Mari kita pikirkan sejenak! Agama ini
datang dari Pencipta kita, dan disampaikan oleh RasulNya. Tujuan agama
ini adalah menegakkan ibadah kepada Pencipta kita tersebut dengan
cara-cara yang telah disampaikan oleh Rasulnya. Jadi sebelum kita
belajar Islam lebih dalam, maka seharusnyalah kita mengetahui siapa
Pencipta kita itu, dan bagaimana cara berinteraksi denganNya. Juga
mengetahui siapa RasulNya dan bagaimana kita bersikap terhadap beliau.
Dua hal tersebut tercakup dalam ilmu
yang disebut 'aqidah. Aqidah berasal dari kata 'aqd yang berarti
pengikatan. Jika ada orang yang berkata, " Saya ber'aqidah begini".
Maksudnya adalah, ia mengikat hati terhadap sesuatu tersebut. Singkat
kata, 'aqidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Aqidah merupakan
perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenarannya kepada sesuatu.
Secara terinci, aqidah adalah rukun iman, yaitu iman kepada Alloh
Subhanahu wa Ta'ala, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para RasulNya dan
kepada hari akhir serta kepada qadar yang baik dan yang buruk. Jadi,
ilmu Islam yang harus kita prioritaskan untuk kita pelajari lebih dahulu
adalah 'aqidah.
Mungkin kita masih bertanya-tanya, mengapa demikian?
Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
yang artinya: " Barang siapa yang mengerjakan amal baik, baik lelaki
maupun wanita dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami beri
balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan." (QS: An-Nahl : 97).
Pada ayat di atas, Alloh Subhanahu wa
Ta'ala menerangkan bahwa Ia akan memberi pahala kepada laki-laki dan
perempuan yang beramal baik dan dalam keadaan beriman. Jadi, Alloh
Subhanahu wa Ta'ala mensyaratkan keimanan bagi seseorang yang beramal
baik agar orang itu diberi pahala. Jika orang itu beramal baik yang
banyak sekali, namun ia tidak mempunyai keimanan, maka Alloh Subhanahu
wa Ta'ala tidak akan memberi pahala kepadanya. Maka keimanan tersebut
merupakan syarat mutlak bagi seseorang jika ia ingin selamat dunia
akherat.
Sedangkan tadi telah dijelaskan bahwa keimanan itu termaktub dalam rukun iman. Dan rukun iman itulah inti aqidah Islam. Maka inilah sisi pentingnya 'aqidah Islam. Jika seseorang belajar tentang ilmu fiqh sedalam-dalamnya, kemudian ia beramal sebanyak-banyaknya, namun tidak pernah mempelajari 'aqidah Islam, maka jurang kehancuran telah siap menelannya.
Sangat mungkin sekali ia berbuat syirik
namun ia tidak pernah mengetahui hal tersebut, karena ia tidak mau
mempelajari 'aqidah Islam. Padahal ia telah beramal banyak. Karena
keengganannya untuk mempelajari 'aqidah Islam itulah, yang membuat ia
terjerumus ke dalam perbuatan syirik, sehingga syirik tersebut membuat
amalnya batal semuanya tak bersisa. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
yang artinya: " Jika kamu mempersekutukan (Alloh), niscaya benar-benar
akan terhapus semua amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang
merugi." (QS: Az-Zumar: 65).
Inilah pentingya 'aqidah! Dengan
mempelajari dan menegakkan 'aqidah Islamiyah-lah kita akan selamat dunia
akhirat. Hal yang pertama sekali harus kita pelajari dalam ilmu 'aqidah
adalah tentang dua kalimat syahadat. Mengapa?
Secara akal, dua kalimat syahadat inilah
yang bisa membuat seseorang dari kafir menjadi muslim. Maka sungguh
aneh jika seorang muslim tidak pernah mempelajari kalimat yang dengannya
kita bisa selamat dari neraka. Dan sungguh tergesa-gesa sekali jika
kita meninggalkan kalimat syahadat, dan langsung mempelajari ilmu lain.
Padahal kalimat inilah yang mengandung tauhidullah (pengesaan terhadap
Alloh Subhanahu wa Ta'ala) yang merupakan tugas pokok para Rasul dari
Nabi Nuh 'alaihissalaam sampai Rasul terakhir, Nabi Muhammad
shallallaahu 'alaihi wa sallam.
Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman, yang artinya: " Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), sembahlah Alloh saja, dan jauhilah thaghut (sesembahan selain Alloh) itu.'." (QS: An-Nahl: 36). " Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelun kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, ' Bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.'." (QS: Al-Anbiyaa': 25).
Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman, yang artinya: " Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), sembahlah Alloh saja, dan jauhilah thaghut (sesembahan selain Alloh) itu.'." (QS: An-Nahl: 36). " Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelun kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, ' Bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.'." (QS: Al-Anbiyaa': 25).
Dalam surat Al-A'raf, Alloh Subhanahu wa
Ta'ala menceritakan bahwa Nabi Nuh, Huud, Shalih, Syuaib, dan lain-lain
itu sama semua seruannya, yaitu menyeru kepada penyembahan Alloh
Subhanahu wa Ta'ala semata (tauhid), yang artinya: " Hai kaumku,
sembahlah Alloh, sekali-kali tidak ada sesembahan bagimu selainNya."
(QS: Al-A'raaf: 59, 65, 73, 85).
Rasululloh shallallaahu 'alaihi wa
sallam bersabda, yang artinya: "Aku diperintahkan untuk memerangi
manusia sampai mereka bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak untuk
disembah kecuali Alloh dan bahwa Muhammad adalah Rasululloh." (HR:
Al-Bukhary dan Muslim).
Dari dalil-dalil di atas, telah jelas
bagi kita bahwa tugas inti dan yang paling pokok dari para Rasul Alloh
Subhanahu wa Ta'ala adalah menyampaikan kalimat tauhid, menegakkan
penyembahan hanya kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala saja. Jika kita tidak
mempelajari aqidah, maka tujuan pengutusan rasul Allah pada diri kita
tidak tercapai, dan akibatnya hanya akan menjadi kerugian pada diri kita
suatu hari nanti.
Selain memang dakwah kepada tauhidullah
itu adalah tugas inti dakwah para rasul, maka Rasululloh shallallaahu
'alaihi wa sallam menjadikan penyampaian kalimat syahadat menjadi materi
dakwah yang pertama kali harus diterangkan kepada umat.
Rasululloh shallallaahu 'alaihi wa
sallam bersabda kepada Mu'adz bin Jabal radhiyallaahu 'anhu ketika
beliau mengutusnya ke Yaman, yang artinya: " Sungguh, kamu akan
mendatangi kaum Ahli Kitab, maka hendaklah pertama kali dakwah yang kamu
sampaikan kepada mereka ialah syahadat Laa ilaaha illaLLaah "–dalam
riwayat lain disebutkan: "Supaya mereka mentauhidkan Alloh" - Jika
mereka telah mematuhi apa yang kamu dakwahkan itu, maka sampaikanlah
kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu
sehari semalam…." (HR: Al-Bukhary dan Muslim).
Jika begitu, maka ilmu Islam yang harus kita prioritaskan untuk kita pelajari lebih dulu dan kita utamakan adalah 'aqidah, khususnya tentang kalimat syahadat.
Maka jangan tunggu-tunggu lagi, mari
kita pelajarilah rukun iman, koreksi pemahaman kalimat syahadat kita,
bisa jadi belum sempurna. Tegakkan tauhidulloh, sembahlah Alloh
Subhanahu wa Ta'ala saja, jauhkanlah diri dari segala macam bentuk
syirik dan segala macam penyimpangan dalam 'aqidah. Jangan sampai
keengganan kita untuk belajar 'aqidah Islam menjadi bumerang bagi diri
kita sendiri pada waktu menghadap Alloh Subhanahu wa Ta'ala nanti.
Wallaahu a'lam. Semoga Alloh Subhanahu wa Ta'ala memberikan kita hidayah
dan bimibingannya selalu.
(Sumber Rujukan: Kitab Tauhid 1,
Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan; Kitab Tauhid, AsySyaikh
Muhammad At-Tamimi; Prinsip-Prinsip Dasar Keimanan, Muhammad bin Shalih
Al-'Utsaimin)
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer