- Sebagian tradisi dalam agama Syi’ah tidak dapat dilepaskan dari tradisi jaahiliyyah Persia yang diusung oleh nabi palsu bernama Mazdak. Ada beberapa kemiripan antara ajaran Mazdak dengan ajaran Syi’ah hari ini, terutama berkenaan dengan zina yang dilegalkan menjadi syari’at. Ustaadz Hartono membahas soal ini secara mendetail dalam buku beliau yang berjudul “Nabi-nabi Palsu dan Para Penyesat Ummat” yang diterbitkan Pustaka Al-Kautsar Jakarta.
- “Syi’ah ini lebih berbahaya dari korupsi. Korupsi membuat sengsara manusia (korbannya) di dunia. Sedangkan Syi’ah, selain membuat sengsara manusia di dunia (dengan makar dan kekejaman mereka–red), juga sengsara di akhirat,” demikian menurut Ustaadz Hartono Ahmad Jaiz.
- Bukti-bukti tak terbantahkan bahwa syari’at Syi’ah bertolak belakang dengan syari’at Islam.
Selasa, 14 Januari 2014, Bidang
Da’wah DPP Jum’iyyah An Najat Al Islaamiyyah menggelar kajian Islam
ilmiyyah bertajuk “Mewaspadai Bahaya Syi’ah dan Bagaimana Ahlus Sunnah
Menyikapinya”.Kajian ini diadakan mulai pukul 09.00 sampai dzuhur, di
Musholla Alhikmah, Jl. Jambul Lama, Cililitan, Jakarta Timur.
Kegiatan ini diadakan dalam rangka
partisipasi aktif untuk membendung pengaruh Syi’ah di tengah-tengah kaum
muslimin khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Kajian tentang Bahaya Syi’ah ini
menghadirkan dua narasumber: Al Ustaadz Hartono Ahmad Jaiz dan Al
Ustaadz Achmad Rofi’i, Lc. MMPd.
Ustaadz Hartono Ahmad Jaiz dikenal
memiliki perhatian besar terhadap berbagai masalah ummat, khususnya,
yang berkaitan dengan munculnya sekte-sekte sesat dalam Islam.
Lebih Berbahaya dari Korupsi
Ustaadz Hartono Ahmad Jaiz
mengajak kaum muslimin mengenali Syi’ah dari akarnya, agar semakin
gamblang diketahui dari mana sumber ajaran sesatnya.
Pada kesempatan ini, Ustaadz Hartono
Ahmad Jaiz menyoroti Syi’ah dari sisi akar kemunculannya hingga kasus
kerusuhan yang disulut oleh komunitas Syi’ah Sampang di bawah pimpinan
Tajul Muluk.
Dari uraian yang beliau sampaikan, dapat
diketahui bahwa sebagian tradisi dalam agama Syi’ah tidak dapat
dilepaskan dari tradisi jaahiliyyah Persia yang diusung oleh nabi palsu
bernama Mazdak.Ada beberapa kemiripan antara ajaran Mazdak dengan ajaran
Syi’ah hari ini, terutama berkenaan dengan zina yang dilegalkan menjadi
syari’at. Ustaadz Hartono membahas soal ini secara mendetail dalam buku
beliau yang berjudul “Nabi-nabi Palsu dan Para Penyesat Ummat” yang
diterbitkan Pustaka Al-Kautsar Jakarta.
“Syi’ah ini lebih berbahaya dari korupsi.
Korupsi membuat sengsara manusia di dunia. Sedangkan Syi’ah, selain
membuat sengsara manusia di dunia (dengan makar dan kekejaman
mereka–red), juga sengsara di akhirat,” demikian menurut Ustaadz Hartono
Ahmad Jaiz.
Fatwa Ulama Mu’tabar
Ustaadz Achmad Rofi’i memaparkan bukti-bukti tak terbantahkan bahwa syari’at Syi’ah bertolak belakang dengan syari’at Islam.
Ustaadz Achmad Rofi’i yang tampil pada
sesi kedua menyampaikan tentang bagaimana sikap ahlus sunnah terhadap
Syi’ah. Beliau memaparkan apa dan bagaimana Syi’ah dari kitab-kitab
Syi’ah sendiri. Selain itu, Ustaadz Achmad Rofi’i juga menyampaikan
bagaimana sikap para ulama ahlus sunnah yang muktabar, seperti Al Imaam
Malik dan lainnya dalam memandang Syi’ah.
Dari pemaparan Ustaadz Achmad Rofi’i,
dapat diketahui bahwa fatwa tentang sesatnya Syi’ah sudah lahir bersama
kemunculan Syi’ah itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari penjelasan
ulama-ulama Ahlus Sunnah. Oleh karena itu, adalah sebuah kebodohan yang
nyata jika ada orang yang mengatakan perbedaan antara Syi’ah dengan
Ahlus Sunnah hanyalah perbedaan madzhab. Sayang, pengetahuan keliru
tersebut masih diyakini oleh sebagian kaum muslimin yang masih jaahil
tentang hakikat Syi’ah.
Sikap An Najat
Ustaadz Haddy Prianto
menyeru kepada seluruh kalangan Ahlus Sunnah untuk bersatu dan
merapatkan barisan dalam menghadapi pengaruh Syi’ah.
Berkenaan dengan isu Syi’ah ini, Ustaadz
Haddy Prianto, ketua umum Jum’iyyah An Najat Al Islaamiyyah menyatakan,
“Sikap An Najat sebagai sebuah ormas Islam yang bergerak dalam bidang
da’wah dan pendidikan sudah jelas, bahwa kita menolak dengan tegas
segala bentuk penodaan agama. Syi’ah ini dianggap menodai Islam, karena
mereka mengaku Islam tapi hakekatnya bukan Islam. Makanya, An Najat
mengajak dan menyerukan kepada segenap kaum muslimin, para tokoh
masyarakat, tokoh agama, institusi, lembaga serta segenap unsur
pemerintah untuk menolak dan melarang paham Syi’ah tumbuh dan berkembang
di Indonesia.”
Kajian-kajian ilmiyyah tentang Syi’ah
seperti ini perlu terus diadakan, didukung, dan disosialisasikan kepada
kaum muslimin seluas-luasnya, demi mencegah kemungkinan terjadinya
pertumpahan darah di negeri tercinta ini. Kaum muslimin harus belajar
dari kasus Irak, Suriah, Mesir, dan dunia Timur Tengah yang saat ini
dibakar oleh konflik. Walloohu a’lam. (A.N.) By abu shiddiq On January 19, 2014
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer