Pertanyaan:
Assalamu’alaikum
Assalamu’alaikum
Saya pernah mendengar, setan akan hadir dan menggoda manusia ketika kita hendak mati. Apa itu benar?
Jazakumullah khairan
Jazakumullah khairan
Dari: Fitri
Jawaban:
Wa’alaikumussalam
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah
Jawaban:
Wa’alaikumussalam
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah
Setan sebagai musuh manusia yang paling nyata,
selalu memanfaatkan kesempatan untuk menyesatkan umat manusia. Dia
paham, hakikat kebahagiaan dan penderitaan adalah di akhirat kelak.
Karena itu, target utama setan adalah menyeret manusia ke neraka, dengan
tipuan dunia. Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu, beliau mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَحْضُرُ أَحَدَكُمْ
عِنْدَ كُلِّ شَيْءٍ مِنْ شَأْنِهِ، حَتَّى يَحْضُرَهُ عِنْدَ طَعَامِهِ،
فَإِذَا سَقَطَتْ مِنْ أَحَدِكُمُ اللُّقْمَةُ، فَلْيُمِطْ مَا كَانَ بِهَا
مِنْ أَذًى، ثُمَّ لِيَأْكُلْهَا، وَلَا يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ، فَإِذَا
فَرَغَ فَلْيَلْعَقْ أَصَابِعَهُ، فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي فِي أَيِّ
طَعَامِهِ تَكُونُ الْبَرَكَةُ
“Sesungguhnya setan mendatangi kalian dalam setiap urusan kalian.
Sampai setan ikut hadir di makanan kalian. Karena itu, jika ada
sejumput makanan kalian yang jatuh, hendaknya dia bersihkan kotoran yang
menempel, kemduian makanlah, dan jangan ditinggalkan untuk setan. Jika
selesai makan, hendaknya kalian menjilati jarinya, karena kalian tidak
tahu di bagian makanan yang manakah yang mengandung berkah.” (HR. Muslim no. 2033)
Sebagai seorang mukmin, kita pun menyadari akan pentingnya khusnul khotimah (ujung kehidupan yang baik) dan bahaya suu-ul khotimah
(ujung kehidupan yang buruk). Oleh karena itu, kita perhatikan
masing-masing tokoh agama sangat antusias mengajak orang untuk memeluk
agamanya di ujung hayatnya. Tak ketinggalan adalah setan. Dia bisa jadi
memanfaatkan kesempatan ini untuk menyeret manusia ke neraka.
Al-Qurthubi mengatakan, “Para ulama telah menceritakan bahwa setan
mendatangi manusia pada detik-detik ajalnya, dalam bentuk ibunya atau
bapaknya, teman dekat atau lainnya yang sangat ia nantikan bimbingannya.
Kemudian setan dalam rupa semacam ini akan mengajaknya untuk mengikuti
agama Yahudi atau Nasrani atau pemikiran menyimpang lainnya. Dalam
kondisi semacam ini, ada beberapa orang yang tersesat, kecuali mereka
yang mendapat taufik dari Allah.” (Tadzkirah Al-Qurthubi, Hal. 33, dinukil dari Al-Yaumul Akhir I, karya Dr. Umar bin Sulaiman Al-Asyqar)
Ujian Imam Ahmad Saat Kematian
Diceritakan oleh Abdullah putra Imam Ahmad,
Aku menghadiri proses meninggalnya bapakku, Ahmad. Aku membawa selembar kain untuk mengikat jenggot beliau. Beliau kadang pingsan dan sadar lagi. Lalu beliau berisyarat dengan tangannya, sambil berkata, “Tidak, menjauh…. Tidak, menjauh…” beliau lakukan hal itu berulang kali. Maka aku tanyakan ke beliau, “Wahai ayahanda, apa yang Anda lihat? Beliau menjawab,
Aku menghadiri proses meninggalnya bapakku, Ahmad. Aku membawa selembar kain untuk mengikat jenggot beliau. Beliau kadang pingsan dan sadar lagi. Lalu beliau berisyarat dengan tangannya, sambil berkata, “Tidak, menjauh…. Tidak, menjauh…” beliau lakukan hal itu berulang kali. Maka aku tanyakan ke beliau, “Wahai ayahanda, apa yang Anda lihat? Beliau menjawab,
إن الشيطان قائم بحذائي عاض على أنامله يقول: يا أحمد فتني وأنا أقول لا بعد لا بعد
“Sesungguhnya setan berdiri di sampingku sambil menggingit jarinya,
dia mengatakan, ‘Wahai Ahmad, aku kehilangan dirimu (tidak sanggup
menyesatkanmu). Aku katakan: “Tidak, menjauhlah…. Tidak, menjauhlah….” (Tadzkirah Al-Qurthubi, Hal. 186)
Maksud cerita ini, setan hendak menyesatkan Imam Ahmad dengan cara
memuji Imam Ahmad. Setan mengaku menyerah di hadapan Imam Ahmad, agar
beliau menjadi ujub terhadap diri sendiri dan bangga terhadap
kehebatannya. Tapi beliau sadar, ini adalah tipuan. Beliau tolak dengan
tegas: “Tidak….” tidak bisa kita bayangkan, andaikan ujian semacam ini
menimpa tokoh agama atau orang awam di sekitar kita…
Imam Al-Qurthubi melanjutkan ceritanya:
“Saya mendengar guru kami, Abu Abbas Ahmad bin Umar di daerah perbatasan Iskandariyah bercerita: ‘Saya menjenguk saudara guruku, Abu Ja’far Ahmad bin Muhammad di daerah Kordoba. Ketika itu beliau sedang sekarat. Ada yang mentalqin beliau: ucapakan: Laa ilaaha illallaah…
“Saya mendengar guru kami, Abu Abbas Ahmad bin Umar di daerah perbatasan Iskandariyah bercerita: ‘Saya menjenguk saudara guruku, Abu Ja’far Ahmad bin Muhammad di daerah Kordoba. Ketika itu beliau sedang sekarat. Ada yang mentalqin beliau: ucapakan: Laa ilaaha illallaah…
Tapi orang ini malah menjawab: Tidak… Tidak… Setelah beliau sadar,
beliau bercerita: ‘Ada dua setan mendatangiku, satu di sebelah kanan dan
satunya di sebelah kiri. Yang satu menyarankan: Matilah dengan memeluk
Yahudi, karena itu adalah agama terbaik. Satunya berkata: Matilah
memeluk Nasrani, karena itu adalah agama terbaik’. Lalu aku jawab:
Tidak… Tidak…” (Tadzkirah Al-Qurthubi, Hal. 187)
Hanya saja, ini tidak terjadi pada semua orang. Ada yang mengalami
kejadian demikian dan ada yang tidak mengalami. Setidaknya ini menjadi
lampu kuning bagi kita akan bahaya sakaratul maut. Karena yang
menentukan status manusia adalah ujung hidupnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِخَوَاتِيمِهَا
“Nilai amal, dintentukan keadaan akhirnya.” (HR. Bukhari, Turmudzi dan yang lainnya)
Dan itu semua meruapakan fitnah mahya wal mamat (ujian hidup dan mati). Karena itulah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kita untuk memohon perlindungan kepada Allah dari ujian yang mengerikan ini. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa ketika tasyahud akhir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memohon perlindungan kepada Allah dari empat hal, beliau membaca,
اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ
جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا
وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab neraka, dari adzab
kubur, dari ujian hidup dan mati, dan dari keburukan ujian masih
dajjal.” (HR. Bukhari, Muslim, dan yang lainnya)
Semoga Allah memudahkan kita untuk mendapatkan khusnul khotimah..
Semoga Allah memudahkan kita untuk mendapatkan khusnul khotimah..
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah)
Artikel www.KonsultasiSyariah.com
Artikel www.KonsultasiSyariah.com
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer