selamat natal dan menghadirinya. Tapi Din Syamsuddin sebaliknya, justru pernah diberitakan, dia mempersilakan Gedung Muhammadiyah dan milik Muhammadiyah untuk dipakai orang Kristen guna perayaan natalan. Rekan yang sering ke Gedung Muhammadiah bercerita, dengan persilahan dari Din yang dimuat di media massa itu kemudian orang-orang Kristen sudah berdatangan ke Gedung Muhammadiyah di Jakarta untuk persiapan natalan. Qadarullah pengurus Muhammadiyah yang ada di sana menolaknya dengan halus.
Potongan berita berikut ini dapat kita simak:
MONDAY, OCTOBER 4, 2010
Muhammadiyah Tawarkan Gedung untuk Ibadah Natal
SUARA PEMBARUAN DAILY
Last modified: 22/12/05
Muhammadiyah Tawarkan Gedung untuk Ibadah Natal
Pembaruan/Charles Ulag
“Menjelang Natal dan Tahun baru kami tidak ingin ada lagi insiden natal berdarah. Dan bagi umat Kristen atau Katolik yang tidak dapat menjalankan ibadah natal karena tempat ibadahnya masih ditutup, Muhammadiyah menawarkan sarana gedung atau ruang pertemuan milik Muhammadiyah seperti sekolah, kampus, rumah sakit dan sejumlah tempat lainnya untuk dijadikan tempat Natalan,” demikian dikatakan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Din Syamsuddin kepada wartawan disela-sela pertemuan dengan puluhan tokoh lintas agama yang tergabung dalam Indonesian Community for Religion and Peace di gedung PP Muhamamdiyah, Rabu (21/12). http://muhammadiyahstudies.blogspot.com/2010/10/muhammadiyah-tawarkan-gedung-untuk.html
Dari situ tampak, pujian kelompok sesat Syiah yang membandingkan Din Syamsuddin dengan Buya Hamka itu hanya untuk menipu umat. Itupun masih disertai keinginan syiah untuk mengatur Din Syamsuddin. Pertama-tama agar Din Syamsuddin mengganjal lajunya peredaran buku Penyimpangan Syiah yang berasal dari MUI yang kini sedang marak dibedah di berbagai daerah di Indonesia.
Syiah sedang gerah, seolah mereka mengharapkan angin semilir dari Din Syamsuddin.
Bila sampai Din Syamsuddin berani menyetop buku tentang Penyimpangan Syiah yang kini sedang marak beredar, maka entah apa reaksi Umat Islam Indonesia yang sedang sangat khawatir akan bahaya syiah yang sudah meresahkan Umat ini.
Di balik itu semua
Di balik itu semua perlu diingat, Din Syamsuddin termasuk orang yang dapat dibilang ada hati-hatinya, tidak melawan arus secara frontal, walau mungkin bisa. Contohnya dalam kasus diberitakan akan menghadiri undangan natalan. Ternyata dengan banyaknya pertanyaan dari mana-mana, kemudian Din Syamsuddin tidak hadir. Itu di tahun 2007. Wallahu a’lam sesudahnya. Inilah cuplikan beritanya:
Din Menyatakan bahwa : Saya Tidak Menghadiri Perayaan Natal. Saya pribadi, kebetulan mendapat amanah sebagai ketua umum PP Muhammadiyah, juga wakil ketua MUI pusat sangat gencar mendapatkan berbagai pertanyaan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, baik dari umat Islam sendiri maupun orang luar Islam.
Saya juga dipercaya menjadi presiden Asian Conference on Religian for Peace (ACRP) yang berpusat di Tokyo dan presiden kehormatan World Conference on Religion for Peace (WCRP) yang berpusat di New York tentu harus memberikan jawaban. Saya sendiri sejak tahun 2000, baik sebagai PP Muhammadiyah maupun MUI Pusat diundang menghadiri perayaan Natal Nasional bersama Presiden, Wapres, dan pejabat tinggi Negara lainnya.
Namun saya belum pernah menghadiri dan tahun 2007 ini pun saya tidak akan hadir. (DAKWAH DAN POLITIK MUHAMMDIYAH PERIODE KEPEMIMPINAN DIN SYAMSUDDIN
Oleh DR.H.Ridjaluddin.FN.,M.Ag
28-Oktober 2009/ April 11, 2013
Apabila umat Islam yang sedang menghadapi bahaya aliran sesat syiah ini mampu meyakinkan Din Syamsuddin bahwa keresahan Umat Islam akibat brutalnya syiah misalnya syiah Puger Jember berani membunuh warga NU padahal syiah masih minoritas, maka jurus-jurus kebohongan syiah insya Allah akan difahami oleh Pak Din Syamsuddin yang ada kehati-hatiannya ini. Apalagi ancaman narkoba dari Iran yang diselundupkan ke Indonesia pun bukan masalah kecil, maka apalagi yang mau disayang-sayang? Toh dari segi aqidah jelas mengancam, karena Syiah mengandung dendam terhadap Islam, bahkan tokoh Muhammadiyah yang pernah jadi menteri agama, Dr Tarmizi Taher pun mengemukakan sikap dendam syiah terhadap Islam itu. Dari segi keamanan warga, telah terbukti syiah ganas, membunuh warga NU di Puger Jember. Dari segi bahaya narkoba, justru syiah gencar menyelundupkan narkoba dari Iran ke Indonesia. Jadi jelas bahwa Syiah itu lebih banyak mudharatnya.
 Dengan dipilihnya Din Syamsuddin menjadi ketua umum MUI, paling kurang ada tiga persoalan yang perlu dijawab oleh Din Syamsuddin, sedang umat akan melihat kenyataan.
Pertama, apakah itu berarti membenarkan perkataan Kyai Hasan Basri bahwa MUI itu yang ulama adalah majelisnya? Wallahu a’lam.
Kedua, apakah sikap Din Syamsuddin yang selama ini kadang tampak liberal bahkan pluralis serta oke-oke saja terhadap aliran sesat itu akan beliau kembangkan sehingga harus berhadapan secara frontal dengan umat Islam.
Ketiga, sikap Din Syamsuddin yang ada kehati-hatiannya terutama menyangkut aqidah bila berhadapan dengan umat secara frontal, maka pilih tidak melawan Umat. Apakah dalam suasana yang tampaknya umat Islam semakin mengerti bahkan waspada terhadap bahaya syiah dengan aneka rangkaiannya itu Din Syamsuddin akan tetap jadi orang yang bersikap hati-hati atau sebaliknya justru tergelincir ke rayuan syiah yang akibatnya akan menghancurkan Din Syamsuddin sendiri di masa depannya. Kita tunggu saja.
(nahimunkar.com)


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers