Kalau remaja sudah malas-malas melaksanakan shalat, maka bisa jadi
dicap bukan muslim. Karena sebagaimana kata Umar, orang yang
meninggalkan shalat bukanlah muslim.
Ibnu Zanjawaih mengatakan, ” ’Amr bin Ar Robi’ telah menceritakan
pada kami, (dia berkata) Yahya bin Ayyub telah menceritakan kepada kami,
(dia berkata) dari Yusuf, (dia berkata) dari Ibnu Syihab, beliau
berkata,” ’Ubaid bin Abdillah bin ‘Utbah (berkata) bahwa Abdullah bin
Abbas mengabarkannya,”Dia mendatangi Umar bin Al Khoththob ketika beliau
ditikam (dibunuh) di masjid. Lalu Ibnu Abbas berkata,”Aku dan beberapa
orang di masjid membawanya (Umar) ke rumahnya.”
Lalu Ibnu Abbas berkata, ”Lalu Abdurrahman bin ‘Auf diperintahkan untuk mengimami orang-orang.”
Kemudian beliau berkata lagi, ”Tatkala kami menemui Umar di rumahnya,
maut hampir menghapirinya. Beliau tetap dalam keadaan tidak sadar
hingga semakin parah. Lalu (tiba-tiba) beliau sadar dan
mengatakan,”Apakah orang-orang sudah melaksanakan shalat?”
Ibnu Abbas berkata, ”Kami mengatakan,’Ya’.
Lalu Umar mengatakan,
لاَ إِسْلاَمَ لِمَنْ تَرَكَ الصَّلاَةَ
”Tidaklah disebut Islam bagi orang yang meninggalkan shalat.”
Dari jalan yang lain, Umar berkata,
ولاَحَظَّ فِي الاِسْلاَمِ لِمَنْ تَرَكَ الصَّلاَةَ
“Tidak ada bagian dalam Islam bagi orang yang meninggalkan shalat.”
Lalu Umar meminta air wudhu, kemudian beliau berwudhu dan shalat.
(Dikeluarkan oleh Malik. Begitu juga diriwayatkan oleh Sa’ad di Ath
Thobaqot, Ibnu Abi Syaibah dalam Al Iman. Diriwayatkan pula oleh Ad
Daruquthniy dalam sunannya, juga Ibnu ’Asakir. Hadits ini shohih, sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil no. 209)
Juga dikatakan yang demikian itu oleh semua sahabat yang hadir. Mereka semua tidak mengingkari apa yang dikatakan oleh Umar.
Perkataan semacam ini juga dapat dilihat dari perkataan Mu’adz bin
Jabal, ‘Abdurrahman bin ‘Auf, Abu Hurairah, dan tidak diketahui sahabat
yang menyelisihinya.
Al Hafidz Abdul Haq Al Isybiliy rahimahullah dalam kitabnya
mengenai shalat, beliau mengatakan, ”Sejumlah sahabat dan orang-orang
setelahnya berpendapat bahwa orang yang meninggalkan shalat dengan
sengaja itu kafir karena sebab meninggalkan shalat tersebut hingga
keluar waktunya. Di antara yang berpendapat demikian adalah Umar bin Al
Khaththab, Mu’adz bin Jabbal, Abdullah bin Mas’ud, Ibnu Abbas, Jabir,
Abud Darda’, begitu juga diriwayatkan dari Ali dan beberapa sahabat.”
Mayoritas sahabat Nabi menganggap bahwa orang yang meninggalkan
shalat dengan sengaja adalah kafir sebagaimana dikatakan oleh seorang
tabi’in, Abdullah bin Syaqiq,
كَانَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَرَوْنَ شَيْئًا مِنَ الأَعْمَالِ تَرْكُهُ كُفْرٌ غَيْرَ الصَّلاَةِ
“Dulu para shahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
tidaklah pernah menganggap suatu amal yang apabila ditinggalkan
menyebabkan kafir kecuali shalat.”
Perkataan ini diriwayatkan oleh At Tirmidzi dari Abdullah bin Syaqiq
Al ‘Aqliy seorang tabi’in dan Hakim mengatakan bahwa hadits ini
bersambung dengan menyebut Abu Hurairah di dalamnya. Dan sanad
(periwayat) hadits ini adalah shohih. (Lihat Ats Tsamar Al Mustathob fi Fiqhis Sunnah wal Kitab, hal. 52)
Semoga Allah senantiasa memberi taufik pada para remaja untuk menjaga shalat.
---
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel RemajaIslam.Com
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer