Tanya:
Bagaimana
sikap bijak ketika terjadi kenaikan harga barang. Krn pagi tadi, istri
beli sayur. Smp rumah dia cerita, harga gorengan naik. Nampaknya, org
sdh sibuk memikirkan kenaikan harga barang. Mohon nasehat, sikap bijak
ketika terjadi kenaikan harga barang.
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Mudah mengeluh ketika sedang sulit merupakan salah satu karakter manusia.
إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا . إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا . وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا
Sesungguhnya manusia diciptakan dalam keadaan memiliki sifat
halu’, apabila dia sedang mengalami kesulitan, dia mudah berkeluh
kesah,dan jika sedang mendapatkan kenikmatan, dia bersikap pelit. (QS. Al-Ma’arij: 19 – 21)
Karena yang dipikirkan manusia, bagaimana bisa hidup enak dan enak.
Sehingga ketika mendapatkan kondisi yang tidak nyaman, mereka merasa
sangat sedih, bahkan sampai stres.
Ada beberapa keterangan yang bisa kita petik sebagai ketika terjadi kenaikan harga barang,
Pertama, bahwa kenaikan harga barang merupakan ketetapan Allah
Fenomena kenaikan harga barang bahkan pernah terjadi di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Disebutkan dalam riwayat bahwa di zaman sahabat pernah terjadi kenaikan harga. Mereka pun mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyampaikan masalahnya. Mereka mengatakan,
يا رسول الله غلا السعر فسعر لنا
“Wahai Rasulullah, harga-harga barang banyak yang naik, maka tetapkan keputusan yang mengatur harga barang.”
Mendengar aduhan ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
إن الله هو المسعر القابض الباسط الرازق وإني لآرجو أن ألقى الله وليس أحد منكم يطلبني بمظلمة في دم أو مال
“Sesungguhnya
Allah adalah Dzat yang menetapkan harga, yang menyempitkan dan
melapangkan rezeki, Sang Pemberi rezeki. Sementara aku berharap bisa
berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada seorang pun dari kalian
yang menuntutku disebabkan kezalimanku dalam urusan darah maupun harta.” (HR. Ahmad 12591, Abu Daud 3451, Turmudzi 1314, Ibnu Majah 2200, dan dishahihkan Al-Albani).
Anda bisa perhatikan, ketika
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapat laporan tentang
kenaikan harga, yang beliau lakukan bukan menekan harga barang, namun
beliau ingatkan para sahabat tentang takdir Allah, dan Allah yang
menetapkan harga. Dengan demikian, mereka akan menerima kenyataan dengan
yakin dan tidak terlalu bingung dalam menghadapi kenaikan harga,
apalagi harus stres atau bahkan bunuh diri.
Kedua, Kenaikan harga barang, tidak mempengaruhi rezeki seseorang
Bagian penting yang patut
kita yakini bahwa rezeki kita telah ditentukan oleh Allah. Jatah rezeki
yang Allah tetapkan tidak akan bertambah maupun berkurang. Meskipun,
masyarakat Indonesia diguncang dengan kenaikan harga barang, itu sama
sekali tidak akan menggeser jatah rezeki mereka.
Allah menyatakan,
وَلَوْ
بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ
يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ
“Andaikan
Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan
melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang
dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui
(keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS. As-Syura: 27)
Ibnu Katsir mengatakan,
أي: ولكن يرزقهم من الرزق ما يختاره مما فيه صلاحهم، وهو أعلم بذلك فيغني من يستحق الغنى، ويفقر من يستحق الفقر.
“Maksud ayat, Allah memberi
rezeki mereka sesuai dengan apa yang Allah pilihkan, yang mengandung
maslahat bagi mereka. Dan Allah Maha Tahu hal itu, sehingga Allah
memberikan kekayaan kepada orang yang layak untuk kaya, dan Allah
menjadikan miskin sebagian orang yang layak untuk miskin.” (Tafsir
Alquran al-Adzim, 7/206)
Terkait dengan hal ini,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan umatnya agar
jangan sampai mereka merasa rezekinya terlambat atau jatah rezekinya
serat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيُّهَا
النَّاسُ ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَمُوتَ حَتَّى يَسْتَكْمِلَ رِزْقَهُ ،
فَلا تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ ، اتَّقُوا اللَّهَ أَيُّهَا النَّاسُ ،
وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ ، خُذُوا مَا حَلَّ ، وَدَعُوا مَا حَرُمَ
“Wahai sekalian manusia,
sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya,
karena itu, jangan kalian merasa rezeki kalian terhambat dan bertakwalah
kepada Allah, wahai sekalian manusia. Carilah rezeki dengan baik, ambil
yang halal dantinggalkan yang haram.” (HR. Baihaqi dalam sunan al-Kubro
9640, dishahihkan Hakim dalam Al-Mustadrak 2070 dan disepakati
Ad-Dzahabi)
Satu catatan yang penting
dipahami, hadis ini bukan untuk memotivasi agar anda tidak bekerja atau
meninggalkan aktivitas mencari rezeki. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengingatkan demikian, tujuannya agar manusia tidak terlalu
ambisius dengan dunia, sampai harus melanggar yang dilarang syariat.
Kemudian ketika terjadi musibah, manusia tidak sedih yang berlebihan,
apalagi harus stres.
Mereka tidak Peduli dengan Kenaikan Harga
Jaga shalat, semahal apapun harga pangan, Allah menjamin rizki anda,
Allah berfirman,
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
“Perintahkahlah
keluargamu untuk shalat dan bersabarlah dalam menjaga shalat. Aku tidak
meminta rizki darimu, Aku yang akan memberikan rizki kepadamu. Akibat
baik untuk orang yang bertaqwa.” (QS. Thaha: 132)
Di masa silam, terjadi
kenaikan harga pangan sangat tinggi. Merekapun mengadukan kondisi ini
kepada salah seorang ulama di masa itu. Kita lihat, bagaimana komentar
beliau,
والله لا أبالي ولو أصبحت حبة الشعير بدينار! عليَّ أن أعبده كما أمرني، وعليه أن يرزقني كما وعدني
“Demi Allah, saya tidak
peduli dengan kenaikan harga ini, sekalipun 1 biji gandum seharga 1
dinar! Kewajibanku adalah beribadah kepada Allah, sebagaimana yang Dia
perintahkan kepadaku, dan Dia akan menanggung rizkiku, sebagaimana yang
telah Dia janjikan kepadaku.”
Allahu a’lam
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer