Amma Ba’du:
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (مَنْ أَصْبَحَ
مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ ، عِنْدَهُ قُوتُ
يَوْمِهِ ، فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا)
Diriwayatkan oleh Imam Al-Tutmudzi di dalam sunannya dari Abdullah bin Muhsin Al-Khutami bahwa Nabi Muhammand shalallahu ‘alai wasallam bersabda: "Barangsiapa yang pada waktu paginya merasakan ketentraman hati, sehat pada jasmaninya, dia memilki makanan untuk hari itu maka sungguh seakan dunia telah dikumpulkan untuk dirinya”. [Al-Turmudzi: 4/547 no: 2346].
Sabda Nabi Muhammad shalallahu ‘alai wasallam
artinya: (Pada waktu paginya) artinya menghadapai pagi hari itu. Di
dalam hadits ini terdapat isyarat bahwa seyogyanya bagi orang yang
beriman untuk tidak memusingkan urusan yang berhubungan dengan masa
depan, sebab perkara tersebut di tangan Allah, Dialah yang mengurusi
segala urusan, menentukan segala taqdir, maka hendaklah dia berbaik
sangka kepada Tuhannya dan bersikap optimis dengan kebaikan.
Sabda Nabi Muhammad shalallahu ‘alai
wasallam yang artinya: (merasakan ketentraman dalam hatinya) maksudnya
adalah merasa aman terhadap keadaan sanak keluarganya, dikatakan juga
maknanya: merasa aman di dalam rumah dan perjalanannya, di katakana juga
maknanya adalah: merasa aman di dalam rumahnya, dia merasa aman dari
ancaman pembunuhan orang lain, atau aman dari pencurian yang mungkin
terjadi atau aman terhadap ancaman yang mengarah kepada kehormatannya.
Nikamat aman termasuk salah satu nikmat
besar yang diberikan oleh Allah kepada para hamba -Nya setelah nikmat
iman dan Islam, dan tidak akan merasakan kenikmatan ini kecuali orang
yang telah kehilangan nikmat ini, seperti orang-orang yang hidup di
Negara-negara yang kehilangan jaminan keamanannya, atau orang yang hidup
pada masa peperangan yang berkecamuk sehingga membinasakan tumbuhan dan
hewan, mereka tidur di bawah raungan pesawat-pesawat perang dan
dentuman meriam, seseorang yang hidup pada masa seperti itu meletakkan
tangannya di atas hatinya sambil menunggu ancaman kematian pada setiap
saat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَـٰنَهُم بِظُلۡمٍ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ لَهُمُ ٱلۡأَمۡنُ وَهُم مُّهۡتَدُونَ
Orang-orang
yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kelaliman
(syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka
itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-An’am: 82)
Dan Allah subhanahu wa ta’ala
telah menjanjikan bagi orang-orang yang beriman untuk mendapatkan nikmat
kemanan pada saat mereka mewujudkan tauhid, mengikhlaskan keimanan dan
beramal shaleh. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman;
وَعَدَ
ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ
لَيَسۡتَخۡلِفَنَّهُمۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ ڪَمَا ٱسۡتَخۡلَفَ ٱلَّذِينَ مِن
قَبۡلِهِمۡ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمۡ دِينَہُمُ ٱلَّذِى ٱرۡتَضَىٰ لَهُمۡ
وَلَيُبَدِّلَنَّہُم
مِّنۢ
بَعۡدِ خَوۡفِهِمۡ أَمۡنً۬اۚ يَعۡبُدُونَنِى لَا يُشۡرِكُونَ بِى
شَيۡـًٔ۬اۚ وَمَن ڪَفَرَ بَعۡدَ ذَٲلِكَ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ
ٱلۡفَـٰسِقُونَ
Dan Allah telah berjanji kepada
orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang
saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah
diridai -Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan)
mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa.
Mereka tetap menyembah -Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun
dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu,
maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. Al-Nur: 55)
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
أَلَآ إِنَّ أَوۡلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ (٦٢) ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَڪَانُواْ يَتَّقُونَ (٦٣)
لَهُمُ
ٱلۡبُشۡرَىٰ فِى ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَفِى ٱلۡأَخِرَةِۚ لَا
تَبۡدِيلَ لِڪَلِمَـٰتِ ٱللَّهِۚ ذَٲلِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ (٦٤)
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar. (QS. Yunus: 62-64).
Sabda Nabi Muhammad shalallahu ‘alai wasallam
yang artinya: (Sehat pada jasmaninya) maksudnya adalah sehat dan
selamat dari segala cacat dan penyakit. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad di
dalam kitab Al-Musnad dari Anas bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alai wasallam bersabda:
اللهم إني أعذبك من البرص والجنون و الجذام سيئ الأسقام
"Ya Allah sesungguhnya aku berlindung dengan -Mu dari penyakit belang, gila, kusta dan penyakit yang buruk”.[Musnad Imam Ahmad: 3/192]
Dan Nabi Muhammad meminta kepada Allah subhanahu wa ta’ala
baik pada waktu pagi dan petang kesehatan dan keselamatan dalam agama,
diri, keluarga dan harta serta beliau memerintahkan shahabat untuk
melakukan hal yang sama. Diriwayatkan oleh imam Abu Dawud dari Abdullah
bin Umar Radhiyallohu'anhu berkata: Rasulullah shalallahu ‘alai wasallam tidak pernah meninggalkan do’a ini baik pada waktu pagi dan petang:
اللهم إني أسألك العافية في الدنيا والآخرة اللهم إني أسألك العفو والعافية في ديني ودنياي وأهلي ومالي
Ya
Allah aku memohon kepada -Mu keselamatan baik di dunia dan akherat, Ya
Allah aku memohon kepada -Mu ampunan, keselamatan dalam agamaku,
duniaku, keluargaku dan hartaku”. [Abu Dawud: no: 5074]
Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi di dalam
sunannya dari Mu’adz bin Rifa’ah dari bapaknya berkata: Abu Bakar
berdiri di atas mimbar kemudian menangis lalu berkata: Sungguh
Rasulullah shalallahu ‘alai wasallam berdiri pada tahun pertama di atas mimbar kemudian menangis, dan beliau bersabda: "Mintalah
kepada Allah subhanahu wa ta’ala ampunan dan keselamatan, sesungguhnya
seseorang tidak diberikan sesuatu setelah keyakinan yang lebih baik dari
keselamatan”. [HR. Al-Turmudzi di dalam kitab sunannya: no: 3558].
Dan Nabi Muhammad shalallahu ‘alai wasallam
memberitahukan bahwa banyak manusia yang tertipu dan meremehkan nikamat
ini. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya dari
Abdullah bin Abbas Radhiyallohu'anhu berkata: Nabi Muhammad shalallahu ‘alai wasallam bersabda: "Dua nikmat yang banyak manusia merugi padanya yaitu nikmat sehat dan waktu luang”.[Al-Bukhari: no: 6412]
Dan Nabi Muhammad shalallahu ‘alai
wasallam telah memberikan peringatan agar seseorang menjaga waktu
sehatnya sebelum datang masa sakitnya. Diriwayatkan oleh Al-Hakim di
dalam kitab Al-Mustadrok dari Ibnu Abbas RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alai wasallam bersabda: “Jagalah lima hal sebelum datangnya lima keadaan, dan di antara yang disebutkan: dan jangalah sehatmu sebelum sakitmu”.[HR.
Al-Hakim di dalam kitab AL-Mustadrok: 3/341 no: 7844 dan dia berkata:
ini adalah hadits yang shahih dengan syarat al-Syaikhaini dan mereka
berdua tidak mengelurkan hadits ini, dan dihahihkan oleh syekh Al-Albani
di dalam kitab Al-Jami’us Shagir: 1/244 no: 1077]
Dan Ibnu Umar RA sebagimana diriwayatkan di dalam shahih Bukhari berkata: "Apabila
kamu berada di waktu pagi maka janganlah menunggu waktu sore dan
apabila kamu berada pada waktu sore maka janganlah menunggu waktu pagi,
dan manfaatkanlah waktu sehatmu untuk kemaslahatan waktu sakitmu dan
masa hidupmu untuk kemaslahatan matimu”. [Al-Bukhari: no: 6416].
Orang yang selalu mengunjungi rumah
sakit akan mengetahui penyakit-penyakit yang diderita oleh
saudara-saudaranya, di mana sebagian penyakit tersebut tidak bisa
ditangani oleh ilmu kedokteran moderen, maka hendaklah dia memuji Allah
subhanahu wa ta’ala atas nikmat kesehatan yang diberikan oleh Allah
subhanahu wa ta’ala kepadanya. Maha Benar Allah dengan firman -Nya:
وَءَاتَٮٰكُم
مِّن ڪُلِّ مَا سَأَلۡتُمُوهُۚ وَإِن تَعُدُّواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ لَا
تُحۡصُوهَآۗ إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَظَلُومٌ۬ ڪَفَّارٌ۬
Dan
Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu
mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah
dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat lalim dan
sangat mengingkari nikmat Allah. (QS. Ibrahim: 34).
Dan Sabada Nabi Muhammad shalallahu ‘alai wasallam:
(dia memilki makanan untuk hari itu), maksudnya makanan yang mencukupi
kebutuhan hidupnya untuk hari itu. Dan makanan termasuk salah satu
nikmat Allah subhanahu wa ta’ala yang besar. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: ﴿ فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ الَّذِي أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَآمَنَهُم مِّنْ خَوْفٍ ﴾
( القريش: 3-4 )
( القريش: 3-4 )
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan
Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka
untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. (QS.
Quraisy: 3-4)
Dan Nabi Muhammad shalallahu ‘alai
wasallam memohon perlindungan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dari
kelaparan. Diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam kitab sunan -nya dari
Abi Hurairah Radhiyallohu'anhu bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alai wasallam bersabda: "Ya Allah aku berlindung kepada -Mu dari kelaparan sebab dia adalah seburuk-buruk teman tidur”. [HR. Abu Dawud: no: 1547]
Dan Nabi Muhammad shalallahu ‘alai
wasallam memohon kepada Tuhannya rizki yang cukup, yaitu kadar yang bisa
mencukupi kebutuhannya. Diiriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari
Abi Hurairah Radhiyallohu'anhu bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alai wasallam bersabda: "Ya Allah jadikanlah rizki keluarga Muhammad makanan kesehariannya”.[Al-Bukhari: no: 6460 dan Muslim: 4/2281 no: 1055]
Dari apa yang telah dijelaskan
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa barangsiapa yang terkumpul di dalam
dirinya tiga perkara di atas maka dia seakan telah memiliki seluruh
dunia, dan sungguh masayarakat menguasai berlipat-lipat dari apa yang
telah disebutkan di dalam hadits tersebut, namun mereka mengingkarinya,
merendahkan apa yang mereka miliki sebagaimana firman Allah subhanahu wa
ta’ala:
قال الله تعالى: ﴿ يَعْرِفُونَ نِعْمَتَ اللّهِ ثُمَّ يُنكِرُونَهَا وَأَكْثَرُهُمُ الْكَافِرُونَ﴾ ( النحل: 83)
Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian
mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
kafir. (QS. Al-Nahl: 83)
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: ﴿ أَفَبِنِعْمَةِ اللّهِ يَجْحَدُونَ ﴾ ( النحل: 71)
Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?. (QS. Al-Nahl: 71)
Dan obat dari penyakit ini adalah
hendaklah seseorang memandang kepada orang yang kehilangan nikmat
tersebut atau kehilangan sebagiannya, sebagaimana telah disebutkan oleh
Nabi Muhammad shalallahu ‘alai wasallam di dalam sebuah riwayat di dalam
kitab shahih Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah Radhiyallohu'anhu bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alai wasallam bersabda: "Lihatlah
kepada orang yang lebih rendah dari kalian dan janganlah memandang
kepada orang yang lebih tinggi dari kalian, sebab hal itu lebih pantas
agar kalian tidak merendahkan nikmat Allah”. [Al-Bukhari: 4/189 no: 6490 dan Muslim: 4/2275 no: 2963]
Ibnu Jarir dan yang lainnya berkata:
Hadits ini sangat luas mencakup berbagai macam kebaikan, sebab jika
seseorang melihat kepada orang yang dilebihkan dari sisi harta maka
dirinya akan menuntut seperti itu, dan akan menganggap remeh nikmat
Allah subhanahu wa ta’ala yang ada pada dirinya, dan dia akan selalu
berusaha untuk memperbanyak dan mengumpulkan harta agar bisa mengejar
kekurangan atau mendekati jumlah, inilah realita yang terjadi pada diri
manusia. Akan tetapi jika seseorang memandang kepada orang yang lebih
rendah dalam urusan duniawi maka akan nampak pada dirinya harga nikmat
Allah subhanahu wa ta’ala, dengan hal itu dia akan mensyukurinya dan
bersikap merendah diri serta akan berbuat kebaikan”. [Shahih Muslim syrhan Nawawi: 6/97].
Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash Radhiyallohu'anhu
bahwa seseorang meminta kepadanya dan berkata: Bukankah kita adalah
orang-orang fakir dari golongan kaum muhajirin?. Abdullah berkata:
Apakah engkau memiliki istri sebagai teman hidupmu?. Dia berkata: ya.
Abdullah berkata: Tidakkah engkau memiliki rumah sebagai tempat
tinggal?. Lelaki itu berkata: Ya. Abdullah berkata: kalau begitu engkau
termasuk orang yang kaya. Lelaki itu berkata kembali: Saya juga
memiliki seorang pembantu. Abdullah berkata: Engkau termasuk raja”. [Shahih Muslim: no: 2979]
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta
alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita
Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.
Judul Asli: شرح حديث : من أصبح آمنا في سربه
Karya: Dr. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi
Terjemah : Muzaffar Sahidu
Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad
Publisher: islamhouse.com
Terjemah : Muzaffar Sahidu
Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad
Publisher: islamhouse.com
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer