Merenungi ayat-ayat, yang Allah ciptakan di langit dan di bumi tersebut, menghayati, memperhatikan dan memikirkannya merupakan hal yang membawa manfaat yang sangat besar bagi manusia dalam menguatkan dan mengokohkan keimanannya. Karena, dari situlah ia mengetahui keesaan pencipta dan penguasaNya, dari situlah ia mengenali kesempurnaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka bertambah besarlah pengagungan dan penghormatannya kepada-Nya. Bertambahlah ketaatan dan ketundukannya kepada Allah. Ini merupakan buah yang paling besar dari proses tadabbur tersebut.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata: “Apabila Anda memperhatikan apa yang diserukan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk direnungkan, hal itu akan mengantarkan kamu pada ilmu tentang Rabb, tentang keesaan-Nya, sifat-sifat keagungan-Nya dan kesempurnaan-Nya, seperti qudrat, ilmu, hikmah, rahmat, ihsan, keadilan, ridha, murka, pahala dan siksa-Nya. Begitulah cara Dia memperkenalkan diri kepada hamba-hamba-Nya dan mengajak mereka untuk merenungi ayat-ayat-Nya.”
Ibnu Sa’di rahimahullah berkata: “Diantara sebab yang menumbuhkan keimanan dan mendorongnya adalah tafakkur merenungi penciptaan langit dan bumi serta makhluk-makhluk yang ada di dalamnya. Merenungi penciptaan diri sendiri serta berbagai macam sifat yang ada di dalamnya. Hal itu akan menguatkan iman. Karena keajaiban makhluk-makhluk tersebut menunjukkan kudrat dan keagungan penciptanya. Demikian pula keindahan, kerapian dan kekokohannya yang membuat kagum ulul albab (orang yang berakal). Semua itu menunjukkan keluasaan ilmu Allah Subhanahu wa Ta’ala dan keluasaan hikmah-Nya. Berbagai macam manfaat dan nikmat yang sangat banyak tiada terhingga dan tiada terhitung, yang mana itu menunjukkan keluasaan rahmat Allah, kemahapemurahan dan kebaikan-Nya. Semua itu mendorong kita untuk mengangungkan pencipta dan pembuatnya, mendorong kita untuk mensyukuri dan selalu mengingat-Nya serta mengikhlaskan agama ini hanya untuk-Nya semata. Itulah ruh keimanan dan rahasianya.”( Ibnu Qayyim Al-Jauziyah )
Oleh karena itu, dalam Al-Qur’an Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajak hamba-hamba-Nya untuk merenungi ayat-ayat kauniyah dan bukti-bukti kekuasaan-Nya ini. Mengajak mereka untuk berpikir dan memperhatikan. Hal itu disebutkan di banyak ayat dalam kitab-Nya, karena manfaatnya sangat banyak bagi hamba. Diantaranya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”. (QS. Al-Baqarah:164)
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak”. (QS. Ar-Ruum:20)
Dan ayat-ayat sesudahnya.
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Dan di antara ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan)-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya”. (QS. Asy-Syuura:29)
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan. Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan. Dan bumi bagaimana ia dihamparkan (QS. Al-Ghasyiyah:17-20).

Dan masih banyak lagi ayat-ayat lain dan ayat seperti ini sangat banyak di dalam Al-Qur’an. Allah mengajak hamba-hambaNya untuk memperhatikan ayat-ayatNya dan ciptaan-ciptaan-Nya yang merupakan bukti paling besar atas keesaan-Nya dan kemahatunggalan-Nya, yang menunjukkan kudrat, kehendak dan ilmu-Nya. Yang menunjukkan kebaikan, kelembutan dan kemahapemurahan-Nya. Yang menunjukkan kebesaran-Nya, kekuasaan-Nya, dan keagungan-Nya. Ini merupakan pendorong terbesar bagi hamba untuk mencintai Allah, mensyukuri-Nya, mengagungkan dan mentaati-Nya serta selalu berharap hanya kepada-Nya, mengingat-Nya di setiap saat.
Berbagai bencana alam, yang menimpa bangsa Indonesia. Mulai dari banjir di Wasior, Papua, disusul banjir di Jakarta yang mampu menghentikan denyut jantung aktivitas perekonomian Ibu Kota, lalu gempa dan tsunami di pantai Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatra Barat, hingga awan panas Gunung Merapi yang mencapai suhu ribuan derajad celcius di Yogyakarta, serta adanya puluhan gunung berapi yang dinyatakan dalam status ‘awas’, seakan ikut andil untuk ‘menyapa‘ manusia. Fenomena alam ini tak ubahnya secuil bukti kemahakuasaan Allah untuk menggambarkan betapa kecilnya kuasa manusia di dunia.
Dengan demikian jelaslah bahwa memperhatikan penciptaan alam semesta dan merenunginya merupakan faktor terbesar yang menyebabkan bertambahnya keimanan dan merupakan faktor pendorong yang paling ampuh dan mujarab.
Dikutip dari Buku “Pasang Surut Keimanan
Penulis Abdur Razaq bin Abdul Muhsin  Al Abbad Al Badr
Penerbit Pustaka At Tibyan


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers