Izinkan Ummi berbicara dari hati seorang wanita,yang mungkin bisa mewakili suara saudara-saudara Ummi,para akhwat pada umumnya.
Tumbuhnya ‘perasaan’ ikhwan terhadap akhwat bila berlanjut terus tidak jarang pada akhirnya sampai pada proses yang namanya ta’aruf.Nah disinilah Ummi ingin mencoba bicara dan sekaligus berpesan kepada para ikhwan yang akhirnya memutuskan untuk menjalani proses ta’aruf pada seorang akhwat.
Proses ta’aruf merupakan suatu proses awal menuju proses selanjutnya,yaitu khitbah dan akhirnya sebuah pernikahan.Memang tidak semua sukses sampe tahap itu.Sang sutradaralah yang mengatur.Semua adalah scenario dan rekayasa-NYA.Tapi kita manusia juga diberi pilihan. Mau baik atau buruk,mau syurga atau neraka,mau sukses atau gagal,semua adalah pilihan.Namun tetap ALLOH yang menentukan.
Bagi para ikhwan,pikirkanlah baik-baik,matang-matang,dan masak-masak sebelum menawarkan sebuah jalinan.Jangan mudah melontarkannya jika tak ada komitmen dan kesungguhan untuk meneruskannya.Mengertilah keadaan akhwat.Antum tau,bahwa sifat kaum hawa itu lebih sensitive.Akhwat mudah sekali terbawa perasaan.Disadari atau tidak,diakui atau tidak,akhwat adalah makhluk yang mudah sekali GR,suka disanjung,suka diberi pujian apalagi diberi perhatian lebih.
Bila diibaratkan ta’aruf adalah pintu halaman rumah antum dan pernikahan adalah pintu rumah antum,kemudian timbul pertanyaan,berapa jauhkah jarak pintu gerbang menuju pintu rumah antum?
Padahal selama perjalanan akan banyak cobaan menghadang.Bunga-bunga indah di halaman rumah antum bisa membuat akhwat terpesona.Kolam ikan yang indah juga membuata para akhwat terlena.Ingin sekali akhwat memetiknya,ingin sekali akhwat berlama-lama di sana menikmati keindahan dan kenikmatan yang antum sajikan.Tapi tidak berhak,karena belum mendapat ijin dari yang punya rumah.
Akhwat ingin segera mencapai sebuah keberkahan,tapi ditengah jalan antum menyuguhkan keindahan-keindahan yang membuat akhwat lupa akan tujuan semula.Lebih menyakitkan lagi jika antum membuka gerbang itu lebar-lebar dan akhwatpun menyambut panggilan antum dengan hati berbunga-bunga.Tapi setelah akhwat mendekat dan sampai di depan pintu rumah antum,ternyata pintu rumah itu masih tertutup.Bahkan antum tak berniat untuk membukakannya.Saat itulah hati akhwat berkeping-keping.Setelah senmua harapan terangkai,tapi kini semua runtuh tanpa kepastian.Atau mungkin antum akan membukakannya,tapi kapan???
Antum bilang jika saatnya tepat.Lalu antum membiarkan akhwat menunggu diteras rumah antum dengan suguhan yang membuat akhwat kembali terbuai,tanpa ada sebuah kejelasan.Jangan biarkan akhwat berlama-lama di halaman rumah antum jika memang antum tak ingin atau belum siap membukakan pintu untuknya.Akhwat akan segera pulang karena mungkin saja rumah lain yang siap menjadi tempat bernaung mereka dari teriknya matahari dan derasnya hujan di luar sana. Mereka tak ingin menghianati calon suami mereka yang sebenarnya.Diistananya ia menunggu calon bidadarinya.Menata istananya agar tampak indah.Sementara mereka berkunjung dan berlama-lama di istana orang lain.
Akhi,tolong hargai akhwat sebagi saudara antum.Akhwat bukan kelinci percobaan.Akhwat punya perasaan yang tidak berhak antum buat ‘coba-coba’.Pikirkanlah kembali.Mintalah PetunjukNYA.Jika antum sudah merasa siap,maka jemputlah mereka.
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
BERITA_wongANteng
SEO
theproperty-developer
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.
Jumlah Pengunjung
Blog Archive
-
▼
2012
(753)
-
▼
February
(52)
- Perbedaan Mani dan Madzi bagi Wanita
- Syarah Al Aqidah Al Wasithiyah Syaikhul Islam Ibn...
- Bedanya Hanya Lima Menit
- 10 Renungan Bagi Yang Ditimpa Ujian/Musibah
- Hukum menabung di bank dengan aneka niat
- Pengaruh Istri yang Bersyukur dan Istri yang Tidak...
- Ketika Ayah Tidak Bersedia Menjadi Wali Nikahku..
- Hukum Wanita Melihat Ustadz Di Video Dalam Rangka ...
- Ustadz Farid Okbah beberkan data Syi'ah di hadapan...
- Sifat Salam Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam
- Apakah Memakai Baju Warna Kuning Terlarang bagi Pria?
- (Info) Pondok Pesantren Imam Syafi'i Brebes
- Ucapan salam
- Meniti Jalan Meraih Kecintaan Allah, sebuah catata...
- Kesederhanaan Kehidupan Ummahatul Mukminin
- Sakit Yang Harus Diberitahukan Kepada Calon Suami
- Dowload Murottal Syaik Abdullah Al Mathrud
- Shalat Sunah Fajar Setelah Shalat Subuh
- Potongan Badan, Dikubur atau Dibuang
- Hukum Minum Dengan Dua Tangan
- Jauhi sombong
- Nasehat yang hendak Ta'aruf
- Dari yang Terluka Hatinya…
- Ibnu Taimiyah, Ibnu Hajar, Shalahuddin Al Ayubi Pr...
- Memadu Kasih di Hari Valentine
- Donwload Kajian Asatidz Ahlussunnah
- Kenapa Mesti yang Shalehah yang Didamba?
- safari dakwah Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abd...
- Wisata Spiritual Ke Kuburan Wali
- Bolehkah Menerima Sumbangan Dari Non Muslim Untuk ...
- Awas Buku Syiah !
- Inilah Undangan Syiah yang Disebut Mencatut Muhamm...
- Bahaya Hari “kumpul kebo” 14 Feb
- Doa Istiftah Yang Kurang
- Kitab Riyadhus Shalihin
- Hukum Merayakan Valentine’s Day
- Cinta Karena Allah Terhadap Lawan Jenis
- Penerimaan Santri Ma’had Umar Bin Khattab (Semeste...
- Apakah suara wanita itu aurat ?
- Kaidah Fiqhiyyah 2
- Nikah Misyar, Berpisah Jauh dari Pasangan
- Ummu Sulaim,Pemilik mahar termulia
- Terimakasih Kepada Bapak Haidar Bagir, Atas Pengak...
- Muqoddimah :Kaidah-Kaidah Fiqih
- Kaidah-Kaidah Fiqih 1
- Pengertian Jenggot
- Anak Sholih dan sholihah adalah takdir Alloh
- di kala sakit
- Memperingati Maulid dalam rangka Mengingat Kelahir...
- Kumpulan Artikel Maulid Nabi
- Wasiat Seorang Ibu Kepada Putrinya Yang Akan Meras...
- Jenggot di rapikan?
-
▼
February
(52)