Dengan harapan, kita semua dapat menilai, benarkah Ahlus sunnah memerlukan konsolidasi dengan mereka?Pandangan Akidah Ahlus Sunnah dan Keyakinan Syi’ah tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala
Sebagai seorang Muslim, Anda pasti beriman bahwa sesembahan Anda hanyalah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dialah Pencipta langit dan bumi beserta seluruh isinya, dan Dia pula yang mengatur semuanya. Demikianlah keyakinan umat Islam secara umum dan syariat dalam Alqurân,
Allah-lah yang menciptakan tujuh langit, dan bumi seperti itu pula. Perintah Allah terus-menerus berlaku di antara alam langit dan alam bumi, agar kamu mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. (Q.S. at-Thalâq/65: 12).
Umat Islam meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mentukan takdir seluruh makhluk-Nya, sehingga tidak ada satu kejadian pun kecuali atas kehendak-Nya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Pada suatu hari, Sahabat Ubâdah bin Shâmit radhiallahu ‘anhu memberikan petuah kepada putranya dengan mengatakan,
Demikianlah sekelumit tentang akidah umat Islam tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala. Akan tetapi, tahukah Anda apa ideologi sekte Syi’ah? Simaklah ideologi mereka dari riwayat yang termaktub dalam kitab terpercaya mereka, yaitu Al-Kâfi karya al-Kulaini:
Abu Hâsyim al-Ja’fary menuturkan, “Pada suatu hari aku berkunjung ke rumah Abul Hasan (Ali bin Muhammad-pen) ‘alaihissalâm sepeninggal putranya Abu Ja’far (Muhammad-pen). Kala itu aku berencana mengatakan, ‘Seakan kejadian yang menimpa Abu Ja’far dan Abu Muhammad (al-Hasan bin Ali ) pada saat ini serupa dengan yang dialami oleh Abul Hasan Mûsa dan Ismâîl putra Ja’far bin Muhammad ‘alaihimussalâm.’ Kisah keduanya (Ali dan Muhammad bin Muhammad) serupa dengan kisah keduanya (Mûsa dan Ismâîl bin Ja’far), dikarenakan Abu Muhammad al-Murji menjadi imam sepeninggal Abu Ja’far ‘alaihissalâm. Tiba-tiba Abul Hasan menatapku sebelum aku sempat mengucapkan sepatah katapun, lalu ia berkata, ‘Benar, wahai Abu Hâsyim, Allah memiliki pendapat baru tentang Abu Muhammad sepeninggal Abu Ja’far yang sebelumnya tidak Dia ketahui. Sebagaimana sebelumnya muncul pendapat baru pada Mûsa (bin Ja’far) sepeninggal Ismâîl (bin Ja’far) suatu pendapat baru yang selaras dengan keadaannya. Kejadian ini sebagaimana yang terbetik dalam jiwamu, walaupun orang-orang yang sesat tidak menyukainya.’“ [Al-Kâfi oleh al-Kulaini 1/327]
Demikianlah Saudaraku! sekte Syi’ah meyakini adanya perubahan pada pengetahuan dan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga Ia berubah pendapat dan keinginan karena terjadi sesuatu yang di luar pengetahuan dan kehendak-Nya.
Menurut hemat Anda! Mungkinkah seorang Muslim memiliki keyakini semacam ini?
-bersambung insya Allah-
Artikel www.Salafiyunpad.wordpress.com
Disalin dari Majalah As-Sunnah Edisi 12 Tahun XIII
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer