Ketika Harus Memilih

Pernah berada diantara pilihan? Ya, mungkin setiap
orang pernah mengalaminya. Sebuah keputusan besar maupun kecil harus segera
dipilih, dimana setiap pilihan itu mengharuskan kita untuk menghadapi sebuah
resiko.

Tapi apakah kita tahu bahwa setiap detik bahkan
setiap hembusan nafas kita tak tepas dari kehendak Allah? Kita hanya pemain,
yang bagaimana dalam titian kehidupan ini bermian dengan secantik mungkin,
menang-kalah, sedih-bahagia, semua adalah hasil. Posisi kita hanyalah pada garis
proses, tak lebih. Jika ke-ego-an kita turut menentukan hasil dan berorientasi
pada hasil, bersiaplah kecewa, karena hanya Allah lah yang berhak menentukan
hasil, Dia lah yang lebih mengetahui hasil apa yang terbaik bagi hambanya.



"Diwajibkan atas kamu berperang,
padahal berperang itu adalah sesuatu yang

kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu.

Dan, boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu.

Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."'(al-Baqarah: 216)

......................................................................................................

Kisah ini diuturkan oleh salah seorang sahabat,
sebut saja namanya  Anggi (bukan nama
sebenarnya) dilahirkan dari keluarga sederhana, mengharuskan ia bekerja
membantu kedua orang tuanya, hingga saat menginjak usia remaja ia tinggal di
sebuah Panti Asuhan, dengan harapan dapat terus melanjutkan pendidikan hingga
perguruan tinggi.

Namun selepas SMA, Panti Asuhan tempatnya tinggal
digusur oleh pemerintah daerah setempat, hingga impian untuk kuliah sempat
terhenti. Anggi memutuskan untuk bekerja dan mengumpulkan uang untuk kuliah
serta membantu perekonomian keluarga.

Lama mencari, pekerjaan tak kunjung ia dapatkan,
bukan karena tidak ada tempat yang menerimanya, hanya saja ia harus memilih.
Berada diantara dua pilihan....

Melepaskan jilbab dan ia mendapat pekerjaan, atau
tetap teguh menutup aurat namun kehilangan kesempatan untuk bekerja?

Dalam hitungan atau berdasarkan perkiraan kita
sebagai manusia, Jika ia melepas jilbab, maka ia dapat bekerja dan rencananya
untuk kuliah dapat terwujud, tapi apa yang akan ia korbankan? Jilbab????

Apabila ia memilih untuk tetap mengenakan
jilbabnya, sampai kapan ia menjadi pengangguran? Akankah ia berhasil untuk
mewujudkan mimpinya?

Rasa iri melhat sahabat-sahabatnya telah bekerja
dan mendapatkan uang, serta meilhat sahabat yang lainnya sibuk dengan tugas
kuliahnya. Hanya dapat memohon petunjuk dari Allah dengan terus berupaya
mencari jalan keluar.

Anggi, dengan segala kelemahannya dan kekuatan
impiannya, memilih untuk tetap mengenakan jilbab, meski impiannya untuk kuliah
tertunda dan mengalami tekanan psikologis karena belum bisa membantu
perekonomian keluarga yang pada saat itu untuk makan sehari-hari saja
penghasilan ayahnya tidak cukup untuk memenuhi.

Satu tahun berlalu, kegigihannya berhasil
mengantarkannya menuju pintu gerbang impiannya. Allah mengabulkan doa-doa
sahabat kita Anggi untuk dapat mengecap pendidikan dibangku kuliah dengan
bantuan beasiswa.

Lulus dengan predikat memuaskan, Anggi bekerja
untuk membantu kedua orang tuanya. Dalam kehidupan sosial, Anggi banyak disukai
oleh sahabatnya, lincah, energik, dan selalu ceria membawa ia menjadi pribadi
yang menyenangkan.

Usia semakin bertambah, sudah waktunya ia untuk
menikah. Allah telah mempertemukannya dengan seorang laki-laki sholeh yang kini
telah menjdi suaminya. Seorang laki-laki yang hampir saja Anggi menolak untuk
menikah dengannya, namun apa yang terjadi? Dengan keputusannya yang awalnya ia
pun ragu, ternyata Allah lagi-lagi lebih mengerti akan setiap hamban-Nya, Allah
telah memilihkan laki-laki yang terbaik untuk sahabat kita, terakhir Anggi
menuturkan bahwa ia sangat bersyukur kepada Allah yang selalu memberikan yang
terbaik baginya, meski terkadang kita dihadapkan pada sebuah pilihan.

Sahabat, kisah Anggi adalah salah satu dari ratusan
ribu bahkan jutaan manusia yang pernah mengalami ketika harus memutuskan
diantara pilihan. Semua yang telah Allah gariskan dalam hidup manusia, agar
setiap diri kita dapat selalu berfikir atas segala tanda-tanda kekuasaan-Nya
yang tentu tidak akan pernah menzholimi hamba-hamba-Nya.

Sekarang, tinggal bagaimana kita menyikapi pilihan
tersebut?

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Komentar:

Post a Comment

Copyright © 2020.Junedi Ubaidilllah. Powered by Blogger.

Jumlah Pengunjung

Blog Archive

Anda Pengunjung Online

Followers