Walaupun ditutupi dengan gaya yang bagaimana, kalau kecenderungannya memang membela kesesatan, ya tetap berbau pembelaan. Walau dibikin sedemikian rupa agar tampaknya obyektif, dengan nada saran agar Muslim Sunni jangan memukul rata tentang syi’ah, ya tetap saja ada bau-baunya bahwa itu tidak lain hanyalah untuk membela aliran sesat syi’ah. Apalagi ditambahi dengan nada mengecam kekerasan yang ditujukan kepada Muslimin Sunni tanpa melihat betapa penistaan pihak Syi’ah terhadap Islam dan disertai mengingkari perjanjian yang sudah disepakati, serta mengawali dengan menyerang/ memasang bom bondet seperti yang terjadi di Sampang Madura Ahad 26 Agustus 2012.
Sebenarnya membela aliran sesat itu lebih jahat dan lebih buruk dibanding pembela hama pada tanaman petani. Kalau ada petani yang menyemprot tanamannya agar tidak diserang hama wereng dan sebagainya, bila ada yang menghalanginya dengan alasan bahwa hama wereng itu merupakan makhluk yang berhak hidup pula, maka tentu saja orang itu akan diusir oleh para petani, dan dianggap merugikan petani serta sebagai pembela hama wereng. Mungkin petani yang buta hukum pun akan melaporkannya kepada yang berwenang.
Demikian pula, aliran sesat seperti Syi’ah, Ahmadiyah, LDII, Inkar Sunnah, Isa Bugis, Lia Eden, NII KW IX, Sepilis (sekulerisme, pluralism agama, dan liberalism plus multikulturalisme) dan sebagainya adalah lebih bahaya dibanding sekadar hama wereng bagi petani. Aliran-aliran sesat itu menghama Islam sehingga menjadi rusak, bahkan menjadikan keimanan yang tadinya tauhid dapat menjadi syirik atau kufur, bila telah membatalkan satu unsur pokok dalam Islam.
Betapa mengerikannya ketika Islam sudah digerogoti Syi’ah sampai tidak tersisa lagi kemurniannya seperti yang diajarkan Tajul Muluk pemimpin Syi’ah di Sampang. Berikut ini  beritanya.

***
22 Kesesatan Syi’ah yang Dibawa Tajul Muluk
(Temuan Ulama Madura)
  • Mereka (ajaran Syi’ah Tajul Muluk Ma’mun, red) menganggap bahwa Kitab Suci Al-Qur’an yang ada pada tangan Muslimin se-alam semesta tidak murni diturunkan Allah, akan tetapi sudah terdapat penambahan, pengurangan dan perubahan dalam susunan Ayat-ayatnya.
  • Mereka menganggap bahwa semua ummat Islam – selain kaum Syi’ah – mulai dari para Shahabat Nabi hingga hari qiamat – termasuk didalamnya tiga Khalifah Nabi (Abu Bakar, Umar, Utsman) dan imam empat Madzhab (Abu Hanifah, Malik, Syafi’ie, Ahmad) termasuk pula Bujuk Batu Ampar – adalah orang-orang pendusta, bodoh lagi murtad karena membenarkan tiga Khalifah tersebut di dalam merebut kekhalifaan Ali bin Abi Thalib.
Inilah beritanya:
Temuan Ulama Madura
22 Dakwaan yang Tuduhkan Pada Tajul Muluk (yang kemudian tajul Muluk divonis dua tahun penjara, red nm)
Ulama se-Madura punya versi lain tentang catatan dakwah Syi’ah yang dianggap meresahkan warga yang dibawa Tajul Muluk Ma’mun. Selanjutnya, temuan ulama ini dirinci menjadi 22 jenis.
Di bawah ini poin-poin temuan ulama Madura yang telah dikirim ke redaksi hidayatullah.com, Selasa (03/02/2012).
Temuan ini berdasrkan kajian dan temuan lebih dari 50 ulama yang telah disampaikan dalam sebuah pernyataan sikap enam tahun lalu, tepatnya, hari Senin 21 Muharram 1427 H atau bertepatan dengan tanggal 20 Februari 2006.
Di antara Dakwah kesesatan yang dituduhkan kepada Tajul Muluk Ma’mun dan pengikutnya adalah sebagai berikut:
  1. Mereka (ajaran Syi’ah Tajul Muluk Ma’mun, red) menganggap bahwa Allah masih butuh kepada tho’at dan ibadah dari hambaNya dengan berdalil Q.S.Al-Dzariyat:56 (وماخلقت الجن والإنس إلا ليعبدون).
  2. Mereka menganggap bahwa Allah hanya dapat menyembuhkan orang sakit, tidak begitu dengan sebaliknya. Dengan berdalil Q.S. As-Syu’aro’: 80 (وإذا مرضت فهو يشفين).
  3. Mereka menganggap bahwa para imam mereka mengetahui ilmu ghaib dari selain Allah.
  4. Mereka menganggap bahwa Kitab Suci Al-Qur’an yang ada pada tangan Muslimin se-alam semesta tidak murni diturunkan Allah, akan tetapi sudah terdapat penambahan, pengurangan dan perubahan dalam susunan Ayat-ayatnya.
  5. Mereka menganggap bahwa semua ummat Islam – selain kaum Syi’ah – mulai dari para Shahabat Nabi hingga hari qiamat – termasuk didalamnya tiga Khalifah Nabi (Abu Bakar, Umar, Utsman) dan imam empat Madzhab (Abu Hanifah, Malik, Syafi’ie, Ahmad) termasuk pula Bujuk Batu Ampar – adalah orang-orang pendusta, bodoh lagi murtad karena membenarkan tiga Khalifah tersebut didalam merebut kekhalifaan Ali bin Abi Thalib.
  6. Mereka menganggap bahwa Imam Ghazali bukan Ulama’ akan tetapi adalah dukun.
  7. Dari Bab Wudlu’, mereka menganggap: Cukup mengusap kaki dalam wudlu’ yang berhukum wajib dibasuh. Karena mereka menganggap bahwa kelakuan dalam wudlu’ ada dua macam: مسحتان  (dua usapan) dan غسلتان (dua basuhan) dengan berdalil ayat (وامسحوا برؤسكم وأرجلكم).
  8. Dari Bab Shalat, mereka menambah dan mengurangi rukun-rukun Shalat seperti mengangkat tangan disetiap naik dan turunnya anggota badan, dan mengurangi bacaan Fatihah dalam Shalat Ruba’iyah dengan menganggap cukup membaca fatihah dalam dua raka’at saja.
  9. Di dalam Shalat ketika sujud mereka bersujud diatas kertas yang bertuliskan: Ali, Fathimah, Hasan, Husien.
  10. Menganggap bolehnya jama’ Shalat dzuhur dan ashar, maghrib dan isya’ tanpa ada sebab safar atau hujan dengan berdalil Ayat أقم الصلاة “لدلوك الشمـس”  waktu untuk dzuhur dan ashar إلى غسق الليل  waktu untuk maghrib dan isya’ وقرآن الفجر waktu untuk shubuh.
  11. Menganggap Sholat Jum’at berhukum sunnah bagi ma’mum, dan fardlu bagi imam.
  12. Menganggap bahwa shalat tarawih itu tidak ada di zaman Nabi SAW, melainkan diadakan oleh Umar Ibn Khattab untuk mengumpulkan Muslimin.
  13. Mengharamkan jeroan ayam dan kelinci.
  14. Mengharamkan puasa Asyura’ dengan dalih bahwa Ahlussunnah menuduh Rasul belajar tatakrama kepada orang Yahudi.
  15. Membenci ajaran Ahlussunnah dan hanya menganggap benar ajaran Syi’ah.
  16. Menganggap Ahlu Sunnah wal-Jama’ah khususnya para Shahabat lancang terhadap Nabi SAW. Karena mereka meriwayatkan Hadits-hadits yang menyangkut rahasia Nabi SAW. Seperti Hadits yang menjelaskan bahwa Nabi SAW berkencing sambil berdiri dengan dikelilingi para Shahabat.
  17. Menganggap curang terhadap Ahlu Sunnah. Karena mereka (Ahlu Sunnah) membuang banyak riwayat dari Ali bin Abi Thalib ra. dan memasang banyak riwayat Abi Hurairah ra. dengan menganggap Ali ra. sebagai shahibul bait dan Abu Hurairah sebagai tamu, maka pasti shahibul bait lebih mengetahui daripada tamu.
  18. Menganggap bahwa kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim tidak shahih.
  19. Menganggap Abu Thalib termasuk dari Ahli Surga, dan ingkar terhadap Hadits yang menjelaskan adanya Abu Thalib didalam siksaan ringan dalam neraka.
  20. Mengungkit-ungkit tentang pembunuhan terhadap Husien ra. dan sangat mencaci maki pelakunya dengan diatas namakan orang Sunni.
  21. Mereka menganggap “Sesudah masuk aliran tersebut lebih merasakan khusyu’ dalam Shalat daripada Shalat-shalat sebelumnya”.
  22. Mereka menjamin masuk Syurga dan dijauhkan dari api nereka bagi pengikutnya.*
Rep: Panji Islam
Red: Cholis Akbar
Selasa, 03 Januari 2012
Hidayatullah.com—
***
Dalam berita belakangan, dikemukakan kesesatan syi’ah yang dibawa Tajul Muluk sebagai berikut:
Ini dia ajaran sesat Tajul Muluk yang disebarkan di masyarakat Sampang
MADURA - Ajaran yang disebarkan Tajul Muluk, menurut para ulama yang tergabung dalam Forum Musyawarah Ulama (FMU) Madura dan Badan Silaturrahim Ulama Pesantren Madura (BASSRA), adalah terkategori sebagai Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah. Dalam sebuah dokumen hasil penelitian tentang Syiah di Sampang dikatakan secara resmi untuk menelusuri ajaran-ajaran Tajul melalui dokumen memang sulit dilakukan, karena buku-buku ajaran Tajul sudah sulit diakses dan sulit diketahui keberadaannya.
Tetapi, karena pada tahun 2006 Tajul pernah dipanggil oleh para ulama, sanak kerabatnya dan pemerintah untuk mengklarifikasi ajarannya, pada saat itu Tajul membawa setumpuk literatur kitab-kitab Syiah. Seperti diketahui literatur Syiah yang terkenal di antaranya Al Kafi karya al-Kulani, Man La Yahdhuruhul Faqih karya Muhammad bin Bawaih al-Qummi, Tahdzibul Ahkam dan Al Istibshar karya Abu Ja’far Muhammad bin Hasan al-Thusi.
Berdasarkan dokumen-dokumen yang ada, ajaran Tajul Muluk yang mencolok di masyarakat mencakup rukun iman, rukun Islam, cara salat, nikah mut’ah, azhan, iaqamah, wudhu, salat jenazah, aurat dan pelaksanaan perayaan-perayaan.
Rukun Iman.Rukun iman yang diajarkan Tajul terdiri atas lima rukun: (1) Tauhidullah (pengesaan Allah), (2) An-Nubuwah (Kenabian), (3) Al-Imamah, yang terdiri dari 12 imam, (4) al-Adil dan (5) Al-Maad (Hari Kiamat/Pembalasan).
Rukun Islam.Rukun Islam menurut mereka ada delapan, di antaranya: (1) Salat (tidak menggunakan syahadat), (2) Puasa, (3) zakat, (4) Khumus (bagian 20% dari harta untuk jihad fi sabilillah), (5) Haji, tidak wajib ke Makkah, cukup ke Karbala, (6) Amar Ma’ruf Nahi Munkar, (7) Jihad fi Sabilillah (jihad jiwa raga), (8) Al-Wilayah (taat kepada Imam dan bara’ terhadap musuh-musuh Imam).
Salat. Salat yang diajarkan Tajul muluk hanya dilakukan tiga waktu saja, yakni Zuhur digabung dengan Ashar (dilakukan 1 kali saja), Maghrib digabung dengan Isya’ (dilakukan 1 kali saja) dan Subuh merupakan bonus (tidak perlu dilakukan). Menurut catatan laporan masyarakat yang diterima Kejaksaan Negeri Sampang per tanggal 21 Desember 2011, disebutkan bahwa pada saat salat tidak ada bacaan fardhu. Kemudian sesudah salam ada takbir tiga kali yang intinya melaknat sahabat Nabi, yakni Abu Bakar, Umar dan Utsman karena dianggap kafir.
Nikah Mut’ah (Kawin kontrak). Disebutkan pernikahan yang dilakukan tanpa wali dan saksi bisa dilakukan hingga 100 kali. semakin banyak mut’ah maka derajat imannya semakin tinggi. Menurut laporan, salah satu pengikut Tajul, Alimullah melakukan mut’ah dengan Ummul Qurro, yang masih muridnya sendiri. Karena tak disetujui kedua orang tua masing-masing, mereka akhirnya cerai.
Azhan. Azhan yang dipraktikkan ditambah dengan kalimat Asyhadu anna Aliyan wali Allah dan Asyhadu anna Aliyan hujjatullah.
Wudhu.Wudhu cukup menggunakan air sedikit, satu gelas saja cukup untuk mengusap. Menurut pengikut Tajul, wudhu hanya dilakukan dengan membasuh muka dan tangan saja. Sedangkan yang lainnya hanya diusap. Kalau tidak sama seperti itu, batal wudhunya.
Salat Jenazah. Salat jenazah menurut mereka hanya merupakan doa, tidak wajib dan tidak memakai wudhu dan salam.
Aurat. Aurat bagi mereka hanyalah pada alat vital saja. Memakai pakaian tidak suci tidak masalah asalkan yang dipakai alat vital suci.
Ajaran lainnya yang sampai kepada masyarakat adalah bahwa al-Quran yang ada saat ini sudah tidak orsinil lagi karena sudah diubah oleh sahabat Nabi, Utsman bin Affan. Mereka meyakini Al Quran yang asli tiga kali lebih banyak dari Al-Quran yang ada sekarang. Al Quran yang lengkap dan utuh itu diyakini sedang dibawa oleh Imam Mahdi yang ghaib.
Selain itu mereka juga mengharamkan salat tarawih, salah duha, puasa asy-Syura, makan jeroan dan ikan yang berisik. Buka puasa mereka lakukan pada waktu Isya.
Sementara BASSRA, berdasarkan hasil rapat pada Selasa 3 Januari 2012, menyimpulkan ada 10 poin kesesatan ajaran Tajul Muluk, antara lain:
Pertama, mengingkari salah satu rukun Iman dan rukun Islam.
Kedua, meyakini atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dengan dalil al Quran dan Sunnah.
Ketiga, meyakini turunnya wahyu sesudah Al-Quran.
Keempat, mengingkari otensitas dan kebenaran Al-Quran.
Kelima, menafsirkan Al Quran tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir.
Keenam, mengingkari kedudukan hadits Nabi sebagai ajaran Islam.
Ketujuh, melecehkan dan atau merendahkan Nabi dan Rasul.
Kedelapan, mengingkari Nabi muhammad Saw sebagai Nabi dan Rasul terakhir.
Kesembilan, menambah dan mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariat.
Kesepuluh, mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i.
Ajaran Tajul ini tidak serta merta diberikan langsung kepada semua pengikutnya. Bagi kalangan awam ajaran-ajaran ini disampaikan secara bertahap. Jadi bagi mereka yang awam dan baru bergabung dengan kelompok Tajul bisa saja mereka akan menganggap semua tudingan ini sebagai fitnah.
Berdasarkan wawancara dengan salah seorang warga yang pernah menjadi pengikutnya, M Nur, sejak 2008 Tajul mulai menyampaikan khutbah Jumat bahwa rukun Islam ada 8, rukun iman ada 5, khalifah Nabi Muhammad Saw bukan Abu Bakar, Abu Bakar dikatakan merampok dari Ali.
M Nur mengaku setelah kurang lebih dua tahun menjadi pengikut Tajul, ia baru tahu adanya penistaan terhadap sahabat Nabi. Menurutnya ia pertama kali terkejut ketika ada perayaan Ghadir Khum di Pasean, Pamekasan, di rumah Habib Mustofa. saat itu dibahas ketentuan khalifah yang sudah ditentukan oleh Allah khusus kepada Ali, tetapi dirampok oleh Abu Bakar. Puncak dari acara peringatan Ghadir Khum adalah melaknat Abu Bakar dan Utsman. Ayat-ayat dalam Al-Quran yang menyebut kata thagut mereka maknai senagai Abu Bakar dan Umar.
(suara-islam.com/arrahmah.com) Saif Al Battar
Selasa, 28 Agustus 2012 19:17:07
***
Syi’ah menuduh Al-Qur’an telah diubah
Sebagai tokoh, ketika berbicara mestinya pakai dalil dan bukti. Apa yang sering mereka katakan, bahwa kita sesam Muslim, perlu bersatu, musuh kita sudah jelas yakni orang kafir, itu sebenarnya adalah menutupi kesesatan syi’ah yang sangat nyata. Karena yang mereka katakan itu bertentangan dengan fakta dari kitab Syi’ah sendiri, bahwa menurut kitab Syi’ah: Al-Qur’an yang ada sekarang telah berubah, dikurangi dan ditambah (Ushulul Kaafi, hal. 670). Salah satu contoh ayat Al-Qur’an yang dikurangi dari aslinya yaitu ayat Al-Qur’an An-Nisa’: 47, menurut versi Syi’ah berbunyi: “Ya ayyuhalladziina uutul kitaaba aaminuu bimaa nazzalnaa fie ‘Aliyyin nuuran mubiinan”. (Fashlul Khitab, hal. 180).
Apakah itu bukan masalah pokok lagi prinsip? Betapa beraninya orang-orang yang mendukung syi’ah dalam berdusta untuk mendukung dusta pula!
Sadarilah wahai orang-orang yang terpeleset!
Perlu diingatkan, bagaimana pertanggungan jawab di akherat kelak, ketika kini mereka begitu entengnya membela syiah yang merusak Islam. Padahal di antara ajarannya itu sangat menjijikkan, contohnya ini:
  • Menghalalkan nikah Mut’ah, bahkan menurut doktrin Syi’ah orang yang melakukan kawin mut’ah 4 kali derajatnya lebih tinggi dari Nabi Muhammad Saw. (Tafsir Minhajush Shadiqin, hal. 356, oleh Mullah Fathullah Kassani).
Bahkan Syiah itu merusak Islam dari pangkalnya. Di antaranya ini:
  • Allah itu bersifat bada’ yaitu baru mengetahui sesuatu bila sudah terjadi. Akan tetapi para imam Syi’ah telah mengetahui lebih dahulu hal yang belum terjadi (Ushulul Kaafi, hal. 40).
Menurut Al-Kulaini (ulama besar ahli hadits Syi’ah), Bahwa Allah tidak mengetahui bahwa Husein bin Ali akan mati terbunuh. Menurut mereka Tuhan pada mulanya tidak tahu karena itu Tuhan membuat ketetapan baru sesuai dengan kondisi yang ada. Akan tetapi imam Syi’ah telah mengetahui apa yang akan terjadi. Oleh sebab itu menurut doktrin Syi’ah Allah bersifat bada’ (Ushulul Kaafi, hal. 232). (Risalah Mujahidin, edisi 9, th 1 Jumadil Ula 1428 / Juni 2007. Fadly  /arrahmah.com Sabtu, 31 Desember 2011 19:04:46).
Mari kita ulangi lagi, Peringatan keras secara resmi sudah ada dari Depag (kini Kemenag) dan dari MUI.
  • Surat edaran yang pernah diterbitkan Departemen Agama (surat edaran No: D/BA.01/4865/1983, Tanggal 5 Desember 1983, Tentang Hal Ikhwal Mengenai Golongan Syi’ah), yang pada butir ke-5 tentang Syi’ah Imamiyah disebutkan sejumlah perbedaannya dengan Islam: “Semua itu tidak sesuai dan bahkan bertentangan dengan ajaran Islam yang sesungguhnya. “
  • Rekomendasi MUI dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H./Maret 1984 M di antaranya: Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syi’ah dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah seperti tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang “Imamah” (pemerintahan)”, Majelis Ulama Indonesia menghimbau kepada umat Islam Indonesia yang berfaham ahlus Sunnah wal Jama’ah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi’ah.
Agar utuh, mari kita simak selengkapnya sebagai berikut:
Dalam buku yang berjudul “Mengawal Aqidah Umat, Fatwa MUI Tentang Aliran-Aliran Sesat di Indonesia”, pada halaman 44, MUI telah memasukkan Faham Syiah ke dalam “Daftar Inventaris Tentang Aliran Sesat Fatwa MUI Sejak 1971-2007”. Bahkan judul itu diberi  tanda bintang (*) dengan keterangan: Komisi Pengkajian & Pengembangan MUI Pusat. Data ini terus diperbaharui berdasarkan masukan dari MUI Provinsi&Daerah Kabupaten/Kota.
Sementara isi fatwa MUI tentang Paham Syiah dimuat dalam halaman 52- 53 sebagai berikut:
FAHAM SYIAH

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H./Maret 1984 M merekomendasikan tentang faham Syi’ ah sebagai berikut:
Faham Syi’ah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jamm’ah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia. Perbedaan itu di antaranya :
  1. Syi’ah menolak hadis yang tidak diriwayatkan oleh Ahlu Bait, sedangkan ahlu Sunnah wal Jama’ah tidak membeda-bedakan asalkan hadits itu memenuhi syarat ilmu mustalah hadis.
  2. Syi’ah memandang “Imam” itu ma‘sum (orang suci), sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah memandangnya sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan (kesalahan).
  3. Syi’ah tidak mengakui Ijma’ tanpa adanya “Imam”, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ ah mengakui Ijma’ tanpa mensyaratkan ikut sertanya “Imam”.
  4.  Syi’ah memandang bahwa menegakkan kepemimpinan/pemerintahan (imamah) adalah termasuk rukun agama, sedangkan Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) memandang dari segi kemaslahatan umum dengan tujuan keimamahan adalah untuk menjamin dan melindungi da’wah dan kepentingan umat.
  5. Syi’ah pada umumnya tidak mengakui kekhalifahan Abu Bakar as-Siddiq, Umar Ibnul Khatab, dan Usman bin Affan, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengakui keempat Khulafa’ Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali bin Abi Thalib).
Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syi’ah dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah seperti tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang “Imamah” (pemerintahan)”, Majelis Ulama Indonesia menghimbau kepada umat Islam Indonesia yang berfaham ahlus Sunnah wal Jama’ah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi’ah.
(shodiq ramadhan) Shodiq Ramadhan | Selasa, 03 Januari 2012 | 19:53:13 WIB (suara-islam.com) http://nahimunkar.com/10509/syiah-menurut-majelis-ulama-indonesia-mui/
Ketika di dunia ini saja orang-orang yang dipertanyakan aqidahnya karena membela syiah yang sesat itu kini sudah tampak nyata bahwa mereka terpeleset. Ini hanya untuk menghaluskan kata, mungkin hakekatnya lebih buruk dari itu. Maka seharusnya mereka itu kembali ke jalan yang benar. Sedang peringatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah jelas:

1721 حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ يَنْزِلُ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ *

1721 . Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a ia berkata: Aku telah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: Adakalanya seorang hamba mengucapkan satu kalimah yang menyebabkan dia tergelincir ke dalam Neraka yang jarak dalamnya antara timur dan barat  (Hadits Muttafaq ‘alaih).
 (haji/tede-nahimunkar.com)


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers