Oleh Dr Shalih bin Fauzan Al Fauzan
Segala puji bagi Allah yang telah menetapkan sifat fana bagi dunia ini dan mengabarkan bahwa akhirat adalah negeri abadi, dengan kematian dia membinasakan usia yang panjang.
Saya
memuji-Nya atas segenap nikmat-Nya yang tercurah dan saya bersaksi
bahwa tidak ada yang berhak diibadahi selain Allah semata, Dzat Yang
Menundukkan segala sesuatu. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba dan utusan-Nya. Dia telah memperingatkan dari condong kepada
negeri ini, shalawat serta salam semoga tercurah kepada beliau dan
keluarganya beserta para shahabatnya yang taat dan suci sepanjang siang
dan malam.
Wahai
sekalian manusia, bertakwalah kepada Allah dan pikirkanlah dunia kalian
dan betapa cepat dia berlalu. Bersiap-siaplah menyambut akhirat dan
kengeriannya. Setiap bulan yang menghampiri seseorang semakin menyeret
dia mendekati ajal dan akhiratnya. Sebaik-baik kalian adalah yang
panjang umurnya lagi baik amalannya, dan sejelek-jelek kalian adalah
yang panjang umurnya lagi buruk amalannya.
Tidak
ada selain apakah seseorang diberi pahala atas ketaatan dan kebaikannya
atau diganjar dengan dosa atas kejelekan dan kemaksiatannya, kecuali
apabila dikatakan fulan telah wafat. Alangkah dekatnya kehidupan dengan
kematian. Dan segala yang akan datang pasti datang. Dan kalian sekarang
akan meninggalkan tahun yang telah usai dan usia kalian pun semakin
berkurang dan akan menyambut tahun yang kalian tidak tahu apakah kalian
akan menyelesaikannya ataukah tidak?! Maka hisablah diri-diri kalian apa
yang telah kita perbuat pada tahun yang lalu? Apabila kebaikan,
bersyukurlah kepada Allah dan sambunglah kebaikan itu dengan kebaikan.
Sedangkan apabila buruk, bertaubatlah kepada Allah darinya dan isi
sisa-sisa usia kita (dengan kebaikan) sebelum luput darinya.
Berkata Maimun bin Mihran, “Tidak
ada kebaikan dalam kehidupan kecuali bagi orang yang bertaubat atau
seseorang yang beramal shalih mencari derajat yang tinggi.”
Yakni orang yang bertaubat, kesalahan-kesalahannya gugur disebabkan
taubatnya dan orang yang beramal shalih bersungguh-sungguh dalam
menggapai derajat yang tinggi dan selain mereka merugi.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
“Demi
masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada di dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan saling
nasihat menasihati di dalam kebenaran dan saling nasihat menasihati di
dalam kesabaran.”
Pada
ayat ini Allah bersumpah dengan waktu yang merupakan zaman dimana
manusia tinggal, bahwa setiap manusia berada di dalam kerugian. Kecuali
mereka yang memiliki 4 sifat yang disebutkan; iman,
amal shalih, saling nasihat-menasihati di dalam kebenaran dan saling
nasihat menasihati di dalam kesabaran di atas kebenaran.
Surat
yang agung ini merupakan tolok ukur amal perbuatan, dengannya seorang
mukmin menimbang dirinya sehingga jelaslah baginya apakah dia termasuk
golongan yang beruntung atau merugi. Oleh karena itu Al Imam Asy-Syafi’i
berkata, “Seandainya setiap orang mentadabburi surat ini pastilah
cukup baginya.” Dan sebagian ulama berkata, “Dahulu orang-orang yang
shiddiq merasa malu kepada Allah apabila di hari itu (kualitas)
amalannya seperti kemarin hari.” Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak
rela hari berganti kecuali amalan kebajikannya bertambah. Dan mereka
malu apabila tidak ada kebajikan yang bertambah dan mereka menganggap
hal itu sebagai kerugian. Maka dengan bertambah usia seorang mukmin
bertambah pula kebaikannya. Barangsiapa kondisinya seperti ini kehidupan
lebih baik darinya daripada kematian. Dan pada doa Nabi Shallallahu
‘Alaihi Wasallam, “Ya Allah jadikanlah kehidupan sebagai penambah
kebaikan bagiku dan (jadikanlah) kematian sebagai penghenti kejelekan
dariku”. HR Muslim.
Dan At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah Rhadiyallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Tidaklah
seseorang wafat kecuali dia menyesal, apabila dia orang yang baik dia
menyesal kenapa tidak lebih baik dan apabila dia orang jahat dia
menyesal kenapa dia tidak bertaubat.”
Dan ditampakkan orang-orang yang telah wafat di dalam tidur, ia berkata, “Tidak
ada pada kami yang lebih banyak daripada penyesalan dan tidak ada pada
kalian yang lebih banyak daripada kelalaian.” Dan sebagian mereka
melihat di dalam tidurnya, ia berkata, “Kami menyesal atas suatu yang
besar, kami mengetahui tapi kami tidak berbuat sedangkan kalian berbuat
tapi tidak mengetahui. Sungguh demi Allah sekali tasbih atau dua kali
atau satu rakaat atau dua rakaat yang terdapat di lembaran (amalan kami)
lebih kami cintai daripada dunia dan seisinya.”
Wahai
hamba-hamba Allah, sesungguhnya setiap amalan tergantung penutupannya.
Barangsiapa berbuat baik pada sisa umurnya akan diampuni kesalahannya
yang telah lalu, dan barangsiapa berbuat buruk pada sisa umurnya akan
dihukum atas kesalahan yang telah lalu dan kesalahan di sisa umurnya.
Orang-orang yang telah wafat menyesal atas apa yang telah luput dari
berbagai kesenangan dunia yang fana. Apa yang telah berlalu dari dunia
walaupun pada masa yang lampau sungguh telah hilang kelezatannya dan
tinggal sisa-sisanya dan apabila kematian telah datang seolah-olah itu
semua tidak ada.
Allah Ta’ala berfirman,
“Maka
bagaimana pendapatmu jika Kami berikan kepada mereka kenikmatan hidup
bertahun-tahun, kemudian datang kepada mereka azab yang telah diancamkan
kepada mereka, niscaya tidak berguna bagi mereka apa yang mereka selalu
menikmatinya.” (QS. Asy-Syuara’: 205-207)
Dan pada Shahih Muslim dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beliau bersabda, “Allah mengangkat udzur dari hambanya yang Dia panjangkan umurnya sampai enam puluh tahun.”
Dan di dalam Sunan At-Tirmidzi, “Usia ummatku antara enam puluh sampai tujuh puluh tahun, dan sedikir dari mereka yang melewati itu.” Wahai yang bergembira dengan bertambahnya usia, sesungguhnya engkau bergembira atas berkurangnya usiamu.
Berkata sebagian ahli hikmah, “Bagaimana
bisa bergembira seseorang yang harinya membinasakan bulannya dan
bulannya membinasakan tahunnya dan tahunnya membinasakan umurnya.
Bagaimana bisa bergembira seseorang yang umurnya menggiringnya kepada
ajalnya dan kehidupannya menggiringnya kepada kematiannya.”
Akan
didatangkan di hari kiamat seseorang yang paling panjang umurnya di
dunia dari golongan kelas atas yang menelantarkan ketaatan kepada Allah
dan melakukan kemaksiatan-kemaksiatan, kemudian dicelup di neraka
sekali celup, kemudian dikatakan padanya, “Apa engkau pernah merasakan
kesenangan di dunia sekali saja? Apa pernah engkau melalui kegembiraan
di dunia sebentar saja? Maka ia berkata, “Sungguh tidak pernah wahai
Rabb! Lupa segala macam kenikmatan dunia pada awal dirasakan padanya
azab. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang diberikan pada mereka
kesempatan hidup kemudian mereka telantarkan dalam kelalaian dan
kesenangan. Dan diberikan pada mereka harta kemudian mereka
hambur-hamburkan di jalan syahwat-syahwat yang haram. Ketika mereka
merasakan balasan mereka yang pertama, mereka lupa setiap apa yang
pernah mereka miliki di dunia dari waktu dan harta dan semua apa yang
pernah mereka rasakan dari kelezatan dan syahwat. Merekalah orang-orang
yang memusatkan akal-akalnya dan aktifitasnya serta perhatiannya untuk
dunia mereka dan mengikuti syahwat perut dan kemaluan mereka dan
meninggalkan kewajiban terhadap Rabb mereka dan melupakan akhirat mereka.
Hingga
datang kepada mereka kematian sehingga mereka keluar dari dunia dalam
keadaan tercela, merugi dari kebaikan-kebaikan, sehingga bersatulah pada
mereka sakratulmaut dan ruginya kematian. Maka mereka pun menyesal di
saat penyesalan tidak lagi bermanfaat, “dan pada hari itu diperlihatkan
neraka Jahannam, dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak
berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan, “Alangkah baiknya
kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini.” Maka, pada hari itu tiada seorangpun menyiksa seperti siksa-Nya, (QS. Al Fajr: 25)
Maka
pikirkanlah wahai manusia sekalian! Dengan habisnya tahun habis pula
umur seseorang dan pikirkanlah, dengan berpindahnya tahun perpindahan ke
negeri akhirat.
“Hai
kaumku, sesungguhnya kehidupan ini hanyalah kesenangan (sementara) dan
sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. (Barangsiapa mengerjakan
perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalas melainkan sebanding dengan
kejahatan itu. Dan barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh baik
laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka
akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab. (QS.
Ghafir: 39-40)
Dikutip
dari: http://www.ahlussunnah-jakarta.com/artikel_detil.php?id=411
Sumber : Sahab.net, Oleh Dr Shalih bin Fauzan Al Fauzan Judul: Nasihat Penutup Tahun
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer