Suatu siang pada bulan agustus 2010,
seorang ikhwan –sebut saja namanya Haidar- masuk ke dalam warung internet
(warnet) yang terletak tidak jauh dari Kampus UNISMUH (Universitas
Muhammadiyah) Makassar untuk melakukan browsing, buka facebook, googling, dsb.
Setelah laman facebook miliknya terbuka,
mahasiswa semester 3 Ma’had al-Birr UNISMUH Makassar itu tak menyangka
mendapatkan permintaan pertemanan dari seorang akhwat yang bernama Marlina
(nama samaran). Dikatakan akhwat karena tampilan foto profilnya mengenakan
cadar.
Pelacur Syi'ah:“Assalamu’alaikum”
Ikhwan Salafi:“Wa’alaikumussalam”
Pelacur Syi'ah:“Kuliah dimana?, antum (kamu) kuliah di
Ma’had al-Birr?”
Ikhwan Salafi:“Anti (anda) tahu dari mana?”
Pelacur Syi'ah:“Ini saya lagi lihat profil kamu.”
Ikhwan Salafi:“Tahu profil saya dari mana?”
Pelacur Syi'ah:“Saya lihat sendiri kok”
Ikhwan Salafi:“Kamu lihat dimana?”
Pelacur Syi'ah:“Saya di samping kamu”
Ikhwan Salafi:“Samping mana?”
Tanpa menjawab pertanyaan terakhir dari
Haidar. Akhwat itu langsung keluar dari biliknya menuju bilik Haidar yang ada
di sampingnya. Percakapan di dunia nyata pun dimulai.
Haidar kaget luar biasa. Gemetar. Keringat
dingin pun bercucuran.
Dan tak disangka pula, akhwat Syiah itu
lansung to the point.
Pelacur Syi'ah:“Antum (anda) mau kawin mut’ah?”
Ikhwan Salafi:“Kenapa mau kawin mut’ah? Kenapa harus ana
(saya) juga?”
Pelacur Syi'ah:“Ana barusan ini mau kawin mut’ah, dan ana
maunya antum yang pertama kawin mut’ah dengan ana.”
Pada Saat yang menegangkan itu, Marlina
langsung membuka cadarnya di hadapan Haidar. Haidar pun kaget bukan kepalang.
“Cantiknya bukan main, Masya Allah. Bibirnya seksi. Badannya molek. Dan
parfumnya sangat wangi” Gumam Haidar. Marlina ternyata berpakaian biasa (bukan
jilbab besar), ia memakai kemeja putih, rok berwarna hitam, namun ia
menggunakan cadar.
Marlina pun melanjutkan ajakannya, “Kalau
antum mau, nanti ana ajak ke murabbi ana untuk bisa dapat rekomendasi dari
murabbiku.”
Haidar semakin kaget, dan akhirnya ia
memutuskan untuk pergi. Namun Marlina tdak berhenti sampai disitu. Ia menahan
Haidar dengan memegang tangannya, “Kenapa kita’ (kamu) tidak mau kah?,” “Saya
buru-buru, karena sebentar lagi jam kuliah saya siang ini.” Jawab Haidar seraya
meninggalkan wanita Syiah itu.
Marlina hanya bisa diam berdiri melihat
Haidar beranjak meninggalkannya. Ajakannya ditolak.
Ikhwan Salafi:“Saya pikir ini iblis, karena nggak mungkin
lah cewek secantik dia datang mengajak saya kawin mut’ah. Saking kagetnya
saya, saya pun pergi tinggalkan dia untuk meninggalkan godaan setan yang sangat
megejutkan ini.” Haidar menutup kisah uniknya pada saya.
Seperti perkataan Haidar
di atas, martabat dan harga diri wanita ini sudah jatuh. Dalam ajaran Islam,
kedudukan wanita sangatlah mulia. Mereka dihormati dan ditempatkan pada
kedudukannya yang tinggi. Salah satu contohnya adalah tata cara pernikahan
Islami. Dimana wanitalah yang dilamar oleh lelaki. Bukan sebaliknya. Namun
dalam ajaran Syiah, semuanya bisa terbalik. Wanita yang melamar lelaki untuk
berzina. Na’udzubillah
Menurut Haidar, cara seperti ini adalah
salah satu trik orang-orang Syiah dalam melancarkan propaganda ajaran sesatnya.
Mengajak ikhwan yang bermanhaj salaf untuk melakukan mut’ah. Yang akhirnya jika
tawaran mut’ah itu diterima, bisa menjadi bahan ejekan dan bumerang. Bisa saja
mereka berkata, “Kalian haramkan mut’ah, tapi ternyata kalau diajak kawin
mut’ah mau juga.”
Semoga kisah nyata ini menjadi pelajaran
berharga buat kita semua, jangan sampai kita termakan bujuk rayuan mereka dan
masuk dalam kebinasaan. (Muh. Istiqamah/lppimakassar.com)
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer