Kasus pertikaian antara kelompok Sunni (Ahlussunnah wal Jama’ah) dan Syiah di Kabupaten Sampang, Madura, menjadi topik pembicaraan hangat tingkat nasional beberapa hari ini. Para tokoh-tokoh yang berafiliasi dengan kedua kelompok pun diundang ke stasiun-stasiun TV nasional sebagai narasumber. Rakyat dari berbagai kalangan pun turut memperhatikan berita ini, sebagian mereka berselancar di dunia maya bertanya kepada “mbah google” untuk mendapatkan informasi yang mereka inginkan.
Namun bagi beberapa kalangan informasi itu masih terasa bias dan sulit ditangkap, siapa sebenarnya pihak yang salah. Apakah ajaran Syiah benar-benar menyimpang? Lalu sejauh mana penyimpangannya? Ataukah Syiah hanya sekedar sebagai mahdzab alternatif dari empat mahdzab yang terkenal di kalangan Sunni.
Kali ini Konsultasi Syariah sengaja mengangkat tema yang panas ini, tetapi bukan untuk disikapi dengan emosional apalagi anarkis, hal ini semata-mata agar pembaca dapat mengambil sikap dan menilai sendiri. Kami berusaha mengangkat tema ini sebagai salah satu rujukan bagi pembaca sekalian di antara simpang siurnya informasi yang beredar di media nasional tentang hakikat ajaran Syiah. Kami berusaha semaksimal mungkin untuk berbuat adil dan menyampaikan fakta-fakta yang ada tanpa rekayasa atau sentimen sektarian. Mudah-mudahan bermanfaat.
Ajaran Syiah merupakan ajaran yang sangat tua sekali umurnya. Ajaran ini telah muncul di masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Namun cukup mengherankan, data-data mengenai ajaran Syiah sangat sulit diperoleh oleh sebagian pihak karena sifatnya yang tertutup. Kita sangat jarang menemui buku-buku induk ajaran Syiah yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia agar dapat ditelaah oleh orang awam sekali pun. Demikian juga tokoh-tokoh Syiah di negeri ini, mereka lebih senang menyebarkan paham Syiah mereka dengan bertamengkan Ahlussunnah wal Jamaah, agar mudah diterima. Bagaimana sebenarnya akidah dari kelompok ini, sampai sebegitu tertutupnya mereka. Berikut ini akidah-akidah Syiah:
1. Orang Syiah Rafidhah mengatakan Alquran yang ada di tangan kaum muslimin (baca: Ahlussunnah) berbeda dengan Alquran versi ahlul bait.
Muhammad bin Murtadha Al-Kasyi –seseorang yang dianggap berilmu dan ahli hadis dari kalangan Syiah- mengatakan,
لم يبق لنا اعتماد على شيء من القران. اذ على
هذا يحتمل كل اية منه أن يكون محرفاً ومغيراً ويكون على خلاف ما أنزل الله
فلم يقب لنا في القران حجة أصلا فتنتفى فائدته وفائدة الأمر باتباعه
والوصية بالتمسك به
“Tidaklah tersisa bagi kami untuk berpegang pada satu ayat pun dari
Alquran. Hal ini disebabkan setiap ayat telah terjadi pengubahan
sehingga berlawanan dengan yang diturunkan Allah. Dan tidaklah tersisa
dari Alquran satu ayat pun sebagai argumentasi. Maka tidak ada lagi
faedahnya, dan faedah untuk menyuruh dan berwasiat untuk mengikuti dan
berpegang dengan Alquran ….” (Tafsir Ash-Shaafi, 1:33)Muhammad bin Ya’qub Al-Kulaini –seorang yang dianggap ahli hadis dari kalangan Syiah– (w. 328/329 H) mengatakan,
عن أبي بصير عن أبي عبد الله عليه السلام قال
: وَ إِنَّ عِنْدَنَا لَمُصْحَفَ فَاطِمَةَ ( عليها السلام ) وَ مَا
يُدْرِيهِمْ مَا مُصْحَفُ فَاطِمَةَ ( عليها السلام ) قَالَ قُلْتُ وَ مَا
مُصْحَفُ فَاطِمَةَ ( عليها السلام ) قَالَ مُصْحَفٌ فِيهِ مِثْلُ
قُرْآنِكُمْ هَذَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ وَ اللَّهِ مَا فِيهِ مِنْ قُرْآنِكُمْ
حَرْفٌ وَاحِدٌ قَالَ قُلْتُ هَذَا وَ اللَّهِ الْعِلْمُ
Dari Abu Bashir, dari Abu Abdillah ‘alaihissalam ia berkata, “Sesungguhnya pada kami terdapat Mushhaf Fathimah ‘alaihassalam.
Dan tidaklah mereka mengetahui apa itu Mushaf Fathimah.” Aku berkata,
“Apakah itu Mushhaf Fathimah?” Abu Abdillah menjawab, “Mushhaf Fathimah
itu, tiga kali lebih besar daripada Alquran kalian. Demi Allah, tidak
ada di dalamnya satu huruf pun dari Alquran kalian.” Aku berkata, “Demi
Allah, ini adalah ilmu.” (Al-Kaafi, 1:239).
عَنْ هِشَامِ بْنِ سَالِمٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ
اللَّهِ ( عليه السلام ) قَالَ إِنَّ الْقُرْآنَ الَّذِي جَاءَ بِهِ
جَبْرَئِيلُ ( عليه السلام ) إِلَى مُحَمَّدٍ ( صلى الله عليه وآله )
سَبْعَةَ عَشَرَ أَلْفَ آيَةٍ
Dari Hisyam bin Salim, dari Abu Abdillah ‘alaihissalam ia berkata, “Sesungguhnya Alquran yang diturunkan melalui perantaraan Jibril ‘alaihissalam kepada Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam terdiri dari 17.000 (tujuh belas ribu) ayat.” (Al-Kaafi, 2:634). Maksudnya teks Alquran sekarang banyak ayat-ayat yang dihapus oleh para sahabat, sehingga jumlah ayatnya hanya 6000an.Muhammad Baqir Taqi bin Maqshud Al-Majlisi (w. 1111 H) ketika mengomentari hadis di atas,
موثق، وفي بعض النسخ عن هشام بن سالم موضع
هارون ابن سالم، فالخبر صحيح ولا يخفى أن هذا الخبر وكثير من الأخبار في
هذا الباب متواترة معنى، وطرح جميعها يوجب رفع الاعتماد عن الأخبار رأسا،
بل ظني أن الأخبار في هذا الباب لا يقصر عن أخبار الامامة فكيف يثبتونها
بالخبر ؟
”Shahih. Dalam sebagian naskah tertulis, ”Dari Hisyaam bin Salim”
pada tempat rawi yang bernama Harun bin Saalim. Maka kabar/riwayat ini
shahih dan tidak tersembunyi lagi bahwasannya riwayat ini dan banyak
lagi yang lainnya dalam bab ini telah mencapai derajat mutawatir secara
makna. Menolak keseluruhan riwayat ini (yang berbicara tentang perubahan
Alquran) berkonsekuensi menolak semua riwayat (yang berasal dari ahlul bait).
Aku kira, riwayat-riwayat dalam bab ini tidaklah lebih sedikit
dibandingkan riwayat-riwayat tentang imamah. Nah, bagaimana masalah
imamah itu bisa ditetapkan melalui riwayat? (Mir’atu Al-‘Uquul fii Syarhi Akhbari Alir-Rasul, 12:525).Kemudian,…. inilah hal yang membuktikan validitas keyakinan Syiah bahwasanya Alquran sekarang telah berubah:
Di atas adalah perkataan Dr. Al-Qazwini, salah seorang ulama kontemporer Syiah yang cukup terkenal. Menurutnya firman Allah Ta’ala,
إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim,
dan keluarga Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing).” (QS. Ali ‘Imran: 33).Menurutnya, yang benar adalah
إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ وَآلَ مُحَمَّدٍ عَلَى الْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, keluarga Imran, dan keluarga Muhammad melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing).”Tambahan kalimat keluarga Muhammad ini dihilangkan oleh para sahabat radhiallahu ‘anhum –(dan ini adalah kedustaan yang sangat nyata!!).[1]
Lantas mau dikemanakan firman Allah Ta’ala,
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr: 9) ?2. Orang Syiah Rafidhah telah mengafirkan para sahabat, terutama Abu Bakr Ash-Shiddiq dan Umar bin Al-Khaththab radhiallahu ‘anhuma.
Orang Syiah telah mendoakan laknat atas Abu Bakr dan Umar radhiallahu ‘anhuma – yang naasnya, doa itu dinisbatkan secara dusta kepada ‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu[2] – sebagai berikut,
اللهم صل على محمد، وآل محمد، اللهم العن
صنمي قريش، وجبتيهما، وطاغوتيهما، وإفكيهما، وابنتيهما، اللذين خالفا أمرك،
وأنكروا وحيك، وجحدوا إنعامك، وعصيا رسولك، وقلبا دينك، وحرّفا كتابك…..
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarga
Muhammad. Ya Allah, laknat bagi dua berhala Quraisy (Abu Bakr dan Umar pen.),
Jibt dan Thaghut, kawan-kawan, serta putra-putri mereka berdua. Mereka
berdua telah membangkang perintah-Mu, mengingkari wahyu-Mu, menolak
kenikmatan-Mu, mendurhakai Rasul-Mu, menjungkir-balikkan agama-Mu,
merubah kitab-Mu…..dst.”Saksikan video berikut, bagaimana ulama Syiah, Yasir Habiib, melaknat Abu Bakr, Umar, dan para shahabat lain radhiallahu ‘anhum dalam shalatnya:
Dan mari kita lihat sumber ajaran Syiah dalam kitab mereka yang mengafirkan para sahabat,
عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ ( عليه السلام ) قَالَ
كَانَ النَّاسُ أَهْلَ رِدَّةٍ بَعْدَ النَّبِيِّ ( صلى الله عليه وآله )
إِلَّا ثَلَاثَةً فَقُلْتُ وَ مَنِ الثَّلَاثَةُ فَقَالَ الْمِقْدَادُ بْنُ
الْأَسْوَدِ وَ أَبُو ذَرٍّ الْغِفَارِيُّ وَ سَلْمَانُ الْفَارِسِيُّ
رَحْمَةُ اللَّهِ وَ بَرَكَاتُهُ عَلَيْهِمْ
Dari Abu Ja’far ‘alaihis-salam, ia berkata, “Orang-orang (yaitu para shahabat pen.) menjadi murtad sepeninggal Nabi shallallaahu ‘alaihi wa alihi wa sallam
kecuali tiga orang.” Aku (perawi) berkata, “Siapakah tiga orang
tersebut?” Abu Ja’far menjawab, “Al-Miqdad, Abu Dzar Al-Ghiffari, dan
Salman Al-Farisiy rahimahullah wa barakatuhu ‘alaihim…” (Al-Kaafi, 8:245; Al-Majlisi berkata, “hasan atau muwatstsaq”).
عَنْ أَبِي عبد الله عليه السلام قال:
…….والله هلكوا إلا ثلاثة نفر: سلمان الفارسي، وأبو ذر، والمقداد ولحقهم
عمار، وأبو ساسان الانصاري، وحذيفة، وأبو عمرة فصاروا سبعة
Dari Abu Abdillah ‘alaihissalam, ia berkata, “…….Demi Allah,
mereka (para sahabat) telah binasa kecuali tiga orang: Salman
Al-Farisiy, Abu Dzar, dan Al-Miqdad. Dan kemudian menyusul mereka
‘Ammar, Abu Sasan, Hudzaifah, dan Abu Amarah sehingga jumlah mereka
menjadi tujuh orang.” (Al-Ikhtishash oleh Al-Mufiid, Hal.5, lihat: http://www.al-shia.org/html/ara/books/lib-hadis/ekhtesas/a1.html).
عَنْ أَبِي بَصِيرٍ عَنْ أَحَدِهِمَا عليهما
السلامقَالَ إِنَّ أَهْلَ مَكَّةَ لَيَكْفُرُونَ بِاللَّهِ جَهْرَةً وَ
إِنَّ أَهْلَ الْمَدِينَةِ أَخْبَثُ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ أَخْبَثُ مِنْهُمْ
سَبْعِينَ ضِعْفاً .
Dari Abu Bashir, dari salah seorang dari dua imam ‘alaihimassalam,
ia berkata, “Sesungguhnya penduduk Mekah kafir kepada Allah secara
terang-terangan. Dan penduduk Madinah lebih busuk/jelek daripada
penduduk Mekah 70 kali.” (Al-Kaafi, 2:410; Al-Majlisi berkata : Muwatstsaq).Riwayat yang semacam ini banyak tersebar di buku-buku Syiah.
Dimanakah posisi firman Allah Ta’ala,
وَالسَّابِقُونَ الأوَّلُونَ مِنَ
الْمُهَاجِرِينَ وَالأنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ
تَجْرِي تَحْتَهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ
الْعَظِيمُ
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam)
di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti
mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha
kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Itulah kemenangan yang besar” (QS. At-Taubah: 100).
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ
مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ
رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا
سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي
التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الإنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ
فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ
لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Muhammad
itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah
keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka,
kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan
keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas
sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat
mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya
maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan
tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang
kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara
mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Fath: 29)?
bersambung…Artikel www.KonsultasiSyariah.com
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer