Syarah Al Aqidah Al Wasithiyah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (Bag.1)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (Bag.1)
Oleh : Syaikh Sa'id bin Ali bin Wahfi Al-Qahthaniy rahimahullah
MUKADIMAH
بسم الله الرحمن الرحيم
Segala
puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam yang lengkap dan
sempurna semoga dilimpahkan kepada Nabi dan Rasul paling mulia, Nabi
dan Imam kita, Muhammad bin Abdullah, juga kepada segenap keluarga,
shahabatnya, dan siapa saja yang mengikuti jejak mereka dengan baik,
hingga Hari Kiamat. Amma ba'du.
Kitab "Al-Aqidah Al Wasithiyah" tulisan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله تعالى,
adalah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Adapun latar belakang
penulisan, dan penamaannya dengan Al Wasithiyah, ialah: Bahwa seorang
Qadhi dari negeri Wasith yang sedang melaksanakan haji datang kepada
Syaikhul Islam dan memohon beliau untuk menulis tentang Aqidah Salafiyah
yang beliau yakini. Maka, beliau رحمه الله menulisnya dalam tempo sekali jalsah, (sekali duduk), seusai shalat 'Ashar. Ini merupakan bukti nyata bahwa beliau رحمه الله
memiliki ilmu yang luas dan dikaruniai oleh Allah kecerdasan dan
keluasan ilmu yang mengagumkan. Dan itu tidak aneh, karena karunia Allah
itu diberikan dan diharamkan bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Kepada
Allah Yang Maha Tinggi dan Agung, kita memohon akan keutamaan dan
kemuliaan-Nya.
Ketika
saya mengetahui betapa pentingnya kandungan Kitab "Al-'Aqidah
Al-Wasithiyah" tersebut, saya berkeinginan untuk membuat syarah
-penjelasan- ringkas tentang kitab Aqidah ini. Saya memohon kepada Allah
agar hal itu saya laksanakan semata-mata untuk mencari ridha-Nya. Tidak
diragukan lagi bahwa banyak ulama telah melakukan upaya yang besar
untuk menjaga, mengajarkan, mengulas, dan mensyarah, terhadap kitab
"Al-.'Aqidah Al-Wasithiyah" ini dan di antara yang aku ketahui dari
syarah-syarah tersebut antara lain : "Ar-Raudhah An-Nadiyyah, Syarh
Al-'Aqidah Al-Wasithiyah" tulisan Syaikh Zaid bin Fayadh, "Al-Kawasyif
Al-Jaliyyah 'An- Ma'ani Al-Aqidah Al-Wasithiyah" tulisan Syaikh Abdul
Aziz bin Muhammad1,
"Syarh Al-'Aqidah Al-Wasithiyah" tulisan Muhammad Khalil Al-Haras, dan
"At-Ta'liqat Al-Mufidah 'ala Al-''Aqidah Al-Wasithiyah" tulisan Syaikh
Abdullah bin Abdurrahman Asy-Syarif. Beberapa syarah tersebut cukup baik
dan berhasil menjelaskan makna-makna aqidah tersebut. Adapun dalam
syarah ringkas yang saya susun ini, saya melakukan hal-hal sebagai
berikut:
Saya
mentakhrij hadist-hadits Rasulullah dan menisbahkannya, kadang-kadang
kepada sumber aslinya, tapi kadang-kadang cukup saya tunjukkan sumber
aslinya tanpa teks. Saya juga menisbahkan ayat-ayat kepada surah dan
nomornya, selain saya juga memberikan judul yang sesuai untuk setiap
tema, misalnya : "Definisi Al-Firqah An-Najiyah:, "Madzhab Ahlus Sunnah
wal Jama'ah tentang Sifat-sifat Allah", "Rukun Iman menurut Firqah
Najiyah", Metode Ahlus Sunnah wal Jama'ah dalam Menafikan dan Menetapkan
Asma' dan Sifat-sifat Allah", "Madzhab Mereka dan Ayat-ayat serta
hadits-hadits tentang Asma' dan Sifat-sifat Allah". Kemudian saya
membuat judul sendiri untuk masing-masing sifat, tapi kadang-kadang saya
gabungkan beberapa sifat dalam satu judul. Ini tidak saya maksudkan
untuk membatasi, melainkan untuk menyebutkan sifat-sifat yang telah
disebutkan oleh penulis. Penulis juga menyebutkan banyak ayat dan
hadits, akan tetapi saya hanya menyebutkan satu dalil untuk setiap
sifat, dari ayat atau hadits, sementara yang lain saya hapuskan untuk
meringkaskan syarah ini. Kemudian saya menyebutkan "Sikap pertengahan
Ahlus Sunnah dalam masalah sifat Allah" di antara golongan-golongan lain
yang ada. Sikap pertengahan mereka dalam masalah perbuatan manusia,
Sikap pertengahan mereka dalam masalah ancaman Allah", Sikap pertengahan
mereka mengenai nama-nama Iman dan Dien", "Sikap pertengahan mereka
mengenai shahabat-shahabat Rasulullah صلي الله عليه وسلم,
"Iman kepada Hari Akhir dan hal-hal yang berkaitan dengannya", "Takdir
dengan keempat tingkatannya", "Madzhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah tentang
Iman dan Dien, Shahabat Rasulullah صلي الله عليه وسلم,
dan Karamah para wali", serta "Akhlak mulia Ahlus Sunnah wal Jama'ah".
Semoga Allah memberikan taufik kepada saya dalam melaksanakan apa yang
dicintai dan diridhai-Nya. Shalawat, salam, dan barakah, semoga
dilimpahkan Allah kepada hamba dan Rasul-Nya, Muhammad صلي الله عليه وسلم, juga kepada segenap keluarga dan shahabatnya.1
DEFINISI AL-FIRQAH AN-NAJIYAH [AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH]
Firqah
(dengan huru fa' dikasrahkan) artinya sekelompok manusia. la disifati
dengan an-najiyah, (yang selamat), dan Al-Manshurah, (yang mendapat
pertolongan), berdasarkan sabda Rasulullah
صلي الله عليه وسلم
لَا
يَزَالُ مِنْ أُمَّتِي أُمَّةٌ قَائِمَةٌ بِأَمْرِ اللَّهِ لَا
يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ وَلَا مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ
أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ عَلَى ذَلِكَ
"Akan
senantiasa ada sekelompok umatku yang tegar di atas al-haq, yang tidak
akan terkena mudharat dari orang yang enggan menolong atau menentang
mereka, sehingga datanglah keputusan Allah sedangkan mereka tetap dalam
keadaan begitu."2
Adapun
Ahlus Sunnah wal Jama'ah, adalah merupakan pengganti atau nama lain
dari kelompok tersebut. Yang dimaksud dengan As-Sunnah adalah Thariqah
(cara/jalan ) yang dianut oleh Rasulullah صلي الله عليه وسلم para sahabat beliau, dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka hingga Hari Kiamat.
Adapun
al-jama'ah, makna asalnya adalah sejumlah orang yang mengelompok.
Tetapi, yang dimaksud dengan al-jama'ah dalam pembahasan aqidah ini
adalah Salaf (pendahulu) dari umat ini dari kalangan shahabat dan
orang-orang yang mengikuti kebaikan mereka, sekalipun hanya seorang yang
berdiri di atas kebenaran yang telah dianut oleh jama 'ah tersebut.3
Abdullah bin Mas'ud رضى الله عنه berkata :
اَلْجَمَاعَةُ مَا وَفَقَ الْهَقَّ وإِنْ كُنْتَ وَحْدَكَ
"Jama'ah adalah apa yang selaras dengan kebenaran, sekalipun engkau seorang diri.
Dari 'Auf bin Malik رضى الله عنه yang berkata: Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda :
اِفْتَرَقَتِ
الْيَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً فَوَاحِدَةٌ فِي
الْجَنَّةِ وَسَبْعُوْنَ فِي النَّارِ وَافْتَرَقَتِ النَّصَارَى عَلَى
ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً فَإِحْدَى وَسَبْعُوْنَ فِي النَّارِ
وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ
لَتَفْتَرِقَنَّ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَاحِدَةٌ
فِيْ الْجَنَّةِ وَثِنْتَانِ وَسَبْعُوْنَ فِيْ النَّارِ
"Umat
Yahudi berpecah menjadi tujuh puluh satu golongan, satu golongan di
jannah sedangkan tujuh puluh golongan di naar. Umat Nasrani berpecah
menjadi tujuh puluh dua golongan, tujuh puluh satu golongan di naar
sedangkan satu golongan di jannah. Demi Allah, yang jiwaku di
tangan-Nya, umatku akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, satu
golongan di jannah sedangkan tujuh puluh dua golongan di naar."4
....bersambung, insya Allah.
1 As Salman, Al-Asilah wal Ajwibah al-Ushuliyyah Al-Aqidah Al-washithiyyahyang juga tulisan beliau
2 Dikeluarkan oleh Al-Bukhari dengan lafazhnya dari Mughirah رضى الله عنه, IV/187 dan Muslim III/15233 Ar-Raudah An-Nadiyyah Syarh Al-Aqidah Al-Washitiyyah, hal. 14 Zaid bin Fayyadh dan Muhammad Khalil Al-Haras, hal 16
4 Ibnul Qayyim, ighasatul Lahfan Min Mashayid Asy-Syaithan, I/70.
HR. Ibnu Majah 3992, dishahihkkan Al-Albani (Ibnu Majjah)
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer